Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
STATUS PENDERITA
Nama
Umur
Jenis kelamin
Pekerjaan
Pendidikan
Agama
Alamat
Status
Suku
Tanggal periksa
: Tn. W
: 65 tahun
: Laki-laki
: Petani
: SMA
: Islam
: Kepanjen
: Menikah
: Jawa
: November
ANAMNESA
Keluhan Utama :
Bintil bintil berisi cairan di wajah sebelah kanan
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang dengan keluhan bintil bintil berisi cairan yang
terasa panas dan nyeri di wajah sebelah kanan
Pada hari pertama pasien merasa nyeri di wajah sebelah
kanan, disertai dengan demam, kelelahan,dan sulit tidur.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum:
Kesan cukup, kesadaran compos
mentis (GCS E4V5M6)
Tanda vital :
Tensi : - (tidak dilakukan)
Nadi : - (tidak dilakukan)
RR : - (tidak dilakukan)
Suhu : - (tidak dilakukan)
Kepala
Wajah
Mata
THT
Mulut
GIT
Leher
Thorax
Abdomen
Sistem genetalia
Ekstremitas sup.
Ekstremitas inf.
: dbn
: terdapat kelainan
: dbn
: dbn
: terdapat kelainan
: dbn
: dbn
: dbn
: dbn
: dbn
: dbn
: dbn
STATUS DERMATOLOGIS
Regio
Effloresensi
Facialis
Dextra
RESUME
Tn. W, seorang pasien laki-laki, 65 th, datang dengan keluhan bintil bintil
berisi cairan yang terasa panas dan nyeri di bagian wajah sebelah kanan
sejak 3 hari yang lalu.
Pada hari pertama pasien merasa nyeri pada wajah kanan disertai
dengan panas badan, kelelahan, dan nyeri kepala. Pada hari ke-2 mulai
timbul warna kemerahan di permukaan kulit dan muncul gerombolan bintil
bintil berisi cairan yang terasa panas dan nyeri di bagian wajah kanan .
Bintil bintil tidak menyebar ke tempat lain maupun bagian kiri wajah. Pada
hari ke-3 keluhan tidak berkurang dan mengganggu aktivitasnya sehingga
pasien memutuskan berobat ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD
Kepanjen.
DIAGNOSA KERJA
Pemeriksa
an
laboratoriu
m Tzanck
smear
akan
ditemukan
sel datia
berinti
banyak
USULAN PEMERIKSAAN
PENATALAKSANAAN
NON
MEDIKAMENTOSA
1. Menghindari garukan
2. Menjaga agar tetap bersih
dan kering
3. Istirahat yang teratur
PENATALAKSANAAN
MEDIKAMENTOSA
Simptomatis
a. Sistemik
Analgetik/antipireti
k;
Asam mefenamat
3x500mg
Antibiotik
Amoxilin
3x1
tab/hari
b. Topikal
Kausatif
a. Antiviral
Asiklovir
5
x
800
mg/hari/oral selama 7 10 hari.
b. Neurotropik (vitamin B1
100 mg, vitamin B6 100
mg, vitamin B12 5000
Follow-up
3hari kemudian pasien kontrol ke
poli, pasien mengatakan keluhannya
sudah berkurang, bintil-bintil
tersebut sudah mengering, hanya
terasa sedikit gatal.
PEMBAHASAN KASUS
HERPES ZOSTER
DEFINISI
Adalah infeksi virus akut yang menyerang
kulit dan mukosa dan merupakan
reaktivasi virus Varisela-zoster laten dari
syaraf pusat dorsal atau kranial.
Ciri khas berupa:
Nyeri radikuler
Unilateral
Gerombolan vesikula yang
tersebar sesuai dermatom
yang diinervasi oleh salah
satu ganglion saraf sensoris
Sinonim :
Dampa
Cacar ular
Dap
(Jawa)
EPIDEMIOLOGI
Frekuensi penyakit pada
pria dan wanita sama, lebih
sering
mengenai
usia
dewasa
Frekuensi herpes zoster
menurut dermatom yang
terbanyak pada dermatom
torakal (55%), kranial (20%),
lumbal (15%), dan sakral
(5%)
1800
1629
1600
1400
1200
1122
1118
1000
876
Woman
800
Men
640
600
495
400
261
184 201
200
54
90
318 307
194
121
19
0
0-14
15-24
25-34
35-44
45-54
Usia
55-64
65-74
75+
ETIOLOGI
Faktor
Pencetus
PATOGENESA
Faktor
pencetus
Infeksi primer
VVZ
Varisela
Sembuh
Reaktivasi VVZ
VVZ stadium
laten
Herpes zoster
(HZ)
TEMPAT PREDILEKSI
Unilateral dan jarang melewati garis tengah
tubuh.
Paling sering didaerah T3 hingga L2 dan N VVII.
GEJALA KLINIS
Stadium prodromal
Gejala : gatal/rasa nyeri pada dermatom yang
terserang (unilateral) disertai panas, malaise dan nyeri
kepala
Stadium erupsi
Mula-mula timbul papul/plakatgerombolan vesikula
(3-5 hr) diatas kulit eritematous, kulit diantaranya tetap
normal. Lokasi sesuai dermatom, unilateral.
Stadium krustasi
vesikula menjadi purulen, mengalami
krustasi (7-10 hr) dan lepas 1-2 minggu.
Sering terjadi PHN, terutama pada orang tua.
Vesikel berkelompok
(3 hari)
Pustul
(7-10 hari)
Krusta
(2-3 minggu)
Sembuh
Stadium Erupsi
KOMPLIKASI
1. Infeksi sekunder pada kulit
2. Neuralgia Pascaherpetik
rasa nyeri yg timbul pada daerah bekas
penyembuhan lebih dari sebulan setelah
penyakit sembuh. Pada Usia > 40 tahun.
Pengobatan; analgesik Tramadol
3. Kelainan pada mata
4. Sindrom Ramsay-Hunt
diakibatkan oleh gangguan nervus facialis dan
otikus, shg memberikan gejala paralisis bell.
5. Paralisis Motorik
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Tzanck:
Bahan untuk Tzanck smear : vesikel < 3 hr
Pada HZ/ varisela ditemukan sel epitelial
raksasa multinuklear Diagnosa pasti HZ
2. Kultur:
Bahan: Cairan vesikel nonkomplikata,
sampai 7 hr setelah erupsi
Efek sitopatik (ESP) dalam sel kultur: Badan
inklusi eosinofilik intranuklear & sel raksasa
multinuklear Diagnosa pasti HZ.
3. Poli Chain Reaction (PCR) / Direct Fluorecent
Assay (DFA).
4. Deteksi antibodi terhadap virus
5. Pemeriksaan histologik
6. Pemeriksaan mikroskop elektron
DIFFERENTIAL DIAGNOSA
1.
Insect Bite
lesi dapat polimorf, dari makula erimatous
sampai papul, urtikaria, vesikula, bula, atau
pustula. Sering gatal atau pedih. Gambaran yang
Khas lesi berjajar seperti garis lurus (linier).
2.
Herpes Simplek
Herpes simplek sering rekuren pada
tempat yang sama. Herpes zoster jarang
kambuh.
PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa
Usahakan agar vesikel tidak pecah (tidak digaruk dan pakai baju
yang longgar)
Menjaga kebersihan badan mencegah infeksi sekunder
Medikamentosa
1.
Sistemik :
a.
b.
c.
2.
Topikal
PENCEGAHAN
Menghindari kontak dengan penderita
herpes zoster sentuhan langsung media
penularan fase erupsi (apalagi jika vesikel pecah).
PROGNOSIS
Pada dewasa dan anak-anak
umumnya baik, tetapi usia tua
risiko terjadinya komplikasi
semakin tinggi.