Você está na página 1de 36

Dilema Rohingya: Lingkaran Setan dalam Dunia (yang katanya) Beradab

Modifikasi dari presentasi Abdul Hamid M.V. Musa Ali & UNIROD Malaysia Arakan, Burma

Anak-Anak Pengungsi Rohingya di penampungan Pathum Thani Bangkok Oktober 2009

Latar Belakang
Sebelum pendudukan Burma atas Arakan pada 1784 : Diperintah oleh Hindu, Budha, dan Muslim Kesultanan Muslim bermula pada tahun 1430 dan berlangsung selama lebih dari 350 tahun Sampai diserbu dan diduduki oleh Raja Burma, Bodaw Paya, pada tahun 1784

Peta Arakan (tempo dulu)


Peta ini menunjukkan pembagian budaya di Asia Tenggara pada abad ke-15 sebagaimana dimuat dalam The Time Atlas of World History. Peta ini mengindikasika n Arakan sebagai Islamic Stale by Geoferry Banadough P133 Banadough P-133

Pada

tahun 1824, Inggris mengokupasi Arakan dan menempatkannya dibawah India


tahun 1937, Arakan berpisah dari British India menjadi propinsi independen di Burma pada 1948

Pada

Arakan

Penganiayaan terhadap Minoritas

Pada tahun 1962, terjadi kudeta yang dipimpin oleh Jenderal Nay Win

Nay Win menyita properti milik orang India dan menasionalisasikannya, kemudian menargetkan orang-orang China sebagai sasaran berikutnya
Nay Win kemudian mengalihkan target kepada orang-orang Rohingya Saat ini, kekejaman rezim ini mencapai puncaknya

Peta Arakan (saat ini)

Permasalahan yang dihadapi penduduk Rohingya


Mereka

terusir paksa dari tanah air mereka Melalui penganiayaan, penyiksaan, pembantaian, dan pelecehan dengan cara yang paling tidak manusiawi Ini adalah masalah penganiayaan agama dan politik Juga eliminasi sistematis terhadap komunitas muslim etnis dari tanah air mereka sendiri (yaitu Arakan)

Operasi Militer terhadap warga Rohingya


Operasi

Militer (Rejimen Burma ke-5) pada November

1948 Operasi Burma Territorial Force (BTF) pada 1949-1950 Operasi Militer (Rejimen Darurat Chin ke-2) pada Maret 1951-1952 Operasi Mayu pada Oktober 1952-1953 Operasi Mone-Thone pada Oktober 1954 Operasi Tentara dan Gabungan Imigrasi pada Januari 1955

Operasi Operasi

Polisi Militer Gabungan pada 1955-1958


Kapten Htin Kyaw pada 1959

Operasi
Operasi

Shwe Kyi pada Oktober 1966


Kyi Gan pada Oktober-Desember 1966

Operasi
Operasi Operasi

Ngazinka pada 1967-1969


Myat Mon pada Februari 1969-1971 Mayor Aung Than pada 1973

Operasi

Sabe pada Februari 1974-1978


Nagamin pada Februari 1978-1979

Operasi

Operasi

Shwe Hintha pada Agustus 1978-1980 Galone pada 1979 Pyi Thaya pada 1991-1992

Operasi

Operasi

Operasi

Na-Sa-Ka (pasukan keamanan di perbatasan) mulai1992 s.d sekarang

Operasi Na-Sa-Ka
Markasnya berada di perbatasan kota Maungdaw dengan tujuan sebagai berikut :
Melemahkan

sosial ekonomi penduduk Rohingnya Mengontrol pertumbuhan penduduk Rohingya De-muslimisasi Arakan melalui pembersihan etnis Penyebaran ajaran Budha dan kebudayaan Budha-Burma di Arakan

Mekanisme yang dipakai


Extra

judicial killing: Sejak tahun 1989, ribuan remaja dan murid madrasah dibantai sewenang-wenang dan pemerasan: merupakan tugas sehari-hari dari Na-Sa-Ka dan polisi. Lebih populer dengan sebutan Kalar Hmu

Penangkapan

Penyitaan

properti: penyitaan terhadap tanah dan sapi penduduk kemudian membagikannya kepada perkampungan contoh di Burma ini terdapat 100 perkampungan contoh, dimana setiap perkampungan terdiri dari 70-100 rumah tangga. Setiap rumah tangga diberikan tanah seluas 4 ha dan dua pasang sapi

Saat

Propaganda Anti-Rohingya

dan anti-Muslim: Junta menghasut komunitas penduduk dengan memberikan ijin distribusi buku atau video yang menghina Islam dan Muslim Perkosaan: perkosaan terjadi dimana-mana. Ini merupakan strategi resmi untuk meneror dan memaksa rakyat Rohingya melarikan diri Kerja Paksa: Meskipun kerja paksa sudah lazim di seluruh Burma, namun di Arakan Utara, hanya berlaku untuk rakyat Rohingya Gerakan: Rakyat Rohingnya tidak diijinkan bepergian dari satu tempat ke tempat lain, meskipun di lokasi yang sama

Pembatasan

Pembatasan

atas Pernikahan: membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mendapat ijin menikah, bahkan harus menyuap. Beberapa pengantiin dipaksa untuk menjalani tes kehamilan. Pernikahan yang tidak sah dianggap kriminal dan diancam hukuman 4-7 tahun
Lapangan Kerja: sebagai non-warga negara, rakyat Rohingya terpaksa menganggur karena dilarang dari semua jenis pekerjaan Pendidikan: Buta huruf sebesar 80%. Pendidikan dasar dan menengah diabaikan. Karena pembatasan gerakan, rakyat Rohingya dipaksa untuk tidak menempuh pendidikan tinggi

Pembatasan

Pembatasan

Larangan dari praktek beragama

Banyak masjid sudah ditutup dan dihancurkan Tidak ada ijin untuk merenovasi masjid manapun, sedang membangun masjid yang baru sama sekali dilarang Ini berarti bahwa kurang dari 20 tahun tidak akan terlihat lagi bangunan yang merupakan simbol islam Kebanyakan masjid ini dibangun dari kayu dan bambu

Berlawanan

dengan hal sebelumnya, tidak ada bukit di Burma tanpa pagoda di atasnya
pembangunan Budha baru

100

Perubahan

demografi Arakan menjadi penampilan/gaya Budha

Diskriminasi di luar Burma


A. Bangladesh

Pengungsi diperlakukan tidak manusiawi


Tidak terjamah bantuan/donasi dari luar Penghancuran rumah/pondok Perkosaan terhadap pengungsi wanita Tidak ada pendidikan bagi anak-anak Tidak tersedia air

Pengungsian yang tidak terdaftar di Kutupalong,

Foto kamp pengungsian sebelum dihancurkan

Foto kamp pengungsian sebelum dihancurkan

Kamp pengungsian pada saat musim hujan

Rumah/pondok ini telah dihancurkan


Pada

15 Juni 2009 melalui penindasan gabungan oleh polisi, ansar, dan departemen kehutanan

Foto Kamp Pengungsian setelah dihancurkan

Dari sisi barat selatan

Dari sisi barat selatan

Wanita membangun pondok mereka karena tidak ada laki-laki dewasa di dalam keluarga

Perjalanan Berbahaya

Karena penganiayaan tak berujung di Burma

Sikap tidak bersahabat (unwelcoming) dari negara tetangga Bangladesh


Mendorong banyak orang Rohingya untuk mencari perlindungan di tempat lain.

Di masa lalu, rakyat Rohingya menggunakan (inggris;used) Saudi Arabia (Uni Emirat Arab), namun karena Bangladesh tidak mengeluarkan paspor, hal ini menjadi tidak mungkin Satu-satunya pilihan sejak 2006 adalah menempuh perjalanan menggunakan perahu yang sangat beresiko menuju Malaysia melalui Thailand

B. Di Thailand

Pada bulan Desember 2008 dan Januari 2009, karena semakin banyak rakyat Rohingya yang mengungsi melalui perahu dan berhasil mencapai perairan Thailand, pemerintah Thailand kemudia merubah kebiijakan meraka. Pihak militer Thailand menyiksa mereka di sebuah pulau sepi, kemudian menarik mereka kembali ke laut lepas memakai perahu tanpa mesin dengan hanya sedikit makanan dan minuman. Sebanyak 850 orang berhasil diselamatkan di India dan Indonesia, namun ratusan lainnya tewas di laut

Korban selamat kini ditahan di Thailand, India dan Indonesia dan nasib mereka masih belum jelas.

Pertemuan Asian summit, Thailand


Gagal

mengatasi masalah Kebijakan tidak mencampuri membuat bangsabangsa di Asia tidak mampu berperan menyelesaikan masalah ini Anehnya, Rohingya dicap sebagai imigran ilegal dan ditangkap di Laut Andaman Level as Bangli and accept them if they can porbe Burmese Bangali (saya tidak mengerti maksud kalimat ini, afwan) Mengapa Bangali? Mengapa tidak Rohingya? Pikirkan!

C. Bagaimana dengan Malaysia?


Jika

tertangkap akan dideportasi Masalah pekerjaan Tidak ada pendidikan bagi anak-anak Tidak mengakui ke sekolah agama Tidak ada fasilitas kesehatan

Permohonan kami kepada :


Lembaga

Internasional seperti PBB, Uni Eropa, ASEAN, OIC, NGOs seperti Inggris, Amerika, India, China, dan Australia solusi permanen bagi permasalahan Rohingya

Negara

Mencari

Dalam

kerangka hukum internasional, pakta HAM, dan praktek internasional

Untuk menekan junta Burma :


1.

mengakui Rohingya sebagai etnis adat 2. segera mengeluarkan kartu identitas nasional 3. memberikan ijin membangun masjid dan lain-lain 4. menyediakan fasilitas pendidikan tinggi 5. menghentikan pembunuhan, pembantaian, perkosaan terhadap perempuan Rohingya, dan segala bentuk pelecehan

6. mengentikan penangkapan, penyiksaan, dan pemerasan


7. membebaskan semua bentuk larangan

8. menghentikan tenaga kerja budak


9. membebaskan segala larangan dalam pernikahan 10. menghentikan penggusuran dan perusakan rumah

11. memberikan kembali tanah yang disita secara paksa kepada pemiliknya
12. merubah kembali semua desa percontohan menjadi aslinya

Permintaan kami kepada negara tuan rumah

Memberikan

sementara Mengeluarkan dokumen Memberikan kesempatan pendidikan Memberikan ijin bekerja Memberikan akses kesehatan

perlindungan

Permintaan kami kepada NGOs


Untuk Untuk

menyoroti permasalahan Rohingya

membentuk sebuah tim kerja antara NGOs Untuk bekerja secara kolektif Untuk mencari jalan keluar Untuk merumuskan mekanisme bagi solusi permanen Untuk melakukan pendekatan kepada pemerintah

Acknowledgement
Universal Justice Network
Citizen International, Penang, Malaysia Islamic Human Rights Council, UK Honorable chairman, Dr. Muhideen Abdul Kader, Vice president, Consumers Associaton Penang. Ustaz Cikgu Mohd Azmi Abdul Hamid, President TERAS, and also Training Coordinator All staff members, for their hardworking

Thank you

Você também pode gostar