Você está na página 1de 28

PENATALAKSANAAN

KERACUNAN BISA
KALAJENGKING DAN
SENGATAN SERANGGA LAIN
Oleh :
dr. Risal Wintoko
FK Unila
Tujuan
Pembelajaran :

Menggambarkan Definisi, insidensi dan
tipe sengatan kalajengking dan serangga
lainnya.
Menggambarkan pathophysiology dan
manifestasi kliniknya.
Menjelaskan penatalaksanaannya.
Insiden, jenis dan karekteristik
kalajengking
Kalajengking (scorpion) jenis binatang
tanah tertua.
Diperkirakan sudah ada dimuka bumi 400
juta tahun yang lalu.
Ada 1000 spesies, 30 jenis yang memiliki
bisa mematikan.
Beberapa spesies yang beracun dan
negara ditemukannya ;
Centruroides suffuses (meksiko)
Tytius serrulatus (brazil)
Leirus quinquestriatus (afrika utara)
Centruroides sculpturatus dan C.
Axilacauda/bark scorpion (amerika serikat,
meksiko utara )
Insidensi :
Di dunia dilaporkan 5000 kasus kematian.
Di RS Saiful Anwar Malang 1 kasus tahun
2004-2005

Karateristik kalajengking
Tidak agresif terhadap manusia,
menyengat jika terusik atau marah.
Aktif dimalam hari
Sebagian hidup di bawah pohon,di dalam
pohon, tempat teduh di bangunan, bahkan
kadang bisa didalam rumah (dalam sepatu,
pakaian atau tempat tidur)

Racunnya mengandung :
Campuran kompleks fosfolipase A2,
asetilkolinesterase, hialuronidase, protein
dengan berat molekul rendah, asam amino
dan serotonin (Depkes RI, 2001)
Gambaran Klinis :
Gambaran Lokal : nyeri seperti terbakar, gejala peradangan
seperti parestesi lokal, dapat membaik dalam beberapa jam
Gejala sistemik :
1. Gelisah, keluar keringat berlebih, diplopia, nigtagmus,
fasikulasi, opistotonus, salivasi, hipertensi, takikardi kadang-
kadang kejang dan paralisis otot pernafasan ( umumnya
pada anak <10 thn).
2. Edema paru, syok, koagulopati, koagulasi intravaskuler
disseminata (KID), pankreatitis, gangguan fungsi ginjal,
hemoglobinnuria, ikterus, rabdomiolisis, hipertermia dan
asidosis.

Pemeriksaan penunjang
Cek darah : Hb, Ht, Trombosit, Elektrolit,
gula darah, urea, kreatinin, CPK, profil
koagulasi, analisis gas darah dan uji faal
hati.
Penatalaksanaan
Terapi suportif :
Stabilisasi :
1. Penatalaksanaan jalan nafas
2. Penatalaksanaan fungsi pernafasan
(ventilasi dan oksigenasi)
3. Penatalaksanaan sirkulasi : pemberian
cairan kristaloid
Dekontaminasi :
1. Cuci luka dan berikan TT/ATS jika
diperlukan
2. Jangan diberi es dan jangan insisi pada
luka bekas gigitan atau jangan lakukan
penghisapan
Terapi spesifik
Terapi antivenin dengan pemberian serum
skerpion (polivalen)
SENGATAN SERANGGA
LABA-LABA
HYMENOPTERA (LEBAH, TAWON DAN
SEMUT)
GIGITAN KUTU
GIGITAN LABA-LABA
Spesies laba-laba beracun antara lain:
Laxosceles ( amerika tengah dan utara)
dapat menyebabkan nekrosis kulit dan
nekrosis jaringan subkutis.
Tageneria agrestis (laba-laba hobo) sering
menyebabkan ulcus nekrotik
dll
Racun laba-laba :
Cairan jernih laba-laba berisi esterase,
fosfatase alkalin protease dan enzim lain
yang menyebabkan nekrosis jaringan dan
hemolisis.
Sfingomielinase B, faktor dermonekrotik
yang penting, terletak diantara membran
sel yang merupakan kemotaksis netrofil,
akan menyebabkan trobosis vaskuler dan
reaksi seperti arthus.
Gejala dan tanda :
Mulanya gigitan tidak terasa nyeri atau panas
setelah beberapa jam akan terasa nyeri dan gatal
dengan indurasi disekeliling gigitan ada daerah
iskemik dan kemerahan.
Pada keadaan yang berat timbul bula, atau timbul
jaringan kehitaman dan kadang-kadang
terkelupas dan meninggalkan ulcus.
Proses penyembuhan bisa 3-6 bulan, jika
mengenai jaringan lemak bisa sampai 3 tahun
Komplikasi
Mengenai jaringan saraf dan vaskuler
Infeksi sekunder
Kompartemen syndrome (jarang terjadi)

Penatalaksanaan :
Bersihkan gigitan, balut, kompres dengan es,
angkat dan mobilisasi bagian yang baru tergigit.
Bila ada indikasi berikan analgetik, antibiotik,
antihistamin, dan profilaksis tetanus
Pada 48-72 jam pertama berikan Dapson,
inhibitor leukosit yang dapat menghentikan lesi
yang akan menjadi nekrosis. Dapson diberikan
per oral dosis 50-100mg 2kali/hari, setelah
dipastikan tidak ada G6PD defisiensi.

Penatalaksanaan :
Bila efek lokal atau sistemik dari
glikokortikoid tidak terlihat maka lebih
potensial digunakan antivenin
Debridemen lanjutkan dengan skingrafing
Monitor tanda-tanda hemolisis, gagal ginjal,
dan komplikasi sitemik yang lain
SENGATAN HYMENOPTERA
Termasuk lebah, tawon dan semut
Menyerang jika koloninya diganggu,
racunnya diproduksi pada kelenjar dibagian
belakang perut yang akan keluar dengan
cepat bila ada kontraksi kantung racun
dengan kapasitas 0,1ml pada serangga
besar.

Toksin polipeptida pada lebah madu
termasuk melitin yang dapat merusak sel
membran : degranulasi protein sel mast
dapat meyebabkan pelepasan histamin
berupa apamin (neurotoksin) dan adolapin
(antiinflamasi).
Enzim dalam racun berupa hialuronidase
yang merup[akan sebagian besar
komponen dan fosfolipase yang
merupakan major venom allergen


Gejala dan tanda :
Menimbulkan nyeri
Bengkak
Kemerahan
Edema lokal
Jika gigitannya multiple menyebabkan:
1. Mual, diare, edema anasarka, dispnea, hipotensi
dan kolap.
2. Rabdomiolisis dan heholisis intravaskuler dapat
menyebabkan gagal ginjal pada 300- 500
sengatan lebah.
Penatalaksanaan
Sengatan dibersihkan, diberikan desinfektan dan
dikompres dengan es
Bila perlu berikan analgetik, antihistamin dan
glukokortikoid jika reaksi lokalnya cukup luas.
Bisa juga diberikan secara topikal...
Monitoring dalam 24 jam untuk mencegak
koagulopati dan gagal ginjal pada gigitan multiple
Sengatan semut api dan semut lain
Masalah kesehatan di Amerika setelah banjir,
menyengat jika kontak dengan manusia
Semut merah-coklat dan semut coklat hitam
menyengat kulit manusia dengan kekuatan
rahang ketika menyemprotkan racun
Racun alkaloid berisi piperides sitotoksik dan
hemolitik serta beberapa protein dengan enzim
aktif

Gejala dan tanda
Kemerahan, bengkak dan rasa terbakar.
Terjadi pustulasi steril dalam waktu 24jam,
menjadi ulcus dalam 48 jam dan sembuh
dalam 10 hari.
Gigitan kutu
Yang menggigit manusia adalah kutu
anjing, kutu kucing dan kutu tikus yang
mempunyai sarang di tubuh penjamu.
Larva kutu memakan butir-butir darah
penjamu yang mengering yang dikeluarkan
kutu dewasa pada waktu makan.
Pada manusia kutu menetap di funiture dan
tempat tidur.
Gejala dan tanda : timbul eritema, papul,
urtikaria vesikel dan infeksi bakteri pada
gigitan.
Pengobatan dengan antihistamin dan
antipruritus.
Pencegahan: selalu membersihkan tempat
tidur, furniture dan penjamu, penyemprotan
insektisida.

Você também pode gostar