Você está na página 1de 41

Nida Najibah Hanum (1110103000095) Uswatun Hasanah (1110103000037) Ratu Qurroh Ain (1110103000074)

Fisiologi Keseimbangan Air

Adelman RD, Solhaug MJ. Pathophysiology of body fluids and fluid therapy. In: Berhrman RE, Kliegman RM Jenson HB. Nelson Textbook of Pediatrics, 18th ed. Philadelphia : WB Saunders, 2007; 267-268.

Faktor yang mempengaruhi homeostatis air-elektrolit


Jumlah cairan yang masuk dan keluar tubuh Proses difusi melalui membran sel Tekanan osmotik yg dihasilkan oleh elektrolit pada kedua kompartemen

Sumber Kehilangan Air


Urin 60% Insensisible losses 35% (kulit dan paru) Feses 5%
Gangguan keseimbangan air, elektrolit, dan asam basa. 3rd ed. FKUI Jakarta; 2013. Adelman RD, Solhaug MJ. Pathophysiology of body fluids and fluid therapy. In: Berhrman RE, Kliegman RM Jenson HB. Nelson Textbook of Pediatrics, 18th ed. Philadelphia : WB Saunders, 2007; 309-310.

Cairan Rumatan/ Maintenance Fluid


Metode Penghitungan Volume Cairan Rumatan Harian berdasar Berat Badan (Holliday-Segar) Berat Badan 0-10 kg 11-20 kg > 20 kg *Maksimum total cairan per hari normalnya 2.400 mL Cairan per hari 100 ml/kg 1.000ml + 50 ml/kg untuk setiap kg> 10 kg 1.500ml + 20 ml/kg untuk setiap kg>20 kg*

PEMILIHAN CAIRAN RUMATAN : D5 NS + 20 mEq/L KCl atau D5 0.2 NS + 20 mEq/L KCl

Adelman RD, Solhaug MJ. Pathophysiology of body fluids and fluid therapy. In: Berhrman RE, Kliegman RM Jenson HB. Nelson Textbook of Pediatrics, 18th ed. Philadelphia : WB Saunders, 2007; 309-310.

Cairan Pengganti / Replacement Fluid

Adelman RD, Solhaug MJ. Pathophysiology of body fluids and fluid therapy. In: Berhrman RE, Kliegman RM Jenson HB. Nelson Textbook of Pediatrics, 18th ed. Philadelphia : WB Saunders, 2007; 311-312.

Koreksi Defisit / Deficit Fluid

Penghitungan Kekurangan Cairan : (BB sebelum sakit BB saat sakit) x 100% BB sebelum sakit

Rachel S. Meyers. Brief Review Article : Pediatric Fluid and Electrolyte Therapy. J.Pediatr.Pharmacol.Ther 2009;14:204211. Adelman RD, Solhaug MJ. Pathophysiology of body fluids and fluid therapy. In: Berhrman RE, Kliegman RM Jenson HB. Nelson Textbook of Pediatrics, 18th ed. Philadelphia : WB Saunders, 2007; 313-316.

Koreksi Defisit / Deficit Fluid

Rachel S. Meyers. Brief Review Article : Pediatric Fluid and Electrolyte Therapy. J.Pediatr.Pharmacol.Ther 2009;14:204211. Adelman RD, Solhaug MJ. Pathophysiology of body fluids and fluid therapy. In: Berhrman RE, Kliegman RM Jenson HB. Nelson Textbook of Pediatrics, 18th ed. Philadelphia : WB Saunders, 2007; 313-316.

Elektrolit
Elektrolit adalah Senyawa yang didalam larutan yang berdisosiasi menjadi ion bermuatan positif dan negatif Elektrolit penting dalam mengatur cairan dan fungsi sel Elektrolit terbagi menjadi 2 yaitu: a. Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Contoh : Cl- , PO4b. Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Contoh : Na+ , K + Elektrolit terpenting dalam : - Ekstrasel : Na+ dan Cl- Intrasel : K + dan PO4Kebutuhan elektrolit setiap hari 1. Dewasa : Na+ : 1,5 mEq/kg (100mEq/hari atau 5,9 g K+ : 1 mEq/kg (60 mEq/hari atau 4,5 g 2. Bayi dan Anak : Na+ : 2 mEq/kg K+ : 2 mEq/kg

Pengaturan Osmolalitas Dan Volume Cairan Tubuh


Osmolalitas : jumlah keseluruhan partikel partikel yang terlarut. Menggambarkan kepekatan suatu larutan
Regulasi osmolalitas plasma volume intravaskular Dikontrol oleh sistem tubuh agar cairan tubuh seimbang Keseimbangan osmolalitas tergantung pada keseimbangan air Kontrol volume air bergantung pada keseimbangan Natrium

ADH

Gangguan elektrolit yang sering mengancam kehidupan pada pasien dalam keadaan kritis adalah kalium, natrium, kalsium, magnesium dan fosfat. 1. Kalium 2. Natrium 3. Kalsium 4. Fosfat

Natrium
Kation yang paling banyak pada ECF Berperan : menjaga keseimbangan osmolalitas plasma ekstraseluler Intake: <2500 mg/hari. Penyerapan meningkat oleh aldosteron. Sebagai co-transport penyerapan glukosa Ekskresi: melalui urin, keringat, feses. Konsentrasi natrium mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh

Haipernatremi
Konsetrasi natrium >145 mEq/L
Manifestasi klinis : tanda dan gejala dehidrasi. Kehausan, lemas, letargi, iritabel, hiperapne, air mata tidak ada. Dapat berefek langsung pada otak

Hipernatremi
Diagnosis: sesuai penyakit yang mendasari. Bedakan renal dan nonrenal. Renal: volume urin normal, konsentrasi urin tdk maksimal, kadar natrium pada urin tidak meningkat. Nonrenal: penurunan jumlah urin, konsentarsi urin meningkat, kadar natrium < 20 mEq/L
Bila akibat kehilangan cairan: akibat gangguan intake cairan/minum. Bila tdk ditemukan tanda dehirasi: intake natrium yg berlebih. Pada intoksikasi natrium yg berat ditemukan tanda : udem paru dan BB meningkat

Treatment hiponatremi
Hiponatremi jika kadar natrium < 120 mEq/L Diberikan Larutan saline hipertonik, 3% NaCl (513 mmol/L). Diberikan lewat vena sentral, tetapi dalam emergensi: IV perifer Target peningkatan natrium : 120-125 mEq/L atau sampai kejang hilang Diharapkan terjadi perubahan setelah 1520 menit Jika tidak ada larutan saline hipertonik dapat digunakan normal saline (0.9% NS), 20 ml/kg, dibolus Setelah koreksi awal selesai atau tidak ada perubahan neurologis diberikan koreksi 12 mEq/L perhari (0.5 1 mEq/L setiap jam) secara perlahan. Untuk menghitung total Na yg dibutuhkan agar mencapai target : 0.6x(BB dlm kg)x(target natrium-kadar natrium skrng)

Contoh :
Seorang anak berumur 4 kg, datang dgn kejang dan ditemukan kadar Na 114 mEq/L Langkah pertama: Koreksi akut memberikan 3% saline (NaCl) untuk mengkoreksi Na : 120 mEq/L kebutuhan Na= 0.6x4kgx(120-114) = 14.4 mEq catatan : setiap 3% NaCl=0.5 mEq/L atau approx 28 mL dari 3% cairan NaCl Atau (1.2 ml/kg) dari 3% NaCl meningkatkan kadar natrium approx 1mEq/L 1.2 mL x 4 kg x (120-114) = 28 mL dari cairan NaCl 3%

Langkah kedua: koreksi perlahan Diberikan tambahan kadar natrium 12 mEq/hari dari 120 mEq/L 120+12=132 mEq/L 0.6x4x(132 -120)= 29 mEq/L tambahan natrium selama 24 jam

pemberian bisa dengan normal saline atau D5 % NS

Hipernatremi
Hipernatremi jika kadar Na > 145 mEq/L Kelompok beresiko terhadap peningkatan Natrium adalah bayi, anak2, dan pasien kritis. Akibat konsumsi garam tinggi atau kehilangan banyak cairan. Tanda dan gejala : iritabilitas, menangis kencang, letargi, kejang, demam, kegagalan ginjal, rabdomiolisis. Treatment: Diatasi dengan perlahan dan hati2 Karna bila osmolalitas serum meningkat maka cairan dalam sel akan pindah ke serum meningkatkan osmolalitas sel terjadi perpindahan air dari serum ke sel edem sel , edema serebral Penurunan kadar natrium yg direkomendasikan : 0.5 mEq/L/jam atau 12 mEq/L/hari

Tambahan kebutuhan air yg diperlukan Rumus : (BBx0.6)x 1(Na target/Na aktual)(1000ml/L) Atau dengan hitungan cepat Rumus : 4mLxBBx12mEq/L (catatan : 4 ml/kg air akan menurunkan 1 mEq/L Na) Kebutuhan cairan= maintenans dihitung + tambahan air

Catatan : 1 L dari normal saline 0,5 = 500 ml air bebas 1 L dari normal saline 0,25= 750 ml air bebas 1 L D5 NS 0,5 mengandung 400 ml air bebas

contoh
Seorang bayi, berumur 10 bulan, berat 8 kg, dengan Na : 157 mEq/L Tambahan air yg diperlukan= (8x0.6)x1-(145/157)x(1000)=365 ml Cara lain 4 ml X 8 kg X 12 mEq/L = 384 ml Kebutuhan cairan maintenans: (100x 8)= 800/24 jam Kebutuhan total : 800 + 365 =1165 mL

Potasium/ K+
Kation yg banyak ada di intrasel Keterlibatan dlm proses sel termasuk sintesis protein Mempertahankan potensial membran Membuat membran potensial istirahat dlm eksitasi otot dan konduksi syaraf Bereperan juga terhadap kontraksi miokardium dan fungsi Kadar kalium tubuh sangat erat kaitannya dengan ekskresi renal

Hipokalemi
Ditemukan kadar K <3.5 mEq/L Akibat : asupan yg kurang, kehilangan cairan, terapi insulin, berhubungan denga alkalosis metabolit tanda dan gejala : lemas, parastesia, ECG berubah,

treatment : Bila pasien makan lewat enteral maka Kalium dimasukkan bersama dgn makanannya

makanan tambahan 1-3 mEq/kg/jam dibagi menjadi 3- 4 dosis perhari KCl dapat menyebabkan iritasi mukosa gaster pemberian IV Protokol pengganti lewat IV: jika kadar K 3-3.5 mEq/L 0.5 mEq/kg dari KCL IV sampai 1 jam jika kadar K 2.5-3.0 mEq/L 0.25mEq/kg dari KCL IV sampai 2 jam jika kadar K < 2.5 mEq/L 0.75mEq/kg dari KCL IV sampai 3 jam pantau keadaan bayi/anak cara lain yg lebih konservatif dan aman bisa digunakan: tidak lebih dari 0.5 mEq/kg/jam Dan kadr max : 10 mEq sampai 1 jam

Hiperkalemi
jika kadar K > 5.5 mEq/L Biasanya terjadi pada fungsi renal yg tidak adekuat. Contoh : - Gagal ginjal akut dan kronik - Hipoaldosteronium - Insufiensi adrenal - Asidosis metabolis - Nekrosis otot dan jaringan - Sindrom tumor lisis - Asupan Kalium yg tinggi Tanda dan gejala : berhubungan dengan cardik aoutput yg tidak adekuat karena aritmia. Terjadi perubahan EKG, kelemahan dan parestesis jika K> 7 mEq/L

Treatment hiperkalemi 1. pasien berada dalam monitor cardiorespirator 2. cek ulang kadar elektrolit 3. tidak meanjutkan pemberian Kalium 4. pemberian terapi : - Kalsium glukonat, 100 mg/ kg sampai 3 menit (1 ml/kgdari 10 % cairan) secara intravena untuk menstabilkan miokardium dan mencegah aritmia

- natrium bikarbonat, 1-2 mEq secara IV sampai 10-15 menit

- insulin, agar memindahakn potasium intraseluler insulin 0.1 U/kg/jam dicampur dengan D25% 0,5g/kg/jam(2ml/kg/jam) - resin 1g/kg secara rektal

Magnesium
Befungsi sebagi kofaktor ATP. bertanggung jawab yg paing banyak terhadap fungsi fisiologis Kadar normal plasma : 1.6 2.4 mg/dl 1. Hipomagnesium - Jika kadrnya < 2 mg/dl - akibat tdk adekuatnya asupan, pada pasien kritis, kombinasi kehilangan akibat gangguan di GI dan renal - Hipomagnesium biasanya juga hipokalsemia - Mengeluh : kelemahan neuromuskular, otot kurus, perubahan EKG Treatment : Pemebrian magnesium sulfat: 25-50 mg/kg sampai 3-4 jam Kelebihan kadar magnesium dalam serum akan dikeluarkan oleh ginjal, dan tidak menimbulkan gejal yang berarti

Hipermagnesium
Jarang sekali kasus yg menyebabkan hipermagnesium Terjadi pada disfungsi renal Dapat simtomatik jika kadar >5 mg/dL Tanda dan gejala: Mual, muntah, penurunan refleks tendon, neuromuskular blok. Efek pada kardiovaskular : bradikardi, depresi miokardial, dan perubahan EKG. Pada neonatus menunjukkan hipotonia dan apne Treatment: Pemberian kalsium glukonat: 50-100 mg/kg secar intravenadiikuti dengan membatasi intake dan diuresis

Kalsium (Ca)
Hipokalium Kalsium klorid 10-20 mg/kg IV sampai 5-10 menit lewat vena sentral Pemberian yg terlalu cepat dpt menyebabkan bradikardi dan hipotensi Larutan CaCl 10% mengandung 1.36 mEq/L Kalsium glukonat Diberikan secara oral atau intravena Larutan CaCl10% mengandung 0.45 mEq/L ion kalsium Dosis : 50-125 mg/kg IV sampai 5-10 menit Hiperkalium kadar kalsium > 15 mg/dl hidrasi isotonik saline 200-250 ml/kg/hari

Phospat
Hipoppospatemi Pemberian natrium pospat mengandung 3 mmol (94 mg) PO4 dan 4 mEq sodium/ml Pengganti intravena diberikan 0.16-0.32 mmol/kg IV sampai 46 jam Hiperpospatemi Treatment : Alumanium hidrosi antasid lewat enteral dan rehidrasi dengan cairan isotonik

Keseimbangan Asam-Basa
DEFINISI : Asam : Zat yang dapat memberikan ion H ke zat lain (donor proton) Basa : Zat yang dapat menerima ion H dari zat lain (akseptor proton) Keseimbangan Asam-Basa : keadaan dimana konsentrasi ion H yang diproduksi sebanding dengan konsentrasi ion H yang dikeluarkan oleh sel

*Konsentrasi ion H dalam nanomolar Pengukuran asam-basa lab *Konsentrasi ion H dalam pH Penerapan di klinik

pH (power of hydrogen)
Konsentrasi ion H plasma : 40 x 10 mol/L

Cairan Tubuh Plasma arteri Plasma vena 40 3 nmol/L 45 nmol/L

[H] 7.4 0.3 7.35

pH

Cairan interstitium
Cairan intrasel

42 nmol/L
63-125 nmol/L

7.38
7.2-6.9

Tabel. Konsentrasi ion hidrogen cairan tubuh

Pengaturan Keseimbangan Asam-Basa


Jumlah ion H potensial tubuh sangat besar (> telah di buffer) Buffer : Pertahanan pertama terhadap perubahan pH untuk jangka waktu pendek Koordinasi tiga sistem : 1. Sistem Buffer 2. Sistem Paru 3. Sistem Ginjal

1. Sistem Buffer
Sistem buffer dalam tubuh : 1. Sistem buffer asam karbonat-bikarbonat 2. Sistem buffer protein 3. Sistem buffer hemoglobin 4. Sistem buffer fosfat

Sistem Buffer Asam Karbonat-Bikarbonat


Buffer terdiri atas larutan asam lemah dan konjuasi basanya :
HCO H + HCO

Rumus Henderson-Hasselbalch :
pH = pK + log *HCO + *HCO+

Karena HCO dalam keseimbangan dengan pCO terlarut, maka pengukuran PCO = Konsentrasi asam karbonat, jadi :
*HCO + PCO

Komponen utama keseimbangan asam-basa : pH, PCO, HCO

2. Sistem Respirasi
Peranan dalam keseimbangan asam-basa : mempertahankan PCO selalu konstan walaupun terjadi perubahan kadar CO akibat proses metabolisme tubuh

3. Sistem Renal
Ginjal mengatur keseimbangan asam-basa dengan sekresi dan reabsorbsi ion hidrogen dan ion bikarbonat

Gangguan Keseimbangan Asam-Basa


Definisi Asidemia : keadaan pH darah < 7.35 Alkalemia : keadaan pH darah > 7.35 Asidosis : kadar bikarbonat serum menurun Alkalosis : kadar bikarbonat serum meningkat Gangguan Respiratorik : gangguan yg berasal dari paru/ventilasi Gangguan Metabolik : gangguan fungsi ginjal, serta kelainan produksi atau ekskresi asam.

Kompensasi Paru dan Ginjal pada Perubahan pH Darah

Asidosis Metabolik
Etiologi : Produksi ion hidrogen oleh sel secara berlebihan Kehilangan bikarbonat Adanya retensi ion hidrogen di dalam tubuh Gambaran Lab : pH, HCO, PCO Gambaran Klinis : Pernapasan Kussmaul Tatalaksana : Perbaiki penyebab dasar, bikarbonat iv

Asidosis Respiratorik
Etiologi : Penyakit paru berat Penyakit neuromuskular Asidosis respiratori kronik Gambaran Lab : pH, HCO, PCO

Tatalaksana : Perbaiki penyebab dasar, oksigen hipoksemia

Alkalosis Metabolik
Etiologi : Hilangnya ion hidrogen, klorida, dan kalium Penambahan berlebihan bikarbonat Meningkatnya reabsorbsi bikarbonat Gambaran Lab : pH, HCO, PCO

Tatalaksana : Perbaiki penyebab dasar, depresi volume cairan NaCl isotonik, hipokalemi koreksi kalium plasma, hipokloremia koreksi klorida dengan NaCl isotonik.

Alkalosis Respiratorik
Etiologi : Ventilasi mekanik yang berlebihan

Gambaran Lab : pH, HCO, PCO Tatalaksana : Perbaiki penyebab dasar, hipoksemia oksigen

Daftar Pustaka
Gangguan keseimbangan air, elektrolit, dan asam basa. 3rd ed. FKUI Jakarta; 2013. Adelman RD, Solhaug MJ. Pathophysiology of body fluids and fluid therapy. In: Berhrman RE, Kliegman RM Jenson HB. Nelson Textbook of Pediatrics, 18th ed. Philadelphia : WB Saunders, 2007; 309-310. Rachel S. Meyers. Brief Review Article : Pediatric Fluid and Electrolyte Therapy. J.Pediatr.Pharmacol.Ther 2009;14:204211. Society of Critical Care Medicine. Pediatric Fundamental Critical Care Support. USA.2011

Você também pode gostar