Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pendahuluan
Kasus 1: Suatu saat dg diantar orang tuanya datang ke UGD sebuah RS seorang anak 10 th & ternyata si anak tlh meninggal (DOA), Berkaitan dg SOP, dr memerintahkan agar jenazah si anak segera masuk ke kamar jenazah, Namun orang tua si anak menolak dan bahkan marah/mengamuk serta meminta anaknya untuk dibawa pulang, sehingga terjadilah sengketa antara RS dg orang tua pasien,
Kasus 2: Kepada keluarga pasien tim dokter bedah di suatu RS memberi tahu bahwa operasi tdk dpt dilanjutkan karena kondisi tdk memungkinkan & sebaiknya mempersiapkan segalanya krn pasien yg sdh berusia lanjut akan meninggal dlm waktu dekat, Ternyata pasien bertahan hidup puluhan tahun lagi sp umur lbh dari 100 tahun,
Tanda-tanda Mati
Tanda-tanda Klinis Pernapasan berhenti / beslag pd cermin (-), Denyut jantung berhenti sec askultatoris, Tanda-tanda sekundair Livor mortis (bercak mayat, 3-4 jam post ), Rigor mortis (kaku mayat, 2-4 jam post ), Algor mortis (pembusukan), Decomposisi,
Kodeki
Pasal 12 setiap dokter wajib merahasiakan sgl suatu yg diketahuinya ttg seorang pasien, bahkan juga stlh pasien itu meninggal dunia,
KEHIDUPAN KEMATIAN
Kehidupan: kapan dimulai kehidupan?; apakah saat pertemuan sel mani dan sel telor?; apakah pd saat nidasi zygote di dinding rahim?; stlh 12 minggu?; apakah bila dianggap blm ada kehidupan kehamilan dpt diakhiri? Kematian: kapan dimulai kematian?; pd saat slrh fungsi tbh berhenti?; apakah kematian batang otak dapat dijadikan ukuran kematian? Kriteria pengobatan: apakah pengobatan akan dilakukan / dimulai?; apakah pengobatan akan dihentikan?
PENGAKHIRAN KEHIDUPAN
Pasien kompeten (sadar, dewasa, cakap): menyatakan penolakan dengan tegas untuk meneruskan pengobatan; telah mendapat informasi yang jelas / akurat; menanda tangani surat keterangan pulang paksa Pasien tdk kompeten: melalui keluarga / pengampu dlm kondisi terminal berhak utk menerima / menolak bantuan secara vegetatif Kasus pasien terminal: yg penting diperhatikan adalah kompetensi pasien dlm menentukan diri sendiri + pendapat setidaknya dari 2 dokter lain yg tdk ikut merawat pasien Demi kepentingan pasien bila ada keberatan dari pihak lain, hendaknya dokter yg menentukan
EUTHANASIA
Pasal 344 KUHP: Barangsiapa hilangkan nyawa orang lain atas permintaan yg sungguh dipidana penjara < 12 tahun Psl ini dianggap sbg dasar hukuman thdp seseorang yg membantu menghilangkan nyawa orang lain atas permintaan yg sungguh dari orang itu Sering disebut = euthanasia aktif krn adanya permintaan yg diucapkan (pembunuhan atas permintaan) Euthanasia pasif apabila tidak terdapat permintaan dari orang ybs (pembunuhan tanpa permintaan)
SEJARAH EUTHANASIA
Belanda1951: seorang wanita tua menderita rapuh tulang sakit amat sangat + tdk dpt lakukan apa-apa Ia meminta kpd anak perempuannya (seorang dokter) utk mengakhiri hidupnya Pd mulanya anaknya selalu menolak krn takut sanksi hukum ibunya marah akhirnya si anak menuruti kemauan ibunya dg suntikan sang ibu Di pengadilan putusan hakim dokter dinyatakan bersalah pidana 1 hari penjara
PELAKSANAAN EUTHANASIA
Mengikut sertakan banyak pihak: pekerja sosial Bila perlu dpt diberikan bantuan psikolog, rohaniwan Pasien betul tlh siap, kalau ragu ditunda Keluarga tdk berhak meminta/menolak euthanasia Dari thn ke thn permintaan euthanasia makin btbh Diperkirakan sblm UU diberlakukan tindakan euthanasia tlh banyak dilakukan, trtm oleh dr.
EUTHANASIA DI INDONESIA
Pasal 344 KUHP masih berlaku euthanasia dilarang. Bila dilakukan penjara < 12 th + bila pelakunya dr. Pbtkn uu ttg euthanasia dlm wkt dekat tampaknya sulit, di samping apakah ada dr. yang mau melakukan? Apakah secara diam-diam euthanasia tlh dilakukan? Mungkin saja, namun krn ancaman hukuman yg berat maka sulit utk mengetahuinya
DONOR
Korban kecelakaan yang harus dengan ijin keluarga (kecuali tlh ada kodisil) Kodisil = pernyataan dari orang yg masih hidup, bahwa bila bersedia mendonorkan organnya Syarat kodisil: mampu berbuat hukum (dewasa, cakap, sadar) Utk donor hidup harus betul diberikan informasi yang lengkap Dokter harus yakin bahwa donor tlh mengerti betul ttg segala hal berkaitan operasi pengangkatan organ Tidak boleh ada kompensasi dlm bentuk apapun bagi donor / keluarga donor
LARANGAN
Jual-beli organ / kompensasi dilarang (norma etika / moral dijadikan norma hukum) Menerima & mengirim organ dari & ke luar negeri dilarang Kecuali untuk penelitian dan keperluan lain yang ditetapkan oleh Menkes Ketentuan pidana: 3 bln penjara atau denda Rp. 7.500,- (skr: + Rp. 20 jt.) Dpt pula ditambah hukuman administratif
INDIKASI MEDIS
Untuk menyelamatkan nyawa ibu Hanya fisik terancam nyawanya Kegagalan KB dpt dilakukan tindakan tertentu Hasil perkosaan dpt dilakukan (bumil stres berat / bahaya bunuh diri) Hak perempuan atas alat reproduksi dlm UU 23/04: Penghapusan KDRT, tdk memberikan hak untuk melakukan pengguguran kandungan
BACAAN
Fred Ameln, Kapita Selekta Hukum Kedokteran, Grafikatama Jaya, Jakarta, 1991; FK UI, Pedoman Etik Penelitian Kedokteran Indonesia, FKUI Jakarta, 1987; Guwandi, J., Bioethis & Biolaw (Kumpulan Kasus), FKUI Jakarta, 2000; Soeprono, R., dkk., Kelahiran, Kehidupan dan Kematian, FK UGM Yogyakarta, 1984; KERSI RSUD Dr. Soetomo, Etik dan Hukum di Bidang Kesehatan, KERSI RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 2001; Munir Fuady, Sumpah Hipporates (Aspek Hukum Malpraktek Dokter), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005; Nuaim Yasin, M., Fikih Kedokteran, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 2008; Wila Ch. Supriadi,Bioetik dan Biohukum, (Monograf Kuliah di Program S2 Magister Hukum Unika Soegijapranata), Semarang, 2007