Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Menurut PSAK, kewajiban adalah suatu tugas atau tanggung jawab untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu. Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak mengikat atau peraturan perundangan. FASB, sebagai bagian dari studi kerangka kerja konseptual mendefinisikan kewajiban sebagai pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk menstransfer aset atau menyediakan/menyerahkan jasa kepada kesatuan lain datang sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu.
1. Pengorbanan manfaat ekonomik masa datang 2. Keharusan sekarang untuk mentransfer aset 3. Terjadi karena transaksi masa lalu.
Menggariskan bahwa aset lancar disajikan menurut urutan likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo. Menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi kriteria sebagai kewajiban jangka pendek diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang.
Pengakuan. Kewajiban diakui pada saat keharusan telah mengikat akibat transaksi yang sebelumnya terjadi. Kewajiban dapat diakui atas dasar kriteria pengakuan yaitu definisi, keterukuran, keterandalan, dan keberpautan. Pengukuran. Dasar pengukuran kewajiban yang paling objektif adalah kos tunai atau kos tunai implisit. Karena kewajiban merupakan cerminan dari aset, maka pengukurannya juga mengikuti pengukuran aset.
PSAK No. 1 menggariskan bahwa aset lancar disajikan menurut urutan likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo. PSAK No. 1 menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi kriteria sebagai kewajiban jangka pendek diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang. Kriterianya: (a) diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan, atau (b) jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.
Kewajiban kontijensi adalah: kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu, dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa depan yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali pemerintah; atau kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui karena: tidak terdapat kemungkinan besar pemerintah mengeluarkan sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis untuk menyelesaikan kewajibannya; atau jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.
Penerimaan
yang mungkin atas uang dari hadia, sumbangan, bonus, dan lain sebagainya. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin menguntungkan Kerugian pajak yang dikompensasi ke depan
Apabila terdapat kerugian kontinjensi, maka kemungkinan bahwa kejadian di masa depan akan menguatkan terjadinya kewajiban dapat berkisar dari sangat mungkin hingga kurang mungkin.
Pengungkapan tersebut dapat meliputi: karakteristik kewajiban kontingensi; estimasi dari dampak finansial yang diukur; indikasi tentang ketidakpastian yang terkait dengan jumlah atau waktu aruskeluar sumber daya; kemungkinan penggantian oleh pihak ketiga
Kewajiban diestimasi adalah kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum pasti. Kewajiban diestimasi dapat dibedakan dari kewajiban lain, seperti utang dagang dan akrual, karena pada kewajiban diestimasi terdapat ketidakpastian mengenai waktu atau jumlah yang harus dikeluarkan pada masa datang untuk menyelesaikan kewajiban diestimasi tersebut.
Kewajiban diestimasi harus diakui apabila ketiga kondisi berikut dipenuhi: perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu; besar kemungkinan (probable) penyelesaian kewajiban tersebutmengakibatkan arus keluar sumber daya; dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.
Nilai
tercatat pada awal dan akhir periode; Kewajiban diestimasi tambahan yang dibuat dalam periode bersangkutan; Jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan dibebankan pada kewajiban diestimasi selama periode bersangkutan; Jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama periode bersangkutan; dan Peningkatan.
Definisi :
Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut. Pada dasarnya ekuitas berasal dari investasi pemilik dan hasil usaha perusahaan.
Ekuitas pemilik tercermin dalam neraca terdiri dari: Modal disetor, yaitu jumlah setoran pemilik ke perusahaan sebesar nilainominal saham. Tambahan modal disetor, yaitu selisih jumlah setoran yang melebihi nilai nominal saham. Laba ditahan yaitu akumulasi perolehan laba (rugi) sejak perusahaan berdiri sampai dengan periode terakhir.
perorangan,
terbatas,
Perseroan dapat diklasifikasikan dari segi kepemilikannya sebagai berikut: Perseroan sektor masyarakat/publik Perseroan sektor swasta Bukan saham. Saham. a. Perseroan tertutup (non-publik) b. Perseroan terbuka (perusahaan publik)
Jenis-jenis saham terdapat dua bentuk saham sebagai tanda hak milik pada perusahaan yaitu:
Saham Saham
Akuntansi
penerbitan saham. Untuk memperlihatkan informasi penerbitan saham pada nilai pari/nilai nominal, akun-akun berikut harus dipertahankan untuk masing-masing saham sebagai berikut: Saham preferen atau saham biasa. Tambahan modal disetor.
1. 2.
Akuntansi
penerbitan saham atas dasar pesanan. Dua perkiraan baru digunakan apabila saham dijual atas dasar pesanan, yaitu: saham biasa atau preferen yang dipesan piutang pesanan
1. 2.
Akuntansi
untuk ekuitas badan usaha bukan PT harus dilaporkan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku untuk badan usaha tersebut dan standar akuntansi keuangan yang berlaku khusus untuk industri yang bersangkutan, misalnya koperasi.
Modal
saham meliputi saham preferen, saham biasa dan akun tambahan modal disetor. Pos modal lainnya seperti modal yang berasal dari sumbangan dapat disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor.
Jumlah Setoran
saham dalam bentuk uang, sesuai transaksi nyata. tagihan yang timbul atau hutang yang dikonversi menjadi modal. saham dalam dividen saham dilakukan dengan harga wajar saham. wajar aktiva bukan kas yang diterima. saham dalam bentuk barang (inbreng).
Besarnya
Setoran
Nilai
Setoran
Jumlah
Besarnya Nilai
Perolehan
method.
Perolehan
kembali saham beredar dengan par value method. kembali saham sumbangan.
Perolehan
Penyajian Penyajian
Pengungkapan
Pengungkapan
(apropriasi)
dan
Peraturan,
jumlah harus
Perubahan
saldo laba karena penggabungan usaha dengan metode penyatuan kepentingan (pooling of interests). masa lalu, baik bruto maupun neto setelah pajak.
Koreksi
Pengungkapan
lembar saham.
Tunggakan
Pengungkapan
deklarasi dividen setelah tanggal neraca, sebelum tanggal penerbitan laporan keuangan. dividen saham dan pecahsaham.
Pengungkapan