Você está na página 1de 24

Bagian Radiologi Fak. Kedokteran Univ.

Muhammadiyah Makassar

Referat Agustus 2013

Meconium Aspiration Syndrome


Oleh : Fitriah Ubaedha Pembimbing : dr. Iriani Bahar, M.Kes. Sp.Rad

ANATOMI FISIOLOGI PARU

DEFINISI
Sindrom Aspirasi Meconium : merupakan suatu penyakit paru yang berat yang ditandai oleh pneumonitis kimiawi dan obstruksi mekanis saluran napas. Penyakit ini terjadi akibat inhalasi cairan amnion yang tercemar oleh mekonium, sehingga terjadi peradangan jaringan paru dan hipoksia. Inhalasi ini dapat terjadi sebelum, saat ataupun setelah persalinan.

EPIDEMIOLOGI
Di Amerika Serikat, mekonium dalam cairan amnion dapat dideteksi 8-25% dari semua kelahiran setelah usia kehamilan 34 minggu Sekitar 10-30% bayi baru lahir dengan cairan amnion bercampur mekonium dapat berkembang menjadi Sindrom Aspirasi Mekonium. Tingkat kematian SAM akibat penyakit parenkim paru yang berat dan hipertensi pulmonal setinggi 20% Komplikasi Air Blok (pneumothoraks, pneumomediastinum, pneumopericardium) dan emfisema intersitial terjadi pada sekitar 10-30% bayi dgn SAM

ETIOLOGI
Faktor Ibu : adanya penyakit kronik (preeklampsia/eklampsia, maternal hipertensi, infeksi maternal, DM), merokok, oligohidramnion, dll Faktor Janin : Hipoksia akut intrauterin, insufisiensi plasenta, Intra Uterine Growth Retardation (IUGR), aterm, dan post term. Faktor Penolong : Ketersediaan alat suction dan keterampilan penolong.

PATOFISIOLOGI SINDROM ASPIRASI MEKONIUM

DIAGNOSIS SINDROM ASPIRASI MEKONIUM


Manifestasi klinis Adanya mekonium pada cairan ketuban Takipnea, retraksi, grunting, sianosis berat dengan tandatanda postmaturitas Obstruksi parsial (pneumomediastinum, dan/atau pneumothoraks) Distress pernapasan (takipnue, napas cuping hidung, retraksi intercostal, peningkatan diameter anteroposterior dada, dan sianosis Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan darah perifer lengkap dan septic work up untuk menyingkirkan infeksi Analisis Gas Darah umtuk menunjukkan hipoksemia

PEMERIKSAAN RADIOLOGI PADA SINDROM ASPIRASI MEKONIUM


Pemeriksaan radiologi digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis SAM dan menentukan sejauh mana patologi intratorasikdari SAM, menunjukkan atelektasis dan air block syndrome, dan memastikan posisi Endotracheal Tube, dan Kateter Umbilikalis.

Chest X-Ray
Biasanya menunjukkan hiperinflasi dengan bercakbercak opak, yang menunjukkan adanya atelektasis yang bercampur dengan area-area yang mengandung udara yang terperangkap (airblock syndrome) sering terjadi pneumothoraks, pneumomediastinum, pneumopericardium, dan/atau emfisema intersitiel paru. Perhatikan posisi endotracheal tube, nasogastric tube, kateter umbilikalis, dan perangkap lainnya.

Chest X-Ray 1
Gambar 4. Aspirasi mekonium. Radiografi Serial pada bayi baru lahir dengan uncomplicated meconium aspiration. Radiograph diperoleh segera setelah lahir menunjukkan opasitas terutama perihilar di paruparu, pada foto ini kelainan lebih berat di lapangan paru kanan dibandingakn dengan lapangan paru kiri. Paru-paru hyperexpanded. Ukuran jantung neonatus tersebut dalam batas normal. Kelainan pada rontgen dada, selain dari adanya tabung endotrakeal dan kateter arteri umbilikalis, identik terlihat

Chest X-Ray 2

Aspirasi mekonium. Radiograf diperoleh 2 hari setelah itu dari gambar sebelumnya menunjukkan resolusi hampir lengkap dari

Chest X-Ray 3

Aspirasi mekonium. Temuan radiografi dalam kasus yang lebih parah. radiograf awal diperoleh segera setelah lahir menunjukkan bercak opasiti, kekeruhan parenkim kasar dan hiperekspansi berat. Selain itu, pneumomediastinum terlihat di sebelah kanan (panah), pembesaran lobus

Chest X-Ray 4

Aspirasi mekonium. Radiografi Follow-up dari pasien dalam gambar sebelumnya. Gambar ini diperoleh setelah penempatan tabung thoracostomy bilateral untuk pneumothoraces dan menunjukkan pneumo-pericardium (panah) dan

Chest X-Ray 5
Aspirasi mekonium. Kelainan radiografi pada pasien dengan aspirasi mekonium yang dirawat dengan oksigenasi membran extracorporeal (ECMO). Paru-paru tampak opack karena tidak mengandung udara. Sebuah kanula (panah) masuk dari leher kanan sampai ke atrium kanan, dan ECMO mensuplai vena-vena. Sebuah tabung endotrakeal, selang nasogastrik, dan kateter arteri umbilikalis juga tampak di posisi yang benar.

Pemeriksaan CT-Scan & Pemeriksaan Echokardiogram Jika kerusakan neurologis dicurigai, neuroimaging seperti computed tomography (CT) scan, magnetic resonance imaging (MRI), dan USG dapat dipertimbangkan. Ekokardiogram diperlukan pada kasus sindrom aspirasi mekonium yang berat dengan gangguan pernapasan berkepanjangan untuk mengevaluasi fungsi jantung dalam pengaturan potensi PPHN dan masalah kardiovaskular bawaan

DIAGNOSIS BANDING Transient Tachypnea of The Newborn Hyalin Membrane Disease atau Respiratory Distress Syndrome Neonatal Pneumonia Hernia Diaphragma Kongenital

Transient Tachypnea of The Newborn

Foto Thoraks AP dari bayi dengan transien takipnea dari bayi baru lahir (TTN). Perhatikan reticular appereance dari film dengan

Hyalin Membrane Disease atau Respiratory Distress Syndrome

Radiografi thoraks pada bayi prematur dengan Respiratory Distress Syndrome sebelum dan setelah pengobatan surfaktan. Kiri: rontgen awal menunjukkan ekspansi paru yang buruk, air bronchogram dapat terlihat, dan reticular granular appearance. Kanan: Foto thoraks Ulangan diperoleh saat

Neonatal Pneumonia

Radiografi thoraks posisi supine, bayi baru lahir 5 jam setelah kelahiran menunjukkan Infiltrat granular difus bilateral.

Hernia Diaphragma Kongenital

X-ray dari neonatus menunjukkan tingginya hemithorax kiriyang diisi dengan beberapa daerah radiolusen, dengan perpindahan siluet jantung ke kanan. Nasogastric tube melewati arah kiri. Kateter umbilical yang in situ. Tidak

Penatalaksanaan SAM
Tata laksana SAM Perawatan rutin. Pemantauan saturasi oksigen Hipoksemia meningkatkan konsentrasi oksigen inspirasi dengan pemantauan analisis gas darah dan pH Bayi dengan MAS berat yang tidak berespons dengan ventilator konvensional dan yang mengalami air leak syndrome mungkin membutuhkan high frequency oscillatory ventilator.

Medikamentosa Antibiotik : penggunaan antibiotik spektrum luas terindikasi hanya pada kasus dengan infiltrat pada foto toraks. Kultur darah darus dilakukan untuk mengidentifikasi etiologi dan mengevaluasi keberhasilan terapi antibiotik. Surfaktan : Terapi surfaktan dapat meningkatkan oksigenasi, menurunkan komplikasi pulmonal, dan menurunkan kebutuhan ECMO (extracorporeal membrane oxygenation). Surfaktan tidak rutin diberikan untuk kasus MAS, tetapi dapat dipertimbangkan untuk kasus yang berat dan tidak berespons terhadap terapi standar.

Komplikasi SAM

Pneumotoraks atau pneumomediastinum terjadi pada 10-20% pasien dengan SAM Hipertensi pulmonal. Sebanyak 35% kasus PPHN berhubungan dengan SAM
POGNOSIS pada umumnya baik dan dapat terjadi pemulihan lengkap dari fungsi parunya, gejalanya sangat bervariasi tergantung dari stressor fisiologisnya. Bayi dengan MAS kemungkinan besar memiliki faktor risiko sekitar 50% terkena penyakit saluran napas reaktif dalam 6 bulan pertama kehidupan.

Syukran Wassalamu alaikum wr.wb

Você também pode gostar