Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Identitas Pasien
Nama/Kelamin/Umur : Christop/Laki-laki/38 tahun Pekerjaan/Pendidikan : Wiraswasta/S1 Alamat : jl.Ir.H.Djuanda, no.44
Kondisi lingkungan keluarga Aspek Psikologis di keluarga : Secara psikologis, pasien tidak bermasalah Riwayat penyakit dahulu/penyakit keluarga Riwayat Penyakit Dahulu Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan dan obatobatan. Pasien sudah pernah menderita penyakit cacar air sebelumnya (umur 12 tahun). Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis: Keadaan Umum Kesadaran Tanda Vital Tekanan Darah Nadi Pernafasan Suhu Kepala : Bentuk Mata Hidung Mulut Telinga : Tampak sakit ringan : Kompos mentis : :110/70 mmHg :81 x/menit :18 x/menit :36,6oC : Normocephali : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-) : Septum deviasi (-), Sekret (-) : Bibir kering (-), Dinding faring hiperemis (-) : Normotia, tanda radang (-)
Pemeriksaan Fisik
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-) Thoraks : Inspeksi : Bentuk normal, gerak nafas kedua dada simetris Palpasi : Vokal fremitus (+/+) simetris Perkusi : Sonor dikedua paru Auskultasi : Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-) Paru : SN Vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-) Abdomen : Inspeksi : simetris, datar Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba membesar Perkusi : Timpani Auskultasi : Bising usus (+) normal Ekstremitas : Akral hangat, oedem (-), sianosis (-) Genitalia : Tidak diperiksa
Pemeriksaan Fisik
Status Dermatologis : Lokalisasi : Regio Lumbalis Dextra
Ruam pada regio lumbalis dextra : Vesikel seropurulen milier, multipel herpetiformis, konfluens, sirkumskrip dikelilingi daerah yang eritem.
Laboratorium dan usulan pemeriksaan : Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium
Diagnosa kerja : Herpes Zoster Diagnosa banding : 1. Herpes simpleks 2. Varicella 3. Impetigo vesikobullosa
Manajemen
Promotif: Preventif: Menghindari kontak langsung antara penderita herpes dan orang sehat untuk mencegah penularan. Perlengkapan pribadi penderita harus tersendiri, tidak boleh dipakai bersama dengan orang sehat.
Kuratif/Terapi: - Non farmakologi : Bedrest Edukasi agar pasien memahami penyakitnya, cara penularannya, komplikasinya, cara pengobatannya, pentingnya keteraturan dalam minum obat dan efek samping yang dapat muncul. - Farmakologi : Asiklovir, 5 x 2 tablet 400 mg per hari dengan interval 4 jam, selama 7 hari. Paracetamol, 3 x 1 tablet 500 mg per hari. Vit.C, 3 x 1 tablet 100 mg
Pengobatan tradisional
Pengobatan Tradisional beserta cara pembuatan dan dosisnya Bahan yang diperlukan : Umbi tumbuhan dewa merah yang masih segar.
Pengobatan tradisional
Cara membuat : Untuk obat yang diminum, iris tipis daun dewa merah (10-15 gram) atau umbi segar (6-9 gram). Rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum dua kali sehari, masing-masing setengah gelas. Jika diminum setiap hari, tanda peradangan akan berkurang. Untuk pemakaian luar, giling umbi segar atau daun segar sampai halus. Bubuhkan pada kutil yang meradang.
Rehabilitatif: Bedrest Minum obat teratur dan jangan sampai putus obat Kontrol ke dokter tiap tiga hari sekali
R/ Asiklovir mg 400 tab no XXX S 5 dd tab 2 R/ Paracetamol mg 500 tab no IX S 3 dd tab 1 R/ Vit.C mg 100 tab no IX S 3 dd tab 1
Pro alamat
:Tn. Christop
umur: 38 tahun
:Jl.Ir.H.Djuanda no.44
R/ Valasiklovir mg 500 tab no XVIII S 3 dd tab 2 R/ Paracetamol mg 500 tab no IX S 3 dd tab 1 R/ Vit.C mg 100 tab no IX
S 3 dd tab 1
Pro alamat
:Tn. Christop
umur: 38 tahun
:Jl.Ir.H.Djuanda no.44
TINJAUAN PUSTAKA
DEFENISI : infeksi viral kutaneus pada umumnya melibatkan kulit dengan dermatom tunggal atau yang berdekatan.2 Hasil dari reaktivasi virus varisela zoster yang memasuki saraf kutaneus selama episode awal chicken pox.2 Shingles adalah nama lain dari herpes zoster
Epidemiologi
Herpes zoster terjadi secara sporadis sepanjang tahun tanpa prevalensi musiman. Terjadinya herpes zoster tidak tergantung pada prevalensi varisela kejadian herpes zoster ditentukan oleh faktorfaktor yang mempengaruhi hubungan host-virus
Patogenesis
VVZ menyebar dan menyerang saraf secara retrograde untuk melibatkan ganglion akar dorsalis di mana ia menjadi laten. Virus berjalan sepanjang saraf sensorik ke area kulit yang dipersarafinya dan menimbulkan vesikel dengan cara yang sama dengan cacar air. Zoster terjadi dari reaktivasi dan replikasi VVZ pada ganglion akar dorsal saraf sensorik
Patogenesis
Munculnya lenting-lenting kecil yang berkelompok. Lenting-lenting tersebut berubah menjadi bulabula. Bula-bula terisi dengan cairan limfe, bisa pecah. Terbentuknya krusta (akibat bula-bula yang pecah). Lesi menghilang.
Konfirmasi laboratorium biasanya tidak perlu.6,7 Metode laboratorium untuk identifikasi adalah sama seperti orang-orang untuk herpes simpleks. Tzanck smear , biopsi kulit, titer antibodi, cairan vesikuler antibodi immunofluorescent (direct fluorescent antibody), mikroskop elektron, dan kultur dari cairan vesikel dari beberapa studi patut dipertimbangkan
PENATALAKSANAAN PENGOBATAN Tujuan dari pengobatan adalah menekan inflamasi, nyeri dan infeksi.7
Pengobatan zoster akut mempercepat penyembuhan, mengkontrol sakit, dan mengurangi resiko komplikasi.7
Obat yang biasa digunakan ialah asiklovir dan modifikasinya, misalnya valasiklovir.16 Obat yang lebih baru ialah famsiklovir dan pensiklovir yang mempunyai waktu paruh eliminasi yang lebih lama sehingga cukup diberikan 3x250 mg sehari.16 Obat obat tersebut diberikan dalam 3 hari pertama sejak lesi muncul.16 Untuk zoster yang menyebar luas yang timbul pada orang orang yang mengalami imunosupresi, asiklovir intravena mungkin dapat menyelamatkan jiwa. 9
Dosis asiklovir yang dianjurkan ialah 5 x 800 mg sehari dan biasanya diberikan 7 hari1,16, paling lambat dimulai 72 jam setelah lesi muncul berupa rejimen yang dianjurkan.
Disseminated zoster
(dosis anak)
selama 7 hari
Disseminated
zoster(dosis dewasa)
10 mg/kg IV setiap 8
jam selama 7 hari
PENCEGAHAN Vaksin Zostavax PROGNOSA Umumnya baik, pada herpes zoster oftalmikus prognosis bergantung pada tindakan perawatan secara dini
Analisis kasus
Hubungan diagnosis dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar Tidak ada hubungan antara penyakit yang diderita pasien dengan keadaan rumah pasien dan lingkungan sekitar. Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan keluarga Keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama. Tidak ada hubungan antara penyakit yang diderita pasien dengan keadaan keluarga dan hubungan keluarga
Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan lingkungan sekitar Dalam lingkungan keluarga, masing-masing anggota keluarga mempunyai perlengkapan pribadi tersendiri, tidak bercampur yaitu : pakaian, handuk, dan sikat gigi. Tapi di luar lingkungan keluarga, pasien pernah meminjamkan pakaiannya pada orang lain.
Analisis kemungkinan berbagai faktor resiko atau etiologi penyakit pada pasien ini Riwayat pernah terkena cacar air Penurunan sistem imun, mungkin akibat aktivitas pekerjaan yang berlebihan Saling pinjam pakaian atau perlengkapan pribadi lainnya (misal: handuk) dengan orang lain yang kemungkinan menderita varisela atau herpes
Analisis untuk mengurangi paparan/ memutus rantai penularan dengan faktor resiko atau etiologi pada pasien ini Untuk mencegah terjadinya penularan, hindari kontak langsung dengan lesi penderita, hindari saling pinjam perlengkapan pribadi. Pasien dianjurkan untuk bedrest, konsumsi obat teratur, dan kontrol rutin ke dokter
TERIMA KASIH