Você está na página 1de 17

Compiled by: Hery Saputro Dede Suhendar Aas Asari Siti Syara Allyany Hidayat Anni Saatul Muslikah

ikah Novia Susilowati Dina Mariana Ria Adi Maika Putri Handayani

Istilah anak jalanan pertama kali diperkenalkan di Amerika selatan, tepatnya di Brazilia, dengan nama Meninos de Ruas untuk menyebut kelompok anakanak yang hidup di jalanan dan tidak memiliki ikatan dengan keluarga

Pengertian dan Karakteristik Anak Jalanan

Berdasarkan hasil kajian lapangan, secara garis besar anak jalanan dibedakan dalam tiga kelompok: 1. Children on the street 2. Children of the street 3. Children from family of the street

Karakteristik anak jalanan terbagi dua yaitu: a. Ciri fisik Warna kulit kusam Rambut kemerahan Kebanyakan berbadan kurus Pakaian tidak terurus Penampilan dekil

b. Ciri psikis Mobilitas tinggi Acuh tak acuh Penuh curiga Sangat sensistif berwatak keras Kreative Semangat hidup tinggi Berani tanggung resiko Mandiri

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Anak Jalanan


Tiga tingkatan penyebab keberadaan anak jalanan : 1. Tingkat mikro ( immediate cause ), yaitu faktor yang berhubungan dengan anak dan keluarganya 2. Tingkat messo ( underlying causes ), yaitu faktor yang ada di masyarakat. 3. Tingkat makro ( basic cause ), yaitu faktor yang berhubungan dengan struktur makro

Pada tingkat mikro sebab yang bisa diidentifikasi dari anak dan keluarga yang berkaitan tetapi juga bisa berdiri sendiri, yakni : a. Lari dari keluarga, disuruh bekerja baik karena masih sekolah atau sudah putus, berpetualangan, bermain-main atau diajak teman. b. Sebab dari keluarga adalah terlantar, ketidak mampuan orang tua menyediakan kebutuhan dasar, ditolak orang tua, salah perawatan atau kekerasan di rumah, kesulitan berhubungan dengan keluarga/tetangga, terpisah dengan orang tua, sikap-sikap yang salah terhadap anak, keterbatasan merawat anak yang mengakibatkan anak

Pada tingkat messo ( masyarakat ), sebab yang dapat diidentifikasi meliputi : 1. Pada masyarakat miskin, anak-anak adalah asset untuk membantu peningkatan keluarga, anak-anak diajarkan bekerja yang berakibat drop out dari sekolah. 2. Pada masyarakat lain, urbanisasi menjadi kebiasaan dan anak-anak mengikuti kebiasaan itu. 3. Penolakan masyarakat dan anggapan anak jalanan sebagai calon criminal.

Pada tingkat makro ( struktur masyarakat ), sebab yang dapat diidentifikasi adalah:
1.

2.

Ekonomi adalah adanya peluang pekerjaan sektor informal yang tidak terlalu membutuhkan keahlian, mereka harus lama dijalanan dan meninggalkan bangku sekolah, ketimpangan desa dan kota yang mendorong urbanisasi. Pendidikan adalah biaya sekolah yang tinggi, perilaku guru yang diskriminatif, dan ketentuan-ketentuan teksis yang birokratis yang mengalahkan

3.

Belum beragamnya unsur-unsur pemerintahan yang memandang anak jalanan antara sebagai kelompok yang memerlukan perawatan (pendekatan kesejahteraan) dan pendekatan yang menganggap anak jalanan sebagai trouble maker atau pembuat masalah(security approach/pendekatan keamanan).

Pengaruh Lingkungan Terhadap Perilaku Sosial Anak Jalanan


Perilaku anak jalanan selalu berada dalam situasi rentan dalam segi perkembangan fisik, mental, sosial bahkan nyawa mereka. melalui stimulasi tindakan kekerasan terus menerus, terbentuk sebuah nilai-nilai baru yang cenderung mengedepankan kekerasan sebagai cara untuk mempertahakan hidup.

Pandangan Terhadap Anak Jalanan Didalam Lingkungan Dan Interaksi Sosial


Anak jalanan yang ada di ibu kota ini semakin banyak dan semakin meresahkan masyarakat. seringkali masyarakat menyimpulkan bahwa anak jalanan adalah sama halnya dengan preman. Premanisme sendiri sering sekali diartikan sebagai orang-orang yang sering melakukan segala sesuatu tindak kriminal. Seperti memalak, bermain judi, mabukmabukan, dan banyak lagi hal-hal yang sering di lakukan oleh kaum premanisme

Kesimpulan
Walaupun pengertian anak jalanan memiliki konotasi yang negative, namun pada dasarnya dapat juga diartikan sebagai anak-anak yang bekerja di jalanan yang bukan hanya sekedar bekerja di sela-sela waktu luang untuk mendapatkan penghasilan, melainkan anak yang karena pekerjaanya maka mereka tidak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik secara jasmani, rohani dan intelektualnya.

TERIMAKASIH

Você também pode gostar