Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Modifikasi dari presentasi Abdul Hamid M.V. Musa Ali & UNIROD Malaysia Arakan, Burma
Latar Belakang
Sebelum pendudukan Burma atas Arakan pada 1784 : Diperintah oleh Hindu, Budha, dan Muslim Kesultanan Muslim bermula pada tahun 1430 dan berlangsung selama lebih dari 350 tahun Sampai diserbu dan diduduki oleh Raja Burma, Bodaw Paya, pada tahun 1784
Pada
Pada
Arakan
Pada tahun 1962, terjadi kudeta yang dipimpin oleh Jenderal Nay Win
Nay Win menyita properti milik orang India dan menasionalisasikannya, kemudian menargetkan orang-orang China sebagai sasaran berikutnya
Nay Win kemudian mengalihkan target kepada orang-orang Rohingya Saat ini, kekejaman rezim ini mencapai puncaknya
terusir paksa dari tanah air mereka Melalui penganiayaan, penyiksaan, pembantaian, dan pelecehan dengan cara yang paling tidak manusiawi Ini adalah masalah penganiayaan agama dan politik Juga eliminasi sistematis terhadap komunitas muslim etnis dari tanah air mereka sendiri (yaitu Arakan)
1948 Operasi Burma Territorial Force (BTF) pada 1949-1950 Operasi Militer (Rejimen Darurat Chin ke-2) pada Maret 1951-1952 Operasi Mayu pada Oktober 1952-1953 Operasi Mone-Thone pada Oktober 1954 Operasi Tentara dan Gabungan Imigrasi pada Januari 1955
Operasi Operasi
Operasi
Operasi
Operasi
Operasi Operasi
Operasi
Operasi
Operasi
Shwe Hintha pada Agustus 1978-1980 Galone pada 1979 Pyi Thaya pada 1991-1992
Operasi
Operasi
Operasi
Operasi Na-Sa-Ka
Markasnya berada di perbatasan kota Maungdaw dengan tujuan sebagai berikut :
Melemahkan
sosial ekonomi penduduk Rohingnya Mengontrol pertumbuhan penduduk Rohingya De-muslimisasi Arakan melalui pembersihan etnis Penyebaran ajaran Budha dan kebudayaan Budha-Burma di Arakan
judicial killing: Sejak tahun 1989, ribuan remaja dan murid madrasah dibantai sewenang-wenang dan pemerasan: merupakan tugas sehari-hari dari Na-Sa-Ka dan polisi. Lebih populer dengan sebutan Kalar Hmu
Penangkapan
Penyitaan
properti: penyitaan terhadap tanah dan sapi penduduk kemudian membagikannya kepada perkampungan contoh di Burma ini terdapat 100 perkampungan contoh, dimana setiap perkampungan terdiri dari 70-100 rumah tangga. Setiap rumah tangga diberikan tanah seluas 4 ha dan dua pasang sapi
Saat
Propaganda Anti-Rohingya
dan anti-Muslim: Junta menghasut komunitas penduduk dengan memberikan ijin distribusi buku atau video yang menghina Islam dan Muslim Perkosaan: perkosaan terjadi dimana-mana. Ini merupakan strategi resmi untuk meneror dan memaksa rakyat Rohingya melarikan diri Kerja Paksa: Meskipun kerja paksa sudah lazim di seluruh Burma, namun di Arakan Utara, hanya berlaku untuk rakyat Rohingya Gerakan: Rakyat Rohingnya tidak diijinkan bepergian dari satu tempat ke tempat lain, meskipun di lokasi yang sama
Pembatasan
Pembatasan
atas Pernikahan: membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mendapat ijin menikah, bahkan harus menyuap. Beberapa pengantiin dipaksa untuk menjalani tes kehamilan. Pernikahan yang tidak sah dianggap kriminal dan diancam hukuman 4-7 tahun
Lapangan Kerja: sebagai non-warga negara, rakyat Rohingya terpaksa menganggur karena dilarang dari semua jenis pekerjaan Pendidikan: Buta huruf sebesar 80%. Pendidikan dasar dan menengah diabaikan. Karena pembatasan gerakan, rakyat Rohingya dipaksa untuk tidak menempuh pendidikan tinggi
Pembatasan
Pembatasan
Banyak masjid sudah ditutup dan dihancurkan Tidak ada ijin untuk merenovasi masjid manapun, sedang membangun masjid yang baru sama sekali dilarang Ini berarti bahwa kurang dari 20 tahun tidak akan terlihat lagi bangunan yang merupakan simbol islam Kebanyakan masjid ini dibangun dari kayu dan bambu
Berlawanan
dengan hal sebelumnya, tidak ada bukit di Burma tanpa pagoda di atasnya
pembangunan Budha baru
100
Perubahan
15 Juni 2009 melalui penindasan gabungan oleh polisi, ansar, dan departemen kehutanan
Wanita membangun pondok mereka karena tidak ada laki-laki dewasa di dalam keluarga
Perjalanan Berbahaya
Di masa lalu, rakyat Rohingya menggunakan (inggris;used) Saudi Arabia (Uni Emirat Arab), namun karena Bangladesh tidak mengeluarkan paspor, hal ini menjadi tidak mungkin Satu-satunya pilihan sejak 2006 adalah menempuh perjalanan menggunakan perahu yang sangat beresiko menuju Malaysia melalui Thailand
B. Di Thailand
Pada bulan Desember 2008 dan Januari 2009, karena semakin banyak rakyat Rohingya yang mengungsi melalui perahu dan berhasil mencapai perairan Thailand, pemerintah Thailand kemudia merubah kebiijakan meraka. Pihak militer Thailand menyiksa mereka di sebuah pulau sepi, kemudian menarik mereka kembali ke laut lepas memakai perahu tanpa mesin dengan hanya sedikit makanan dan minuman. Sebanyak 850 orang berhasil diselamatkan di India dan Indonesia, namun ratusan lainnya tewas di laut
Korban selamat kini ditahan di Thailand, India dan Indonesia dan nasib mereka masih belum jelas.
mengatasi masalah Kebijakan tidak mencampuri membuat bangsabangsa di Asia tidak mampu berperan menyelesaikan masalah ini Anehnya, Rohingya dicap sebagai imigran ilegal dan ditangkap di Laut Andaman Level as Bangli and accept them if they can porbe Burmese Bangali (saya tidak mengerti maksud kalimat ini, afwan) Mengapa Bangali? Mengapa tidak Rohingya? Pikirkan!
tertangkap akan dideportasi Masalah pekerjaan Tidak ada pendidikan bagi anak-anak Tidak mengakui ke sekolah agama Tidak ada fasilitas kesehatan
Internasional seperti PBB, Uni Eropa, ASEAN, OIC, NGOs seperti Inggris, Amerika, India, China, dan Australia solusi permanen bagi permasalahan Rohingya
Negara
Mencari
Dalam
mengakui Rohingya sebagai etnis adat 2. segera mengeluarkan kartu identitas nasional 3. memberikan ijin membangun masjid dan lain-lain 4. menyediakan fasilitas pendidikan tinggi 5. menghentikan pembunuhan, pembantaian, perkosaan terhadap perempuan Rohingya, dan segala bentuk pelecehan
11. memberikan kembali tanah yang disita secara paksa kepada pemiliknya
12. merubah kembali semua desa percontohan menjadi aslinya
Memberikan
sementara Mengeluarkan dokumen Memberikan kesempatan pendidikan Memberikan ijin bekerja Memberikan akses kesehatan
perlindungan
membentuk sebuah tim kerja antara NGOs Untuk bekerja secara kolektif Untuk mencari jalan keluar Untuk merumuskan mekanisme bagi solusi permanen Untuk melakukan pendekatan kepada pemerintah
Acknowledgement
Universal Justice Network
Citizen International, Penang, Malaysia Islamic Human Rights Council, UK Honorable chairman, Dr. Muhideen Abdul Kader, Vice president, Consumers Associaton Penang. Ustaz Cikgu Mohd Azmi Abdul Hamid, President TERAS, and also Training Coordinator All staff members, for their hardworking
Thank you