Você está na página 1de 33

SOAL

DOKTER GIGI X BEKERJA SEBAGAI KEPALA PUSKESMAS DI DAERAH


PERBATASAN INDONESIA DAN PAPUA NUGINI. DI PUSKESMAS
TERSEBUT MASIH SANGAT MINIM SUMBERDAYA MANUSIA. DIA
HANYA DITEMANI OLEH SEORANG PERAWAT. TIDAK ADA TENAGA
ADMINISTRASI DI PUSKESMAS TERSEBUT.
DOKTER GIGI X ADALAH SEORANG DOKTER GIGI YANG BERDEDIKASI
TINGGI. SETIAP HARI DIA MELAYANI MASYARAKAT YANG DATANG
BEROBAT DENGAN TEKUN PENUH CINTA KASIH. BAHKAN TERKADANG
DIA HARUS MENGORBANKAN UANG PRIBADINYA BILA KEKURANGAN
OBAT.
KARENA MINIMNYA TENAGA ADMINISTRASI, MENGAKIBATKAN
DOKTER GIGI X TIDAK SEMPAT MEMBUKUKAN KEUANGAN DAN DANA-
DANA YANG DITERIMA DARI PEMDA. HAL INI MENGAKIBATKAN DIA
DITUDUH KORUPSI OLEH BADAN PEMERIKSA KEUANGAN.
BAGAIMANA PENDAPAT ANDA?
Korupsi (bahasa Latin:
corruptio dari kata kerja
corrumpere yang bermakna
busuk, rusak, menggoyahkan,
memutarbalik, menyogok).
Korupsi menurut Huntington (1968) adalah
perilaku pejabat publik yang menyimpang
dari norma-norma yg diterima oleh masy,
dan perilaku menyimpang ini ditujukan dlm
rangka memenuhi kepentingan pribadi.

Menurut Dr. Kartini Kartono, korupsi adalah
tingkah laku individu yang menggunakan
wewenang dan jabatan guna mengeduk
keuntungan pribadi, merugikan kepentingan
umum.
korupsi merupakan
kejahatan luar biasa
(extraordinary
crime)
Sebab-Sebab Korupsi
Penyebab adanya tindakan korupsi
sebenarnya bervariasi dan beraneka
ragam.
Secara umum dapat dirumuskan sesuai dg
pengertian korupsi diatas yaitu bertujuan
utk mendptkan keuntungan pribadi
/kelompok /keluarga/ golongannya
sendiri.
Faktor-faktor secara umum yang menyebabkan
seseorang melakukan tindakan korupsi antara
lain :
Ketiadaan atau kelemahan kepemimpinan dlm
posisi2 kunci yg mampu memberi ilham dan
mempengaruhi tingkah laku yg menjinakkan
korupsi.
Kelemahan pengajaran2 agama dan etika.
Kurangnya pendidikan.
Adanya banyak kemiskinan.
Tidak adanya tindakan hukum yang
tegas.
Kelangkaan lingkungan yang subur untuk
perilaku anti korupsi.
Struktur pemerintahan.
Perubahan radikal, suatu sistem nilai
yang mengalami perubahan radikal,
korupsi muncul sebagai penyakit
transisional.
Keadaan masyarakat yang semakin
majemuk.

Dalam teori yang dikemukakan oleh Jack
Bologne atau sering disebut GONE Theory,
bahwa faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya korupsi meliputi :
Greeds(keserakahan) : berkaitan dengan adanya perilaku
serakah yg scr potensial ada di dalam diri setiap orang.
Opportunities(kesempatan) : berkaitan dg keadaan
organisasi atau instansi atau masyarakat yg sedemikian
rupa, shg terbuka kesempatan bagi seseorang untuk
melakukan kecurangan.
Needs(kebutuhan) : berkaitan dg faktor2 yg dibutuhkan
oleh individu2 utk menunjang hidupnya yg wajar.
Exposures(pengungkapan) : berkaitan dengan tindakan
atau konsekuensi yang dihadapi oleh pelaku kecurangan
apabila pelaku diketemukan melakukan kecurangan.
Korupsi telah didefinisikan secara jelas oleh UU No 31 Tahun
1999 jo UU No 20 Tahun 2001 dalam pasal-pasalnya.
Berdasarkan pasal-pasal tersebut, terdapat 33 jenis tindakan
yang dapat dikategorikan sebagai korupsi. 33 tindakan tsb
dikategorikan ke dalam 7 kelompok yakni :
Korupsi yg terkait dg merugikan keuangan Negara
Korupsi yg terkait dg suap-menyuap
Korupsi yg terkait dg penggelapan dalam jabatan
Korupsi yg terkait dg pemerasan
Korupsi yg terkait dg perbuatan curang
Korupsi yg terkait dg benturan kepentingan dlm pengadaan
Korupsi yg terkait dg gratifikasi .
Macam-Macam Korupsi
KORUPSI
Kaidah Hukum
yang Bersifat
Normatif
berdasarkan UU no
31 tahun 1999
tentang Tindak
Pidana Korupsi)
Setiap orang yang secara melawan
hukum memperkaya diri sendiri
atau orang lain, atau suatu
korporasi, yang dapat merugikan
keuangan negara atau
perekonomian negara
Abuse of Power
atau
penyalahgunaan
wewenang atau
kekuasaan
Keuangan atau kekayaan milik
Pemerintah atau Swasta maupun
masyarakat baik secara keseluruhan
maupun sebagian, sebagai unsur pokok
atau elemen yang tidak terpisahkan
dari pengertian negara atau State
Hampir 90% tindak pidana
korupsi melibatkan pejabat
publik yang memegang jabatan
publik
10 Tindak Korupsi di Bidang Public Procurement
Bagaimana dan
darimana
Uang Barang
Fasilitas
hasil korupsi
diperoleh
SUMBANGAN
ILEGAL
ILEGAL
CONTRIBUTION
BISNIS ORANG
DALAM
INSIDER TRADING
PILIH KASIH
FAVORITISM
PEMERASAN
EXTORTION
PEMALSUAN
FRAUD
PENGGELAPAN
EMBLEZZLEMENT
PENYUAPAN
BRIBERY
PENYALAHGUNAAN
WEWENANG
ABUSE OF POWER
NEPOTISME
NEPOTISM
KOMISI
COMMISION
Pemberian suap/ sogok
Bribery
Pemberian dalam bentuk
uang, barang, fasilitas dan
janji untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu
perbuatan yang akan
berakibat membawa untung
terhadap diri sendiri atau
pihak lain, yang
berhubungan dengan
jabatan yang dipegangnya
pada saat itu.
UU No 31 tahun 1999
(sebagaimana diubah dengan UU No 20 tahun 2001)
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun
dan paling lama 5 (lima) tahun. Setiap orang yang :
a. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri
atau penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai
negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau
tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan
dengan kewajibannya ; atau
b. Memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara karena atau berhubungan dengan
sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan
atau tidak dilakukan dalam jabatannya.
Bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima
pemberian atau janji sebagaimana dimaksud dengan ayat (1)
huruf a atau huruf b, dipidana dengan pidana yang sama
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
Penggelapan
Embezzlement
Perbuatan mengambil tanpa
hak oleh seseorang yang
telah diberi kewenangan,
untuk mengawasi dan
bertanggung jawab penuh
terhadap barang milik
negara, oleh pejabat publik
maupun swasta.
Pemalsuan
Fraud
Suatu tindakan atau
perilaku untuk
mengelabui orang lain
atau organisasi untuk
keuntungan dan
kepentingan dirinya
sendiri maupun orang
lain
Pemerasan
Extortion
Memaksa seseorang untuk
membayar atau memberikan
sejumlah uang atau barang,
atau bentuk lain, sebagai ganti
dari seorang pejabat publik
untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu. Perbuatan tersebut
dapat diikuti dengan ancaman
fisik ataupun kekerasan.
Penyalahgunaan Jabatan
atau Wewenang
Abuse of Power
Mempergunakan
kewenangan yang dimiliki,
untuk melakukan tindakan
yang memihak atau pilih
kasih kepada kelompok atau
perorangan, sementara
bersikap diskriminatif
terhadap kelompok atau
perorangan lainnya.
Pertentangan Kepentingan/
Memiliki Usaha Sendiri
Internal Trading
Melakukan transaksi publik
dengan menggunakan
perusahaan milik pribadi
atau keluarga, dengan cara
mempergunakan
kesempatan dan jabatan
yang dimilikinya untuk
memenangkan kontrak
pemerintah.
Pilih Kasih
Favoritism
Memberikan pelayanan
yang berbeda
berdasarkan alasan
hubungan keluarga,
afiliasi partai politik, suku,
agama dan golongan,
yang bukan berdasarkan
alasan objektif seperti
kemampuan, kualitas,
rendahnya harga serta
profesionalisme kerja.
Menerima Komisi
Commision
Pejabat publik yang
menerima sesuatu
yang bernilai, dalam
bantuan uang, saham,
fasilitas, barang, dan
lain-lain, sebagai syarat
untuk memperoleh
pekerjaan atau
hubungan bisnis
dengan pemerintah.
Nepotisme
Nepotism
Tindakan untuk
mendahulukan sanak
keluarga, kawan dekat,
anggota partai politik yang
sepaham dalam
penunjukkan atau
pengangkatan staf, panitia
pelelangan atau pemilihan
pemenang lelang.
Kontribusi/ Sumbangan Ilegal
Illegal Contribution
Hal ini terjadi apabila
partai politik atau
pemerintah yang
sedang berkuasa pada
waktu itu menerima
sejumlah dana sebagai
suatu kontribusi dari
hasil yang dibebankan
kepada kontrak-kontrak
pemerintah
BIDANG POLITIK
Korupsi menunjukan tantangan serius terhadap pembangunan.
Di dunia politik, korupsi mempersulit demokrasi dan tata
pemerintahan yang baik (good governance) .
Korupsi di pemilu dan di badan legislatif mengurangi
akuntabilitas dan perwakilan di pembentukan kebijaksanaan;
korupsi di sistem pengadilan menghentikan ketertiban hukum;
korupsi di pemerintahan publik menghasilkan ketidak-
seimbangan dalam pelayanan masyarakat.
Secara umum, korupsi mengkikis kemampuan institusi dari
pemerintah, krn pengabaian prosedur, penyedotan sumber
daya, dan pejabat diangkat atau dinaikan jabatan bukan karena
prestasi.
Pada saat yang bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi
pemerintahan dan nilai demokrasi spt kepercayaan dan
toleransi.
DI BIDANG EKONOMI
Korupsi :
Mempersulit pembangunan ekonomi dan
mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan.
Mempersulit pembangunan ekonomi dengan
membuat distorsi dan ketidak efisienan yang tinggi.
Dalam sektor privat, korupsi meningkatkan ongkos
niaga karena kerugian dari pembayaran ilegal,
ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat
korup, dan resiko pembatalan perjanjian atau karena
penyelidikan.
korupsi juga mengacaukan lapangan perniagaan.
Perusahaan yang memiliki koneksi dilindungi dari
persaingan dan sebagai hasilnya mempertahankan
perusahaan-perusahaan yang tidak efisien.



Menurut Baharuddin Lopa,
Mencegah korupsi tidaklah begitu sulit kalau
kita scr sadar utk menempatkan kepentingan
umum (kepentingan rakyat banyak) di atas
kepentingan pribadi atau golongan. Ini perlu
ditekankan sebab betapa pun sempurnanya
peraturan, kalau ada niat untuk melakukan
korupsi tetap ada di hati para pihak yang ingin
korup, korupsi tetap akan terjadi karena faktor
mental itulah yang sangat menentukan.


Dalam melakukan analisis atas perbuatan
korupsi dapat didasarkan pada 3 (tiga)
pendekatan berdasarkan alur proses
korupsi yaitu :
Pendekatan pada posisi sebelum
perbuatan korupsi terjadi,
Pendekatan pada posisi perbuatan
korupsi terjadi,
Pendekatan pada posisi setelah
perbuatan korupsi terjadi.
Dari tiga pendekatan ini dapat
diklasifikasikan 3 strategi utk mencegah
dan memberantas korupsi yg tepat yaitu :

Strategi Preventif.
Strategi ini harus dibuat dan dilaks dg
diarahkan pd hal-hal yg menjd penyebab
timbulnya korupsi. Perlu dibuat upaya yg dpt
meminimalkan peluang utk melakukan korupsi
, upaya ini melibatkan banyak pihak dalam
pelaksanaanya agar dapat berhasil dan
mampu mencegah adanya korupsi.
Strategi Deduktif.
Strategi ini harus dibuat dan dilaks terutama dg
diarahkan agar apbl suatu perbuatan korupsi
terlanjur terjadi, maka perbuatan tsb akan dpt
diketahui dalam waktu yang sesingkat2nya dan
seakurat2nya, shg dpt ditindaklanjuti dg tepat.
Dengan dasar pemikiran ini banyak sistem yg hrs
dibenahi, shg sistem2 tsb akan dpt berfs sbg
aturan yg cukup tepat memberikan sinyal apabila
terjadi suatu perbuatan korupsi. .
Strategi Represif.
Strategi ini hrs dibuat dan dilaks
terutama dg diarahkan utk
memberikan sanksi hukum yg
setimpal scr cepat dan tepat kpd
pihak2 yg terlibat dlm korupsi.
Dg dasar pemikiran ini proses
penanganan korupsi sejak dari tahap
penyelidikan, penyidikan dan
penuntutan spi dg peradilan perlu dikaji
utk dpt disempurnakan di segala
aspeknya, shg proses penanganan tsb
dpt dilakukan scr cepat dan tepat.
Namun implementasinya harus
dilakukan terintregasi.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
adalah komisi di Indonesia yg
dibtk pd tahun 2003 untuk
mengatasi, menanggulangi
dan memberantas korupsi di
Ind. Komisi ini didirikan
berdasarkan UU RI Nomor 30
Tahun 2002 mengenai Komisi
Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi.

Você também pode gostar