Você está na página 1de 24

Laporan Kasus

Karsinoma Laring
Oleh:
Penaten O.M.K. Tokan, S.Ked
Pembimbing:
dr. M.A. Sri Wahyuningsih

PENDAHULUAN
Di luar negeri: Ca laring urutan
pertama keganasan di bidang THT
di RSCM, Jakarta, Ca laring urutan ke
tiga setelah Ca nasofaring dan tumor
ganas hidung dan sinus paranasal.
WHO (1961) yang meliputi 35 negara,
rata-rata 1,2 orang per 100.000
penduduk meninggal oleh Ca laring

laki-laki : perempuan= 5 : 1
Terbanyak pada usia 56-69 tahun
Etiologi belum jelas:

rokok, alkohol, dan sinar radioaktif


merupakan faktor risiko

Diagnosis dini dan penanggulangan


yang tepat dan kuratif memperbaiki
prognosis

Gejala klinis:

serak
dispnea
stridor
disfagia
nyeri tenggorok
batuk dan hemoptisis

Gejala lain:

nyeri alih ke telinga ipsilateral


pembesaran kelenjar getah bening

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama
: Tn. SS
Usia
: 68 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan
: Petani
Agama
: Kristen Protestan
Alamat
: Kapan- Amanatun Tengah
Suku/bangsa : Timor/ Indonesia
Masuk rumah sakit melalui IGD tanggal 26
Februari 2013 pukul 12.41 WITA
Dikasuskan tanggal 28 Februari 2013

Anamnesis

Keluhan utama: sulit menelan sejak 2 bulan SMRS


Riwayat penyakit sekarang:
Pasien mengeluhkan kesulitan menelan makanan sejak
2 bulan SMRS. Pasien tidak dapat menelan makanan
padat dan keras seperti nasi. Awalnya pasien masih
dapat makan bubur, tapi 2 bulan belakangan makin
sulit menelan dan hanya dapat makan bubur SUN
sedikit-sedikit, pasien masih bisa minum air. Keluhan ini
disertai sulit bernafas dan suara hilang.

Awalnya pasien hanya batuk-batuk, batuk berdahak dan


terus-menerus sejak akhir tahun 2012. Kemudian suara
serak dan menghilang disertai kesulitan bernafas. Pasien
mengeluhkan nyeri di bagian leher setiap kali makan,
bernafas atau bicara. Selain itu terdapat benjolan pada
leher kanan pasien sejak bulan November 2012. Demam
(-), badan terasa lemas (+), batuk berdarah (-), pilek (-),
mimisan (-), nafsu makan berkurang (+), nyeri dada (-),
nyeri perut (-), BAB dan BAK normal

Riwayat penyakit dahulu:

Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya


Pada tahun 2011, pasien pernah menderita penyakit kulit seperti
cacar. Timbul benjolan-benjolan kecil pada seluruh tubuh. Pasien
minum ramuan kampung dan sembuh.

Riwayat penyakit keluarga:


Tidak ada anggota keluarga pasien yang tenderita
sakit seperti pasien
Riwayat Kebiasaan:
Merokok (+), minum Alkohol (+) kalau ada acara
kampung, makan sirih pinang (+)
Riwayat lingkungan:
Tidak ada orang di lingkungan sekitar pasien yang
menderita sakit seperti pasien

Pemeriksaan Fisik

Status Present
Keadaan umum: Tampak sakit sedang
dan lemas
Kesadaran: Compos mentis
Tekanan Darah: 110/70 mmHg
Suhu : 36,8 C
Nadi : 108 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit

Status General

Kulit : sianosis (-), ikterus (-), pucat (-)


Wajah : simetris, edema (-)
Mata :
konjungtiva anemis -/ sklera ikterik -/-

Cor
: S1, S2 reguler tunggal, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo : Vesikular (+/+), stridor +/+, ronkhi
basah halus +/+ wheezing (-/-)
Abdomen: tampak rata, bising usus (+),
organomegali (-), nyeri tekan (-)
Ekstremitas: Deformitas (-/-), edema (-/-),
akral hangat (+/+)

Status THT- KL

Telinga
Kanan

Kiri

Aurikula

normal

normal

Liang Telinga

Cerumen (+),
edema (-)

Cerumen (+),
edema (-)

Membran Timpani

Perforasi (-)

Perforasi (-)

Tes pendengaran
berbisik

Tidak dievaluasi

Tidak dievaluasi

Weber

Tidak dievaluasi

Tidak dievaluasi

Rinne

Tidak dievaluasi

Tidak dievaluasi

Scwabach

Tidak dievaluasi

Tidak dievaluasi

Hidung

Tenggorok

Kanan

Kiri

Hidung luar

normal

normal

Cavum nasi

Normal

normal

Septum

tidak deviasi

tidak deviasi

Discharge

negatif

negatif

Mukosa

merah muda

merah muda

Tumor

negatif

negatif

Konka

normal

normal

Dispneu

positif

Stridor

Positif

Sianosis

negatif

Suara

serak,
hipofonia

Mukosa

merah muda

Tonsil

T1/T1

Dinding
belakang

merah muda

Post nasal
drip

negatif

Leher:

Massa (+) di regio coli dekstra,


konsistensi kenyal, batas tidak tegas,
terfiksir, tidak nyeri tekan diameter 3-4
cm

Pemeriksaan Penunjang
DL 28/2/2013
WBC: 11,23 (103/ul)
Lym: 1,38 (103/ul)
Mono: 0,84 (103/ul)
Eo : 0,40 (103/ul)
Baso: 0,05 (103/ul)
Neut:8,47 (103/ul)
RBC: 5,52 (106/ul)
HGB: 14,2 (gr/dl)
PLT: 275 (103/ul)
Kimia darah
Glukosa: 35 mg/dl
Kolesterol: 190
mg/dl
Ureum: 44,2 mg/dl
Kreatinin:0,63 mg/dl

foto Thoraks

Biopsi : Karsinoma sel Skuamosa

Assesment: C.32 Malignant Neoplasm of Larynx


R.13 Dysphagia
K 49.0 Dysphonia/ Hoarseness

Planning Diagnostic:
Foto thoraks (sudah), darah lengkap dan kimia
darah (sudah), biopsi FNAB (sudah)
Planning Therapy:

O2 5 lpm
Injeksi Ranitidin 2 x 50 mg IV
Injeksi Cefotaxim 2x 1 gram IV (skin test)
Konsul dr.SpPD: IVFD aminofluid: RL: D5%=1:1 :1

Prognosis: Dubia ad malam

Follow up
Tanggal

26/02/2013

Sulit menelan (+), nyeri


tenggorok (+), sesak
nafas (+), suara
serak (+), badan
terasa lemas (+)

TTV:
TD: 110/70 mmHg, N:
108x/mnt, RR:
22x/mnt, S: 36.8C

Massa (+) reg. Coli


dekstra

Suara serak

Stridor +/+, RBH +/+ di


basal paru

R.13 Dysphagia
K 49.0
Dysphonia/
Hoarseness
Suspek tumor
laring

O2 5lpm
IVFD RL 1000 cc/24
jam
Inj. Ranitidin 2x 50
mg IV
Foto Thoraks PA
Cek DL, dan Kimia
darah

27/02/2013

Sulit menelan (+), nyeri


tenggorok (+), sesak
nafas (+), suara
serak (+), badan
terasa lemas (+)

RR: 20x/mnt

Massa (+) reg. Coli


dekstra

Suara serak

Stridor +/+, RBH +/+ di


basal paru

Foto Thoraks PA:


normal

R.13 Dysphagia
K 49.0
Dysphonia/
Hoarseness
Suspek tumor
laring

O2 5lpm
IVFD RL 1000 cc/24
jam
Inj. Ranitidin 2x 50 mg
IV
Cek DL, dan Kimia
darah

Sulit menelan (+), nyeri


tenggorok (+), sesak
nafas (+), suara
serak (+), badan
terasa lemas (+)

TTV:
TD: 140/90 mmHg, N:
88x/mnt, RR:20x//mnt

Massa (+) reg. Coli


dekstra

Suara serak

Stridor +/+, RBH +/+ di


basal paru

Lab:GDS 35 mg/dl

R.13 Dysphagia
K 49.0
Dysphonia/
Hoarseness
Suspek tumor
laring

O2 5lpm
Infus RL ganti D5%
50tpm, bolus D40%
Ranitidin 2x50mg IV
Inj. Cefotaxim 2x1 gr
IV
Cek ulang GDS
Co SpPA untuk FNAB
Co SpPD untuk
hipoglikemia dan terapi
nutrisi
Observasi TTV dan KU

28/02/2013

Hipoglikemia

01/03/2013

Sulit menelan (+),


nyeri tenggorok
(+), sesak nafas
(+), suara serak
(+)

N: 92x/mnt,
RR:20x//mnt
Massa (+) reg. Coli
dekstra
Suara serak
Stridor +/+, RBH
+/+ di basal paru
Lab:GDS 214 mg/dl

R.13 Dysphagia
K 49.0
Dysphonia/
Hoarseness
Suspek tumor
laring
Hipoglikemia
teratasi

09/03/2013

Sulit menelan (+),


sesak nafas (+)
namun
berkurang, nyeri
tenggorok (+),
suara serak (+)

N: 84x/mnt,
RR:20x//mnt
Massa (+) reg. Coli
dekstra
Suara serak
Stridor +/+, RBH +/+ di
basal paru
Hasil FNAB:
Karsinoma sel
skuamosa laring

C.32 Malignant
Neoplasm of
Larynx
R.13
Dysphagia
K 49.0
Dysphonia/
Hoarseness

O2 5lpm
Adv. Sp.PD:
aminofluid:
D5%: RL 1:1:1
Ranitidin
2x50mg IV
Inj. Cefotaxim
2x1 gr IV
Co SpPA untuk
FNAB
Observasi TTV
dan KU
KIE keluarga
mengenai hasil
PA
Bila
memungkinkan
dirujuk kalau
tidak boleh
pulang
Habiskan obat

PEMBAHASAN

Anatomi

Gambar Anatomi Laring. A. Potongan Sagital, B. Potongan Koronal, C. Potongan Transversal

Diskusi Kasus
Teori

Kasus

Tumor laring:

Pasien laki-laki berusia 68

Tumor jinak (5%)


Tumor ganas
Etiologi: belum

jelas
Faktor risiko: perokok dan
peminum alkohol
Paling banyak karsinoma
jenis sel skuamosa (95-98%)
Kelompok umur 56-69 tahun
Laki-laki: perempuan 5:1

tahun, dengan adanya


kebiasaan merokok dan
minum alkohol.
Hasil PA: karsinoma sel
skuamosa

Teori

Kasus

Diagnosis:

Anamnesis
Pasien mengeluhkan sulit menelan 2

Anamnesis
Keluhan

serak, sesak nafas, sulit


menelan (disfagia),nyeri tenggorok,
batuk dan hemoptisis, nyeri alih ke
telinga ipsilateral
Kebiasaan merokok, minum alkohol,
terpapar sinar radiasi
Pemeriksaan

fisik

Stridor, pembesaran KGB


Pemeriksaan

laring:
Tidak langsung: kaca laring
Langsung: laringoskop

Pemeriksaan penunjang

bulan, disertai serak dan sesak nafas


yang diawali oleh batuk berdahak.
pasien juga mengeluhkan adanya nyeri
tenggorok.
Pasien perokok dan peminum alkohol
Pemeriksaan fisik
Adanya stridor

Massa (+) di regio coli dekstra,

konsistensi kenyal, batas tidak tegas,


terfiksir, tidak nyeri tekan diameter 3-4
cm
Pada pasien tidak dilakukan
pemeriksaan laring karena terbatasnya
fasilitas

Lab. Darah, radiologik (foto thoraks, CT


scan laring), PA (biopsi laring, FNAB)
Pemeriksaan penunjang
Lab: hipoglikemia

Ro:foto thx: normal, CT scan tidak

dilakukan
PA dgn FNAB: Ca sel skuamosa

Teori

Kasus

Penanggulangan Ca Laring:
Pembedahan

Pada

Laringektomi totalis atau

parsial
Diseksi leher radikal
Radioterapi
Kemoterapi

pasien ini tidak dapat


dilakukan pembedahan, radioterapi
maupun
kemoterapi
karena
terbatasnya fasilitas RS
pasien menolak dirujuk
Pasien diterapi suportif dengan:
aminofluid: D5%: RL= 1:1:1
ranitidin 2 x 50 mg IV
cefotaxim 2x1 gr IV
kapsul
batuk
(paratusin,
aminofilin,
CTM,
Natrium
diklofenak dan GG) 3x1

Teori
Prognosis Ca Laring:
Bergantung stadium tumor,

pilihan pengobatan, lokasi


tumor dan kecakapan tenaga
ahli.
Secara umum :
stadium I 90 98%
stadium II 75 85%,
stadium III 60 70%
stadium IV 40 50%
Adanya metastase ke kelenjar

limfe regional akan menurunkan


5 years survival rate sebesar 50%

Kasus
pada pasien prognosisnya dubia
ad malam, oleh karena pasien
menolak anjuran untuk
penatalaksanaan selanjutnya,
sehingga perkembangan tumor
terus berlanjut.

KESIMPULAN

Telah dilaporkan kasus pasien laki-laki (68 tahun) MRS


Johannes pada tanggal 26 Februari 2013 dengan karsinoma
laring, disfagia dan disfonia.
Anamnesis: sulit menelan 2 bulan, disertai suara serak, sesak
nafas, stridor dan nyeri tenggorok.
pemeriksaan fisik: massa di regio coli dekstra dan stridor
Pada pemeriksaan PA: karsinoma sel skuamosa.
Pasien diberikan terapi IVFD aminofluid: D5%: RL 1:1:1,
ranitidin 2x 50 mg IV, antibiotik cefotaxim 2x1 gram IV dan
kapsul batuk
Karena keterbatasan fasilitas tidak dapat dilakukan
pembedahan, radioterapi dan kemoterapi
Pasien menolak untuk di rujuk
Prognosis: dubia ad malam

TERIMA KASIH

Você também pode gostar