Você está na página 1de 27

Kelompok Tutorial XVIII

Fasilitator Anggota:

: dr. Inna Rokendry Azwar 11-171 11-172 11-173 11-174 11-175 11-176 11-177

RONI ANDIKA PRATAMA UMMIE ZAKIAH BIANDA SRI MONICA HARINA EKA PUTRA ANTO SRI KRISNA HANARA PUTRI DIANA ROZA

HERDIAN PRIMA ARIONATA 11-178

HAVIDZ ARDI
ROSA HARMILA

11-179
11-180

TRIGGER 1

Pada suatu siang, Ani (30 tahun) seorang sekretaris di sebuah perusahaan, mendatangi IGD sebuah RS diantar oleh teman kantornya. Ia dibawa ke RS karena sakit kepala yang dirasakannya sejak kemaren sore sudah sangat mengganggunya. Nyeri kepala dikeluhkan hampir di separuh kepala bagian kiri, terasa berdenyut. Nyeri kepalanya disertai dengan fotofobi, fonofobi dan nausea. Nyeri bertambah apabila ia masih terus melakukan pekerjaanya sebagai sekretaris. Keluhan nyeri kepala seperti ini sudah dialaminya sebanyak 6 kali sejak 1,5 tahun terakhir. Kadang bisa hilang bila ia bawa tidur. Ani mengetahui apa-apa saja yang dapat mencetuskan nyeri kepalanya. Ani pun sudah tahu kapan nyeri kepalanya akan kambuh karena selalu didahului oleh aura berupa rasa kesemutan di pipi sebelah kiri. Kesemutan ini hanya berlangsung sebentar, sekitar 30 menit, kemudian baru disusul dengan nyeri kepala. Apa yang dialami Ani?

STEP 1

Fonofobi angin Fotofobi Nausea Aura

: perasaan takut akan rangsangan bunyi seperti desiran : perasaan takut akan rangsangan cahaya : mual, pengen muntah : perasaan/gejala yang mendahului serangan migrain

STEP 2
1.
2. 3. 4. 5. 6. 7.

Kenapa Ani sakit kepala dan nyeri kepala yang dirasakan itu sebelah kiri?
Apa yang menyebabkan nyerinya terasa berdenyut? Apa hubungan antara pekerjaan dengan sakit kepala yang diderita? Mengapa nyeri selalu didahului oleh kesemutan? Kapan saja sakit kepalanya kambuh? Atau faktor pencetusnya apa saja? Adakah korelasi antara migrain dan nausea, fotofobi dan fonofobi? Kenapa kesemutan hanya 30 menit?

8.

Apa yang diderita Ani?

STEP 3
1.

A. Ani sakit kepala mungkin disebabkan akibat :

Rangsangan iskemik akibat konstriksi ataupun obstruksi pembuluh darah.


Inflamasi seperti infeksi karena bakteri atau virus tertentu, Ex : Meningitis Cidera Peningkatan tekanan Intracranial, Ex : tersumbatnya sirkulasi LCS Perdarahan Intracranial Obat-obatan yang disebabkan oleh Toksisitas obatnya

Stress
Hipertensi Peningkatan Sitokin di tubuh.

B. Stress hormon stress meningkat Peningkatan Tekanan darah atau metabolisme otak meningkat kebutuhan O2 meningkat Produksi CO2 meningkat diotak rasa nyeri

2. aliran darah yang cepat membuat pembuluh darah teregang 3. Ada, banyak kerja peningkatan hormon adrenalin Stress 4. Penurunan aliran darah 5. Saat bekerja berat dan saat stress 6. Ada 7. Kemungkinan Isufisiensi terjadi hanya 30 menit 8. Migrain

STEP 4

Ani , 3o tahun

Anamnesa

Pemeriksaan Fisik : (-)

K.U :sakit kepala kiri terasa berdenyut - RPS : fotofobi, Fonofobi, & Nausea, hilang saat tidur - RPD : sakit yang sama 1 setengah tahun yang lalu - RPS : Kesemutan di pipi kiri

Diagnosa

Nyeri kepala Migrain

STEP 5 Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan tentang :


A. Sakit Kepala :

Definisi Etiologi Klasifikasi Definisi Etiologi beserta Faktor Resiko & Faktor Pencetus Klasifikasi Patofisiologi & Patogenesa

B. Nyeri Kepala Migrain :


Gejala Klinis Kriteria Diagnostik migrain dengan atau tanpa Aura


Dasar Diagnosa Tatalaksana Diagnosis banding

Komplikasi

C. Jelaskan Definisi Aura pada Migrain

STEP

STEP 7
1.NYERI KEPALA

Nyeri Kepala rasa nyeri yang dikenal sebagai Sephalgia, yaitu suatu kondisi terdapatnya rasa nyeri pada atau disekitar kepala termasuk nyeri di belakang mata serta perbatasan antara leher dan kepala bagian belakang. Etiologi : Perangsangan terhadap bangunan bangunan di kepala yang peka terhadap nyeri melalui berbagai cara yaitu oleh peradangan, traksi, kontraksi otot, dan dilatasi pembuluh darah. Nyeri Kepala karena penyakit umum Nyeri kepala karena pada cranium dan tengkuk Nyeri kepala karena kelainan Intracranial Nyeri Kepala karena kelainan vaskular

Klasifikasi :

2 .NYERI KEPALA MIGRAIN Nyeri Kepala Migrain nyeri kepala yang bersifat unilateral, berdenyut yang kerap kali disertai mual muntah. Biasanya sensitif terhadap cahaya, suara, bahkan bau-bau an, sering mengenai satu bagian kepala saja dan semakin memburuk bila tidak dibawa istirahat.

Etiologi : Belum diketahui, tetapi diperkirakan karena adanya hiperaktifitas impuls ke otak terjadi peningkatan aliran darah ke otak vasodilatasi proses inflamasi timbul nyeri. Genetik Pria > Wanita sebelum usia 12 tahun

Faktor Resiko :

Wanita hamil
Orang yang punya riwayat alergi

Faktor Pencetus :

Puasa Konsumsi makanan tertentu Emosi / stress

Bau yang menyengat


Asap rokok Perubahan cuaca Rangsangan Suara Aktifitas fisik

Klasifikasi migrain

Migrain dibagi dalam dua golongon besar yaitu : Migrain Biasa (migrain tanpa aura) : Kebanyakan penderita migrain masuk ke dalam jenis ini. Migrain biasa ditandai dengan nyeri kepala berdenyut di salah satu sisi dengan intensitas yang sedang sampai berat dan semakin parah pada saat melakukan aktifitas. Migrain ini juga disertai mual, muntah, sensitif terhadap cahaya, suara, dan bau. Sakit kepala akan sembuh dalam 4 sampai 72 jam, sekalipun tidak diobati. Migrain jenis ini adalah nyeri kepala migrain yang datang secara tiba-tiba, tanpa peringatan terlebih dulu.

Migrain Klasik (migrain dengan aura ) : Pada jenis klasik, migrain biasanya didahului oleh suatu gejala yang dinamakan aura, yang terjadi dalam 30 menit sebelum timbul migrain. Migrain Aura tersebut disebabkan pembuluh darah yang menuju ke otak dan jaringan sekitarnya mengecil sementara waktu. Aura tersebut meliputi aura visual, di mana penderita melihat titiktitik kecil yang banyak, atau melihat cahaya berbagai warna yang bergerak pelan pada salah satu mata, atau bisa juga melihat kilatan cahaya. Aura sensorik bisa berupa rasa kebas atau panas pada separuh badan. Aura motorik berupa kelemahan salah satu bagian anggota tubuh, kesulitan menelan atau bicara. klasik merupakan 25-30% dari semua migrain.

Patofisiologi & Patogenesa

Menurut Teori Trigeminovaskular berhubungan dengan

terjadinya depolarisasi paroksismal dari neuron korteks. Depolarisasi ini melibatkan batang otak sebagai generator migren terjadi cortical spreading depression(CSD) yang berawal dari bagian Oksipital dari otak, istilah CSD digunakan untuk menjelaskan terjadinya depresi aktifitas elektrik korteks otak yang tampak dari gambaran EEG dengan adanya perangsangan nyeri CSD bergerak ke anterior saat serangan dengan kecepatan 2 mm per menit menyebabkan gangguan distribusi ion-ion intra dan ekstraseluler merangsang terjadinya aura dan penurunan aliran darah sebanyak 20% sampai 35% didaerah posterior dari korteks serebri

terjadi perubahan aktivitas pada cabang nervus trigeminus yang mempersyarafi arteri kranial pelepasan beberapa zat vasoaktif serta perubahan konsentrasi beberapa neurotransmitter seperti serotonin (5-HT, 5Hydroxytryptamine), noradrenalin, asetilkolin, vasoactive intestinal peptide, nitric acid, substansi P, neurokinin A dan calcitonin gene-related peptide sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah kranial, ekstravasasi plasma protein, aktivasi platelet dan merangsang inflamasi neurogenik. Vasodilatasi kranial menyebabkan peningkatan aliran darah otak dan menimbulkan pulsasi pada setiap denyutan jantung, sehingga terjadi nyeri kepala berdenyut dan pulsasi ini akan merangsang reseptor regang di pembuluh darah sehingga meningkatkan perangsangan nervus trigeminus yang berada di dinding pembuluh darah dan memprovokasi nyeri kepala dan gejala lainnya. Cabang nervus trigeminus juga mempengaruhi hipotalamus dan chemoreceptor trigger zone sehingga terjadi fotofobia, fonofobia, mual dan muntah pada migren.

Gejala Klinis kriteria diagnostik migrain dengan atau tanpa aura Migren tanpa aura

Sekurang-kurangnya 5 serangan : Serangan nyeri kepala berlangsung 1 - 72 jam Nyeri dengan karakteristik : lokasi unilateral, mungkin bilateral frontotemporal (tanpa oksipital), kualitas berdenyut, intensitas nyeri sedang/berat, keadaan tambah berat jika aktifitas fisik bertambah. Selama nyeri terjadi : nausea dan muntah serta fotobia dan fonofobia Tidak berkaitan dengan kelainan lainnya.

Kriteria diangnosa
Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D B. Serangan nyeri kepala berlangsung selama 4-72 jam (tidak diobati atau tidak berhasil diobati). C. Nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua diantara karakteristik berikut: 1. Lokasi unilateral 2. Kualitas berdenyut 3. Intensitas nyeri sedang atau berat 4.Keadaan bertambah berat oleh aktifitas fisik atau penderita menghindari aktivitas fisik rutin (seperti berjalan atau naik tangga). D. Selama nyeri kepala disertai salah satu dibawah ini: 1. nausea dan atau muntah 2. fotofobia dan fonofobia. E. Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain.

Migrain dengan aura:


A. B.

Sekurang-kurangnya terjadi 2 serangan yang memenuhi kriteria B Adanya aura yang terdiri paling sedikit satu dari dibawah ini:

Gangguan visual yang reversibel termasuk: positif atau negatif cahaya yang berkedip-kedip, bintik-bintik atau garis-garis)

(seperti

Gangguan sensoris yang reversibel termasuk positif (seperti diuji dengan peniti dan jarum) atau negatif (hilang rasa/kebas) Gangguan bicara disfasia yang reversibel sempurna

C.

Paling sedikit dua dari dibawah ini:


Gejala visual homonim atau gejala sensoris unilateral Paling tidak timbul satu macam aura secara gradual 5 menit atau aura yang lainnya 5 menit Tiap gejala berlangsung 5 menit dan 60 menit Nausea dan atau muntah Fotofobia dan fonofobia

D.

Tidak berkaitan dengan kelainan lain


E.

Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain

Pemeriksaan Penunjang

MRI/CT SCAN : dapat digunakan untuk menyingkirkan tumor atau perdarahan pada otak Punksi Lumbal : dilakukan jika diperkirakan ada meningitis atau perdarahan otak

Penatalaksanaan
Beberapa grup utama obat-obatan yang berperan sebagai terapi preventif serangan nyeri kepala migren antara lain:

Obat-obat kardiovaskular seperti -Adrenergic Blocker, Calcium Channel Blocker Obat-obat antidepresi seperti Tricyclic Antidepressants (TCA), Selective Serotonin/Norepinephrine Reuptake Inhibitors (SSRI) Obat antiepilepsi seperti topiramat, asam valproate

Antagonis serotonin seperti siproheptadin


Non Steroid Anti Inflammation Drugs (NSAID) dan lainnya seperti

riboflavin, mineral

Pengobatan Non-Farmakologik

Migrain dapat ditangani dengan beberapa pendekatan nonfarmakologik. Dengan identifikasi dan mencegah faktor-faktor pemicu seperti: alkohol, makanan (misalnya coklat, keju, MSG, makanan yang mengandung nitrat), kelaparan, pola tidur yang tidak teratur, baubauan organik (seperti parfum), tekanan kerja, perubahan akut pada stress, dan menilai siklus menstrual yang berkaitan dengan faktor hormonal.

Diagnosis banding

Meningitis Epilepsy

Ensefalitis
ICT

Komplikasi

Rebound Headheache : efek samping dari obat-obat analgetik

3.Aura pada migrain


Gejala aura yg bisa terjadi diantaranya adalah gangguan penglihatan dan sensorik lainnya yg terjadi mengawali serangan migrain seperti sakit kepala yg hebat dan terus menerus disertai muntah,dan sensitif terhadap suara dan cahaya. Biasanya aura terjadi dalam 1 jam sebelum migrain hingga kurang dari 1 jam setelah migrain terjadi. Terkadang justru aura bisa terjadi tanpa diikuti dengan migrain atau hanya sebatas migrain ringan. Berikut gangguan penglihatan yg mungkin merupakan aura migrain :

Adanya blind spot atau bintik buta pada lapangan pandang, biasanya berbentuk geometris sederhana seperti bulat, kotak. kelap kelip cahaya atau seperti melihat bintang-bintang Perubahan dalam penglihatan Kilatan cahaya

Gangguan penglihatan ini biasanya dimulai dari lapang pandang tengah lalu berangsur ke arah tepi dan menyebar.
Rasa kesemutan di salah satu tangan,atau wajah Sulit berbicara atau berbahasa Kelemahan otot tubuh

Gangguan sensorik lainnya yg bisa menjadi aura anda:


Kesimpulan

Nyeri kepala adalah perasaan sakit di dalam kepala. Salah satu klasifikasi nyeri kepala adalah nyeri kepala migrain. Nyeri kepala migrain adalah nyeri kepala yang bersifat unilateral, berdenyut yang kerap kali disertai mual muntah. Pada kasus dalam trigger, nona Ani menderita migrain. Begitu banyak faktor pencetus migrain, pada trigger migrain disebabkan karna tingkat pekerjaan yang tinggi yang dapat memicu timbulnya stress. Penatalaksanaan yan tepat pada kasus tersebut adalah menghindari faktor pencetus, yakni tingkat stres yang berlebihan.

Você também pode gostar