Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Transport Neutron
Coaching Neutronik 2008
Computational Division
PPIN – BATAN
Namun,berbeda dengan
penanganan difusi pada
konduksi panas dan gas yang
yang memberikan simulasi yang
akurat, pendekatan difusi
terhadap transport neutron
memiliki validitas yang terbatas.
Diffusion’s limitation..(cont’d)
The reason for this failure is easily
understood when it is noted that in
most diffusion process the diffusing
particles are characterized by very
frequent collisions that give rise to
very irregular, almost random, zigzag
trajectories.
However, the cross-section for
neutron-nuclear collisions is quite
small (about 10-24 cm2). Hence
neutron tend to stream relatively
large distances between interactions.
Diffusion’s limitation..(cont’d)
The mean free path (mfp)
characterizing fast neutrons is
typically on the order of centimeters.
And the dimensions characterizing
changes in reactor core composition
are usually comparable to a neutron
mfp. (noted that a reactor fuel pin is
typically about 1 cm in diameter).
Hence, it is required a more accurate
description of neutron transport that
takes into account the relatively long
neutron mfp and neutron streaming.
Diffusion’s limitation..(cont’d)
Example :
Neutron density of N=108 cm-3 in a
graphite medium where its total
cross section Σt=0.385 cm-1, neutron
speed 2.2x105 cm/sec. We would
find a reaction rate density of
8.47x1012 reactions/cm3/sec. In this
particular case, most of these
reactions would consist of scattering
collisions.
Neutron Density and Flux (cont’d)
∂
∂t
(∫ n(r, E, Ωˆ , t )d r )dE ⋅ dΩˆ = ∫ ∂∂nt d
V
3
V
3
ˆ
r dE ⋅ dΩ
Mekanisme pada volume V
Mekanisme neutron ‘muncul’ :
1. sumber neutron dalam volume V
2. neutron yang terhambur dengan variabel
akhir E,Ω dari sembarang E’, Ω’.
(ruang energi dan arah)
3. neutron masuk volume V melalui
permukaan S.(ruang spasial)
( )
ˆ , t d 3 r ⋅ dE ⋅ dΩ
s r, E, Ω ˆ
[∫ (
V
ˆ 3
) ] ˆ
s r , E , Ω, t d r dE ⋅ dΩ
Mekanisme Neutron Muncul
3
( ( ) ( ))
∞
3
S V
Atau
V ∫
3
d r (υ ⋅ ˆ ⋅ ∇ n( r , E , Ωˆ , t ) )dE ⋅ dΩˆ
Ω
Total semua mekanisme
Dengan mensubstitusi semuanya ke
pers. Awal diperoleh :
∂n
( )
∞
( )
∞
∂n
+ υ ⋅ Ωˆ ⋅ ∇ n + υ ⋅ Σ t ⋅ n(r , E , Ωˆ , t ) = ∫ dE ' ∫ dΩˆ ' v'⋅Σ s ( E ' → E , Ωˆ → Ωˆ ' )n(r , E , Ωˆ , t ) + s(r , E , Ωˆ , t )
∂t 0
4π
Formulasi
Persamaan Transpor
Dengan menggunakan notasi fluks angular
maka persamaan transport biasa ditulis
sbb:
( )
∞
1 ∂ϕ ˆ
+ Ω ⋅ ∇ ϕ + Σ t (r , E ) ⋅ ϕ (r , E , Ωˆ , t ) = ∫ dE ' ∫ dΩˆ ' Σ s ( E ' → E , Ωˆ → Ωˆ ' )ϕ (r , E , Ωˆ , t ) + s(r , E , Ωˆ , t )
υ ∂t 0
4π
Dimana :
ˆ ,0) = ϕ (r , E , Ω
ϕ (r , E , Ω ˆ , t)
-Syarat awal : 0
- Syarat batas : ˆ , t) = 0
ϕ (rs , E , Ω
Bila ˆ • eˆ < 0
Ω u/ semua rs pada S
Mis.Syarat batas s
vakum
Persamaan Diffusi
Satu Energi
Dengan akuntansi yang sama, untuk
asumsi satu energi diperoleh
persamaan berikut
3 1 ∂φ
∫V υ ∂t
d r − S + Σ a φ + ∇ ⋅ J =0
Sehingga 1 ∂φ
= −∇ ⋅ J − Σ aφ + S
υ ∂t
Dari pers. Diatas, untuk dapat diselesaikan lebih
lanjut diperlukan hubungan antara J dan Φ. Ini
diberikan oleh Hukum Fick’s berikut
J ( r , t ) ≅ − D(r )∇ ⋅ φ (r , t )
Konstanta
diffusi
Persamaan Diffusi
Satu Energi
Aφ = S A matriks (n-1)x(N-1)
Φ,S vektor kolom (N-1)
Bentuk lebih umum u/ 1-D
Pers.diff umum 1-D pada geometri
bidang datar :
d dφ
− D( x) + Σ a ( x)φ ( x) = S ( x)
dx dx
Cara memecahkan persamaan ini
terbagi kedalam dua langkah :
1. menurunkan persamaaan beda
(diskritisasi).
2. menyelesaikan persamaan beda
dengan algoritma tertentu.
Diskritisasi
Metoda umum untuk memperoleh
pers.beda (difference eq.) adalah dengan
melakukan integrasi terhadap pers.diff
pada sembarang mesh interval.
∆i ∆ i +1
xi − xi +
2 2
x i −1 xi x i +1
Integrasi tiap suku
suku sumber dan penyerapan
Suku sumber
∆
xi + i +1
2
∆ ∆ 1
∫∆ ⋅ ≅ +
i i+
dx S ( x ) S i
2 2
xi − i
2
Suku penyerapan
∆
xi + i +1
2
∆i ∆i +1
∫∆ a
dx ⋅
Σ ( x )φ( x ) ≅ Σ φ
ai i
2
+
2
x − i
i
2
Integrasi tiap suku
suku bocor
Suku bocor :
∆ ∆
xi + i +1 xi + i +1
2
d dφ dφ 2
∆
∫dx ⋅ dx
D( x)
dx
≅ D( x)
dx xi −∆i
xi − i 2
2
∆i
dφ φi − φ−1i xi −
≅ 2
dx xi −
∆i ∆i
2 x i −1 xi
Integrasi tiap suku
suku bocor
Untuk nilai D,
∆ 1
D xi + i +1 = [ Di +1 + Di ] ≡ Di ,i +1
2 2
∆ 1
D xi − i = [ Di −1 + Di ] ≡ Di ,i −1
2 2
D + Di Di −1 + Di 1
ai ,i = Σ a + i +1 +
∆ i +1 ∆i ∆ i + ∆ i +1
Di +1 + Di 1
ai ,i +1 = −
∆ +∆
∆i i i +1
a N , N −1φN −1 + a N , N φN = S N
Solusi ‘pers.differensial 3-titik’
Persamaan terakhir yang kita
dapatkan adalah
A ⋅φ = S
Lebih eksplisitnya
a11 a11 0 0 φ1 S1
a11 a11 a11 0 φ2 S 2
0 a11 a11 0 φ3 = S 3
⋅
0
0 0 ⋅ ⋅ φN −1 S N −1
Matrik tridiagonal dapat langsung
dipecahkan dengan eliminasi Gaussian.
Sehingga diperoleh matriks berikut :
1 A1 0 0 φ1 α1
0 1 A2 0 φ2 α2
0 0 1 A3 φ = α
3 3
⋅ 0 ⋅ ⋅
0
0 0 1φN −1 αN −1
dimana
a n , n +1 a1, 2
An = A1 =
a n,n + a n,n −1 An−1 a1,1
S n − a n ,n −1α n −1 s1
αn = α1 =
a n ,n − a n ,n −1 An −1 a1,1
Maka, nilai fluks diperoleh dengan
substitusi kembali, dan diperoleh :
φ N −1 = α n −1
φ N − 2 = − AN − 2φ N − 1 + α N − 2 = − AN − 2α N − 1 + α N − 2
dst,
Dekomposisi LU
Secara formal yang telah dilakukan adalah
dekomposisi LU berikut
a11 0 0 0 ⋅ 1 A1 0 0
a 21 (a 22 − a 21 A1 ) 0 0 ⋅ 0 1 A2 0
A= 0 a32 (a33 − a32 A2 ) 0 ⋅ 0 0 1 A3
0 0 ⋅ ⋅ 0 ⋅ ⋅
⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ 0 0 0 1
Sehingga penyelesaiannya sebagai berikut
A⋅φ = L ⋅U ⋅φ = S Forward
elimination
−1
U ⋅φ = L S = α
−1 −1 −1
Back A ⋅φ = U ⋅L ⋅S =U ⋅α
substitution
Perhitungan Kritikalitas
− D∇ 2φ (r ) + Σ a (r )φ (r ) = υ Σ f φ ( r )
Mencari Kesetimbangan
Untuk menentukan komposisi agar
diperoleh kesetimbangan maka
diberikanlah koefisien k berikut
1
− D∇ 2φ (r ) + Σ a (r )φ (r ) = υΣ f φ ( r )
k
Cara lain … dengan menganggap v
variabel, dimana keadaan kritis dicapai
pada nilai v tertentu yaitu vC
− D∇ 2φ (r ) + Σ a (r )φ (r ) = υ C Σ f φ ( r )
Hubungannya…
υ
k =
υC
Perhitungan Kritikalitas
Secara sederhana persamaan yang
akan dipecahkan berbentuk
1
M ⋅φ = F ⋅φ
k
dengan
M ⋅ ≡ − D∇ 2 ⋅ +Σ a (r ) ⋅ Operator ‘destruksi’
F ⋅ = υΣ f (r ) ⋅ Operator ‘sumber’
Metoda iterasi
Solusi dilakukan dengan metoda iterasi
berikut, diawali dengan memberi sumber
awal dan k tebakan.
S (r ) ≡ F ⋅ φ ≅ S ( 0) (r ) k ≅ k (0)
Lalu tentukan flux Φ(1) sbb :
1 (0)
M ⋅ φ (1) ≡ − D∇ 2 ⋅ φ (1) + Σ a (r ) ⋅ φ (1) = (1)
S
k
Dengan hasil diatas dapat kita hitung sumber
dan k baru sbb
S (1)
= F ⋅φ (1)
= υΣ f φ (1)
Bagan Algoritma
Input geometri dan
komposisi bahan
Tebak sumber
awal (S(0)) dan k(0)
Iterasi 1
Mφ ( n +1) = Fφ ( n +1)
dalam k (n)
S ( n +1) = F ⋅ φ ( n +1)
( n +1) ∫d
3
rS ( n +1) ( r ) Iterasi
k ≅
1
∫d luar
3
(n)
rS ( n ) ( r )
k
k ( n ) − k ( n −1) S ( n ) − S ( n −1)
< ε1 < ε2 No
k (n) S (n)
Yes
Keff
Tim Java [Arya dan Sinta
AW,Aniq)
Tim Visual Basic [Elfrida,Utaja]
Tim Fortran [Marsodi, Sangadji]
Tim MATLAB
[Mike,Entin,Wahyu,Dinan]
Eksplisit ‘Code programming’
Input
Solver
Output
Input
INPUT
Iterasi dalam
inloop(
Iterasi luar
Untuk memantapkan
pemahaman kita, mari kita
simak penjelasan untuk hal
yang sama dari pengembang
MCNP F.Brown dari Los Alamos
National Laboratory.