Você está na página 1de 100

ALKALOIDA

OLEH

BURHANUDDIN TAEBE

1. BATASAN

Gol. senyawa organik terbanyak di alam, terdapat hampir pada


semua tumbuhan, sedikit dari hewan, mikroorganisme, serangga, biota laut dan tumbuhan rendah.
Berbagai batasan alkaloida, semua disertai pengecualian. Semua
mengandung satu atau lebih atom N dan biasa meru-pakan
bagian dari cincin heterosiklik, batasan ini tidak tepat, karena ada
senyawa nitrogen heterosiklik di alam, tidak diakui sebagai
alkaloida, misalnya pirimidin, pteridin, dan asam nuk-leat.
Hampir semua memiliki aktivitas fisiologis , ada sangat bera-cun,
ada berguna dalam pengobatan, misal : kuinin, morfin dan
striknin.
Alkaloida adalah senyawa organik yang mengandung unsur
nitrogen, bersifat basa, memiliki aktivitas fisiologis dan
terdapat dalam makhluk hidup.
Terdapat pada bagian tumbuhan: biji, daun, kulit batang, kayu
dls. Kadar sangat kecil, biasa kurang dari 1%, ada cukup tinggi,
misal kulit kayu tumbuhan tahunan, mengandung 10 15%
alkaloida (kulit kina mengandung sekitar 10% kuinin).

2. SEJARAH
Hampir setua peradaban manusia. Digunakan 4.000

tahunsebagai obat dalam minuman, kedokteran, teh, tapel,


dan racun. Isolasi komponen aktif dari ramuan tsb. permulaan
abad ke-19
Pertama ditemukan adalah opium, getah kering Papaver

somniferum L. Digunakan sebagai obat berabad-abad dari sifat


analegetik, narkotik. Tahun 1803 Derosne isolasi alkaloida
semi murni opium diberi nama narkotina. Sertuner tahun 1805
meneliti lebih lanjut opium dan berhasil mengisolasi morfin.
Tahun 1817 1820 Pelletier dan Caventon di Fakultas Farma-

si Paris, menemukan strikhnina, emetina, brusina, piperina,


kafein, kuinina, sinkhonina dan kolkhisina.

Tahun 1826 Pelletier dan Caventon menemukan koni-

ina (pe-nyebab kematian Socrates). Koniina, alkaloida


pertama diten-tukan sifat (1870) dan disintesis (1886).
Tahun 1884 25 diiso-lasi alkaloida Cinchona sp.
Penentuan struktur alkaloida terha-lang beberapa hal
a.l kompleksitasnya, contoh strikhnina ditemukan pertama Pelletier dan Caventon 1819, struktur baru ditentukan Robinson dkk 1946 (140 tahun).
Tahun 1939 hampir 300 alkaloida telah diisolasi dan

200 telah ditentukan struktur. Dalam seri Alkaloida


yang diterbitkan pertama oleh Manske pada 1950
memuat lebih 1000 alkaloida.

Pertengahan akhir abad XX pencarian obat anti-

kanker alkaloid puncaknya : penggunaan vinkristin,


vinblastin & paclitaxel dlm dunia medis

Penemuan teknik sistem analisis kromatografi preparatif dan

instrumen canggih maka penemuan alkaloida meningkat cepat.


Buku terbitan 1973 mencatat 4959 alkaloida dapat diisolasi dan
3293 ditentukan strukturnya. Dengan penemuan berbagai macam kromatografi dan instrumen spektroskopi dengan sistem
komoputerisasi penyebab isolasi dan penentuan struktur alkaloida tidak terbilang lagi.

3. Sumber Alkaloida
Pertama alkaloida diketahui hanya terdapat dalam
tumbuhan, terutama tumbuhan berbunga, Angiospermae. Ternyata juga terdapat dalam hewan, serangga,
biota laut, m.o dan tumbuh-an rendah.
Contoh : sebangsa rusa (muskopiridina), sejenis musang Kanada (kastoramina), feromon seks serangga
(pirol) neurotoksik dari Gonyaulax catenella (saksitoksina), bakteri Pseudo-monas aeruginosa (pirosiamina) cendawan (khanoklvina-1), marga lumut Lycopodium (likopodina),fungi : derivat asam lisergat &
gliotoksin, kulit katak Phyllobates sp

CH3

H2N

CH2OH

HN
HN

O
MUSKOPIRIDIN
HOH2C

CH3
NH

N
H
OH

H
SAKSITOKSIN

KASTORAMIN

CH3
NHCH3

H H
N

PIROL

H3C

O
N

H
N

N
CH3

N
H
KHANOKLAVIN-1

LIKOPODIN

PIROSIAMIN

Sebagian besar dalam tumbuhan berbunga.


Kelompok alkaloida tertentu dapat dihubungkan dengan Suku atau Marga . Sistem Engeler tumbuhan tinggi ada 60 Bangsa, 34 mengandung alkaloida, 4% Suku mengandung
sedikitnya satu alkaloida, dan 8,7% dari sekitar 10.000 Marga.
Suku mengandung alkaloida: Liliaceae, Solanaceae, Rubiaceae, Chenopodiaceae, Lauraceae, Magnoliaceae,Berberidaceae, Menispermaceae, Ranunculaceae, Papaveraceae,
Fumariaceae, Leguminosae, Rutaceae, Apocynaceae, Loganiaceae, Rubiaceae, Boraginaceae, Convolvulaceae, Campanulaceae,
Compositae.

Satu Suku, beberapa Marga mengandung alkaloida lainnya tidak. Ada Marga
sama, dan Suku lain mengandung alkaloida sama. Contoh : hiosiamin terdapat
dalam 7 Marga yang berbeda dari Suku
Solana-ceae; vindolin dan morfin
terba--tas hanya beberapa jenis, dari
Marga sama.

Biasa dilokalisasi pada bagian tertentu tumbuhan, misalnya; reserpin - akar Rauwolfia sp., kuinin - kulit batang Cinchona ledgeriana L., morfin - getah Papaver
somniferum L., belum tentu disintesis pada bagian
tumbuhan tersebut, misal : alkaloida dari Marga Datura
dan Nicotiana disintesis di akar dan ditranslo-kasi di
daun.

Konsentrasi total alkaloida pada bagian tumbu-han


sangat bervariasi, misalnya; reserpin kadar 1% dalam
akar Rauwolfia sp., vinkristin dari daun Catharanthus
roseus hanya 4 x 10-6 %, ini menunjukkan sukarnya
isolasi alkaloida.

4. FUNGSI ALKALOIDA BAGI


TUMBUHAN
Produk akhir reaksi detoksifikasi
(metabolic lock up) senyawa berbahaya bagi tumbuhan
Senyawa racun, melindungi tumbuhan dari serangga & herbivora
Regulator faktor pertumbuhan
Senyawa cadangan sumber N atau
elemen lain berguna bagi tumbuhan

5. Tatanama
Tidak punya tatanama sistematik, dinyatakan
de-ngan nama trivial, berakhiran ina seperti
pada karbohidrat dengan akhiran - osa, misal :
kuinina, morfina, strikhnina.
Nama marga tumbuhan; hidrastina, atropina
Nama jenis tumbuhan; kokaina, belladonina
Nama umum tumbuhan; ergotamina
Aktivitas fisiologinya; emetina, mofina
Nama penemu; pelletierina
Di + awalan/akhiran membedakan alkaloid
utama
dlm satu tumbuhan; kuinina, kuinidina,
hidrokuin-ina

6. Klasifikasi
Dibanding steroid dan flavonoid punya
struktur dasar, alkaloida struktur beragam,
klasifikasi alkaloida rumit dan belum ada
klasifikasi seragam, umum didasarkan
1. Jenis cincin heterosiklik nitrogennya
2. Asal tumbuhan terdapatnya
3. Berdasar atas asalusul biogenetiknya
4. Aktivitas, asalusul asam amino dan
sifat kebasaannya

1. Jenis cincin heterosiklik nitrogennya


Menurut klasifikasi ini dikenal, misalnya alkaloida pirolidina, piperidina, isokuinolina, indol, kuinolina dan sebagainya.
N
H
PIROLIDINA

N
KUINOLINA

N
H
PIPERDINA

ISOKUINOLIN

N
H
INDOL

2. Asal tumbuhan terdapatnya


Dasar

awal alkaloida ditemukan pada


tumbuh-an, misal : alkaloida tembakau,
alkaloida Ama-ryllidaceae, alkaloida Erythrina
dan sebagainya.
Kesulitan, ada alkaloida tidak hanya terdapat
pada satu tumbuhan, misal : nikotina, selain
dalam tembakau suku Solanaceae, juga terdapat dalam tumbuhan lain yang tidak ada
hubu-ngan sama sekali dengan tembakau.
Beberapa alkaloida berasal dari satu
tumbuhan punya struktur sangat berbedabeda.

3. Berdasar atas asalusul biogenetiknya


Dapat

menjelaskan hubungan antara satu


alka-loida dengan alkaloida lain berdasarkan
cincin heterosillik (perluasan sistem
berdasarkan cin-cin heterosiklik).
Biosintesis menunjukkan bahwa alkaloida dibentuk dari beberapa asam amino.
Dibedakan atas 3 golongan utama, yaitu :
1.Alkaloida alisiklik yang berasal dari asam
amino ornitin dan lisin
2.Alkaloida aromatik jenis fenilalanin; berasal
fe-nilalanin, tirosin dan 3,4 dihidroksifenilalanin
3.Alkaloida aromatik jenis indol, yang berasal
dari triptofan

ALKALOIDA ALISIKLIK
O

COOH
NH2

NH2

2HN CH3

OCHOCH2

C6H5

CH2OH

CH30
HIGRINA

ORNITIN

CH2OH

HO

CH

HIOSIAMINA

RETRONESINA

CH2OH
COOH
HC
NH2
LISIN

NH

O
NH
N
H
ISO[PELETIERINA

O
N

PSEUDOPELETIERINA

LUPININA

ALKALOIDA FENILALANIN
R1

H3CO

COOH
NH2

R2

N(CH3)2

H3CO

N(CH3)2

HO

OCH3
HORDENINA

R1

R2

MEZKALINA

FENILALANIN

OH

TIROSIN

OH

OH

3,4 - DIHIDROKSI
FENILALANIN

HO N
OCH3

BERBERINA

H3CO

H3CO
H3CO

H3CO
NCH3

HO
N

H3CO

CH3
OCH3

H3CO

KORIDINA

OCH3

O
NCH3

OCH3 HO

LAUDANOSINA

MORFINA

ALKALOIDA INDOL
OPO2H2
COOH

HO

NH2

N
H
TRIPTOFAN

N
H
SEROLTININA

NH2

N(CH3)2

N
H
FILOSIBINA

H
HOOC
N

CH3
H
HO

N
H3CO
NH

ASAM LISERGAT

N
KUININA

O
STRIKHNINA

4.Didasarkan atas aktivitas, asalusul asam


aminonya dan sifat kebasaannya
- Alkaloida sesungguhnya, merupakan
racun, aktivitas fisiologis luas, hampir semua bersifat basa, mengandung unsur nitrogen pada cincin heterosiklik, dibiosintesis dari asam amino, biasa sebagai garam
organik dlm tumbuhan. Aturan ini dikecualikan pada kolkhisina dan asam aristolokhat bersifat bukan basa dan tidak memiliki cincin heterosiklik; dan alkaloida quaterner yang sedikit bersifat asam.

H3CO
NHCOCH3
H3CO

O
O

COOH
NO2

OCH3
O
OCH3
KOLKHISINA

OCH3
ASAM ARISTOLOKHAT - 11

- Protoalkaloida, amin sederhana,


atom nitrogen asam amino tidak
terdapat dalam cincin heterosiklik,
biosintesis dari asam amino bersifat
basa, misalnya

H3CO

NH2
CH3
H
C

H3CO
OCH3
MEZKALINA

CH

OH NHCH3
EFEDRINA

N(CH3)2

N
H
N,N - DIMETILTRI[TAMINA

Pseudoalkaloida, tidak diturunkan dari


prekursor asam amino, biasanya bersifat basa.
Ada dua seri alkaloida yang khas dari golongan
ini, yaitu alkaloida steroidal (misal konessina)
dan alkaloida purin (misal kofeina)
CH3
N

CH3

O
H3C

H
H

CH3

N
N
CH3

(H3C)2N
KONESINA

CH3

KOFEINA

KLASIFIKASI BERDASAR CINCIN


HETEROSIKLIK
1. GOL. PIRIDIN-PIPERIDIN
2. GOL. TROPAN
3. GOL. KUINOLIM
4. GOL. ISOKUINOLIN
5. GOL. INDOL
6. GOL. IMIDAZOL
7. GOL. STEROID
8. GOL. LUPINAN
9. GOL. ALKALOIDA AMIN
10. GOL. PURIN

7. Biosintesis
Dimulai dengan dasar pada hasil analisis
ciri struktur yang sama dalam berbagai
molekul alkaloida. Kesimpulan (didukung
penelitian menggunakan senyawa bertanda), terungkap mekanisme biosintesisnya .
Pictet & Robinson; bahwa alkaloida aromatik punya suatu struktur, yakni ariletilamina. Keduanya menemukan alkaloida jenis 1 benzilisokuinolin ( laudanosina), mengandung 2 unit ariletilamina

R1

R1
NH2

R2

R2

H3CO
NH

N
H3CO
R1

OCH3

R2

OCH3

R1

R2

2 UNIT ARILETILAMINA

CH3

LAUDANOSINA

Selanjutnya, Robinson mengamati kondensasi antara dua unit ariletilamina


reaksinya mengikuti kondensasi Mannich.
Menurut reaksi Mannich, aldehida
berkon-densasi dengan amina
menghasilkan ikatan karbon nitrogen
bentuk imina (atau garam iminium),
diiukuti sera-ngan atom karbon
nukleofilik membentuk ikatan karbon
karbon. Atom karbon nukleofilik dapat
beru-pa suatu enol atau suatu fenol.

Reaksi umum kondensasi Mannich


H

ALDEHIDA

OH
H

AMINA

IMONIUM

C
O

C
O

ENOL / FENOL

Berdasarkan reaksi Mannich maka biosintesis


dari laudanosina sbb :

HO

COOH

HO

HO
CHO

HO

NH2

NH2

HO

HO

3,4- DIHIDROKSI FENILALANIN


MANNICH
H3CO

H
N

H3CO

CH3

O
N
HO

OCH3

OH

OCH3

OH

LAUDANOSINA

Reaksi biosintesis tersebut didukung percobaan senyawa bertanda, misal; Barton, menunjukkan kondensasi
Mannich dapat terjadi pada jaringan tumbuhan.
Pecobaan lain, kondensasi Mannich berlangsung
secara in vitro pada suhu kamar dan pH netral. Reaksi
pokok biosintesis laudanosina, dasar dalam biosintesis
alkalo-ida.
Selain reaksi dasar, biosintesis alkaloida melibatkan
reaksi reaksi sekunder, menyebabkan terbentuknya
berbagai jenis struktur alkaloida. Salah satu, ialah
reaksi rangkap oksidatif fenol pada posisi orto atau
para gugus fenol. Reaksi ini berlangsung dengan radikal bebas, diikuti oleh rangkapan radikal menghasilkan
ikatan karbon karbon.

OH

(O)

Rekasi sekunder lain; metilasi dari oksigen mengha-silkan


gugus metoksi (- OH --- - OCH3 ) dan metilasi nitrogen
hasilkan gugus N- metil (- NH --- - NCH3 ) atau oksidasi
gugus amina. Keragaman struktur alkaloida, disebabkan
pula oleh keterlibatan fragmen kecil yang berasal dari jalur
mevalonat, fenilpropanoid atau poliasetat.

Berbagai percobaan senyawa bertanda menunjukkan


asam amino ornitin & lisin adalah senyawa awal (prekursor) dalam biosintesis alkaloida alisiklik, seperti higrina,
hiosiamina, isopeletierina dan pseudoisopele-teriena
punya cincin pirolidina dan piperidina, sering-kali disebut
sebagai alkaloida sederhana.

Pertama, ornitin atau lisin berdekarboksilasi


diamina sebanding. Lanjut diamina mengalami deaminasi oksidatif
amino-aldehida dalam keseimbangan tautomerik dengan
imina siklik. Senyawa akhir, merupakan senyawa antara reaktif, bereaksi Mannich dengan karbon nukleofilik
bentuk berbagai alkaloida alisiklik.

Reaksi di bawah menunjukkan, alkaloida higrina diturunkan


dari ornitin melalui N metilimina reaktif, kemudian
diserang asam asetoasetat (asetoasetil Koenzim A)
berfungsi seba-gai senyawa karbon nukleofilik.

Reaksi sejenis; asam amino ornitin hasilkan hiosiamina.


Pada biosintesis ini, higrina pertama terbentuk mengalami
oksidasi pada gugus amina, diikuti reaksi Mannich, kedua
menghasilkan tropinon. Senyawa akhir direduksi dan esterifikasi
hiosiamina (alkaloida tropan).

O
H2N

H2N

COOH

H2N

H2N

NH2

ORNITIN

IMINA

COOH
+

CH2COCH3

CH3

CH3

- CO2
N

COOH

CH3
HIGRINA

NCH3

H3C

(O)

NCH3

NCH3
TROPINON

CH2OH
H
NCH3

C6H5 C - COOH
NCH3

OH

OCOCH - C6H5
CH2OH

TROPINA

HIOSIAMINA

(H)

Biosintesis dari alkaloida yang berasal dari


lisin, seperti isopeletierina dan
pseudopeletierina, mengikuti pokok pokok
reaksi sama seperti diuraikan untuk ornitin.
COOH
NCH3

NH2

NH2

ISOPELETIERINA

NCH3

PSEUDOPELETIERINA

Biosintesis nikotina & anabasina dengan senyawa bertanda; cincin pirolidina nikotina dan cincin piperidina
anabasina, berasal dari ornitin dan lisin. Sedang cincin
piridina kedua alkaloida berasal dari asam nikotinat.
Percobaan ini diketahui; gugus amino yang terikat dar
ornitin digunakan membentuk cincin pirolidina nikotina. Ternyata pula bahwa -Nmetilornitin digunakan
pula tanpa menyingkirkan gugus metil, maka :
*

H2N

COOH

HN

H2N

NH

*H

CH3

N
CH3
COOH

*
N
NIKOTINA

N
CH3

*
N
ASAM NIKOTINAT

Hubungan

biogenetik berbagai alkaloida jenis fenilalanin, dari fenilalanin, tirosin dan 3,4 dihidroksi fenilalanin, dijelaskan; modifikasi paling sederhana asam
amino ialah dekarboksilasi hasilkan alkaloida dengan
karbon ariletilamina, seperti hordenina dan
mezkalina
COOH
NH2

HO

NH2

HO

HO

TIROSIN

HORDENINA

HO

HO

N(CH3)2

COOH
NH2
3,4 - DIHIDROKSI
FENILALANIN

COOH

H3CO

N(CH3)2

H3CO
MEZKALINA

Perubahan unit ariletilamina melalui


norlaudano-sina dan retikulina
berberina dan
morfina menun-jukkan pula hubungan biogenetik
antara kelompok alkaloida ini.

Biosintesis alkaloida indol hampir semua berasal


dari asam amino triptofan. Alkaloida indol
sederhana sero-tinina dan psilosibina terbentuk
dari hasil dekarboksi-lasi turunan triptofan yang
sebanding. Untuk alkaloida kompleks berasal dari
penggabungan turunan asam mevalonat dan
triptofan. Bentuk sederhana , satu molekul
dimetilalil pirofosfat diinkorporasikan ke dalam
triptofan
asam lisergat, lewat khanoklavina
dan agroklavina, ketiga alkaloida ini ditemukan
bersama sama dalam Claviseps purpurea.

(O), CO2
COOH

HO

-CO2

NH2

HO

CHO
NH2

HO

TIROSIN

HO

3,4 - DIHIDROKSIETILAMIN

HO

H3CO
NH

HO

CH3

H3CO
OH

OCH3

OH

OCH3

NORLAUDANOSINA

LAUDANOSINA

H3CO

H3CO
N

CH3

HO

(O)

N
HO

CH2

OH

OH

OCH3

OCH3

RETIKULINA

H3CO

HO

N
H

N
OCH3

CH3

H3CO

OCH3
O

SALUTARIDINA

BERBERINA

H3CO

H3CO

HO

1
N
H

H3CO

HO
N
H3CO

CH3

H3CO

HO

CH3

H3CO

N
H

OH

SALUTARIDINA

SALUTARIDINOL

H3CO

HO

O
N

CH3

N
H

CH3

H
O

CH3

CH3

H3CO
H

NEOPINONA

ORIPAVINA

H3CO

HO

HO

O
N
H

KODEINONA

CH3

TEBAINA

H3CO

CH3

H3CO

OAc

H3CO

N
H

H3CO

HO

CH3

CH3

HO

KODEINA

N
H
HO

MORFINA

KETERANGAN
1. Reduksi karbonil
2. Esterifikasi Asetil CoA
3. 4. Oksidasi
5. Demetilasi, hidroksilasi
6. Tautomerisasi keto-enol

7. Reduksi karbonil
8. Demetilasi
A. Demetilasi
B. Demetilasi
C. Reduksi

CH3

H
O

MORFINONA

Bentuk lain keterlibatan asam mevalonat


dalam bio-sintesis alkaloida indol ialah
inkroporasi dua molekul asam mevalonat
(bentuk monoterpen loganin), ditemukan dalam beberapa alkaloida,
seperti striktosidina dan serpentina.
COOH

N
H
TRIPTOFAN

NH2

HO

N
H

NH2

SEROTININA
OPO3H2

N
H
PSILOSIBINA

N(CH3)2

OOP

H2N
COOH
NH2

N
H

N
H

TRIPTOFAN
HOH2C

NHCH3

N
H
KHANOKLAVINA

NCH3

N
H
AGROKLAVINA

HOOC

NCH3

N
H
ASAM LISERGAT

HO

OHC

OOP

O - Glc

O - Glc

H3COOC

H3COOC

LOGANINA

SEKOLOGANINA

COOH

N
H

NH2

TRIPTOFAN

N
H

N
H

NH
O - Glc

H3COOC
SERPENTINA

H3COOC
STRIKTOSDINA

8. Sifat Sifat

a. Sifat Fisika, umum padat (kristal) titik lebur khas,


sedikit bentuk amorf dan beberapa bentuk cair (nikotina dan koniina). Umum tidak berwarna, hanya beberapa berwarna, misal; berberina dan serpentina (kuning), betanina (merah), sanguinarina (merah tembaga)
Kelarutan alkaloida bebas hanya larut dalam pelarut
organik, pseudo dan protoalkaloida larut dalam air,
betanina (merah) bentuk garam dan alkaloida kuaterner larut dalam air. Alkaloida seringkali optik aktif dan
biasa hanya satu dari isomer optik dijumpai ditumbuhan, beberapa terdapat dalam bentuk rasemat, kadang juga satu tumbuhan mengandung satu isomer
dan tumbuhan lain mengandung enantiomernya

b.

Sifat kimia, umum bersifat basa, tergantung pada adanya pasangan elektron nitrogen.
Jika gugus fungsional berdekatan nitrogen
bersifat melepaskan elektron (misal gugus
alkil) maka ketersediaan elektron nitro-gen
naik dan senyawa bersifat basa, contoh
trietilamin lebih basa dari dietilamin dan
dietilamin lebih basa dari etilamin. (C2H5)3 N
(C2H5)2 N (C2H5) N
Sebaliknya, gugus fungsional berdekatan
bersi-fat menarik elektron (gugus karbonil),
maka ke-tersediaan pasangan elektron
berkurang, alka-loida bersifat netral atau
bahkan sedikit bersifat asam, misal senyawa
mengandung amida

Inti piridin mengandung 6 eletron dlm cincin


heterosikliknya, artinya ada pasangan elektron
pada nitrogen sehingga piridin bersifat basa.
Ikatan rangkap karbon nitrogen mengurangi
kebasaan dan piridin kurang basa dibanding
piperidin jenuh. Kebasaan quinolin dan isoquinolin mirip dengan piridin.

PIRIDIN

PIPERIDIN

N
QUINOLIN

ISOQUINOLIN

Sistem cincin anggota lima, pirol merupa-kan


aro-matik penuh (4 + 2 elektron), bila
pasangan elektron nitrogen dilibatkan dalam
aromatisitas, pirol dan indol yang analog
benzenoid bukan basa. Kenyataan senyawa
tersebut bersifat asam, karena pembentukan
anion menaikkan ketersedia-an elektron
nitrogen. Namun pirolidin bersi-fat basa
sangat kuat seperti piperidin.

N
H
PIROL

N
H
INDOL

N
H
PIROLIDIN

9. Deteksi

Menunjukkan secara cepat alkaloida dalam


sampel dilakukan dengan pereaksi warna,
umum adalah pereaksi Mayer. Pereaksi warna
ini juga mengendapkan senyawa lain, sehingga alkaloida perlu dimurnikan.
Metode deteksi alkaloida miliki minimal 3 ciri;
a) cepat, menggunakan sampel sedikit
dengan peralatan sederhana
b) dapat terulang, dan
c) sensitif.
Dua metode yang umum, yaitu : prosedur Wall
dan prosedur Kiang Douglas.

Prosedur Wall, ekstraksi 20 g sampel kering


secara refluks dengan etanol 80%. Dingin saring, ampas dicuci etanol 80%, filtrat dikumpul,
uapkan. Residu larutkan dengan air suasana
asam (HCl 1%), disaring, tambah pereaksi
endap seperti Mayer, siklotungstat atau pereaksi lain. Bila positif, maka larutan asam dibasakan kembali dan diekstraksi dengan pelarut
organik. Lapisan organik asamkan kembali dan
lapisan air asam dites dengan pereaksi warna,
jika positif maka dapat diyakini bahwa sampel
mengandung alkaloida. Lapisan organik basa
perlu juga dites untuk menentukan adanya
alkaloida quaterner.

PROSEDUR
WALL

Cuci EtOH
80%

20 g bahan kering
+ EtOH 80%

SAMPEL

- Refluks
- dingin, saring

FILTRAT

AMPAS

Uapkan

FILTRAT

RESIDU
-Basa
-Pelarut
organik
-

-+ HCl 1%, saring


- Filtrat + Mayer,

Basa
+ Pelarut organik
Asamkan kembali
Larutan asam + Mayer
Kalau + , sampel mengandung alkaloid

Prosedur Kiang Douglas, sampel kering dibasakan


dengan larutan amonia encer,ekstraksi dengan pelarut
organik (CHCl3), Ekstrak CHCl3 pekatkan, ubah alkaloida jadi bentuk garam HCl dengan pe+an HCl 2 N.
Filtrat larutan berair uji dengan pereaksi alkaloida.
Kekurangan metode Kiang Douglas adalah senyawa
amonium kuaterner tidak dapat diubah menjadi bentuk basa bebas dengan cara penambahan amonia tetap tinggal dalam sampel sehingga tidak terdeteksi.
Sedang prosedur Wall alkaloida quaterner muncul
sebagai false positive karena senyawa tersebut
tidak dapat terekstraksi ke dalam pelarut organik
dalam suasana asam basa.

KIANGDOUGLAS

SAMPEL
-+ Amonia
- CHCl3

EKSTRAK

- Asam HCl 2 N
-+ Mayer, kalau +
sampel mengandung
alkaloida

Uapka
n

Beberapa pereaksi endap; Mayer,


Bouchardat, Dragendorff, Wagner,
larutan tannin, larutan pikrat dalam
air, larutan asam pikrolonat, larutan
asam sublimat, larutan asam silikowolframat dan larutan emas klorida,
Pereaksi warna; asam sulfat bebas
NO, pereaksi Edman, perekasi
Frohde, pereaksi Mandelin, pereaksi
Marquis.

10. EKSTRAKSI
Keragaman golongan alkaloida
pola ekstraksi dilakukan atas dasar sifat basanya, dikenal 2 cara, yaitu :
pertama ekstraksi dengan air suasana asam
kedua ekstraksi pelarut organik suasana basa.
Ekstraksi awal alkaloida umum dilakukan dengan pelarut organik suasana basa.
Beberapa alkaloida terdapat dalam biji, daun atau bagian tumbuhan lain mengandung lilin (sangat nonpolar, mengganggu proses ekstraksi)
diawalemakkan
dengan petroleum-eter. Ektrak petroleum-eter dites
alkaloida, kalau banyak alkaloida tersari, atasi
buat suasana asam (bentuk garam) larut air
ekstraksi dengan peteroleum eter.

SAMPEL
- CaO + Air
- + Pelarut organik

AMPAS

contoh bagan
ekstraksi alkaloida Yang
dapat dikembangkan

EKSTRAK
- Asamkan (HCl)
- + Air

Lap. Air

Lap.Organik

- NH4OH / NaOH e
- + Pelarut organik

Lap. Air

Lap.Organik

ALKALOIDA

SAMPEL
Petroleum eter

Eks. Peterleum eter

Residu
1. MeOH or EtOH 95%
2. Pemekatan
3. Partisi EtOAc, as.tartrat 2%

Lap. EtOAc
Alkaloida netral
Or basa lemah

Lap. Asam
Tartrat 2%
Basakan NH3 or Na2CO3

EtOAc
Fraksi alkaloida
basa

Lar. Basa
Berair
Mungkin kandung
alk. quaterner

11. PENETAPAN KADAR


ALKALOID
Dapat

dilakukan dengan penetapan


kadar alkaloida total atau kadar alkaloida murni
Penatapan kadar alkaloida total
dengan spektrofotometer UV
Penatapan kadar kofeina secara
konvensional

SEKEMA PENETAPAN KADAR ALKALOIDA


-1 g ekstrak
- Dalam corong
pisah
- + 20 ml H2SO4 P (1 :
350)
- Kocok 5
- + 20 ml eter P, saring
ke-

SAMPEL

Dalam corong
pisah 125 ml Lap. Asam

Lap.Eter

Dalam corong
pisah

Cuci 2X 10 ml H2SO4 P
- + 10 ml NaOH
- 50 ml eter P
- kocok

Lap.Eter

Lap.Eter

Lap. Asam

Lap. Air

Lap.Eter

Lap. Air

Cuci 20 ml
H2O

Lap. Air

Lap. Air

Lap.Eter

Lap.Eter

Ekstr 20,20 & 5


ml H2SO4 P
(1:70)

Lap.Eter

+ 50 ml eter P, koco

Cuci 20 ml
H2O

Lap. Air

Lap.Eter
Ekstr 20,20 & 5
ml H2SO4 P
(1:70)

Lap. Asam
Lap. Asam
Labutentu ukur
100 ml

Lap.Eter

Ad volume H2SO4 P

Labutentu ukur
100 ml
Pipet 5 ml dan masuk ke

Labutentu ukur
100 ml

Ad volume H2SO4 P
(1:70)

- Ukur serapan pada maks


- Buat larutan baku 25 mg alkaloida pembanding
dalam labutentu ukur 50 ml dengan H2SO4 P
(1 dalam 70)
- Pipet 5 ml, encerkan dalam labutentu ukur 100 ml
H2SO4 P (1 dalam 70) berbagai konsentrasi
- Buat kurva baku

ISOLASI KOFEINA

40 g serbuk
teh

SAMPEL
- Et0H
96%
soxhletasi

FILTRAT

RESIDU

- + 50 g MgO dlm 300 ml


air
- evaporasi

EKST. SPISS
- didihkan dgn 500 ml air
- saring

RESIDU

FILTRAT-1

RESIDU

FILTRAT-1

- didihkan dgn 250 ml


air
- saring

RESIDU

FILTRAT-2

FILTRAT-1+2+3
- + 50 ml
H2SO4
- saring
- evaporasi

- didihkan dgn 250 ml


air
- saring

EKST.SPISS
RESIDU

FILTRAT-3

- Ekstraksi 50
ml
- CHCl3 5 X

LAP.CHCl3

LAP. AIR

LAP.CHCl3
- + NaOH 1%
- cuci air
- Evaporasi n
kristal

KRISTAL
- rekrsitalisasi dgn air
mendidih
- kering dalam desikator
- Timbang

HASIL

- Tentukan titik lebur

CONTOH INTI ALKALOIDA


1. INTI PIRIDIN-PIPERIDIN
NIKOTIN, dari Nicotiana tabacum L.,
N. rustica L, suku Solanaceae, bereguna
sebagai antiparasit, insektisida dan
antitetanus

N
H
CH3
N

METIONIN

O C

COOH
NH2

NH2

ORNITIN

NH2

NH2

N CH3
H

NH2

N-METILPUTRESINA

PUTRESINA

HN
CH3

N-METIL--AMINOBUTANOL

NADPH

N-METIL-PIROLINIUM
KATION

H
CH3

N
CH3

NIKOTINA
COOH

OH

NADPH
N

ASAM NIKOTINAT

O
N
ASAM DIHIDRONIKOTINAT

CO2

N
H

1,2 DIHIDROPIRIDIN
BIOSINTESIS NIKOTINA

2. ALKALOIDA TROPAN
HIOSIAMINA DAN SKOPOLAMINA, terdapat
dalam Hyoscyamus niger L., Datura
stramonium L., Atropa belladonna L., suku
Solanaceae
Simplisia:- Stramonii Herba
- Hyoscyami Herba / Folium
- Belladonnae Folium / Radix
CH
Guna : Antispasmodik
dan sedativa
3

HIOSIAMINA
SKOPOLAMINA

H
H
O
O

CH2OH

Fenil alanin

CH3
N

CH3
N

CH3

COOH
CO2

Asam fenil laktat


COOH

H
H
O

H
O

HO

KARBOKSITROPINON

HIOSIAMINA

TROPIN (TROPAN-3-OL)
CH3

CH3

H
O

CH2OH

HO

SKOPOLAMINA

6-HIDROKSISIAMINA
BIOSINTESIS HIOSIAMINA DAN SKO[POLAMONA

CH2OH

KOKAINA, L-KOKAINA, KOKAINA, KARBOKSIMETIL-3-BENZOKSITROPAN


Tanaman asal, Erythroxylon coca Lamarck,
suku Erythrocylaceae
Khasiat ; analgetik, midriatik, stimulan
otak, anestetik lokal, antiemetik
O
CH3
N

C O CH3

C
O

H
KOKAINA

O
CH3
N

CH3

O
CH3

COOH
N

C O CH3

C O CH3

OH
O

KARBOKSITROPINON

O
KARBOMETOKSITROPINON

O
CH3
N

C O CH3

C
O

H
KOKAINA
BIOSINTESIS KOKAINA

H
METILEKGONINA
(KARBOKSIMETIL--TROPINA

3. ALKALOIDA KUINOLINA
KININA, KINIDINA
Tanaman asal ;

Cinchona succirubra Pavon et Klotsch


- Cinchona ledgriana (Howard) Moens et
-

Trimen
-

Cinchona calisaya Weddell

suku Rubiaceae
Juga terdapat Remijia purdiera dan R.

pandi-culata

Fluckiger

BIOSINTESIS ALKALOIDA KINA


COOH

CO2

COOH

NH2

N
H
TRIPTOFAN

NH2

N
H

H
H3CO C
O

TRIPTAMIN

CH2
H
O Glukosa
O

SEKOLOGANIN
CH O
NH

N
H H

CH2
H

H
H3CO C
O

O Glukosa

N
H H

H
H

CH2

CH2

H
CH2

C O
H
H

CH2

N
H H

CH O
N

N
H

CH O

NH2

CH2

H
CH2

O
R

CH2

O
N

sterioisomer

sterioisomer

sterioisomer
H

H
H
HO
R

CH2
N

CH2

HO
R

N
KUININA, R = CH3O-

N
KUININDINA, R = CH3O-

SINKONIDINA, R = H

SINKONINA, R = H

4. ISOKUINOLIN
PAPAVERINA
Tanaman asal, Papaver somniferum L
MORFINA
Tanaman asal, Papaver somniferum L.,
suku Papaveraceae
Terdapat dalam getah, Opium (Gum
Opium, Opion)
Khasiat; analgetik, hipnotik, narkotik, antiperistaltik

BIOSINTESIS RETIKULINA

COOH

CO2
Oksidasi

NH2

HO

NH2

HO
TIROSINA

HO

HO

TIRAMINA

H
COOH

NH2
DOPAMINA

HO

CO2
NH
HO

HO
OH
Asam 4-Hidroks fenilpiruvat

4-Hidroks fenilasetaldehid

(S)-Norkoklaurina
OH

H3CO

H3CO
NCH3

HO

H3CO
NCH3

HO

NH
HO

OH

OH

OH
(S)-3'-Hidroksi-N-metilkoklaurina

(S)-Metilkoklaurina

H3CO
N
HO

CH3
OH

OCH3
S-(+)-Retikulina

OH
(S)-Koklaurina

BIOSINTESIS PAPAVERIN
H3CO

HO

NH

NH

HO

HO

OH

OCH3

OH

(N)-Norretikulin

(S)-Norkoklaurina

H3CO
N
H3CO
OCH3

PAPAVERINA

OCH3

BIOSINTESIS MORFINA
H3CO

H3CO

H3CO

HO

HO
H

NCH3

H3CO

NCH3

H3CO

NCH3

H3CO
O

OH

S-(-)-Retikulina

Salutaridina

H3CO

H3CO

H3CO

(A)
HO

HO
CH3COSCoA
H

H3CO

NCH3

H
H3CO

HO

Salutaridinol

(B)

O
NCH3

H
H3CO

O
C O
CH3

Tebain

NCH3

H3CO

(A)

O
H

H3CO

H3CO

NCH3

NCH3

H
O

HO

Neopinon

Kodeinon

Kodeina

HO

HO

HO

(B) O

H
H3CO

NCH3

H
O

Oripavina

NCH3

NCH3

H
HO

Morfinon

Morfina

NCH3

Ada 4 jenis Papaver, yaitu :

- Papaver somniferum L

Papaver bracteum Lindley


- Papaver orientale
- Papaver pseudoorientale
Hanya Papaver somniferum L yang
dapat men-sintesis morfin, karena 3 lainnya
hanya sam-pai tebain dan tidak mampu lagi
melakukan demetilasi

5 INDOL
FISOSTIGMINA
Tanaman asal,

Physostigma
venenosum Bal, suku
Fabaceae
Simplisia ; Calabar bean
(Physostigmatis semen,
Calabar semen

BIOSINTESIS FISOSTIGMINA
HO

CH2
N
H

HO
C COOH
H
Dekarboksilasi
N
H

H2N

H 2N

5-HIDROKSITRIPTAMIN

CH3

HO

Metilasi

NH2

5-HIDROKSITRIPTOPAN

HO

CH3

HO

H2N

N
H

H3 C

H
N

N
H

CH3NCO

CH3

FISOSTIGMINS
N

CH3

CH3

HO

N
CH3

H
CH3

N
CH3

VINBLASTINA, VINKRISTINA,

VINDORESINA, VINLEUSINA

Catharanthus
roseus (L.) G.Don (= Vinca
roseus L., = Lochnera rosea

Tanaman asal,

(L) Reichb), suku Apocynaceae


Simplisia ; Catharanthi Herba
Khasiat ; Antineoplastik, leukemia

OH
N

H3C O

N
H

C2H5
H

C O
OCH3

VINDOLINA (R = -CH3)

VINBLASTINA (R = -CH3)
(VINKALEUKOBLASTINA

R N
HO H
O

H3C O
H3C C O C2H5
O

VINKRISTINA (R = - C - H

H
N

(LEUROKRISTINA)

BIOSINTESIS VINBLASTINA DARI KATARANTINA


CH2

COOH

COOH
NH2

N
H

Tripfan

N
H

N
CH3

H
H 3C

NH

N
H

CH2
H

H
OH

Dehidrogeissoskizina (btk enol)

H3C

C
O

Aglukon 3(S)Striktosidin

C
O

Triptamin

H
H3C

NH2

N
H

Sokologanin

NH

N
H

CH2
H

OH
H
H3C

O-Gluk

O C
O

3(S)Striktosidin

O-Gluk

N
N
H

N
CH3

CH3

N
H
H3C

OH

N
H

OH
OCH3

OH
OCH3

Geissoskizina

CH3

Prekummisina

Stemmadenina

OH
O

Peroksidase

N
H

N
H
C
O

OCH3

CH3

C
O

N
H
OCH3

Peroksida dari Katarantina

CH3
O

Katarantina

OCH3

CH3

CH3

N
H

H3 C O
C
O

H
CH3 HO
O

CH3

OCH3

O
O C CH3
CH3

Vindolina

C2 H5

H 3C O

N
H

H
H 3C O

C O
OCH3

N
H

H
C O
OCH3

NADPH

H3C N
HO H

C2H5

H3C N

HO H

H3C O

H3C O

H3C C O C2H5

H3C C O C2H5

VINBLASTINA

ANHIDROVINBLASTINA

6. IMIDAZOL
PILOKARPINA
Tanaman asal ;
- Pilocarpus jaborandi Holmes
- P. microphyllus Stapf
- P.pennatifolius Lemaire, suku Rutaceae
Khasiat ; konyungtiva, pengobatan mata
Simplisia ; Jaborandi, Jaborandi Folium,
Maranham Jaborandi

OH
Me
Me

Me
N

Me
O

Me
N

Me

MUSKARINA

ASETILKOLINA

Me
H

N
O
N
O

PILOKARPINA

7. ALKALOIDA STEROID
ALKALOIDA VERATRUM
Terbagi atas 3 kelompok ;
- Kel. Jervanina ; pseudojervina, veratrosina,
isorubrijervosida
- Kel. Veratramina ; germina, jervina, rubijervina, isorubrijervina, veratramina, sevadina, germidina, germitrina, neogermitrina, neoprotoveratrina, protoveratrina, germerina dan isogermidina

- Kel. Sevanina ; protoveratrina-A dan protoveratrina-B


Tanaman asal ; Veratrum album, V.viride
Khasiat ; hipotensif, depresan jantung, sedatif
Simplisia ;
- Europan Veratrum, White Hellebore, Veratri

Rhizoma dari V. album L., suku Liliaceae


- American Veratrum, Green Hellebore, Veratri viridis Rhizoma dari V.viride Aiton

H
N

HN

H
O

H
R

OH

OH O
H

O
OH

OH

OH

OAc
OAc

R = H , PROTOVERATRINA A
R = OH, PROTOVERTARINA B

HO

JERVINA

OH
O

H
H

NH2

L-Arg

HO

KOLESTEROL

OH
NH2

SUBTITUSI
N
H

HN

C
D

D
H

C
HO

INTERMEDIT PIUPERIDIN

NUKLEOPILIK
H

BIOSINTESIS ALKALOIDA STEROID


OH
O

H
H

NH2

L-Arg

HO

KOLESTEROL

OH
NH2

SUBTITUSI
N
H

HN

C
D

D
H

C
HO

INTERMEDIT PIUPERIDIN

NUKLEOPILIK
H

HN

NH

H
N

HN

H
O

H
R

H
OH O

OH

O
H

O
OH

OH

OH

OAc
OAc

R = H , PROTOVERATRINA A
R = OH, PROTOVERTARINA B

HO

JERVINA

Insert workgroup name on slide master

8. ALKALIDA LUPINAN
(KUINOLIZIDINA)
Home SPARTEINA
Whats New Tanaman asal ; Lupinus
Projects
luteus
L., Cytisus
Documents
scorparius L dan marga
Team

Insert workgroup
logo on slide master

Links

Genista

Suku Leguminosae
Khasiat ; oksitoksik

BIOSINTESIS SPARTEINA
NH2

NH2

COOH

CHO

NH2

NH2

NH2

2 MOL LISIN
H
NH
NH

8
7
4
3

5
2

9
17

NH

11
12

16
13

H
NH

NH

(O)

2 NH
15
14

NH
H

10

17

10

NH
6

N
11

2
15

NH

10

17

NH

NH
11

15

17

17

N 16 15

7
6
2

HN

NH

11
6

10

N 16 15

11

HN

10

H
H
H
N

N
N
H

SPATEINA

9. ALKALOIDA AMINA
Tidak mengandung atom N heterosiklik, tu-

runan fenil etil amin dari asam amino fenil


alanin dan tirosin
EFEDRINA

Ephedra vulgaris L., E.


sinica Stapf, E.quisetina Bunge,
E.distachya L., suku Gnetaceae

Tanaman asal ;

Khasiat ; bronkodilator, adrogenik


SImplisia ; Ephedra Herba, Ma Huang

BIOSINTESIS EFEDRINA
degradasi rantai samping
lewat asam sinamat

CO2H

CO2
SCoA HO

NH2

ASAM PIRUVAT
OH

OH

Transaminasi

SAM
NH2

NHMe

(-)-NOREFEDRINA

(-)-EFEDRINA

OH

OH

S
NH2

(+)-PSEUDOEFEDRINA

NH2

(-) KATINON

SAM
NH2

(+)-NORPSEUDOEFEDRINA
(KATINA)

10. ALKALOIDA PURIN


Turunan heterosiklik gabungan dari pirimidina
dengan imidazol
2,6 dioksi purin = xantin
KOFEINA
Terdapat pada ; Coffea arabica L., C.liberica
L (suku Rubiaceae) Cola nitida (Ventenat)
Schot et Endlicher (suku Sterculiaceae)
Paullinia cupa-na H.B.K (suku Sapindaceae)
Ilex paraguensis St.Hil (suku Aquifoliaceae)
Camelia sinensis L (Theaceae)
Khasiat ; stimulansia SSP dan diuretik

BIOSINTESIS ALKALOIDA PURIN


Adenosin Mono Phosphat
(AMP)

Guanosin Mono Phosphat


(GMP)

N-Metilasi pada purin

Ad
O

O
N

HN
N

purine
biosynthetic
pathway

SAM

HO

Inosin Mono Phosphat


(IMP)

PO
O

HO

OH

Me

HN

N
H

PO

HN

PO

Me

OH

HO

Xanthosin Mono Phosphat


(XMP)

OH
7-Metil XMP

hidrolisis fosfat ester


O
HN

O
Me

H
N

O
H
N

O
HO

HN

N
H

Me

SAM

N
HO

O
OH2

Me
HO

TEOFILINA
(1,3 - DIMETILXANTINA)

OH

HO

XANTOSINA

OH

7-METILXANTOSINA
D-ribose

O
Me

N
O

Me

Me
KOFEINA
(1,3,7 TRIMETILXANTIN)

O
SAM

HN
O

Me
SAM

Me
TEOBROMINA
(3,7 TRIMETILXANTIN)

HN
O

Me

N
H

7-METILXANT1N

Você também pode gostar