Você está na página 1de 38

Angina

Auliana Danisya 1010211090

The English word angina (which comes intact in its written form from Latin) refers to a painful constriction or tightness somewhere in the body, and may refer to: Angina pectoris, chest pain due to ischemia (a lack of blood and hence oxygen supply) of the heart muscle Abdominal angina, postprandial abdominal pain that occurs in individuals with insufficient blood flow to meet visceral demands Ludwig's angina, a serious, potentially life-threatening infection of the tissues of the floor of the mouth Prinzmetal's angina, a syndrome typically consisting of cardiac chest pain at rest that occurs in cycles Vincent's angina, trench mouth, infection of the gums leading to inflammation, bleeding, deep ulceration and necrotic gum tissue Angina tonsillaris, an inflammation of the tonsils

Definisi
Nyeridada atau rasa ketidak nyamanan terjadi ketika bagian dari otot jantung tidak mendapat darah yg kaya akan oksigen. Angina mungkin terasa seperti tertekan atau terperas pada dada. Nyeri mungkin juga terjadi pada pundak, lengan, leher, dagu, atau punggung. Mungkin juga dirasakan seperti pada gangguan pencernaan.

Angina bukan suatu penyakit. Angina merupakan gejala pokok dari masalah jantung. Angina biasanya merupakan gejala dari coronary artery disease (CAD). CAD muncul ketika material lemak (plak) terbentuk pada dinding bagian dalam arteri coronary atherosclerosis . Arteri ini membawa darah yang kaya darah ke jantung. Angina terjadi bila penyumbatan blok telah mencapai 70 persen atau lebih. Plak menyebabkan arteri coronary menjadi sempit dan kaku. Aliran darah yang kaya akan oksigen kejantung berkurang. Ini yang menyebabkan nyeri dan dapat menyebabkan heart attack.

Arterosklerosis

Apakah angina dan serangan jantung sama? Hampir mirip, tetapi jawabannya TIDAK, Yang membedakan hanya tingkatannya saja. Angina disebabkan oleh penyempitan arteri koroner. Sedangkan serangan jantung disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh darah. Serangan jantung dapat menyebabkan kerusakan pada otot jantung, sedangkan angina tidak.

Etiologi
Ateriosklerosis Spasme arteri koroner Anemia berat Artritis

Faktor Resiko
Dapat Diubah (dimodifikasi) a. Diet (hiperlipidemia) b. Rokok c. Hipertensi d. Stress e. Obesitas f. Kurang aktifitas g. Diabetes Mellitus h. Pemakaian kontrasepsi oral Tidak dapat diubah a. Usia b. Jenis Kelamin c. Ras d. Herediter e. Kepribadian tipe A

Faktor Pencetus
Emosi Stress Kerja fisik terlalu berat Hawa terlalu panas dan lembab Terlalu kenyang Banyak merokok

Prevalensi
Penelitian Framingham di Amerika Serikat : Dari 4 pria dengan angina, 1 orang akan mengalami infark miokard dalam waktu 5 tahun. Sedangkan u/ wanita resikonya hanya setengah dari itu.

Klasifikasi
Berdasarkan beratnya angina:
Kelas I: Angina yg berat untuk pertama kali, atau makin bertambah beratnya nyeri dada. Kelas II: Angina pada waktu istirahat dan terjadinya subakut dalam 1 bulan, tapi tak ada serangan angina dalam waktu 48 jam terakhir. Kelas III: Adanya serangan angina waktu istirahat dan terjadinya secara akut baik sekali atau lebih, dalam waktu 48 jam terakhir.

Berdasarkan keadaan klinis:


Kelas A: Angina tak stabil sekunder, karena adanya anemia, infeksi lain atau febris. Kelas B: Angina tak stabil yang primer, tak ada faktor extra cardiac. Kelas C: Angina yang timbul setelah serangan infark jantung.

Berdasarkan intensitas pengobatan:


Tak ada pengobatan atau hanya mendapat pengobatan minimal. Timbul keluhan walaupun telah dapat terapi yang standar. Masih timbul serangan angina walaupun telah diberikan pengobatan yang maksimum, dengan beta bloker, nitrat & antagonis kalsium.

Tipe serangan
Angina Pektoris Stabil
Awitan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen niokard. Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas. Durasi nyeri 3 15 menit.

Angina Pektoris Tidak Stabil


Sifat, tempat dan penyebaran nyeri dada dapat mirip dengan angina pektoris stabil. Adurasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil. Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan. Kurang responsif terhadap nitrat. Lebih sering ditemukan depresisegmen ST. Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit yang beragregasi.

Angina Prinzmental (Angina Varian).


Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari. Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik. EKG menunjukkan elevaasi segmen ST. Cenderung berkembang menjadi infaark miokard akut. Dapat terjadi aritmia.

Angina Stabil
Stable angina adalah bentuk yg umum. Yaitu angina yg terjadi ketika jantung bekerja lebih keras dari biasanya, umumnya dipicu oleh latihan (olahraga, aktivitas fisik, aktivitas seksual), emosi (stres, marah, ketakutan, frustrasi). Dan nyeri biasanya hilang dalam beberapa menit setelah beristirahat atau menggunakan obat angina. Stable angina memiliki pola yang tetap. Pasien dapat mempelajari mengenali pola dan memprediksikan kapan nyeri akan muncul. Stable angina dapat menyebabkan serangan jantung lebih sering dikemudian hari.

Klasifikasi Angina Stabil


Exertional Variant Anginal Equivalent Syndrome Prinzmetals Angina Syndrome-X Silent Ischemia

Exertional
Obstruksi pada coronary artery obstructions tidak menyebabkan iskemia myocardial pada saat istirahat. Walaupun demikian, ketika kebutuhan kerja jantung meningkat, dapat menyebabkan ischemia.

Variant Angina
Transient impairment of coronary blood supply by vasospasm or platelet aggregation Kebanyakan pada pasien dengan plak atherosclerotic. Generalized arterial hypersensitivity Prognosis jangka panjang sangat baik

Anginal Equivalent Syndrome


Patients with exertional dyspnea daripada exertional chest pain Disebabkan oleh latihan yg menyebabkan dysfunction left ventricular

Prinzmetals Angina
Spasm of a large coronary artery Transmural ischemia ST-Segment elevation at rest or with exercise Not very common

Syndrome X
Khas, exertional angina with positive exercise stress test Anatomically normal coronary arteries Reduced capacity of vasodilation in microvasculature Long term prognosis very good Calcium channel blockers and beta blockers effective

Silent Ischemia
Very common More episodes of silent than painful ischemia in the same patient Difficult to diagnose Holter monitor Exercise testing

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium baik darah maupun air seni dapat membantu mengarahkan diagnosis penyakit jantung iskemik. Pemeriksaan roentgen dada, elektrokardiogram atau EKG (alat rekam listrik jantung), ekokardiografi atau radionuklida angiografi, serta arteriografi koroner dapat digunakan sesuai indikasi untuk membantu menentukan penyakit ini. Tes stres seperti treadmil dapat memberikan gambaran kelainan EKG pada pasien dengan gejala angina.

Penatalaksanaan
Jika gejalanya hanya ringan dapat dihilangkan dengan beristirahat sebentar. Bila rasa sakitnya tak tertahankan lagi, maka diperlukan pengobatan. Obat yang biasanya dipakai untuk meredakan angina adalah Nitrogliserin.

Terdapat 4 macam obat yang diberikan kepada penderita: Beta-blocker Obat ini mempengaruhi efek hormon epinephrine dan norepinephrine pada jantung dan organ lainnya. Beta-blocker membatasi peningkatan denyut jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen. Nitrat (contohnya nitroglycerin). Nitrat menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah, terdapat dalam bentuk shortacting dan long-acting. Sebuah tablet nitroglycerin yang diletakkan di bawah lidah (sublingual) biasanya akan menghilangkan gejala angina dalam waktu 1-3 menit, dan efeknya berlangsung selama 30 menit.

Antagonis kalsium ( verapamil dan diltiazem) Obat ini mencegah pengkerutan pembuluh darah dan bisa mengatasi kejang arteri koroner. Antagonis kalsium juga efektif untuk mengobati variant angina.

Antiplatelet (contohnya aspirin) Aspirin terikat pada platelet dan mencegahnya membentuk gumpalan dalam dinding pembuluh darah, jadi aspirin mengurangi resiko kematian karena penyakit arteri koroner. Penderita yang alergi terhadap aspirin, bisa menggunakan triklopidin.

Unstable Angina
Unstable angina tidak diikuti pola. Hal ini dapat muncul dengan atau tanpa latihan fisik dan tidak dapat dikurangi dengan beristirahat atau menggunakan obat. Unstable angina sangat berbahaya dan memerlukan penanganan segera. Ini merupakan tanda bahwa serangan jantung mungkin terjadi dalam waktu dekat.

PENANGANAN
Pada umumnya penderita unstable angina harus dirawat, agar pemberian obat dapat diawasi secara ketat dan terapi lain dapat diberikan bila perlu. Penderita mendapatkan obat yaitu: Heparin (suatu antikoagulan yang mengurangi pembentukan bekuan darah) Penghambat glikoprotein IIb/IIIa (misalnya absiksimab atau tirofiban) - Aspirin. Juga diberikan Beta-blocker dan nitroglycerin intravena untuk mengurangi beban kerja jantung. Jika pemberian obat tidak efektif, mungkin harus dilakukan arteriografi koroner dan angioplasti atau operasi bypass.

Variant (Prinzmetal's) Angina


Variant angina sangat jarang. Biasanya muncul ketika sedang beristirahat. Nyeri bisa sangat hebat. Biasanya terjadi diwaktu antara tengah malam dan pagi hari. Angina tipe ini dapat dikurangi dengan obat.

Klasifikasi Angina menurut Canadian Cardiovaskular Society


Kelas 0 Kelas I Pasien tidak mengalami angina atau gejala seperti angina Akitifitas fisik biasa (misal : berjalan, naik tangga) tidak menyebabkan angina atau gejala seperti angina. Gejala hanya timbul pada saat aktivitas yg lama, cepat, dan menegangkan sewaktu bekerja atau bersantai

Kelas II

Pasien mengalami keterbatasan ringan pada aktivitas biasa akibat angina. Misalnya gejala dicetuskan oleh yang berikut ini :

AKTIVITAS Berjalan Menaiki 1 anak tangga Berjalan lebih dari 2 blok pada tanah mendatar Berjalan menanjak Menaiki lebih dari 1 anak tangga

Keadaan Berjalan cepat Setelah makan Pada cuaca dingin Pada saat banyak angin Saat stress emosional Beberapa jam setelah bangun Pada langkah kecepatan normal

Kelas III

Kelas IV

Pasien sangat mengalami keterbatasan aktivitas akibat angina. Misalnya, gejala dicetuskan engan berjalan 1 atau 2 blok pada jalan mendatar atau menaiki 1 anak tangga atau berkurang pada keadaan normal dan pada langkah kecepatan normal Pasien mengalami angina saat istirahat atau dengan aktivitas fisik apapun

PROGNOSIS
Faktor penentu dalam meramalkan apa yang akan terjadi pada penderita angina adalah : Umur, Luasnya penyakit arteri koroner, Beratnya gejala dan Yang terpenting adalah jumlah otot jantung yang masih berfungsi normal. Makin luas arteri koroner yang terkena atau makin buruk penyumbatannya, maka prognosisnya makin jelek.

Prognosis yang baik ditemukan pada penderita stable angina dan penderita dengan kemampuan memompa yang normal (fungsi otot ventrikelnya normal). Berkurangnya kemampuan memompa akan memperburuk prognosis.

Gambaran Klinis
Nyeri dada substernal ataru retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan daerah inter skapula atau lengan kiri. Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas, kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort). Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih daari 30 menit. Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin. Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin, palpitasi, dizzines. Gambaran EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik. Gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.

Pemeriksaan Penunjang
o Elektrokardiografi a. Normal saat kien Istirahat b. Segmen ST eevasi atau depresi, geombang T inverse selama serangan berlangsung atau timbul saat serangan treadmill. c. Distritmia(takikardia, AV block, atrial flutter, atrial fibrilasi) o Laboratorium Darah a. Complete blood cells count: Anemia dan hematokrit menurun b. Fraksi Lemak: terutama kolesterol( Low Density Lipoprotein/LDL) dan trigliserida yang merupakan factor terjadinya Artery Coronary disease(CAD) c. Serum Tiroid: Menilai keadaan hipotiroid dan hipertiroid o Radiologi a. Thoraxs Rontgen: Melihat gambaran kardiomegali seperti hipertrofi ventrikel atau Cardio Thoraxs Ratio lebih dari 50 % b. Echocardio gram: Melihat adanya penyimpangan gerakan katup dan dilatasi ruang jantung., garakan katup yang abnormal dapat menimbulkan keluhan angina. c. Scanning Jantung: Melihat luas daerah iskemik miokard d. Ventrikulografi sinistra: Menilai kemampuan kontraksi miokard dan pemompaan darah yang kecil akibat kelainan katup atau septum jantung.

Você também pode gostar