Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Rizki Yulita Rahmah Nida Amalia Nadya Nuryati Azzahra Rizal Hendra Kusuma Sindi Sativa Prasetyo Ayu Asih Pertiwi Amelia Nurfalah Dea Raissa Pratiwi Eka Oktavia Ruswanti Maya Sagita
Komplikasi
Definisi
Epidemiologi
Diagnosis banding
Etiologi
prognosis
ameloblastoma
Klasifikasi
Gambaran Klinis
Sasaran Belajar
1. 2. Menjelaskan Diagnosa pada skenario Menjelaskan Problem tree: a. Definisi b. Epidemiologi c. Etiologi d. Klasifikasi e. Patofisiologi f. Gambaran klinis g. Gambaran radiografi h. Gambaran HPA i. Tatalaksana j. Prognosis k. Diagnosa banding l. Komplikasi 3. Menjelaskan pemeriksaan yg dilakukan untuk menegakan diagnosa kasus pada skenario
1. Diagnosa
Ameloblastoma tipe multikistik
Tipe ameloblastoma pada skenario adalah tumor jinak karena lesi tidak infiltratif, tidak ada metastase ke kel. getah bening dan pembuluh darah serta pertumbuhannya lambat Gambaran radiografi berupa lesi samar seperti sarang tawon mulai regio 33 sampai regio 36
Neville et al, 2003; Chrestella, Jessie. Neoplasma. FK USU. Medan. Indonesia. Hal 7
2.a. Definisi
Ameloblastoma merupakan suatu tumor epitelial odontogenik yang berasal dari jaringan pembentuk gigi, bersifat jinak, tumbuh lambat, penyeberannya lokal invasif dan destruktif serta mengadakan proliferasi ke dalam stroma jaringan ikat.
2.b. Epidemiologi
Segala usia Terbanyak dekade 4 dan 5 Tidak ada perbedaan L:P Mandibula >> maksila RB: 81%-98% 60% regio molar & ramus 15% regio premolar 10% regio simpisis Insiden tertinggi : Afrika Selatan
2.c. Etiologi
1. Sel-sel pembentuk enamel : ameloblast 2. Sel-sel sisa dental lamina
2.d. Klasifikasi
Berdasarkan gambaran histopatologi: Follicular Acanthomatous Granular Plexiform Desmoplastic
Secara klinis untuk tujuan perawatan ameloblastoma dibagi 3, yaitu: A. Tipe solid atau multikistik B. Tipe unikistik C. Tipe ekstraosseus atau periferal
B. Tipe Unikistik
Pada pasien muda, 50% pasien pada dekade kedua. > 90% pada mandibula Umumnya membentuk kista dentigerous secara klinis maupun secara radiografis Sulit didiagnosa karena kebanyakan ameloblastoma memiliki komponen kista. Umumnya menyerang bagian posterior. Kurang agresif Indikasi untuk perawatan radikal osteotomi periferal
(Mei Syafriadi, 2008)
2.e. Patofisiologi
Sel malassez in aktif trauma pasca
pencabutan ekspresi berlebihan protein antiapoptosis, FGF dan MMP sel malassez aktif proliferasi abnormal penghancuran jaringan
tulang ameloblastoma
2. Ameloblastoma tipe unikistik Radiolusensi unilokular yg mengelilingi mahkota gigi yg tidak erupsi melibatkan ramus dan meluas sampai ke prosessus koronoid Radiolusensi unilokular pada apikal gigi menyerupai kista radikuler
3.
Ameloblastoma tipe periperal Berupa lesi yg memperlihatkan variasi dari keterlibatan tulang Disertai oleh resorbsi akar gigi tetangga
(Rusdiana, 2008; Neville BW, et al : 2002)
Tipe Folikular - berupa pulau-pulau epitel yang menyerupai epitel organ enamel di dalam stroma jaringan ikat fibrous yang matang - terdapat sebuah inti yang tersusun longgar menyerupai stellate reticulum organ enamel Tipe plexiform - mengandung lapisan atau epitel odontogen yang sangat panjang - lapisan epitel terdiri dari sel-sel kolumnar atau kuboid yang tersusun sangat longgar
(Mei Syafriadi, 2008)
Tipe akantotik - Adanya metaplasia sel skuamos yang sangat luas - Seringkali ada pembentukan keratin yang terjadi pada bagian tengah pulau epitel. Tipe Granular cell - Adanya transformasi dari sitoplasma - biasanya berbentuk seperti sel retikulum stelata gambaran sangat kasar, granular dan eosinofilik - sering melibatkan periferal sel kolumnar dan kuboidal.
(Mei Syafriadi, 2008)
Tipe Desmoplastik - Terdapat pulau-pulau dan benang-benang epitel odontogenik dalam stroma yang terkolagenisasi penuh - Terdapat produksi sitokin desmoplastik Tipe Sel Basal - Mirip karsinoma sel basal pada kulit - Sel epithelial tumor lebih primitif dan kurang kolumnar - Merupakan tipe yang paling jarang ditemui
(Mei Syafriadi, 2008)
2.i. Tatalaksana
curretage Konservatif Enuclease cryosurgery Bedah Primer Segmental
Radikal
Reseksi
Marginal
Hemimandibulektomi
1. Perawatan konservatif (rekurensi 55-90%) Enukleasi, kuret Indikasi: penderita usia muda dan ameloblastoma unikistik
2. Perawatan radikal Reseksi segmental, hemimandibulektomi, reseksi marginal (reseksi enblok) Indikasi: ameloblastoma tipe solid dengan tipe yang tidak jelas, lesi dengan gambaran soap bubble, lesi yang tidak efektif dengan penatalaksanaan konservatif dan ameloblastoma ukuran besar.
(Neville BW, et all; 2002)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Dilakukan pembiusan umum Insisi dan pembuatan flap mukoperiosteal pada bagian bukal dan lingual sepanjang garis servikal gingiva regio yang terlibat Insisi vertikal kearah mukobukal fold Flap dibuka Tumor ditandai hingga batas tulang yang terlibat. Pengangkatan tumor dan tulang disertai penghalusan tulang menggunakan freser Pemasangan bridging plate titanium untuk mencegah fraktur rahang. Kontrol setiap 3-4 bulan selama 5 tahun, dianjurkan 10 tahun
(Kim and Jung, 2001; Hertog, Doenja, et all; 2010)
2.j. Prognosis
BURUK
Rekurensi tinggi Terapi Konservatif : 55-90% Terapi Radikal : 4,5%
Differential Diagnosis
1.
Odontogenik keratosis
memiliki septum yang berkurva tetapi biasanya keratosis cenderung tumbuh di sepanjang tulang tanpa ekspansi yang jelas, yang merupakan karakeristik ameloblastoma.
3. Odontogenik myxoma
memiliki tampakan septum yang serupa, namun biasanya terdapat 1 atau 2 septum yang tipis, tajam, dan lurus yang merupakan karakteristik myxoma. Adanya 1 septum dengan karakteristik tersebut saja sudah mengindikasikan sebuah myxoma. Selain itu myxoma tidak seekspansif ameloblastoma dan cenderung tumbuh di sepanjang tulang.
4. Ossifying fibroma
Septum pada ossifying fibroma biasanya lebar, granular, dan berbatas kurang jelas. Selain itu terdapat trabekula kecil yang irregular
2.l. Komplikasi
Kematian ekstensi lokal/komplikasi seperti infeksi dan malnutrisi Metastasis ke paru-paru dan nodus limfe disekitar tumor
i.o - Lokasi - Ukuran - Morfologi permukaan (halus, verrucous) - Batas tepi (halus, irregular, tidak jelas, berbatas tegas) - Konsistensi terhadap palpasi
Cawsons Essentials of Oral Pathology and Oral Medicine. Edisi 7. Cawson (2002)
Pemeriksaan Radiografis
Paling umum radiolusensi multilokular (mulfi-chambered atau multi-cystic), sarang tawon dan busa sabun (honeycomb appearance dan soap bubble appearance), yang dibatasi oleh septa berbatas jelas
(Harahap S, 2001)
gambaran anatomi akurat dan tidak tumpang tindih mengkonfirmasi diagnosis perluasan tumor mendeteksi invasi ke dalam jaringan lunak di sekitar
metode untuk mengevaluasi lesi subkutan atau yang terletak lebih dalam Prosedur ini dipakai dalam menentukan sifat massa pada kelenjar saliva dan leher
(Harahap S, 2001)
Insisi biopsi pengambilan sebagian lesi untuk pemeriksaan histopatologis dan penegakan diagnosis diindikasikan pada lesi >1-2 cm dan lesi besar yang berkapsul atau yang berpotensi keganasan Teknik : anestesi lokal bagian wedge-shaped dari lesi diambil (umumnya dari perifer lesi yang meluas ke jaringan normal) Secara mikroskopis, seluruh ameloblastoma menunjukkan fibrous stroma dg pulau-pulau epithelium yg menyerupai epithelium odontogenik dari enamel (Harahap S, 2001)
Pemeriksaan HPA
Daftar Pustaka
Harahap S. Gigi Impaksi, Hubungannya dengan Kista dan Ameloblastoma. Dentika Dental Journal. Vol 6. No 1. FKG USU. Medan, 2001 : 212 6 Neville BW, Damm DD, Allen CM, Bouquot JE. eds. Oral & maxillofacial pathology. Philadelphia : Saunders, 2002 : 611-5 LC Gupta, Abhishek Gupta, Abhitabh Gupta. eds. Dental differential diagnosis. Delhi : AITBS Publisher & Distributors, 2002 : 353-356 Pedlar D, Frame JW. Oral and Maxillofacial Surgery. Philadelphia: WB Saunders co; 2001. p. 109 Chrestella, Jessie. Neoplasma. FK USU. Medan. Indonesia. Hal 7 Ivana. Prevalensi ameloblastoma pada rahang yang dilakukan terapi
hemimandibulektomi dan hemimaksilektomi di poli bedah mulut smf gigi dan mulut rsup h. Adam malik dari tahun 2007-2008. FKG USU. Medan.
Indonesia. 2009. hal 4 Gomes., et al. Review article: Current concepts of ameloblastoma pathogenesis. Department of Pathology, Universidade Federal de Minas Gerais, Belo Horizonte, Brazil. 2010.
Hertog, Doenja., et al. Ameloblastoma of the jaws: A critical reappraisal based on a 40-years single institution experience. Department of Oral and Maxillofacial Surgery/Oral Pathology, VU University Medical Center. Amsterdam, The Netherlands. 2010. p. 61-64 Montoro JRdMC, Tavares MG, Melo DH et al. Mandibular Ameloblastoma
Treateed by Bone Resection and Imediate Reconstruction. Brazillian Journal of Otorhinolaryngology 2008;74 (1);155-7. Sudiono J, et al. Penuntun praktikum patologi anatomi. Jakarta. EGC. 2001 Neville BW, Damm DD, Allen CM, Bouqout JE. Oral & maxillofacial pathology 2nd ed. Philadelphia. WB Saunders. 2002 Keith DA. Atlas of oral and maxillofacial surgery. Philadelphia. WB
Saunders. 1992 Rusdiana. Distribusi dan Frekuensi Pasien Ameloblastoma berdasarkan Tipe HPA dan Jenis Kelamin di Poli BM RSU Ciptomangunkusumo periode Januari FKG UI. 2008 Syafriadi, Mei, Patologi Mulut Tumor Neoplasma dan Non Neoplastik Rongga Mulut, ANDI OFFSET, Yogyakarta, 2008
A Fohra F, Hussain M, Mudassir M S. Review Article: Ameloblastoma and their Management Review. Journal of Surgery Pakistan (International) 14 (3) July September 2009. p:138-42 Kim Su-Gwan and Hyun-Seon Jung. Oral Surgery Oral Medicine Oral Pathology. VoluAmeloblastoma: A clinical, radiographic, and histopathologic analysis of 71 casesme 91, number 6. June. 2001. p:64953
THANK YOU