Você está na página 1de 15

ANALISIS KONFLIK

ISU IDENTITAS
KONFLIK MINDANAO (FILIPINA)
Disajikan oleh :
Bagus Subekti
Helga Yohana Simatupang
Yantina Debora Toy

Global Humanitarian Diplomacy Universitas Gadjah Ma


S2 Hub. Internasional

PEMETAAN KONFLIK
Pohon Konflik
a. Masalah Inti
b. Sebab-sebab awal
c. Efek-efek yang muncul
d. Isu penting dalam konflik

SEJARAH KONFLIK MINDANAO


Masuknya Islam di Mindanao Islam menjadi
identitas berdirinya dua kesultanan besar,
yaitu Maguindanao dan Sulu
Muslim Mindanao vs Etnis
Visayas/Filifino/Katolik terjadi politik
genocide terjadinya migrasi
internasionalisasi konflik Mindanao ke dunia
Islam

AKIBAT KONFLIK MINDANAO


Adanya keinginan oleh komunitas
muslim Mindanao yang
mengidentifikasi diri sebagai
bangsamoro untuk memisahkan diri
sebagai respon dari berbagai
ketidakadilan yang diterima serta
tindakan kekerasan yang dilakukan oleh
pemerintah Filipina.

ISU PENTING DALAM KONFLIK


MINDANAO
1.

Isu Primordialis
Penyebab utama konflik Mindanao adalah
perkara sentimen-sentimen ikatan primordialis.
Kebijakan Marcos, bagi kaum Islam di Mindanao
seringkali
dipahami
sebagai
representasi
kekuatan politik katolik yang secara sengaja
hendak memarginalkan Islam. Manila yang
diidentikkan dengan Visayas, memiliki makna
dan representasi katolik . Bergabung dalam
negara Filipina dianggap sebagai bentuk
kapitulasi kepada komunitas Katolik.

LANJUTAN
2. Isu Instrumentalis
Ada kecenderungan besar bahwa para aktor
konflik cenderung mempergunakan isu konflik
untuk mendapatkan dukungan Internasional
terutama negara-negara Islam. Dari pihak
pemerintah, konflik
dengan kelompok muslim
Mindanao merupakan salah satu instrumen untuk
memakmurkan Luzon dengan menggunakan
sumber daya dari Mindanao.

LANJUTAN
3. Konstruktivis
Konflik Mindanao sebagai gejala konstruktivis di
mana pihak-pihak yang berkonflik tidak bisa
melepaskan diri dari kepentingan -kepentingan
dalam memanfaatkan konflik bagi kepentingan
ekonomi dan politik dari para elit.

ARAS INTERAKSI
-Kelompok sosial :
*MNLF (Moro National Liberation Front)
*MILF (Moro Islamic Liberation Front)
*Lumads
*NPA (National People Army)
*Abu Sayyaf Group
-Nasional : Pemerintah Filifina
*Rezim Marcos (represif)
*Rezim Aquino (akomodatif)
*Rezim Fidel Ramos (akomodatif)
*Rezim Estrada (represif)
*Rezim Arroyo (represif)
-Kawasan/internasional : OKI (Organisasi Konferensi Islam)

RESOLUSI KONFLIK MINDANAO


1.

2.

Upaya menuju jalan perdamaian dimulai dari


inisiatif OKI tahun 1973 dengan membentuk
komisi empat negara (Quadripartite Ministerial
Commission) yang beranggotakan Libya, Arab
Saudi, Senegal dan Somalia untuk menyelidiki
kasus-kasus kekerasan yang dilakukan
pemerintah Filipina terhadap Muslim Mindanao.
OKI sebagai mediator dari konflik membentuk
The Filipino Moslem Welfare and Relief Agency
guna memberikan akses bantuan kepada
muslim Mindanao

LANJUTAN .
3. Dalam ICFM V ( Islamic Conference of Foreign
Ministers) yang di laksanakan di Kuala Lumpur
Tahun 1974, konflik Mindanao menjadi isu utama
dalam pertemuan tersebut. Rekomendasi untuk
penyelesaian konflik adalah dengan :
a. Melakukan negosiasi
b. Mengirimkan tim yang beranggotakan 5
orang untuk melakukan misi pencari fakta
c. Memberikan dukungan moral
d. OIC (The Organization of the Islamic
Conference) menfasilitasi perundingan langsung
antara presiden Filipina dan MNLF

LANJUTAN
4. Tripoli Agreement 1976
Dilaksanakan di Tripoli, Libya dimana delegasi
MNLF sebagai representasi Muslim Mindanao
langsung dipimpin oleh Nur Misuari
sedangkan dari pemerintah Filifina diwakili
oleh Zamello Z Barbero. Tiga hal pokok dalam
Tripoli Agreement yaitu status ekonomi
Mindanao, wilayah daerah otonom dan
kebijakan-kebijakan khusus tentang tata
pemerintahan, pengelolaan sumber daya,
otoritas persoalan politik luar negeri, dan
pembebasan tawanan.

Dinamika Konflik Pasca Tripoli Agreement

Pemerintah Filipina menyelipkan sebuah


klausul yang memberikan kewenangan
konstitusional berkaitan dengan
implementasi perjanjian yang tidak
memihak pada bangsa Moro.

Final Peace Agreement (1996)


Pihak-pihak yang berkonflik semakin tidak bisa
melepaskan diri dari konflik karena adanya
kepentingan ekonomi dan politik dari para elit

LANJUTAN
5. Final Peace Agreement 1996
FPA ini dimaksudkan sebagai upaya
membangun pelembagaan politik, ekonomi,
sosial dan perdamaian di Mindanao. Dengan
terciptanya pelembagaan maka beragam
persoalan bisa diperbincangkan secara damai
dan mengurangi penggunaan senjata dalam
menyelesaikan suatu masalah.

Thank You

Você também pode gostar