Você está na página 1de 110

ACUTE ABDOMEN

Oleh : Syahfreadi, SpB Cirendeu - C. Putih 2011-Sept

Akut Abdomen : - Sering disebut emergensi abdomen - Suatu keadaan atau kasus nyeri abdomen yang hebat yang berlangsung hingga 6 jam atau lebih, pada penderita yang sebelumnya baik-baik saja, dikarenakan kondisi atau kasus bedah.

Kondisi atau kasus bedah ini sering dikenal dengan istilah 4 P : - Peradangan / infeksi - Perforasi / bocor - Penyumbatan / obstruksi - Perdarahan / hemorrhagi Semua keadaan diatas memerlukan tindakan/ penatalaksanaan segera dan pada umumnya diakhiri dengan Keputusan Bedah Emergensi, sambil dilakukan tindakan Stabilisasi pasien terlebih dahulu sebelum atau durante operasi di meja operasi.

Semua usaha harus dilakukan untuk mendiagnosa problema akut abdomen tersebut secepat mungkin; dengan Anamnesa dan pemeriksaan fisik yang cermat. Pemeriksaan pendukung seperti : - Test Laboratorium - Test Radiologik dapat membantu untuk menegakkan Diagnosa dan pengambilan keputusan Tindakan yang akan dilakukan.

A. Riwayat
1. Usia usia dapat bermakna menentukan penyebab akut abdomen

2.

Nyeri - bilamana dan bagaimana nyeri ( tanyakan juga kapan makan terakhir) - Sifat ( tumpul, rasa terbakar, kolik) - Berat/hebat nyeri - Kesinambungan (menetap, hilang timbul) - Lokasi pada awal mulanya dan saat ini - Penjalaran nyerinya bagaimana - Reaksinya pada pernafasan, gerak, posisi, makan, defekasi, mikturisi

3.

Muntah Anoreksia, nausea dan vomitus adalah merupakan manifestasi yang berbeda-beda tingkatannya, dari mekanisme yang sama. Amati tehadap sifat-sifat ini : a. Waktu mulainya b. Frekwensi dan persistensinya c. Sifat ; hati-hati jika cenderung berulangkali muntahnya ( catat : ada tidaknya Hematemesis ) Defekasi a. Diare ( frekwensi, konsistensi, sifat, kontinensia, hematoskesia) b. Konstipasi ( bekurangnya gerakan usus besar) Obstipasi ( berhentinya gerakan usus besar sama sekali ) INGATT.... Kegagalan mengeluarkan feses atau flatus dalam waktu 24 jam adanya obstruksi Intestinal

4.

5. Demam - perhatikanwaktu timbulnya - ada tidak Rigor/ menggigil tanda terjadinya bacteremia/ viremia - Bagaimana kaitan demam dengan nyeri yang timbul 6. Riwayat Penyakit Dahulu a. Penyakit atau operasi abdomen b. Penyakit sitemik dan organik yang lain c. Trauma terdahulu, atau sebelumnya d. Riwayat Menstruasi ( bagi wanita ) : - Daur menstruasi yang terakhir - penggunaan kontrasepsi oral e. Riwayat penggunaan obat-obatan

PANDUAN UNTUK ANAMNESE dan PEMERIKSAAN FISIK


Lokasi/ Topografi organ : Pembagian 9 Regio Abdomen

RIGHT HYPOCHONDRIUM EPIGASTRIUM

LEFT HYPOCHONDRIUM

RIGHT LUMBAL

UMBILICAL

LEFT LUMBAL

RIGHT ILIAC

HYPO GASTRIUM

LEFT ILIAC

B. Pemeriksaan Fisik
1. 2. 3. 4. Kesan Umum a. Ekspresi wajah ( merah, pucat, cuping hidung ) b. Posisi dan kegiatan di tempat tidur. Tanda-tanda vital ( Suhu, RR. HR, BP ) Dada ada tidak tanda-tanda pneumonitis Abdomen Pengamatan dan pemeriksaan pada abdomen akan memberikan banyak informasi tentang akut abdomen : 1. Inspeksi 2. Auskultasi 3. Palpasi 4. Perkusi ( catt: urutan pemeriksaan berbeda dengan Pem. Fisik rutin) Colok Dubur / digital rectal examination wajib pada kelainan abdomen.

5.

1. INSPEKSI
TEGAK / BERDIRI TIDUR TELENTANG

BERDIRI
TIDAK SELALU MUNGKIN, TERGANTUNG KEADAAN PASIEN BISA MELIHAT ADANYA TONJOLAN PADA DINDING ABDOMEN
HERNIA UMBILIKALIS, HERNIA INGUINALIS,HERRNIA CICATRICALIS Ada tidak luka di dinding perut

TIDUR TERLENTANG
SECARA SISTEMATIS DIPANDANG KESELURUHAN DINDING ABDOMEN SECARA ANATOMIS DIPANDANG MULAI DARI HYPOCHONDRIUM KANAN, EPIGASTRIUM, HYPOCHONDRIUM KIRI, LUMBAL KIRI, UMBILICAL, LUMBAL KANAN, ILIACA KANAN, HYPOGASTRIUM, ILIACA KIRI, TANPA ADA DAERAH YANG TERLEWATI Ada tidak Distensi/ kembung, luka (dengan atau tanpa usus yang keluar)

TUJUAN
MELIHAT KELAINAN BENTUK KELAINAN PERGERAKAN PERNAFASAN BENJOLAN BEKAS JARINGAN PARUT

2. AUSKULTASI
MENGGUNAKAN STETOSKOP MENDENGAR SUARA BISING USUS DENGAN MELETAKKAN STETOSKOP PADA DINDING ABDOMEN MERUPAKAN SUARA CAIRAN ALIRAN USUS YANG BERGERAK SESUAI ALIRAN PERISTALTIK SUARA AKAN MENINGGI PADA ILEUS OBSTRUKTIF (SUMBATAN PADA ISI USUS) TERJADI HYPERPERISTALTIK DIMANA BISING USUS MENJADI SANGAT NYARING DISEBUT BORBORYGMI ATAU SIGNE DE SOUX PADA ILEUS OBSTRUKTIF JUGA BISA DIJUMPAI SUARA SEPERTI LOGAM BERDENTING (METALIC SOUND) SUARA PERISTALTIK BISA MELEMAH SAMPAI MENGHILANG PADA DIFFUSE PERITONITIS ILEUS PARALYTIC

3. PALPASI / PERABAAN
MENGGUNAKAN 4 JARI TANGAN KANAN (2-5) WITH LADIES HAND PENEKANAN / PERABAAN DINDING ABDOMEN DENGAN UJUNG-UJUNG JARI ARAH MULAI DARI HYPOCHONDRIUM KANAN EPIGASTRIUM HYPOCHONDRIUM KIRI LUMBAL KIRI UMBULIKAL LUMBAL KANAN ILIAKA KANAN HYPOGASTRIUM ILIAKA KIRI APAKAH ADA NYERI TEKAN, BENJOLAN, TEGANG OTOT (DEFENSE MUSCULAIR) BILA PERLU PALPASI BIMANUAL DENGAN DUA TANGAN UNTUK MENDORONG BENJOLAN KEATAS TENTUKAN BESAR BENJOLAN, PERMUKAAN, KONSISTENSINYA, NYERI, TIDAK NYERI

LOKASI
PERUT KANAN ATAS : LIVER, GALL BLADDER EPIGASTRIUM : STOMACH KIRI ATAS : LIMPA, FLEXURA LIENALIS PERUT KANAN : GINJAL KANAN, ASCENDING KOLON PERUT KIRI : GINJAL KIRI, DESCENDING KOLON BAWAH KANAN : CAECUM, APPENDIX, OVARIUM KANAN BAWAH KIRI : RECTUM, OVARIUM KIRI HYPOGASTRIUM : UTERUS, BULI-BULI (URINARY BLADDER)

4. PERKUSI
MENGETOK RUAS AKHIR / SENDI ANTARA RUAS 2-3 JARI TENGAH TANGAN KIRI DENGAN JARI TENGAH TANGAN KANAN ARAH KETOKAN SESUAI TOPOGRAFI DI ATAS TYMPHANI
SUARA NYARING PADA KETOKAN DISEBABKAN ADANYA UDARA PADA USUS TIDAK DIJUMPAI SUARA TYMPHANI; BILA ADA BENDA PADAT/ TUMOR PADA USUS

SUARA PEKAK HATI NORMAL SELALU BEDA


BILA ADA PERFORASI DARI USUS, GASTER, MAKA UDARA AKAN BERADA DI CAVUM ABDOMEN BAGIAN ATAS MAKA SECARA BEDA BERUBAH JADI TYMPHANI

PERKUSI
NYERI KETOK BISA DIJUMPAI PADA ADANYA PERADANGAN DALAM RONGGA ABDOMEN PERKUSI ABDOMEN BISA MENENTUKAN ADANYA CAIRAN BEBAS DALAM RONGGA ABDOMEN. MISALNYA PADA ASCITES ATAU PERDARAHAN DALAM CAVUM ABDOMEN
CARA :
PASIEN BARING BIASA PERKUSI KE LATERAL SAMPAI SUARA TYMPHANI MENJADI BEDA KEMUDIAN PASIEN DIMIRINGKAN KESEBELAHNYA DAN DIPERKUSI MAKA SECARA BEDA AKAN MENJADI TYPHANI LAGI

5. RECTAL TOUCHER / COLOK DUBUR


UNTUK MENGETAHUI ADANYA KELAINAN PADA RECTUM DAN ANAL CANAL PENILAIAN :
PERINEUM / ANUS SEKITARNYA TONUS SPHINCTER ANI / MUCOSA DAERAH NYERI PROSTAT (PADA LAKI) MASSA : TUMOR ISI AMPULA RECTI
FECES LENDIR DARAH

........kelalaian melaksanakan RT/ DHN tidak terdeteksi suatu tumor/ karsinoma recti tiadak dapat dimaafkan bagi seorang dokter apalagi seorang surgeon !! .......merupakan pemeriksaan rutin/ wajib pada pemeriksaan abdomen di bagian bedah.

Tanda-tanda Lain :
1. Tanda Iliopsoas adanya peradangan pada otot iliopsoas dan sekitarnya. Baik posisi terlentang atau berbaring miring. 2. Tanda Obturator adanya peradangan pada otot obturator internus. 3. Tanda Murphy ( murphys sign ) memeriksa adanya peradangan acut pada kandung empedu 4. Dan beberapa tanda-tanda lain seperti : Mc Burney, Rovsign sign, dll.

Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium 1. Darah (rutin / lengkap) a. Hematokrit perdarahan atau dehidrasi b. Jumlah dan Hitung jenis Leukosit bermakna bila nilainya abnormal ( nilai normal tak menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah) c. Amilase Dapat meningkat pada beberapa keadaan selain pankreatitis, seperti : perforasi, obstruksi intestinal, dan iskemia intestinal. d. Elektrolit, kreatinin, bilirubin, dll , berguna pula.

2. Urinalisa ; meliputi : BJ, Glukosa, Albumin, darah, lekosit, silinder, dan bakteria 3. Pemeriksaan Cairan Peritoneal diperiksa terhadap adanya kemungkinan : darah, bakteria, amilase Cara pengambilannya dengan DPL / parasintesis

2.

Radiologi a. Plain foto abdomen/ BNOnon zat kontras # 3 posisi ( supine, ereck dan LLD) b. Ba-sulfat (=barium enema) zat kontras c. Urografi Intravena / IVP double kontras curiga cedera saluran kemih

Foto Polos Abdomen 3 posisi

Supine / telentang Left lateral decubitus Erect / tegak

Foto Polos Abdomen 3 posisi

Air fluid level

3. Pemeriksaan khusus 1. Endoskopi 2. Sigmoidoskopi dan colonoskopi 3. USG abdomen (upper/ lower) 4. CT Scan Abdomen (kontras dan non kontras) 5. Angiografi 6. Scan Radionuklir ex: Diagnosa Cholecistitis acut

Endoscopic Unit Hasan Sadikin Hospital Bandung

Early unenhanced CT was a good indicator of severity of acute pancreatitis

Warko Karnadihardja, Bandung 2005

4. Pemeriksaan Tambahan lain - Diagnostic Peritoneal Lavage / DPL * sering dilakukan pada pasien trauma curiga perdarahan abdomen dimasukkan lar NaCl fisiologis ke dalam rongga abdomen melalui jarum abbocat melihat warna cairan bercampur darah atau tidak ( secara makro atau mikro ) 5. Teknik Laparoskopi ...(sebelumnya sering pada Obgyn) Disamping sebagai teknik operatif juga untuk diagnostik

APA SIKAP ANDA ; JIKA PASIEN DATANG DENGAN AKUT ABDOMEN IBARAT KAPAL PERANG INI ????

PENATALAKSANAAN AKUT ABDOMEN


1. Bila diagnosa belum pasti/tegak nilailah berulang kali (diagnosa harus segera mungkin ditegakkan). Sambil menegakkan diagnosa segera secara sekuensial dan simultan dilakukan NIDA ; (tindakan stabilisasi pasien) - Nuchter / Puasa - Infus pasang IV line ( resusitation ) - Decompression NGT , DC ( untuk Drainage dan Monitor ) - Antibiotika , jika diperlukan ( pada akut abdomen sering terjadi invasi kuman / infeksi). Analgetika , HATI-HATI DIBERIKAN !!! karena dapat mengakibatkan hilangnya tanda-tanda obyektif (nyeri) penderita sering mengaburkan pemeriksaan Diagnosa sulit ditegakkan 2. Keputusan penting lainnya adalah Menentukan apakah kasus yang dihadapi adalah Kasus Bedah atau Non bedah. Bila yaa penderita dilakukan tindakan stabilisasi secepat mungkin, harus dipersiapkan sesegera mungkin dan ditangani sebaik mungkin, bila perlu operasi Emergensi. Bila Non Bedah penderita tetap dilakukan tindakan stabilisasi sesegera mungkin dan segera dilakukan konsultasi kepada ahli nya yang berkompeten. 3. Bila perlu pasien dipersiapkan ICU / HCU baik preop atau post op

PATIENT IN ICU / HCU

Kelainan atau Penyakit penyebab Akut Abdomen


I. PERADANGAN / Infeksi Infeksi atau peradangan tanpa disebabkan suatu trauma pada abdomen dapat terjadi pada : 1. Sebagian dari usus seperti pada : - appendicitis - divertikulitis 2. Suatu organ abdomen seperti pada : - pankreatitis - kantong empedu 3. Dinding rongga peritoneum seperti peritonitis karena penyebaran fokus infeksi seperti dari: appendiks appendicitis kantong empedu cholecystitis pankreas pankreatitis divertikula divertikulitis

PERITONITIS atau DIFUS PERITONITIS

1. APPENDICITIS
-Radang pada appendix vermicularis/ umbai cacing/ usus buntu

Appendicitis is the most common cause of abdominal sepsis Appendicectomy is the most common emergency surgical operation
-Appendicitis : 1. Acut 2. Kronis -Appendicitis Akut : - biasa usia 20 30 thn - laki-laki >> wanita - jarang pada anak < 2 thn - pada anak > thn dan orang tua gampang bocor (proximal menyempit) - Penyebab : 1. Non Obstruktif 2. Obstruktif/ sumbatan pada appendix -Fungsi dari appendix belum diketahui jika meradang (total) peritonitis & komplikasi

Kardinal Sign dari Akut Appendicitis


Abdominal pain for less than 72 hours Vomiting 1-3 times Facial flush Tenderness concentrated in the right iliac fossa Rebound tenderness in the right iliac fossa Anterior tenderness on rectal examination (9-11 positions) Fever between 37,3 and 38,5 C No evidence of UTI on urine microscopy

Appendix locations

Tanda Khas Lainnya Appendicitis Akut


1. Mc. Burney Sign nyeri tekan daerah caecum/ Mc Burney 2. Blumberg Sign nyeri lepas pada fossa iliaka kanan 3. Rovsing Sign nyeri tekan pada kontra lateral 4. Obturator Sign 5. Psoas Sign

Tindakan Operasi pada appendicitis adalah Appendectomy (= Appendisectomy)

2. Cholecystitis
Infeksi pada kantong empedu Sering disertai dengan adanya batu kandung empedu (cholelithiasis) Nyeri di daerah epigastrium kanan yang menetap disertai tanda-tanda peritonitis lokal Bila masih dijumpai bising usus perforasi usus disingkirkan Umumnya Konservatif dulu, setelah tenang 9-12 minggu kemudian operasi Operasinya : - Open Cholecistektomi
- Laparoskopi Cholecistektomi

3. Pankreatitis
Timbul agak lambat (pankreas retroperitoneal lokasinya) Keluhan Utama : - Muntah muntah - nyeri epigastrium yang tidak berpindah dan makin parah - nyeri tekan tetapi kejang otot jarang Penanganannya: - konservatif - puasa untuk istrahat - diet - Antibiotika Operasi, pada beberapa kasus yang indikasi operasi (berat)

II. Perforasi (Saluran Cerna)


Jenis-jenis : 1. Perforasi ulkus peptikum 2. Perforasi ileitis terminalis pada tifoid 3. Perforasi Divertikulitis 4. Perforasi akibat obstruksi tumor Maligna 5. Perforasi Appendicitis 6. Perforasi akibat Trauma - Tajam (penetrate) - Tumpul (blunt) Perforasi Peritonitis (Diffus)

GEJALA & TANDA PERITONITIS Lokal rangsangan peritoneal - nyeri tekan - nyeri lepas - tegang - defance musculer - pekak hati menghilang - bising usus menghilang

Umum : Fungsi usus hilang - muntah hijau - tdk b.a.b / flatus


Pemeriksaan colok dubur: - Spincter ani : longgar - Mukosa : nyeri tekan seluruh lapangan - Sarung tangan : kadang-kadang bisa dijumpai darah

GEJALA SISTEMIK
- gelisah, kesadaran menurun - shock, takikardi - demam tinggi - gejala septic shock - gejala gangguan pernafasan - gejala gangguan fungsi ginjal

GAMBARAN RADIOLOGIS
- distensi udara dalam usus halus / besar - dinding usus menebal o.k cairan dan eksudat - preperitoneal fat menghilang - bayangan psoas menghilang - adanya udara bebas pneumoperitoneum - subdiaphragma - fossa iliaca - adanya batas udara-cairan / air fluid level

Pneumoperitoneum akibat Perforasi


Foto thorax erect. Tampak gambaran udara bebas subdiafragma kanan dan kiri. Pneumoperitoneum emergency surgery

GAMBARAN LABORATORIUM - Leukositosis 17.000 25.000 / mm3 - shift to the left - hemokonsentrasi o.k dehidrasi - Acidosis metabolik / respiratori

PENATALAKSANAAN - total bed rest - puasa - NGT decompresi - atasi shock infus cairan & elektrolit - beri oksigen - beri AB broadspektrum

TINDAKAN PEMBEDAHAN Tujuan : - stop kontaminasi - bersihkan rongga perut dari benda asing - drainase cairan

Stop kebocoran reparasi simple atau eksisi reparasi

Bersihkan rongga perut - dari nanah / feses - lavase banyak untuk mengurangi jumlah kuman Drain : utk mengalirkan onggokan pus, darah atau sisa cairan pencuci

PROGNOSA Waktu : Interval perforasi operasi < 24 jam mort. rate : 5% > 4 hari mort. rate : 8% Keadaan umum - jelek : 100 % - baik : 4 %

Usia

: tua jelek muda baik

Perbaikan prognosa : - diagnosa cepat ditegakkan - pengelolaan yang tepat - operasi segera...!!!

III. Penyumbatan / Obstruksi

HAMBATAN SALURAN PENCERNAAN = INTESTINAL/ COLON OBSTRUCTION (= ILEUS OBSTRUCTION)

Definisi : hambatan total pada pasase isi usus

Klinis : 2 jenis

1. Dynamic = mekanik = obstruksi 2. Adynamic = paralytic = neurogenic

Dynamic Obstruction
penyebab :
1. intralumen : faecolith, cacing, batu empedu, biji (markisa) 2. dinding : atresia, striktura (peny. Crohn), tumor 3. luar dinding: hernia incarcerata, adhesie, volvulus, intussuception.

Klinis dibagi 3 type :


1. Akut obstruksi Sering pada usus kecil Rasa nyeri tiba-tiba di daerah pusat Muntah-muntah Distensi Konstipasi

Causes Intestinal Strangulation (obstruction)

Intestinal strangulation (cutting off of the blood supply to the intestine) usually results from one of three causes.

2. Kronik obstruksi
Sering pada usus besar Nyeri kolik pada perut bgn bawah dgn konstipasi absolut Distensi datang belakangan

3. Obstruksi kronik yg tiba-tiba jadi akut = Chronic exacerbation acute


Dimulai dr sumbatan pada usus besar yg merambat ke usus kecil

Patologi
Usus di atas sumbatan berusaha mengatasi sumbatan dgn meninggikan peristaltik bisa beberapa hari. Lama-lama usus letih flaccid & paralyse Usus di bawah sumbatan mula-mula normal sampai dengan 2-3 jam isi bisa dikeluarkan. Lama-lama usus ini (yg kosong) menjadi immobil, contracted dan pucat bila berketerusan mati Distensi. Terjadi pada bgn proximal segera setelah terjadi sumbatan. Terjadi ok : - penumpukan gas - cairan ( saliva 3500 cc, gastri 2500 cc, bile+pancreatic 1000 cc, succus entericus 3000 cc. Total 8000 cc.) Terjadi perubahan pertukaran cairan dan elektrolit pd bgn atas sumbatan shg trjadi gangguan keseimbangan elektrolit dan cairan. Gangguan peredaran pembuluh darah pd dinding usus akibat tekanan intraluminal terjadi ischemic pd end arteri dinding usus

Transmigrasi bakteri & usus Dengan terganggunya dinding usus toxin & produk dr tissue autolysis menembus rongga peritoneum peritonitis Close loop obstruction Terjadi pada intestinal strangulasi. Bisa dijumpai pada : stricture ok tumor pada colon aliran usus terhambat, Sedangkan ileocaecal valve menahan agar isi usus tidak kembali ke ileum tek menekan pembuluh darah pada dinding usus ulcerasi gangrene perforasi.

Tanda-tanda Klinis :
1. Abdominal pain
datang tiba-tiba (kolik) interval 3 5 mnt. Nyeri terutama daerah umbilikus menyebar ke seluruh abdomen.

2. Muntah
Ileus letak tinggi muntah sangat menonjol terutama sehabis minum makan Muntah mula berwarna hijau Bila obstruksi berlangsung lama muntah kental dan coklat menandakan keadaan umum berat

3. Distensi abdomen
Besar distensi tergantung lokasi Makin rendah / lama makin besar distensi

4. Konstipasi
Pada obstruksi total setelah bgn distal dari sumbatan dikeluarkan, maka akan dijumpai konstipasi dimana tidak dijumpai faeces dan flatus Absolut Constipation

5. Dehidrasi
Muntah muntah hebat Kegagalan absorbsi isi usus kulit kering, lidah kering, mata cekung, urine output , urine pekat.

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Abdomen distensi Perhatikan adanya Hernia Incarcerata Darmsteifung : gerakan peristaltik usus yang terlihat pada dinding abdomen

Palpasi
Dilakukan sistematis sesuai dengan topografi Apakah ada nyeri tekan Kemungkinan teraba massa tumor

Perkusi
Tidak banyak memberi petunjuk

Auskultasi
Suara peristaltik nyaring = Borborygmi Terdengar suara metalic sound ( logam berdenting )

Rectal Examination / Rectal Toucher / Colok Dubur


Sphincter : tonus melemah Ampula recti : kosong Kemungkinan teraba tumor pada rectum

Pemeriksaan Tambahan
Lab : Hb , hematokrit ok dehidrasi. Radiologi : Plain abdominal foto posisi tegak gambaran fluid level Barium Enema gambaran tumor gambaran invaginasi

Ileus Obstruksi
Foto polos abdomen posisi erect Tampak gambaran batas udara-air yang multipel dan bertingkat-tingkat (multiple air-fluid level) step ladder appearance

Plain film of sigmoid volvulus.


(Courtesy of Dina F. Caroline, M.D., Ph.D., Temple University Hospital.)

Coffee bean appearance

Barium enema of sigmoid volvulus.


Contrast agent and air fills rectum and distal sigmoid colon. The contrast agent stops abruptly at the point of torsion.
(Courtesy of Dina F. Caroline, M.D., Ph.D., Temple University Hospital

Caecum Volvulus
The contrast stops abruptly at the proximal end of the hepatic flexure (arrowhead). The dilated, air-filled cecum crosses the midline of the abdomen toward the left upper quadrant (arrows).
(Courtesy of Dina F. Caroline, M.D., Ph.D., Temple University Hospital.)

complete small bowel obstruction.


Upright film shows multiple, short, airfluid levels arranged in a stepwise pattern.
(Courtesy of Melvyn H. Schreiber, M.D., The University of Texas Medical Branch

complete small bowel obstruction.


Supine film shows dilated loops of small bowel in an orderly arrangement, without evidence of colon gas.

constricting carcinoma.
Barium enema demonstrating apple core or napkin ring lesion, caused by a constricting carcinoma.

polypoid carcinoma
Barium enema demonstrating a polypoid carcinoma arising in the cecum of a 35-year-old woman (arrows).
(Courtesy of Dina F. Caroline, M.D., Ph.D., Temple University Hospital.)

Penanggulangan
Darurat
Perbaiki dehidrasi & elektrolit infus Ringer Laktat memperbaiki hipovolemic - mengoreksi & mempertahankan elektrolit dalam darah dimonitor dengan melihat banyaknya urine yang keluar setelah rehidrasi Decompresi NGT. Catheter.

Definitif Operatif ditujukan pada penyebab obstruksi


Hernia Herniotomy Penyebab intraabdomen Laparotomy - membebaskan adhesi - mereposisi volvulus - reseksi tumor tergantung penyebabnya.

Surgical management of adenocarcinoma


A, Malignant tumors should be resected B, End-to-end anastomosis
(Adapted from Thompson JC: Atlas of Surgery of the Stomach, Duodenum and Small Bowel. St. Louis, MosbyYear Book, 1992, p 299.)

Adenocarcinoma Rectum

Hernia inguinalis lateralis dextra

Hernia inguinalis lateralis Stranggulata

Jika usus tidak bisa dimasukkan ke dalam cavum abdomen dilakukan Bogata bag dgn plastic Sheet

IV. Perdarahan / Hemorrhagi

PENYEBAB
1. 2. 3. 4. 5. MEKANIK CHEMIS THERMIC ELECTRIC RADIASI

DEFENISI
TRAUMA ABDOMEN :
Kekerasan dari luar yang mengenai abdomen dan dapat menimbulkan kerusakan dari organ-organ. JENIS TRAUMA : 1. Tumpul 2. Tajam/ Tembus (menembus dinding abdomen)

TUMPUL : Blunt Abdominal Trauma


Dapat menyebabkan terjadinya robekan pada : a. Alat intraperitoneal - Padat : Liver, limpa - Berongga : Usus, kandung empedu b. Alat-alat RetroPeritoneal : - Padat : Ginjal - Berongga : Duodenum Part 2, Asending Colon, Desending Colon, Vesica Urinaria

TAJAM
Luka tajam /tembus : menembus dinding Abdomen Stab Wound : Vulnus Abdominis Penetrating Gun Shot Wound : Luka Tembak.

A. BLUNT ABDOMINAL TRAUMA Anamese :


- Trauma pada Abdomen
- Trafic Accident - Trauma Olah raga

- Harus ada nyeri pada abdomen, Nyeri bisa menjalar ke bahu, bila ada iritasi pada diafragma akibat robekan pada liver atau limpa.

Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata:
Keadaan umum pasien terlihat kesakitan ,gelisah ,pucat, berkeringat dingin Tanda Vital : Tek. Darah turun, Nadi cepat, Pernafasan Thoracal, cepat dan dangkal

Status Lokalisata : Keadaan Lokal Abdomen

a. Inspeksi :
Abdomen distensi : merupakan gejala buruk, bisa dijumpai pada : - Liver/limpa Rupture - Perdarahan Aorta/Vena Cava - Perforasi Organ Berongga : lambung,usus. - Trauma pada Organ Retro peritoneal ( ginjal) Pernafasan Thoracal : - Karena rasa nyeri yang hebat pada abdomen.

Bisa terlihat adanya hematoma pada dinding abdomen atau bekas ban mobil.
b. Palpasi : - Nyeri sangat hebat - Abdominal Rigidity = tegang otot = defans muscular Ini terjadi akibat adanya iritasi pada Peritoneum c. Perkusi : - Nyeri ketok pada abdomen terutama bila terjadi peritonitis atau adanya tanda-tanda perdarahan dalam rongga abdomen - Pekak hati menghilang bila ada kebocoran pada organ berongga.

d. Auscultasi : Suara pertistaltik melemah sampai menghilang hingga terjadi Ileus Paralitik

e. Pemeriksaan Tambahan Rontgen Foto : - Plain Abdominal foto yaitu posisi tegak ,telentang dan miring. - IVP dilakukan bila ada persangkaan gangguan ginjal atau saluran kencing. - Dengan rontgen foto biasanya bisa dilihat adanya : udara bebas di rongga peritoneum, udara di rongga retroperitoneal , Foreign Body.

Pemeriksaan dengan Ultrasonografi/ USG dikenal sebagai FAST


(Focused Abdominal Sonography in Trauma)

ex : cedera Limpa

Cedera Pankreas

CT : cedera Hepar

The lost Morrisons pouch

Perdarahan Intraperitoneal hari ke-2

f. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hb dan leukosit diperiksa setiap 1-2 jam , bila Hb turun dan Leukosit naik Von Slayny Test (+)
Serum Amylase meningkat pada trauma dari pankreas.

g. ABDOMINAL PARACENTHESIS/ DIAGNOSTIC PERITONEAL LAVAGE (DPL)


Mengetahui adanya perubahan intra peritoneal. Caranya : dimasukkan 100-200 cc NaCl 0,9% ke dalam rongga
abdomen ,ditunggu 5-10 menit ,kemudian diaspirasi cairan intra abdominal, dilihat dibawah mikroskop ,bila dijumpai erytrocit 100.000/ mm3 maka Test (+).

Diagnostic Peritoneal Lavage Methods

Diagnostic Peritoneal Lavage


Sangat akurat : - Darah - Cairan empedu - Serat

B. TAJAM
Luka Tembus : Stab Wound Luka Tembak : Gun Shot Wound Luka menembus dinding abdomen. Tergantung besarnya luka, bisa terjadi prolapsus dari organ-organ intra abdominal (usus, omentum dll).

PENANGULANGAN
a. Darurat : - Perbaiki sistem Cardiovascular atasi Shock dengan memasang Infus NaCl 0.9% atau Ringer Lactat. - Perbaiki atau pertahankan jalan nafas yang bebas dengan cara pemasangan NGT untuk mengurangi tekanan intra abdominal dan untuk mencegah terjadinya aspirasi muntahan.

Perawatan Luka :
- Bersihkan luka dan luka ditutup dengan kain kasa steril untuk mencegah pertambahan kontaminasi. - Obat-obatan analgesik harus diberikan bila diagnosa sudah dapat dipastikan - Bila ada luka, boleh diberikan suntikan Antibiotik dan pemberian ATS sebagai profilaksis.

b. Defenitif
Dilakukan di Rumah sakit Rujukan Dilakukan Explorasi Laparotomy dengan tujuan : mencari sumber perdarahan dan sumber Perforasi Perdarahan : Bisa berasal dari pembuluh darah organ organ intra abdominal dan dilakukan penjahitan. Bila berasal dari liver bila perdarahan kecil dijahit, bila agak luas dilakukan reseksi partial.

Bila Limpa yang robek pada orang dewasa limpa dibuang, sedang pada anak-anak diusahakan dijahit.

Perforasi
a. Usus halus : kalau lubang perforasi kecil dilakukan eksisi kemudian di jahit. Bila besar atau banyak tapi berdekatan maka dilakukan reseksi dan anastomose end to end.

b. Perforasi Colon
- Dilakukan Eksteriorisasi dengan pembuatan Colostomy. Bila keadaan umum pasien sudah baik maka daat dilakukan Relaparotomy untuk menyambung usus yang robek dan usus dikembalikan ke rongga abdomen.

Beberapa Keadaan yang Menyerupai Akut Abdomen


1. Penyakit-penyakit pulmonal. Pneumonia, pleritis mengiritasi diafragma nyeri abdomen bagian atas 2. Infark Miocardial Sering gejala nyeri epigastrial tetapi nyeri tekan dan spasme nya tak ada 3. Porfirin dapat muncul sakit abdomen hebat. Porfobilinogen ditemukan dalam urin

Thank You

Você também pode gostar