Você está na página 1de 63

Case Ca Mammae

Yanuar Aditya K

IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan Alamat Status Agama No. MR MRS : Ny. S : 43 tahun : Perempuan : Pemilik Salon : S1 : Rotan Green Garden : Menikah : Islam : 00-15-57-10 : 4 Maret 2013

Keluhan Utama
Benjolan dipayudara terasa sakit sejak 2 minggu SMRS

Keluhan Tambahan
Benjolan dipayudara >> membesar dan berwarna kemerahan

Riwayat Penyakit Sekarang


Timbul benjolan sejak 6 bulan SMRS, nyeri (-), berukuran kira-kira sebesar kelereng pada payudara kanan sisi atas luar
Sekitar 3 bulan SMRS keluar cairan dari payudara sebelah kanan, berwarna kuning kemerahan dan tidak berbau, nyeri (-) dan pembesaran pada benjolan di payudara. Karna pasien merasa khawatir, pasien berobat ke poli bedah RSUD Koja dan di anjurkan untuk melakukan pemeriksaan mammogafi di RS Darmais, setelah itu dokter bedah RSUD koja menyarankan untuk operasi namun pasien masih ragu.

Sekitar 1 bulan SMRS keluar cairan (-) benjolan di payudara semakin besar (+), nyeri (+) di payudara sebelah kanan, Nyeri dirasakan hilang timbul, timbul ketika disentuh dan hilang dengan sendirinya. Nyeri dirasakan semakin hari semakin berat sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari.

Riwayat Penyakit Sekarang


Sekitar 2 minggu SMRS nyeri bertambah berat, ukuran semakin besar sebesar kepalan tangan orang dewasa dengan permukaan tidak rata dan kulit di payudara kanan berubah warna menjadi kemerahan. Pasien menyangkal adanya benjolan di tempat lain, demam (-), nafsu makan menurun (-), mual (-), muntah (-), berat badan turun (-), dan nyeri perut (-). BAB dan BAK dalam batas normal. Saat ini pasien mengeluh sesak nafas dan nyeri pada dada.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien sebelumnya tidak pernah memiliki penyakit seperti ini. Riwayat Hipertensi (-), DM (-), Asma (-), Alergi makanan (-), Alergi obat (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga pasien yang mengalami penyakit yang sama dengan pasien. Riwayat keluarga menderita penyakit keganasan (-). DM (-), Hipertensi (-), Asma (-)

Riwayat Menstruasi
Mens umur 12 tahun Teratur setiap bulan

Riwayat Menikah
1x sejak 22 tahun yang lalu

Durasi 5-7 hari

Ganti pembalut 1-2x/hari

Riwayat KB
Pasien mengaku mengaku sedang menggunakan KB spiral dan sudah berjalan + 8 tahun

Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan dan makanan tertentu

Riwayat Operasi

Pasien mengaku belum pernah operasi


Riwayat Kebiasaan Merokok (-), minum alkohol (-), minum jamu (-), narkoba (-)

Pemeriksaan fisik
Kesadaran Keadaan umum BB : Compos mentis : Tampak sakit sedang : 57 kg

Heart Rate : 80 times/minute

Blood pressure 120/80 mmHg

VITAL SIGN

Respiratory rate : 20 times/minute

Temperature : 36,5 C

Pemeriksaan Fisik
Kepala Normocephali, rambut hitam, tidak mudah dicabut

Mata CA -/-, sklera ikterik -/-, Pupil isokor, refleks cahaya +/+

Telinga Normotia, Secret -/-

Serumen -/-

Hidung

Septum deviasi Sekret -/-

Mulut

Mukosa bibir tidak pucat

Leher

KGB tidak teraba membesar Tiroid tidak teraba

Thoraks

Thorax Examination
S1-S2 noremal reguler,tidak terdapat murmur, gallop tidak ada

Inspeksi : pergerakan dinding dada statis dan dinamis simetris Palpasi : pergerakan dinding dada simetris, vocal fremitus +/+ Perkusi : sonor pada hemithoraks dekstra dan sinistra

Auskult : suara nafas vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/Inspeksi : distensi (-), perut tampak datar, massa (-), sikatrik (-) Auskult : BU (+) normal, suara tambahan (-) Palpasi : supel, nyeri tekan (-), defans muskular (-), hepar/lien tidak teraba membesar Perkusi : timpani (+) seluruh lapang abdomen.

EXTREMITAS
Akral hangat

Oedema
+

Status Lokalis
Inspeksi :
Tampak benjolan berukuran kepalan tangan orang dewasa, kulit berwarna kemarahan, peau de orange (-), nipple discharge (-), retraksi puting (-), jaringan parut (-). Pada payudara kiri tidak tampak benjolan ataupun kelainan lain.

Palpasi

Teraba massa tumor soliter dengan konsistensi keras, permukaan berbenjolbenjol, batas tidak tegas, mobile (-), nyeri tekan (+), ukuran 17x13 cm.

Regio Aksila dextra :


Inspeksi Palpasi : tidak terlihat adanya benjolan : tidak teraba massa

Laboratorium

Hematologi Hb Ht Leukosit Trombosit Masa Perdarahan

Hasil 10,7 g/dL 34% 8.900/mm3 374.000/mm3 4 menit 11 mg/dL 0,5 mg/dL 87 mg/dL

Nilai normal ( : 12 16) (37 43) (5.000 10.000) (200.000-500.000) (1 6 menit) (15-39) (0,5-1,0) (60-100)

Kimia Darah
Ureum Kreatinin GDS

Foto Rontgen Thorak


Tanggal 19 11 2012

Kesan : Cor dan Pulmo dalam batas normal

Mammografi
Tanggal 26 11 2012

Kesan : Lesi solid maligna pada kuadran lateral kanan. Lesi solid dengan kalsifikasi dicurigai maligna pada kuadran superomedial kiri. Limfadenopati aksila kanan.

Resume
Pasien wanita, 43 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada benjolan dipayudara kanan sejak 2 minggu SMRS. Sejak 6 bulan yang lalu pasien memiliki benjolan dipayudara kanan yang berukuran sebesar kelereng dan membesar dengan cepat dalam 6 bulan terakhir. Sekarang ukurannya sebesar kepalan tangan orang dewasa, nyeri (+), kulit berwarna kemerahan (+), dan teraba keras. Pada pemeriksaan fisik tanda vital dan status generalis dalam batas normal. Pada status lokalis didapatkan inspeksi tampak benjolan berukuran kepalan tangan orang dewasa, kulit berwarna kemarahan, pada palpasi teraba massa tumor soliter dengan konsistensi keras, permukaan berbenjol-benjol, batas tidak tegas, mobile (-), nyeri tekan (+), ukuran 17x13 cm. Pada payudara kiri tidak tampak benjolan ataupun kelainan lain. Pada hasil pemeriksaan penunjang laboratorium dan foto thorak dalam batas normal. Pada hasil mammografi didapatkan kesan lesi solid maligna pada kuadran lateral kanan. Lesi solid dengan kalsifikasi dicurigai maligna pada kuadran superomedial kiri. Limfadenopati aksila kanan

Diagnosa kerja
Tumor mamma dextra suspek ganas stadium IIIA (T3N1M0)

Diagnosa Banding
Kistosarkoma phylloides Lymphoma maligna

Lab DL, Fungsi Hepar

Ulang foto rontgen thorak, USG abdomen

Rencana Pemeriksaan

Tumor marker (CEA)

Bone scanning

Rencana Terapi
IVFD RL 20 tpm Ketorolac 3% /8 jam Ranitidin 50 mg/12 jam Anbacim 1g/ 24 jam Pembedahan - biopsi insisi

Prognosis
Ad Vitam Ad Sanationan Ad Fungtionam : Dubia ad malam : Dubia ad malam : Ad malam

Tinjauan Pustaka

Pendahuluan
Berdasarkan laporan dari WHO, tahun 2004 diperkirakan 519.000 wanita meninggal karena kanker payudara dan dari angka itu, 69% kematian terjadi di negara berkembang. Pada tahun 2009, diperkirakan 192.370 kasus baru dari invasive carcinoma mammae didiagnosis di amerika serikat dan 62.280 kasus baru carcinoma mammae insitu.1 Data di Indonesia, kanker payudara menduduki tempat kedua (11,5%) setelah kanker leher rahim. Di Indonesia diperkirakan terdapat 20.000 kasus baru kanker payudara pertahun dan lebih dari 50% kasus berada dalam stadium lanjut.

Epidemiologi dan Etiologi


Diperkirakan di Indonesia mempunyai insidens minimal 20.000 kasus baru pertahun. Etiologi belum di ketauhi dengan pasti namun yang paling diyakini sebagai penyebab adalah paparan terhadap mutagen Dua di antaranya terletak pada kromosom 17. Gen yang paling berpengaruh disebut dengan BRCA-1 (pada lokus 17q21), yang lainnya adalah gen p53 (pada lokus 17p13). Gen ketiga adalah BRCA-2 yang terletak pada kromosom 13.

Factor resiko
Usia
Geografi Jenis kelamin
usia < 30 tahun jarang tapi insidennya meningkat tajam hingga usia sekitar 50 tahun (30,35%).

Wanita asian-hispanic memiliki risiko lebih rendah daripada wanita afican-american.

Kanker payudara 100 kali lebih sering terjadi pada perempuan daripada lakilaki. Menarche pada usia dini (<12 thn)dan menopause yang terlambat dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

Menstruasi

Reproduksi

Wanita nullipara atau yang pertama kali melahirkan anak pada usia lebih dari 31 tahun mempunyai risiko 3-4 kali.

Diet Ukuran tubuh Riwayat keluarga

Bukti-bukti yang ada menyebutkan bahwa tingginya konsumsi kalori, lemak, daging dan alkohol dapat meningkatkan risiko

Pada usia dewasa, tubuh yang kurus dapat meningkatkan risiko kanker payudara sebelum menopause sedangkan obesitas dapat meningkatkan risiko sesudah menopause.

Insiden orang-orang dalam satu keluarga besar terkena kanker payudara terjadi pada sekitar 18% kasus, 5% pedigree.

Diagnosis
Anamnesis Penderita merasakan adanya perubahan pada payudara atau pada putting susunya
Benjolan atau penebalan dalam atau sekitar payudara atau di daerah ketiak Puting susu terasa mengeras

Penderita melihat perubahan pada payudara atau pada puting susunya


Perubahan ukuran maupun bentuk dari payudara Puting susu tertarik ke dalam payudara Kulit payudara, areola, atau puting bersisik, merah, bengkak atau mungkin berkerut-kerut seperti kulit jeruk.

Keluarnya sekret atau cairan dari puting susu

Pada awal kanker payudara biasanya penderita tidak merasakan nyeri. Jika sel kanker telah menyebar, biasanya sel kanker dapat ditemukan di kelenjar limfe yang berada di sekitar payudara. Sel kanker juga dapat menyebar ke berbagai bagian tubuh lain, paling sering ke tulang, hati, paru-paru, dan otak. Tumor-tumor jinak, seperti kista retensi atau tumor jinak lain, hampir tidak menimbulkan nyeri. Kanker payudara dalam taraf permulaan pun tidak menimbulkan rasa nyeri. Nyeri baru terasa kalau infiltrasi ke sekitar sudah mulai.

Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Tampak dilatasi pembuluh-pembuluh balik di bawah kulit Edema kulit seperti gambaran kulit jeruk (peau doranges) Retraksu Puting susu, eksem pada puting susu, edema, ulserasi, satelit tumor di kulit, atau nodul pada axilla.

Pemeriksaan fisik
Palpasi
Besar atau diameter serta letak dan batas tumor dengan jaringan sekitarnya Hubungan kulit dengan tumor apakah masih bebas atau ada perlengketan Hubungan tumor dengan jaringan di bawahnya apakah bebas atau ada perlengketan, Kelenjar limfe di aksila, infraklavikular, dan supraklavikular. Adanya tumor satelit 6,7

Pemeriksaan penunjang
Mammografi Tanda-tanda malignitas yang dapat dideteksi dengan mamografi adalah : Adanya massa berstruktur stellate (massa dengan tepi tidak rata, radial, seperti isi kedondong). Mikrokalsifikasi, yang terdapat pada massa stellate atau hanya mikrokalsifikasi saja. Tipe kalsifikasi dapat tersebar (cluster type) Adanya retraksi papilla yang terlihat pada mammografi Adanya infiltrasi pada subkutan, atau infiltrasi tumor pada kulit Pembesaran limfonodi di daerah aksilla 4

Pemeriksaan penunjang
Ultrasonografi (USG) Magnetic Resonance Imaging (MRI) Biopsi Biomarker

Klasifikasi Kanker Payudara Sistem TNM 2


Tumor primer (T) Tx : Tumor primer tidak dapat dinilai T0 : Tidak terdapat tumor primer Tis : Karsinoma insitu Tis (DCIS) : karsinoma in situ hanya ductal Tis (LCIS) : karsinoma in situ hanya lobular Tis (Paget) : penyakit Paget dari puting susu tanpa tumor (Catatan: Paget penyakit yang terkait dengan tumor diklasifikasikan menurut ukuran tumor T1 : Tumor 2cm T1a : Tumor 0,5 cm T1b : Tumor 0,5 cm dan 1 cm T1c : Tumor 1 cm dan 2 cm

Klasifikasi Kanker Payudara Sistem TNM 2


T2 : Tumor > 2cm dan < 5cm T3 : Tumor > 5cm T4 : Berapapun ukuran tumor dengan ekstensi langsung ke dinding dada atau kulit. T4a : Ekstensi ke dinding dada tidak termasuk otot pektoralis T4b : Edema (termasuk peau dorange) atau ulserasi kulit payudara, atau satelit nodul pada kulit T4c : Gabungan T4a dan T4b T4d : Karsinoma inflamasi (mastitis karsinomatosa)

Sistem Kelenjar getah bening regional/Nodul (N)


Nx : KGB regional tidak bisa dinilai N0 : Tidak terdapat metastase KGB regional N1 : Dijumpai metastase KGB aksila ipsilateral yang mobile N2 : Teraba KGB aksila ipsilateral terfiksasi, berkonglomerasi, atau secara klinis ada pembesaran KGB mamari interna ipsilateral tanpa adanya metastase ke KGB aksila.
N2a : Teraba KGB aksila yang terfiksasi atau berkonglomerasi atau melekat ke struktur lain N2b : Secara klinis metastase hanya dijumpai pada KGB mamari interna ipsilateral dan tidak terdapat metastase pada KGB aksila

N3 : Metastase pada KGB infraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan KGB aksila atau klinis terdapat metastase pada KGB mamaria interna ipsilateral dan secara klinis terbukti adanya metastase pada KGB aksila atau adanya metastase pada KGB supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan KGB aksila atau mamaria interna
N3a : Metastase pada KGB infraklavikula ipsilateral N3b : Metastase pada KGB mamaria interna ipsilateral dan KGB aksila N3c : Metastase pada KGB supraklavikula

Metastase jauh (M) Mx : Metastase jauh belum dapat dinilai M0 : Tidak terapat metastase jauh M1 : Dijumpai metastase jauh

Tabel Klasifikasi stadium carcinoma mammae


Stage 0 Tis N0 M0

Stage I
Stage IIA

T1
T0 T1 T2

N0
N1 N1 N0 N1 N0 N2 N2 N2 N1 N2

M0
M0 M0 M0 M0 M0 M0 M0 M0 M0 M0

Stage IIB

T2 T3

Stage IIIA

T0 T1 T2 T3 T3

Tabel Klasifikasi stadium carcinoma mammae


Stage IIIB T4 T4 Stage IIIC Stage IV T (semua) T (semua) N1 N2 N3 M0 M0 M0

N (semua) M1

Diagnosis Banding
Fibroadenoma Mammae (FAM)
Suatu tumor jinak dan merupakan golongan terbesar dari tumor payudara. Konsistensi padat kenyal, dapat digerakkan dari jaringan sekitarnya, berbentuk bulat lonjong dan berbatas tegas. Pertumbuhannya lambat, tidak ada perubahan pada kulit, dan tidak disertai rasa nyeri. FAM terdapat pada usia muda yaitu 15-30 tahun, dapat dijumpai bilateral atau multipel (15%). Sebagai tumor jinak, tidak ada metastase regional dan jauh, pengobatannya cukup dengan eksisi tumornya.

Penyakit fibrokistik (FCD)


Multipel dan bilateral Disertai rasa nyeri terutama menjelang haid Ukurannya dapat berubah, terasa lebih besar, penuh dan nyeri menjelang haid dan akan mengecil serta nyeri berkurang setelah haid selesai. Hal ini terjadi karena FCD dipengaruhi oleh keseimbangan hormonal Tidak berbatas tegas, konsistensinya padat kenyal, dapat pula kistik. Jenis yang padat kadang-kadang sukar dibedakan dengan kanker payudara dini Pengobatan FCD umumnya adalah medikamentosa simptomatis. Namun apabila medikamentosa tidak menghilangkan keluhan nyerinya dan ditemukan pada usia pertengahan sampai tua diperlukan terapi operatif.

Cystosarcoma philloides
Gambaran klinis Cystosarcoma philloides dapat seperti FAM yang besar Bentuknya bulat lonjong, permukaan berbenjol, batas tegas, ukuran bisa mencapai 20-30 cm. Konsistensinya dapat padat kenyal tapi ada bagian yang kisteus. Walaupun ukurannya besar tidak ada perlekatan ke dasar atau kulit. Kulit payudara tegang, berkilat dan tampak venektasi Cystosarcoma philloides tidak bermetastase karena ini adalah kelainan jinak tapi sejumlah kecil (27%) ditemukan dalam bentuk ganas yang disebut malignant cystosarcoma philloides. Pengobatannya adalah simple mastectomy untuk mencegah residif. Pada orang muda atau belum berkeluarga dapat dipertimbangkan untuk mastekstomi subkutan.

Galactocele
Galaktokel bukan kelainan neoplasma atau pertumbuhan baru melainkan suatu massa tumor kistik yang timbul akibat tersumbatnya duktus laktiferus pada ibu-ibu yang sedang atau baru selesai masa laktasi. Tumor ini berbatas tegas, bulat dan kisteus karena berisi air susu yang mengental.

Mastitis
Mastitis adalah suatu infeksi pada kelenjar payudara yang biasanya terdapat pada wanita yang sedang menyusui. Ditemukan tanda-tanda radang dan sering sudah menjadi abses.

Penatalaksanaan
1. Operasi
BCS (breast conserving surgery) simple mastectomy modified radical mastectomy radical mastectomy (paling tua)

Mastektomi radikal Jenis operasi yang paling tua dari Halsted Pada mastektomi radikal dilakukan pengangkatan payudara dengan sebagian besar kulitnya, m.pektoralis mayor, m.pektoralis minor, dan semua kelenjar ketiak sekaligus. Pembedahan ini merupakan standar baku sejak awal abad ke-20 hingga tahun 50-an namun sekarang sudah jarang dilakukan kecuali bila ada tumor payudara yang sangat besar dan melekat ke otot pektoralis.

Mastektomi radikal modifikasi Setelah tahun 60-an mastektomi radikal mulai digantikan oleh mastektomi radikal yang telah dimodifikasi oleh Patey Pada mastektomi radikal modifikasi ini m.pektoralis mayor dipertahankan sehingga suplai persarafannya tidak terganggu dan efek kosmetik pada dinding dada yang terjadi bila dilakukan mastektomi radikal dapat dikurangi. M.pektoralis minor dapat pula dipertahankan, atau diangkat, atau diretraksi untuk mendapatkan akses ke aksila. Bukti-bukti menunjukkan tidak ada perbedaan pada tingkat rekurensi lokal dan survival antara mastektomi radikal dan mastektomi radikal modifikasi.

Mastektomi simple Dilakukan pengangkatan payudara saja tanpa mengangkat limfonodus atau otot. Pembesaran KGB aksila dirawat dengan radioterapi. Metode ini dipopulerkan oleh MacWhirter di Inggris. Bila dilakukan pengangkatan payudara pertimbangkan kemungkinan rekonstruksi mammae dengan implantasi prostesis atau cangkok flap muskulokutan. Rekonstruksi ini dapat dilakukan sekaligus dengan bedah kuratif atau beberapa waktu setelah radioterapi atau kemoterapi adjuvan. Bila hal ini tidak dapat dilakukan usahakan prostesis eksterna.

Breast conserving surgery (BCS)


Pembedahan kuratif dengan mempertahankan payudara

BCS merupakan satu paket yang terdiri dari tiga tindakan yaitu pengangkatan tumor (lumpektomi luas atau tumorektomi atau segmentektomi atau kuadrantektomi) ditambah diseksi kelenjar aksila dan radioterapi pada sisa payudara tersebut. Penyinaran diperlukan untuk mencegah kambuhnya tumor di payudara dari jaringan tumor yang tertinggal atau dari sarang tumor lain (karsinoma multisentrik). BCS secara kosmetik lebih baik dari mastektomi bahkan yang telah direkonstruksi sekalipun. Tapi diseksi aksila disini lebih sulit dikerjakan karena otot-otot pektoral tetap intact dan jaringan payudara masih ada sehingga pembukaan lapangan operasi aksila terhambat.

Indikasi BCS :
T: 3 cm (stadium I atau II) Pasien ingin mempertahankan payudaranya

Syarat BCS :
Keinginan penderita setelah dilakukan informed consent Penderita dapat melakukan kontrol rutin setelah pengobatan Tumor terletak tidak sentral Perbandingan ukuran tumor dan volume payudara cukup baik untuk kosmetik pasca BCS Mammografi tidak memperlihatkan mikrokalsifikasi atau tanda keganasan lain yang difus (luas) Tumor tidak multipel Belum pernah terapi radiasi di dada Tidak menderita SLE atau penyakit kolagen Terdapat sarana radioterapi yang memadai (megavolt)

Penatalaksanaan
2. Radiasi
Radioterapi untuk kanker payudara dapat diberikan sebagai terapi primer, adjuvan atau paliatif. Radioterapi kuratif tunggal tidak begitu efektif tetapi radioterapi adjuvan cukup bermanfaat. Radioterapi paliatif dapat dilakukan dengan hasil baik untuk waktu terbatas bila tumor sudah tidak operabel.

Penatalaksanaan
3. Kemoterapi
Salah satu terapi sistemik yang dapat digunakan sebagai terapi adjuvan atau paliatif. Kemoterapi adjuvan dapat diberikan pada pasien pascamastektomi yang pada pemeriksaan histopatologik ditemukan metastasis di sebuah atau beberapa kelenjar. Kemoterapi juga dapat diberikan sebelum pembedahan pada kanker payudara yang besar namun masih operabel pada stadium lokal lanjut. Berdasarkan penelitian kemoterapi yang disebut kemoterapi neo adjuvan ini dapat mengecilkan ukuran tumor sehingga memudahkan pembedahan. Kemoterapi paliatif dapat diberikan pada pasien yang telah menderita metastasis sistemik. Obat kemoterapi diberikan dalam bentuk kombinasi seperti CAF (CEF), CMF dan AC. Kemoterapi adjuvan diberikan sebanyak 6 siklus, paliatif 12 siklus dan neoadjuvan 3 siklus praterapi primer ditambah 3 siklus pascaterapi primer.

Penatalaksanaan
4. Hormonal
Dasar dari pemberian terapi hormonal adalah fakta bahwa 30-40% kanker payudara adalah hormon dependen. Terapi ini semakin berkembang dengan ditemukannya reseptor estrogen dan progesteron. Kanker payudara dengan reseptor estrogen dan progesteron yang merespons positif terapi hormonal mencapai 77%. Terapi hormonal merupakan terapi utama stadium IV di samping kemoterapi karena kedua-duanya merupakan terapi sistemik. Terapi hormonal biasanya diberikan sebelum kemoterapi karena efek terapinya lebih lama dan efek sampingnya lebih sedikit.

Penatalaksanaan
5. Imunologik
Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan tumor, bisa menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab.

Prognosis Kanker Payudara


Berdasarkan Stadium klinik
Stadium Klinik 5 tahun (%) 10 tahun (%)

0
I II

> 90
80 60

90
65 45

IIIA
IIIB IV

50
35 10

40
20 5

Prognosis Kanker Payudara


Berdasarkan Keterlibatan histologik KGB aksila
KGB aksila 5 tahun (%) 10 tahun (%)

Tidak ada
1-3 KGB

80
65

65
40

> 3 KGB

30

15

Prognosis Kanker Payudara


Ukuran tumor
Ukuran tumor (cm) 10 tahun (%)

<1
3-4

80
55

5-7,5

45

Prognosis Kanker Payudara


Histologi
Kanker yang poor differentiated, metaplasia dan grade tinggi mempunyai prognosis yang lebih buruk dibandingkan kanker yang well differentiated.

Reseptor hormon
Pasien dengan kanker yang bersifat ER positif mempunyai waktu survival yang lebih lama dibandingkan pasien dengan kanker yang bersifat ER negatif.

Screening dan Deteksi Awal Kanker Payudara


Periksa payudara sendiri (SADARI) atau breast-self examination Pemeriksaan oleh tenaga kesehatan
SADARI dilakukan 3 hari setelah haid berhenti atau 7 hingga 10 hari dari hari pertama menstruasi terakhir. Untuk wanita yang sudah menopause, SADARI dilakukan pada tanggal yang sama setiap bulan. Dilakukan oleh dokter dilakukan setiap 3 tahun untuk wanita berusia 2040 tahun setiap tahun untuk wanita berusia lebih dari 40 tahun.

Mammografi

Wanita berusia 35-39 tahun melakukan satu kali baseline mammography. 40-49 tahn = mammografi setiap 2 tahun lebih dari 50 tahun = mammografi setiap tahun.

Daftar Pustaka
World Health Organization. Breast cancer : Prevention and Control .2009. Available from : www.who.int. Ramli, Muchlis. Kanker Payudara. Soelarto Reksoprodjo dkk (editor). Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Edisi Pertama. Binarupa Aksara. 1995. Hlm: 342-364. Albar, Zafiral Azdi dkk (editor). Protokol PERABOI 2003. PERABOI. Jakarta. Edisi Pertama. 2004. Hlm: 2-15. Lester SC. The Breast. In : Robins and Cotran Pathologic Basis of Disease, Seventh Edition, W.B. Saunders Company. 2005. p.1129-1152 Brunicardi CF. Schwartzs principles of surgery. Ninth edition. USA : McGrawHills, 2010. Tjokronagoro, M. Radioterapi pada carcinoma mammae. Buku ajar kuliah radiasi onkologi volume II. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, 2001. Hal. 4-5 Pass HA. Disease of the Breast. In : Norton JA (Editor). Essential practice of surgery: basic science and clinical evidence. New York : Springer, 2002. p. 65568 Ashar I. Carcinoma mammae. 2010. Available from : http/:www.fkumy.ac.id/. Accesses Maret 8th, 2013. Asrul. Hubungan antara Besar Tumor dan Tipe Histologi Kanker Payudara

Daftar Pustaka
De Jong, Wim . Buku Ajar Ilmu Bedah . EGC. Jakarta. Edisi Pertama . 2005 . Hlm : 387-402. Manuaba, Tjakra W. Payudara. R. Sjamsuhidajat dan Wim de Jong (editor). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Kedua. EGC. 2004. Hlm: 387-402. Haskell, Charles M. and Dennis A. Casciato. Breast Cancer. Dennis A. Casciato and Berry B. Lowitz (editors). Manual on Clinical Oncology. Lippincott Williams and Wilkins. Philadelphia. 2000. Page: 11. Souhami, Robert L. Et al (editors). Oxford Textbook of Oncology. 2nd Ed. Oxford Press. Page: 110-116 American Cancer Society . Detailed Guide : Breast Cancer . 2009. Available from : www.acs.org. Makhoul, Issam. Breast Cancer: Overview. 2006 Available from: http://www.emedicine.com. Yuliana. Deteksi Dini Efektif Melacak Kanker Payudara. Available from: http://www.info-sehat.com. Toward Optimized Practice (TOP) Program. Guideline for the Early Detection of Breast Cancer. Available from: http://www.albertadoctors.org.

Você também pode gostar