Você está na página 1de 52

DEFINISI

Fraktur adalah terputusnya hubungan/kontinuitas struktur tulang atau

tulang rawan bisa komplet atau inkomplet atau diskontinuitas tulang yang disebabkan oleh gaya yang melebihi elastisitas tulang.

Terbuka Fraktur Tertutup

FRAKTUR TERBUKA
Derajat Luka Fraktur

Laserasi <2 cm

Sederhana, dislokasi fragmen minimal

II

Laserasi disekitarnya

>2

cm,

kontusi

otot Dislokasi fragmen jelas

III

Luka lebar, rusak hebat, atau hilangnya Kominutif, segmental, fragmen tulang ada jaringan di sekitarnya yang hilang

Gustillo and Anderson


Tipe I II Luka bersih dengan panjang luka < 1 cm Panjang luka > 1 cm tanpa kerusakan jaringan lunak yang berat Batasan

III

Kerusakan jaringan lunak yang berat dan luas, fraktur segmental terbuka, trauma amputasi, luka tembak dengan kecepatan tinggi, fraktur terbuka di pertanian, fraktur yang perlu repair vaskuler dan fraktur yang lebih dari 8 jam setelah kejadian.

Mendoza dan Williams


Tipe IIIA Batasan Periosteum masih membungkus fragmen fraktur dengan kerusakan jaringan lunak yang luas

IIIB

Kehilangan jaringan lunak yang luas, kontaminasi berat, periosteal striping atau terjadi bone expose

IIIC

Disertai kerusakan arteri yang memerlukan repair tanpa melihat tingkat kerusakan jaringan lunak.

SALTER HARIS

Tipe 1 : Epifisis dan cakram epifisis lepas dari periosteumnya masih utuh.

metafisis tetapi

Tipe 2 : Periost robek di satu sisi sehingga dan cakram epifisis lepas sama sekali dari metafisis.
Tipe 3 : sendi Patah tulang cakram epifisis yang

epifisis
melalui garis patahnya

Tipe 4 : Terdapat fragmen patah tulang yang tegak lurus cakram epifisis Tipe 5 : Terdapat kompresi pada sebagian cakram epifisis yang menyebabkan sebagian cakram tersebut.

kematian dari

Mansjoer dan Appley Solomon

Garis Patah

Bentuk Patah

Garis Patah
a.Greenstick yaitu fraktur dimana satu sisi tulang retak dan sisi lainnya bengkok. b. Transversal yaitu fraktur yang memotong lurus pada tulang. c. Spiral yaitu fraktur yang mengelilingi tungkai/lengan tulang. d. Obliq yaitu fraktur yang garis patahnya miring membentuk sudut melintasi

a.

Complet yaitu garis fraktur menyilang atau memotong seluruh tulang dan fragmen tulang biasanya tergeser.
Incomplet meliputi hanya sebagian retakan pada sebelah sisi tulang. Fraktur kompresi yaitu fraktur dimana tulang terdorong ke arah permukaan tulang lain.

b.

c.

d.

Avulsi yaitu fragmen tulang tertarik oleh ligamen.


Communited (Segmental) fraktur dimana tulang terpecah menjadi beberapa bagian.

e.

f.

Simple fraktur dimana tulang patah dan kulit utuh.

g. Fraktur dengan perubahan posisi yaitu ujung tulang yang patah berjauhan dari tempat yang patah.

h. Fraktur tanpa perubahan posisi yaitu tulang patah, posisi pada tempatnya yang normal.
i. Fraktur Complikata yaitu tulang yang patah menusuk kulit dan tulang terlihat.

ETIOLOGI
Ekstrinsik Kecepatan dan durasi trauma Arah Trauma Kekuatan trauma. Intrinsik Kapasitas tulang mengasorbsi energi trauma kelenturan kekuatan densitas tulang.

MANIFESTASI KLINIS (BLACH)


1. Nyeri Nyeri kontinue/terus-menerus dan meningkat semakin berat sampai fragmen tulang tidak bisa digerakkan. 2. Gangguan fungsi Setelah terjadi fraktur ada bagian yang tidak dapat digunakan dan cenderung menunjukkan pergerakan abnormal, ekstremitas tidak berfungsi secara teratur karena fungsi normal otot tergantung pada integritas tulang yang mana tulang tersebut saling berdekatan. 3. Deformitas/kelainan bentuk Perubahan tulang pada fragmen disebabkan oleh deformitas tulang yang diketahui ketika dibandingkan dengan daerah yang tidak luka.

4. Pemendekan

Pada fraktur tulang panjang terjadi pemendekan yang nyata pada ekstremitas yang disebabkan oleh kontraksi otot yang berdempet di atas dan di bawah lokasi fraktur.
5. Krepitasi Suara detik tulang yang dapat didengar atau dirasakan ketika fraktur digerakkan. 6. Bengkak dan perubahan warna

Hal ini disebabkan oleh trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur.

DIAGNOSIS
Anamnesis Riwayat mekanisme cedera Riwayat cedera atau fraktur sebelumnya Riwayat sosial ekonomi, pekerjaan, obat-obatan yang dia konsumsi. Riwayat osteoporosis serta penyakit lain.

Pemeriksaan Fisik
a.Inspeksi / Look Deformitas : angulasi, rotasi, pemendekan, pemanjangan, bengkak Pada fraktur terbuka : klasifikasi Gustilo b.Palpasi / Feel Nyeri tekan, Krepitasi, neurovaskularisasi

c.Gerakan / Moving Dinilai apakah adanya keterbatasan pada pergerakan sendi yang berdekatan dengan lokasi fraktur.
d.Pemeriksaan trauma di tempat lain : kepala, toraks, abdomen, pelvis

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :

darah rutin faktor pembekuan darah golongan darah cross-test urinalisa.

Radiologis
2 gambaran, anteroposterior (AP) dan lateral Memuat dua sendi di proksimal dan distal fraktur Memuat gambaran foto dua ekstremitas

Pergeseran fragmen Tulang ada 4 :


Alignment: perubahan arah axis longitudinal, bisa

membentuk lainnya proksimal

sudut Panjang : dapat terjadi pemendekan (shortening) Aposisi : hububgan ujung fragmen satu dengan Rotasi : terjadi perputaran terhadap fragmen

PENATALAKSANAAN
Reposisi

Immobilisasi
Union Rehabilitasi

Komplikasi
a.Komplikasi umum
Syok karena perdarahan ataupun oleh karena nyeri
koagulopati diffus gangguan fungsi pernafasan. emboli lemak trombosis vena dalam (DVT) tetanus

b.Komplikasi Lokal

Komplikasi dini Pada Tulang


Infeksi, terutama pada fraktur terbuka. Osteomielitis artritis supuratif

Pada Jaringan lunak


Lepuh Dekubitus

Pada Otot
gerakan aktif otot tersebut terganggu. serabut otot yang robek melekat pada

serabut yang utuh, sindroma crush atau trombus (Apley & Solomon,1993).

Pada pembuluh darah


Pada robekan arteri inkomplit perdarahan

Pada robekan yang komplit perdarahan berhenti spontan

Pada jaringan distal dari lesi akan mengalami


Sindroma kompartemen Iskhemi Nekrosis

Pada saraf
neurometsis (saraf putus) aksonometsis (kerusakan akson)

Komplikasi lanjut

Malunion Delayed union Non union Osteomielitis Kekakuan Sendi

Pada pemeriksaan terlihat deformitas:


Angulasi Rotasi Perpendekan atau perpanjangan.

OSTEOPOROSIS

DEFINISI
Osteoporosis

adalah suatu kondisi berkurangnya masa tulang secara nyata yang berakibat pada rendahnya kepadatan tulang. Akibatnya tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Menurut Dr. Robert P. Heaney dalam Reitz osteoporosis umum diderita oleh orang yang telah berumur wanita yang telah menopaus

Etiologi
Pembentukan massa puncak tulang yang selama

masa pertumbuhan Meningkatnya pengurangan massa tulang setelah menopause.

Faktor Risiko
1. Usia
Tiap peningkatan 1 dekade, resiko meningkat 1,4-1,8

2. Genetik
Etnis (kaukasia dan oriental > kulit hitam dan polinesia) Seks (wanita > pria) Riwayat keluarga

3. Lingkungan, dan lainnya Defisiensi kalsium Aktivitas fisik kurang Obat-obatan (kortikosteroid, anti konvulsan, heparin, siklosporin) Merokok, alkohol Resiko terjatuh yang meningkat (gangguan keseimbangan, licin, gangguan penglihatan)
Hormonal dan penyakit kronik
Defisiensi estrogen, androgen Tirotoksikosis, hiperparatiroidisme primer, hiperkortisolisme Penyakit kronik (sirosis hepatis, gangguan ginjal, gastrektomi)

Sifat fisik tulang


Densitas (massa) Ukuran dan geometri Mikroarsitektur Komposisi

4.Faktor resiko faktur panggul yaitu: a. Penurunan respons protektif


Kelainan neuromuscular

Gangguan penglihatan
Gangguan keseimbangan

b. Peningkatan fragilitas tulang


Densitas massa tulang rendah

Hiperparatiroidisme

c. Gangguan penyediaan energi


Malabsorpsi

KLASIFIKASI
Osteoporosis Primer
Tipe I pasca menopause Tipe II kekurangan kalsium Tipe III idiopatik

Osteoporosis Sekunder
Penyakit endokrin Penyakit saluran cerna malabsorbsi Keganasan ( kanker) Konsumsi obat-obatan seperti kortikosteriod Gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan kurang olahraga.

Patogenesis Osteoporosis Primer

Setelah menopause

resorpsi tulang akan meningkat, terutama pada dekade awal setelah menopause, sehingga insidens fraktur, terutama fraktur vertebra dan radius distal meningkat.

Penurunan kadar estrogen akibat menopause

meningkatkan produksi berbagai sitokin


aktivitas osteoklas meningkat.

Untuk mengatasi keseimbangan negatif kalsium akibat menopause, maka kadar PTH akan meningkat pada wanita menopause.

Patogenesis Osteoporosis Sekunder


Genetik Defisiensi Kalsium dan Vit D3 Lingkungan

Merokok Alkohol Obat-obatan Imobilisasi lama

Resiko fraktur yang lebih tinggi pada orang tua, berhubungan dengan

penurunan kekuatan otot gangguan keseimbangan dan stabilitas postural gangguan penglihatan lantai yang licin atau tidak rata

Gambaran Klinis

Osteoporosis dapat berjalan lambat selama beberapa dekade, hal ini disebabkan karena osteoporosis tidak menyebabkan gejala fraktur tulang. Beberapa fraktur osteoporosis dapat terdeteksi hingga beberapa tahun kemudian. Tanda klinis utama dari osteoporosis adalah fraktur pada vertebra, pergelangan tangan, pinggul, humerus, dan tibia. Seorang dokter harus waspada terhadap kemungkinan osteoporosis bila: Patah tulang akibat trauma yang ringan. Tubuh makin pendek, kifosis dorsal bertambah, nyeri tulang. Gangguan otot (kaku dan lemah) Secara kebetulan ditemukan gambaran radiologik yang khas.

Diagnosis
Anamnesis nyeri Tinggi badan yang makin menurun. Obat-obatan yang diminum. Penyakit-penyakit yang diderita selama masa reproduksi, klimakterium. Jumlah kehamilan dan menyusui. Bagaimana keadaan haid selama masa reproduksi. Apakah sering beraktivitas di luar rumah , sering mendapat paparan

matahari cukup. Apakah sering minum susu, Asupan kalsium lainnya. Apakah sering merokok, minum alkohol

Pemeriksaan Fisik
Tinggi badan dan berat badan Demikian juga gaya berjalan penderita

osteoporosis Deformitas tulang Nyeri spinal

Pemeriksaan Radiologi
Penipisan korteks Daerah trabekuler yang lebih lusen. Picture-frame vertebra.

Pemeriksaan Densitas Massa tulang (Densitometri)

Kriteria WHO:
1.Normal bila densitas massa tulang di atas -1 SD rata-rata nilai densitas massa tulang orang dewasa muda (T-score) 2.Osteopenia bila densitas massa tulang diantara -1 SD dan -2,5 SD dari T-score. 3.Osteoporosis bila densitas massa tulang -2,5 SD T-score atau kurang. 4.Osteoporosis berat yaitu osteoporosis yang disertai adanya fraktur.

Penatalaksanaan
Terapi pencegahan

Faktor makanan Latihan fisik ( senam pencegahan osteoporosis) Pola hidup yang aktif dan paparan sinar ultra violet Menghindari obat-obatan dan jenis makanan yang merupakan faktor resiko osteoporosis seperti alkohol, kafein, diuretika, sedatif, kortikosteroid.

Meningkatkan massa tulang


Hormon pengganti (estrogen dan progesterone dosis rendah) Kalsitrol, kalsitonin, bifosfat, raloxifene, dan nutrisi seperti kalsium Senam beban. Pembedahan pada pasien osteoporosis dilakukan bila terjadi fraktur, terutama bila terjadi fraktur panggul.

OSTEOARTHRITIS

DEFINISI
Osteoarthritis adalah penyakit yang merupakan bagian dari

arthritis, penyakit ini menyerang sendi terutama pada tangan, lutut dan pinggul.
Orang biasanya Susah menggerakkan sendi-sendinya

Pergerakannya menjadi terbatas karena turunnya fungsi

tulang rawan untuk menopang badan. Dapat mengganggu produktifias seseorang.

ETIOLOGI
1.Adanya peradangan kronis pada persendian
Ditandai dengan pembengkakan pada jari-jari tangan, siku, dan lutut. Biasanya daereah yang

mengalami pembengkakan, berwarna kemerah-merahan

2.Pernah mengalami trauma dan radang pada sendi


3.Karena faktor usia
Kebanyakan orang yang terkena osteoarthritis adalah orang dengan usia diatas 50 tahun.

4.Keturunan
Ada beberapa orang yang mengalami osteoarthritis karena faktor keturunan

5.Berat badan yang berlebihan


Berat badan yang berlebihan, dapat memberatkan sendi dalam menopang tubuh.

6.Stres pada sendi


Biasanya stres pada sendi ini terjadi pada olahragawan.

7.Neurophaty perifer

TANDA-TANDA
1.Biasanya, osteoarthritis terjadi secara perlahan, dimulai dari rasa sakit pada sendi setelah melakukan aktivitas, seperti olahraga, kemudian lama-kelamaan akan terasa lebih sakit dan kaku 2.pada tangan: jari-jari membesar, terasa sakit, kaku bahkan mati rasa 3.pada lutut: lutut terasa sakit dan kaku. Susah digunakan untuk berjalan dan dapat menyebabkan cacat 4.pada pinggul: terasa sakit dan kaku pada kunci paha dan dapat membatasi pergerakan

5.pada punggung/tulang belakang: terasa sakit dan kaku pada leher

DIAGNOSIS
1.Riwayat penyakit Dokter menanyakan pada pasien tentang gejala yang dialami, kapan mulai terjadi, dan bagaimana hal itu terjadi untuk menegakkan diagnosis. Dan dokter juga menanyakan, apakah ada masalah dengan obat tertentu untuk alternatif pemberian obat jika ternyata pasien tidak cocok dengan jenis obat tertentu. 2.Pemeriksaan fisik Pada penderita osteoarthritis, pemeriksaan fisik ini biasanya dilakukan dengan memeriksa kemampuan berjalan. 3.X ray Xray untuk mengetahui sejauh mana sendi mengalami kerusakan. X ray dapat memperlihatkan rusaknya tulang. 4.MRI (Magnetic Resonance Imaging) Magnetic resonance imaging dapat memberikan gambar-gambar seperti jaringan dalam tubuh dengan resolusi yang tinggi. MRI jika diduga ada penyakit dalam jaringan tubuh. 5.Tes lain Dokter akan melakukan tes darah untuk mengetahui penyebab lain dari gejala yang timbul.

TERAPI NON FARMAKOLOGI


1.Olahraga
Olahraga dapat mengurangi rasa sakit dan dapat membantu mengontrol barat badan. Olahraga untuk osteoarthritis misalnya berenang dan jogging.

2.Menjaga sendi
Menggunakan sendi dengan hati-hati dapat menghindari kelebihan stres pada sendi.

3.Panas/dingin
Panas didapat, misalnya dengan mandi air panas. Panas dapat mengurangi rasa sakit

pada sendi dan melancarkan peredaran darah. Dingin dapat mngurangi pembengkakan pada sendi dan mengurangi rasa sakit. Dapat didapat dengan mengompres daerah yang sakit dengan air dingin.

4.Viscosupplementation
merupakan perawatan dari Canada untuk orang yang terkena osteoarthritis pada lutut,

berbentuk gel.

5.Pembedahan
Apabila sendi sudah benar-benar rusak dan rasa sakit sudah

terlalu kuat, akan dilakukan pembedahan. Dengan pembedahan, dapat memperbaiki bagian dari tulang.

6.Akupuntur
Dapat mengurangi rasa sakit dan merangsang fungsi sendi.

7.Pijat
Pemijatan sebaiknya dilakukan oleh orang yang ahli di

bidangnya.

8.vitamin D,C, E, dan beta karotin


untuk mengurangi laju perkembangan osteoarthritis.

9.Teh hijau
Memiliki zat anti peradangan.

TERAPI FARMAKOLOGI
Acetaminophen

Merupakan obat pertama yang di rekomendasikan oleh dokter karena relatif aman dan efektif untuk mengurangi rasa sakit. Dapat mengatasi rasa sakit dan peradangan pada sendi. Mempunyai efek samping, yaitu menyebabkan sakit perut dan gangguan fungsi ginjal. Dalam bentuk cream atau spray yang bisa digunakan langsung pada kulit yang terasa sakit. Tidak mempuyai efek samping seperti yang ada pada acetaminophen dan NSAIDs.

NSAIDs (nonsteroidal anti inflammatory drugs)

Topical pain

Tramadol (Ultram)

Milk narcotic painkillers

Mengandung analgesic seperti codein atau hydrocodone yang efektif mengurangi rasa sakit pada penderita osteoarthritis. Efektif mengurangi rasa sakit. Merupakan glycosaminoglycan yang tersusun oleh disaccharides of glucuronic acid dan Nacetygluosamine. Disebut juga viscosupplementation. Digunakan dalam perawatan pasien osteoarthritis. Dari hasil penelitian yang dilakukan, 80% pengobatan dengan menggunakan hyaluronic acid mempunyai efek yang lebih kecil dibandingkan pengobatan dengan menggunakan placebo. Makin besar molekul hyaluronic acid yang diberikan, makin besar efek positif yang di rasakan karena hyaluronic acid efektif mengurangi rasa sakit. Mengurangi pengobatan untuk pasien osteoarthritis pada lutut.

Corticosteroids

Hyaluronic acid

Glucosamine dan chondroitin sulfate

PENCEGAHAN
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, agar kita terhindar

dari osteoarthritis1: menghindari olahraga yang bisa meyebabkan sendi terluka mengontrol berat badan agar berat yang ditopang oleh sendi menjadi ringan minum obat untuk mencegah osteoarthritis

Você também pode gostar