Você está na página 1de 26

KEHIDUPAN & KEMATIAN

(END OF LIFE CARE)

Pendahuluan
Kasus 1: Suatu saat dg diantar orang tuanya datang ke UGD sebuah RS seorang anak 10 th & ternyata si anak tlh meninggal (DOA), Berkaitan dg SOP, dr memerintahkan agar jenazah si anak segera masuk ke kamar jenazah, Namun orang tua si anak menolak dan bahkan marah/mengamuk serta meminta anaknya untuk dibawa pulang, sehingga terjadilah sengketa antara RS dg orang tua pasien,

Kasus 2: Kepada keluarga pasien tim dokter bedah di suatu RS memberi tahu bahwa operasi tdk dpt dilanjutkan karena kondisi tdk memungkinkan & sebaiknya mempersiapkan segalanya krn pasien yg sdh berusia lanjut akan meninggal dlm waktu dekat, Ternyata pasien bertahan hidup puluhan tahun lagi sp umur lbh dari 100 tahun,

Kepmenkes No. 282/1993: Pola Tarif RS Swasta


Bab VI Tarif Perawatan Jenazah, Ps 12: (1) Perawatan Jenazah meliputi: a. Perawatan jasad b. Perawatan jenazah c. Penyimpanan jenazah (2) Komponen Biaya perawatan jenazah: a. biaya bahan & alat, b. jasa pelayanan RS, (3) Tarif penyimpanan jenazah ditetapkan sebesar tarif yan klas II

Tanda-tanda Mati
Tanda-tanda Klinis Pernapasan berhenti / beslag pd cermin (-), Denyut jantung berhenti sec askultatoris, Tanda-tanda sekundair Livor mortis (bercak mayat, 3-4 jam post ), Rigor mortis (kaku mayat, 2-4 jam post ), Algor mortis (pembusukan), Decomposisi,

Issues Penangannan Jenazah terkait dg Etika & Hukum


Perlukah kpd keluarga pasien diberi tahu bhw ajal pasien sdh dekat (kasus Ny. K.) ? Kapan jenazah dimasukkan ke kmr jenazah, mengapa ? Stlh kematian, apakah memasukkan jenazah ke kmr jenazah sustu keharusan ? Bgmn sikap RS bila keluarga menolak untuk memasukkan jenazah ke kamar jenazah ? Bagaimana SOP yang sebaik-baiknya terhadap penanganan jenazah ?

KUHP & KODEKI


KUHP Ps 320: (1) Tdk blh mencemarkan jenazah, (2) Pencemaran akan dituntut atas pengaduan dari keluarga (delik aduan), KUHP Ps 321: (1) Mencemarkan dg gbr/tulisan di muka umum thd si mati, diancam pidada, (2) Pelaku pencemaran dpt dicabut haknya utk menjalankan profesinya, (3) Mrpkn delik aduan dari keluarga,

Kodeki
Pasal 12 setiap dokter wajib merahasiakan sgl suatu yg diketahuinya ttg seorang pasien, bahkan juga stlh pasien itu meninggal dunia,

KEHIDUPAN KEMATIAN
Kehidupan: kapan dimulai kehidupan?; apakah saat pertemuan sel mani dan sel telor?; apakah pd saat nidasi zygote di dinding rahim?; stlh 12 minggu?; apakah bila dianggap blm ada kehidupan kehamilan dpt diakhiri? Kematian: kapan dimulai kematian?; pd saat slrh fungsi tbh berhenti?; apakah kematian batang otak dapat dijadikan ukuran kematian? Kriteria pengobatan: apakah pengobatan akan dilakukan / dimulai?; apakah pengobatan akan dihentikan?

BANTUAN PENGOBATAN YANG SIA-SIA


Memulai tindakan medik Menghentikan tindakan medik Yang utama adalah informed consent kpd pasien / kel ttg keuntungan / kerugian dari memulai / menghentikan tindakan medik Kepentingan pasien didahulukan

THE RIGHT OF SELF DETERMINATION (TROS)


Hak asasi pasien yg paling dasar utk menentukan menerima / menolak tindakan pengobatan Rhodes island case: The health care power of attorney act (kasus Marcia Gray yg mengalami mati klinis / hidup secara vegetatip krn bantuan alat medis suami minta menghentikan bantuan alat dr. menolak, namun pengadilan mengabulkan permohonan suami Marcia) The right of terminally ill act

PENGAKHIRAN KEHIDUPAN
Pasien kompeten (sadar, dewasa, cakap): menyatakan penolakan dengan tegas untuk meneruskan pengobatan; telah mendapat informasi yang jelas / akurat; menanda tangani surat keterangan pulang paksa Pasien tdk kompeten: melalui keluarga / pengampu dlm kondisi terminal berhak utk menerima / menolak bantuan secara vegetatif Kasus pasien terminal: yg penting diperhatikan adalah kompetensi pasien dlm menentukan diri sendiri + pendapat setidaknya dari 2 dokter lain yg tdk ikut merawat pasien Demi kepentingan pasien bila ada keberatan dari pihak lain, hendaknya dokter yg menentukan

KEMATIAN BATANG OTAK


SK PB IDI No. 231/PB/A.4/07/90: seseorang dinyatakan mati bila: - fungsi spontan pernapasan dan jantung tlh berhenti secara pasti / irreversibel; - tlh terjadi kematian batang otak Leenen: kematian otak = kriterium matinya seseorang krn tlh berakhirnya intelektual dan psikis seseorang Kriteria kematian otak: otak mutlak tdk berfungsi dan fungsi otak tdk dpt dipulihkan kembali berdasarkan ilmu ttg Neuro-elektrologi diukur dg alat EEG. Pertanyaan: bila tlh terjadi mati klinis tetapi pasien masih hidup secara vegetatif apakah kehidupan boleh diakhiri? Jawab: dahulu hukum tdk mengatur diserahkan kpd etika yg berlaku (+ fatwa IDI SK di atas) skr ? Skr Ps 117 UU No.36/2009: Kes bila jantug + paru tlh berhenti permanen atau btg otak tlh terbukti (Ps 123: dpt utk donor)

Hasil Peran Ulama Syariat & Ahli Kedokteran


Ulama Syariat: Tanda adanya perpisahan antara roh & jasad adalah hilangnya rasa dan gerakan berkehendak sama sekali Ahli Kedokteran: Tanda kematian otak adalah tdk adanya rasa dan aktivitas berkehendak sama sekali Hasil / Kesimpulan: tanda berpisahnya roh dg jasad adalah matinya otak sama sekali.
(Nuaim Yasin, M.: 63)

PRINSIP KOPENHAGEN: PRINSIP DASAR BIOETIKA DAN BIOHUKUM


Otonomi, bebas dari paksaan (Beucham Childress ttg informed consent yg perlu dijelaskan kemungkinan akibatnya): pengungkapan-kejelasan; pemahaman; sukarela; kompeten; persetujuan Martabat manusia (human dignity) karena kemajuan teknologi kemungkinan maju tanpa akhir Noelle Lenoir: Bioetik dan Biolaw utk melindungi martabat manusia dari kemajuan teknologi Integritas: konsep filsafat yg terkait erat dg otonomi dan martabat memiliki dimensi spiritual dan dimensi tubuh Dimensi spiritual dpt diungkapkan sbg konsep yg tdk dpt tersentuh; integritas psikis & fisik sekarang berkaitan dg kemajuan teknologi kedokt muncul dlm manipulasi genetik Vulnerable (kedudukan lemah): dipakai sbg dasar utk melindungi yg lemah dibuat berbagai norma etika / hukum

EUTHANASIA
Pasal 344 KUHP: Barangsiapa hilangkan nyawa orang lain atas permintaan yg sungguh dipidana penjara < 12 tahun Psl ini dianggap sbg dasar hukuman thdp seseorang yg membantu menghilangkan nyawa orang lain atas permintaan yg sungguh dari orang itu Sering disebut = euthanasia aktif krn adanya permintaan yg diucapkan (pembunuhan atas permintaan) Euthanasia pasif apabila tidak terdapat permintaan dari orang ybs (pembunuhan tanpa permintaan)

SEJARAH EUTHANASIA
Belanda1951: seorang wanita tua menderita rapuh tulang sakit amat sangat + tdk dpt lakukan apa-apa Ia meminta kpd anak perempuannya (seorang dokter) utk mengakhiri hidupnya Pd mulanya anaknya selalu menolak krn takut sanksi hukum ibunya marah akhirnya si anak menuruti kemauan ibunya dg suntikan sang ibu Di pengadilan putusan hakim dokter dinyatakan bersalah pidana 1 hari penjara

UU TENTANG BANTUAN PENGAKHIRAN KEHIDUPAN


Diundangkan di Bld pd 1 April 2001 Dasar: the right of self determination (TROS) Penghargaan thd kwalitas dari kehidupan (bio) Syarat utama: permintaan bebas dari pasien Syarat lain: sakit yg amat sangat; penyakit tdk dpt disembuhkan / terminal; dilakukan oleh dr. keluarga atas rekomendasi dr. spesialis Stlh dilaksanakan lapor kejaksaan

PELAKSANAAN EUTHANASIA
Mengikut sertakan banyak pihak: pekerja sosial Bila perlu dpt diberikan bantuan psikolog, rohaniwan Pasien betul tlh siap, kalau ragu ditunda Keluarga tdk berhak meminta/menolak euthanasia Dari thn ke thn permintaan euthanasia makin btbh Diperkirakan sblm UU diberlakukan tindakan euthanasia tlh banyak dilakukan, trtm oleh dr.

EUTHANASIA DI INDONESIA
Pasal 344 KUHP masih berlaku euthanasia dilarang. Bila dilakukan penjara < 12 th + bila pelakunya dr. Pbtkn uu ttg euthanasia dlm wkt dekat tampaknya sulit, di samping apakah ada dr. yang mau melakukan? Apakah secara diam-diam euthanasia tlh dilakukan? Mungkin saja, namun krn ancaman hukuman yg berat maka sulit utk mengetahuinya

PP NO. 18/1981: BEDAH MAYAT KLINIS, ANATOMIS & TRANSPLANTASI ORGAN


Bab V, Pasal 10 s/d 19: hanya dpt dilakukan di RS tertentu yg ditunjuk Pemerintah Transplantasi organ: tdk boleh dilakukan oleh dokter donor Penentuan dilakukan oleh 2 dokter yg tdk bersangkutan dg tindakan transplantasi Ketentuan khusus: persetujuan ditanda tangani di atas meterai dengan 2 saksi

DONOR
Korban kecelakaan yang harus dengan ijin keluarga (kecuali tlh ada kodisil) Kodisil = pernyataan dari orang yg masih hidup, bahwa bila bersedia mendonorkan organnya Syarat kodisil: mampu berbuat hukum (dewasa, cakap, sadar) Utk donor hidup harus betul diberikan informasi yang lengkap Dokter harus yakin bahwa donor tlh mengerti betul ttg segala hal berkaitan operasi pengangkatan organ Tidak boleh ada kompensasi dlm bentuk apapun bagi donor / keluarga donor

LARANGAN
Jual-beli organ / kompensasi dilarang (norma etika / moral dijadikan norma hukum) Menerima & mengirim organ dari & ke luar negeri dilarang Kecuali untuk penelitian dan keperluan lain yang ditetapkan oleh Menkes Ketentuan pidana: 3 bln penjara atau denda Rp. 7.500,- (skr: + Rp. 20 jt.) Dpt pula ditambah hukuman administratif

PENGGUGURAN KANDUNGAN (ABORSI)


Pidana Kejahatan KUHP: pelaku & perempuan yg digugurkan kandungan diancam pidana penjara Tindak pidana kejahatan thd kemanusiaan UU 23/92: utk menyelamatkan nyawa ibu dpt dilakukan pengguguran (indikasi medis) Dilakukan oleh dokter tertentu di sarkes tertentu Melanggar UU 23/92: dokter dihukum penjara dan atau denda KUHP: dr. jadi pelaku pidana + -nya Di Bld sejak 1981 dg alasan apapun aborsi boleh dilakukan siapa saja (hak individu + kesadaran hukum) Dr. Handoko Tjokroputranto: krn kandungannya bumil stres berat / ingin bunuh diri boleh diaborsi Di Indonesia: 2 jt pengguguran kandungan / th (?) % RUU Aborsi / revisi Pasal 15 UU 23/92

INDIKASI MEDIS
Untuk menyelamatkan nyawa ibu Hanya fisik terancam nyawanya Kegagalan KB dpt dilakukan tindakan tertentu Hasil perkosaan dpt dilakukan (bumil stres berat / bahaya bunuh diri) Hak perempuan atas alat reproduksi dlm UU 23/04: Penghapusan KDRT, tdk memberikan hak untuk melakukan pengguguran kandungan

BACAAN
Fred Ameln, Kapita Selekta Hukum Kedokteran, Grafikatama Jaya, Jakarta, 1991; FK UI, Pedoman Etik Penelitian Kedokteran Indonesia, FKUI Jakarta, 1987; Guwandi, J., Bioethis & Biolaw (Kumpulan Kasus), FKUI Jakarta, 2000; Soeprono, R., dkk., Kelahiran, Kehidupan dan Kematian, FK UGM Yogyakarta, 1984; KERSI RSUD Dr. Soetomo, Etik dan Hukum di Bidang Kesehatan, KERSI RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 2001; Munir Fuady, Sumpah Hipporates (Aspek Hukum Malpraktek Dokter), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005; Nuaim Yasin, M., Fikih Kedokteran, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 2008; Wila Ch. Supriadi,Bioetik dan Biohukum, (Monograf Kuliah di Program S2 Magister Hukum Unika Soegijapranata), Semarang, 2007

Você também pode gostar