makanan akibat respons imunologik yang abnormal, sedangkan intoleransi makanan akibat mekanisme non imunologis. Alergi makanan sebagian besar didasari reaksi hipersensitivitas tipe I. Gejala tersering pada organ saluran napas, saluran cerna, kulit dan sistemik berupa anafilaksis. Epidemiologi : lebih sering terjadi pada usia tahun pertama kehidupan seorang anak angka kejadian alergi makanan pada anak berkisar 6-8% sedangkan pada dewasa 1-2% Etiologi : Makanan antara lain terdiri dari lemak, karbohidrat dan protein. Bahan makanan yang sering bersifat alergen adalah glikoprotein yang larut dalam air dengan berat molekul antara 10.000 - 60.000 Dalton. Bahan penyedap dan zat warna juga dapat sebagai alergen misalnya aspartane (pemanis), zat warna kuning, merah, hijau, nitrit, monosodium glutamat, dan antioksidan. Patofisiologi Sebagian besar alergi makanan dasarnya reaksi hipersensitivitas tipe I yang diperankan oleh antibodi IgE spesifik. Manifestasi klinis :
Terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu : Kelompok I: Awitan timbul beberapa menit setelah memakan makanan yang jumlahnya sedikit. Gejala biasanya berupa urtikaria, angioedema, eksaserbasi eksema dan gejala saluran napas. Uji kulit positif, kadar IgE spesifik tinggi. Kelompok II: Awitan timbul beberapa jam setelah memakan makanan yang jumlahnya cukup banyak. Gejala pada saluran cerna berupa muntah dan diare. Uji kulit negatif dan kadar IgE spesifik negatif. Kelompok III: Awitan timbul lebih lama sampai setelah 20 jam kemudian dan jumlah yang diminum sangat banyak. Gejala muntah, diare, gejala saluran napas dan eksaserbasi eksema. Saluran cerna : - nausea - muntah - Diare - Kembung - sering flatus - kolik - konstipasi menahun. Kulit : - Urtikaria akut - angioedema Saluran pernafasan - Asma - Rhinitis alergi
Diagnosis Anamnesis ditanyakan mengenai: Mengenal makanan yang dicurigai Jarak antara gejala yang timbul dan memakan makanan yang dicurigai Mengenal gejala yang ditimbulkan Jumlah makanan yang menimbulkan gejala Apakah gejala selalu timbul bila memakan makanan yang dicurigai? Berapa jarak waktu antara gejala terakhir dengan gejala yang baru timbul? Apakah ada faktor lain yang mempermudah timbulnya gejala misalnya setelah latihan olahraga Pemeriksaan fisik : tanda dari penyakit atopi seperti kulit kering, bersisik, likenifikasi yang sering tampak pada pasien dermatitis atopik; allergic shiners, Siemen grease , mukosa hidung bengkak dan pucat yang sering tampak pada rinitis alergik; gejala mengi serta batuk berulang pada pasien asma. Juga penting menilai status gizi anak apakah sudah terjadi kurang gizi akibat diet yang diberikan Pemeriksaan penunjang a. Catatan buku harian pasien untuk mencatat semua jenis makanan dan gejala yang timbul dalam jangka waktu tertentu b. Uji kulit untuk menyaring apakah terdapat alergi makanan IgE mediated.
Beberapa hal harus diperhatikan pada uji kulit : Beberapa jenis makanan tidak dapat dilakukan uji kulit sebab tidak stabil misalnya buah, jeruk, pisang, pear, melon, kentang dan wortel. Anak di bawah usia 1 tahun sering memberikan hasil uji kulit negatip palsu, yang sebenarnya ia alergi makanan IgE mediated. Uji kulit tidak dikerjakan pada pasien dengan reaksi anafilaksis. Hasil uji kulit terhadap makanan yang negatif berarti alergi makanan IgE mediated dapat disingkirkan (prediksi negatif akurasinya >95%) sedangkan bila uji kulit terhadap makanan positif kemungkinan seorang memang alergi makanan IgE mediated hanya 50% (prediksi positif akurasinya <50%). c. Provokasi double blind placebo control food chall Provokasi makanan dapat dilakukan secara terbuka, single-blinded (pasien tidak mengetahui makanan yang diberikan), atau double-blinded (pasien, dokter dan stafnya tidak mengetahui makanan yang diberikan). Persiapan untuk Provokasi Makanan Penghindaran makanan tersangka minimal 2 minggu atau lebih. Penghindaran antihistamin. Penghindaran bonkodilator, cropmolyn, nedocromil dan steroid inhalasi 6-12 jam sebelum provokasi dilakukan. Tersedia obat untuk mengatasi reaksi anafilaksis yang mungkin akan timbul. Pasien dipuasakan 2-3 jam sebelum provokasi dilakukan. Dosis pertama harus lebih kecil dari dosis yang menyebabkan gejala alergi, maksimum 400mg. Dosis total 8-10gram dalam bentuk kering. Pasien harus diobservasi sampai 2 jam setelah diadakan provokasi. d. Uji invitro untuk IgE mediated adalah Radio Alergo Sorbent Test (RAST) uji ini akan mendapatkan IgE spesifik makanan yang sangat berkorelasi dengan uji kulit. Penatalaksanaan Penghentian makanan tersangka. Epinephrin 0,01 mg/kg dalam larutan 1:1000 diberikan subkutan, dapat diulang setelah 10-15 menit, dan dirawat di ruang gawat darurat. Antihistamin parenteral. Kortikosteroid parenteral. Diawasi minimal selama 4 jam setelah syok dapat diatasi.