Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Aspirasi pneumonia merupakan keadaan kegawat daruratan yang sering terjadi. Aspirasi pneumonia terjadi karena terinhalasinya isi dari orofaring atau isi lambung kedalam laring atau saluran pernafasan bagian bawah. Ada tiga tipe aspirasi pneumonia berdasarkan material yang teraspirasi. 1. Chemical pneumonia yang disebabkan teraspirasinya asam lambung atau isi lambung,air susu ibu,meconium,air ketuban.
2. Bakterial pneumoni disebabkan karena teraspirasinya bakteri dari oral dan faringeal.
3. Aspirasi minyak, mineral oil, minyak sayur dapat menyebabkan exogenous lipoid
Aspirasi pneumonia disebabkan bakteri anaerob (45-58 %), atau bakteri aerob (4164 %) tapi pada beberapa Rumah Sakit bakteri gram negatif dan Staphylococcus aureus yang resisten dengan Beta laktam yang paling sering ditemukan.
DEFINISI
Aspirasi adalah inhalasi dari orofaring atau isi lambung ke dalam laring dan saluran nafas bagian bawah Pneumonia adalah radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi Aspirasi pneumonia adalah pneumonia yang disebabkan karena aspirasi benda asing dari orofaring atau isi lambung kedalam laringolarings lalu masuk ke saluran nafas bagian bawah
INSIDEN Angka kejadian di AS 1200/100.000 populasi pertahun dan kasus karena infeksi nosokomial 800/100.000 Rumah Sakit per tahun. Insiden tertinggi pada kelompok umur bayi NCB-KMK,NKB-SMK.Diikuti oleh manula(usia > 65 tahun)
ETIOLOGI
Keadaan yang menyebabkan penurunan kesadaran Overdosis obat Trauma kepala Kelainan di otak Anastesi umum
Kelainan esophagus Disfagia Striktur esophagus Neoplasma esophagus Divertikulum esophagus Fistula trakeoesofageal Gastroesofageal refluks disease
Gangguan Neurologis Secara mekanik Kondisi yang lainnya - Muntah - Retardasi mental - Labiognatopalatoskisis (kelainan kongenital)
PATOFISIOLOGI
Pneumonia didapat melalui aspirasi partikel Infektif dan non infektif,baik dalam bentuk cair,semi cair, padat.
Partikel infeksius dan non infektif dalam bentuk cair,semi cair, padat,difiltrasi dihidung atau terperangkap dan dibersihkan oleh mucus dan epitel bersilia disaluran nafas.
Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru setelah refleks batuk gagal, akan msnyebabkan sesak nafas, lalu timbul obstruksi dan sianosis. maka partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveolar dan juga dengan mekanisme imun sistemik, humoral dan yang diperantarai oleh sel.Kemudian partikel tersebut merangsang timbulnya infiltrat, terangsangnya produksi kel mukus.
Bayi pada bulan-bulan pertama kehidupan juga memilki antibody maternal yang diapat secara pasif yang dapat melindunginya dari pneumokokus dan organisme-organisme infeksius lainnya.
Perubahan pada mekanisme protektif anak mudah mengalami pneumonia misalnya pada kelainan anatomis kongenital, defisiensi imun didapat atau kongenital, atau kelainan neurologis anak mengalami aspirasi dan perubahan kualitas sekresi mucus atau epitel saluran nafas. Pada anak tanpa faktor-faktor predisposisi tersebut, partikel infeksius dan non infeksius dapat mencapai paru melalui perubahan pada pertahanan anatomis dan fisiologis yang normal.
Setelah mencapai parenkim paru, bakteri respons inflamasi akut eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear dialveoli + infiltrasi makrofag. Cairan eksudatif dialveoli konsolidasi lobaris yang khas pada foto thoraks. Virus, mikoplasma dan klamidia inflamasi dengan dominasi infiltrate mono nuclear pada struktur submukosa dan interstitial.
GEJALA KLINIS
Chemical Pneumonia Onset akut Gejala timbul setelah beberapa menit sampai dua jam, Distres saluran nafas Refleks batuk yang meningkat ( kecuali pada bayi yang baru lahir,pada tetanus neonatorum) Sianosis Dispnu Wheezing Batuk dengan sputum yang berwarna merah muda dan berbusa Demam Takikardi
Bakterial Pneumonia Subakut Manifestasi dari gejala : Terjadi. beberapa hari bila organisme aerobik yang patogen dan setelah beberapa hari sampai minggu bila penyebabnya organisme anaerobic patogen Batuk dengan sputum yang purulen
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM Analisa gas darah : Hipoksia,hiperkarbia, asidosis metabolik,alkalosis respiratorik Hitung jenis : Leukosit meningkat, netrofil meningkat, eritrosit turun dan trombositosis pada pasien pneumoni bakteri yang di sebabkan oleh bakteri anaerob Pemeriksaan sputum : Menentukan jenis kuman dan petunjuk terapi antibiotik
RADIOGRAFI
Foto toraks : v Chemical pneumonia : bercak infiltrat pada paru terutama tipe alveolar. Dapat terlihat edem paru pada satu atau kedua lobus bawah dan seluruh paru- paru v Pneumonia bakteri : infiltrate dengan atau tanpa kavitasi di bagian paru Gambaran air fluid level dengan infiltrate sirkumskrip menunjukkan abses paru Chemical pneumonia dengan penyebab bensin,terpentin maka pada foto thorax akan menyerupai butterfly appearance
CT-SCAN CT-Scan untuk mendeteksi adanya nekrosis dengan infiltrate, kavitas dan menentukan lokasi efusi pleura USG USG menentukan adanya efusi pleura
DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakkan dengan : 1. Anamnesa 2. Pemeriksaan jasmani : Takipnu, takikardi, demam, wheezing, sianosis, retraksi, suara nafas bronchial 3. Pemeriksaan penunjang : laboratorium (analisa gas darah, hitung jenis, pemeriksaan sputum) dan foto thoraks
PENATALAKSANAAN
Pastikan jalan napas bersih Kemudian berikan oksigen Bersihkan jalan nafas dan bila perlu dilakukan endotrakeal intubasi Monitoring jantung Pasang infus dan berikan cairan sesuai kebutuhan Pemberian antibiotic : Sebelum kultur dapat diberikan antibiotic profilaksis sebagai berikut :
Amoxillin dan clavulanate (augmentin) Dosis : 50 80 mg/Kg BB/hari, diberikan IV 3 x sehari v Clindamycin Dosis : 15 40 mg/Kg BB/hari, diberikan IV 3 x sehari v Ceftazidine (fortaz, ceptaz) Dosis : 1 4 mgg ; 30 mg/KgBB/hari, diberikan IV/IM 2 x sehari 1 bln 12 thn dosisnya 30 50 mg/Kg BB/ hari, 3 x Sehari
Amikacin (amikin) Dosis ; 15 mg/Kg BB/hari, diberikan IV per infuse 2 x sehari dengan jarak 30 menit v Vancomycin (vancocin) Dosis : 40 mg?KgBB/hari, diberikan IV 3 4 x sehari diberikan selama 7 10 hari
Chemical pneumonia Antibiotik tidak rutin diberikan pada pasien dengan chemical pneumonia. Jika pneumonia terjadi beberapa hari setelah aspirasi, pemberian antibiotic dianjurkan. Pemilihan antibiotic sebelum kultur didasarkan pada beratnya pneumonia, faktor resiko pada pasien seperti malnutrisi dan lamanya dirawat.
Contohnya cephalosporin generasi kedua atau cephalosporin generasi ketiga dikombinasi dengan golongan clindamicin. pada pneumonia berat yang terjadi beberapa hari setelah pemasangan ventilasi mekanik kemungkinan resisitensi terhadap Pseudomonas aeruginosa, acinetobacter species dan S. aureus akan meningkat, maka antibiotic yang diberikan harus sesuai, antibiotic pilihannya golongan kuinolon, ceftazidin dan vancomycin.
Bakterial pneumonia Pada bacterial pneumonia antibiotic pilihannya adalah clindamycin. Antibiotik alternative lainnya seperti amoxillin dangan klavulanat dikombinasi dengan metronidazol.
KOMPLIKASI
oSindrom pernafasan akut (ARDS) oEfusi parapneumonia oEmpiema oAbses paru oBronchopleural fistula
PROGNOSIS
Tergantung beratnya penyakit, komplikasi dan keadaan pasiennya sendiri - Apirasi yang menyebabkan pneumonia bakteri umumnya prognosis lebih bagus dari chemical pneumonia
-
- Angka kematian pada aspirasi masif atau pada Mendelson sindrom kurang lebih 70 % - Angka kematain aspirasi pneumonia dengan komplikasi empiema kurang lebih 20 % - Angka kematian aspirasi pneumonia tanpa komplikasi kurang lebih 5 %