Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Anatomi Sendi
Komponen Penunjang Sendi:
Kapsula sendi adalah lapisan
berserabut yang melapisi sendi. Di
bagian dalamnya terdapat rongga.
Ligamen (ligamentum) adalah
jaringan pengikat yang mengikat
luar ujung tulang yang saling
membentuk persendian. Ligamentum
juga berfungsi mencegah dislokasi.
Tulang rawan hialin (kartilago hialin)
adalah jaringan tulang rawan yang
menutupi kedua ujung tulang.
Berguna untuk menjaga benturan.
Cairan sinovial adalah cairan
pelumas pada kapsula sendi.
DEFENISI
Dislokasi adalah suatu keadaan dimana
permukaan sendi tulang yang membentuk
sendi tak lagi dalam hubungan anatomis
(Brunner & Suddarth, 2002)
Keluarnya atau bercerainya kepala sendi dari
magkuknya, dislokasi merupakan suatu
kedaruratan yang membutuhkan pertolongan
segara (Arif Mansyur, 2000)
Dis + lokasi;
Etiologi
1. Kongenital
Dislokasi yang terjadi sejak lahir,akibat kesalahan
pertumbuhan, paling sering terjadi pada sendi pinggul
2. Spontan atau patologik
Dislokasi akibat penyakit struktur sendi dan jaringan
sekitar sendi.misalnya tumor, infeksi, atau osteoporosis
tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang
berkurang.
3. Traumatik
merupakan kedaruratan ortopedik((pasokan darah,
susunan saraf rusak dan mengalami stress berat,
kematian jaringan akibat anoksia). Terjadi karena
trauma yang kuat dan dpt merusak struktur sendi dan
jar sekitar. Contoh pd cedera olah raga, kecelakaan.
Patofisiologi
Faktor fisik, patologiksendi bergerak
lebih dari jangkauan normalnya kegagalan
tekanan (komponen tulang sendi, ligamen &
kapsula fibrous) dislokasi sendi
Klasifikasi
Brdasarkan tipe Kliniknya:
1. Dislokasi Akut; Umumnya terjadi pada shoulder, elbow,
dan hip. Disertai nyeri akut dan pembengkakan di
sekitar sendi.
2. Dislokasi Kronik
3. Dislokasi Berulang; Jika suatu trauma dislokasi pada
sendi diikuti oleh frekuensi dislokasi yang berlanjut
dengan trauma yang minimal, maka disebut dislokasi
berulang. Umumnya terjadi pada shoulder joint dan
patello femoral joint.
Manifestasi Klinik
1. Nyeri
2. Perubahan kontur sendi(deformitas)
. Hilangnya penonjolan tulang yg normal
. Perubahan sumbu tulang yang mengalami
dislokasi (pemendekan)
4. Kehilangan mobilitas normal (terbatasnya
pergerakan)
5. Adanya pembengkakan
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan radiologi untuk memastikan
arah dislokasi dan apakah disertai fraktur;
X-ray dan CT Scan
Komplikasi
A. Komplikasi Dini
1) shock
2) sepsisterutama yg terbuka
3) nekrosis kepala sendi
B. Komplikasi Lanjut
4) Kekakuan sendi bahu
5) Dislokasi yg berulang
6) ggg pertumbuhan cacat
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan RRR
1. Reposisi segera.mengembalikan posisi kaput
a)tertutup
Dislokasi sendi kecil dapat direposisi di
tempat
kejadian tanpa anestesi, misalnya : dislokasi
siku,
dislokasi bahu,
b) Terbuka (open reduction), jika:
- gagal reposisi tertutup mis: dislokasi
disertai
fraktur
- neglected cases & dislokasi lama
2. Retaining mempertahankan hasil reposisi
3. Rehabilitation mengembalikan pd fungsi
Macam Dislokasi
A. Dislokasi Sendi Jari
Sendi jari mudah mengalami dislokasi dan bila tidak
ditolong dengan segera sendi tersebut akan menjadi
kaku kelak.
sendi jari dapat mengalami dislokasi kearah telapak
tangan atau punggung tangan
E. Dislokasi Panggul
(Dis.Caput Femur)
NIC:
a) Kaji kemampuan mobilisasi klien
b) kaji status neurologis ektremitas
c) bantu klien dalam melakukan aktivitas khususnya
dalam pemenuhan ADL
d) berikan pemahaman pada klien ttg pembatasan
aktifitas sementara pada ektremitas yg cedera
e) ajarkan klien untuk melakukan mobilisasi sesuai
kemampuan
Discharge planning
1. Anjurkan klien untuk istrahat adekuat
2. Anjurkan klien untuk kontrol sesuai jadwal
3. Anjurkan untuk menjaga masukan nutrisi yang
seimbang
4. Anjurkan untuk minum obat sesuai yang diresepkan
dan segera memeriksakan diri jika ada keluhan
5. Anjurkan untuk menghindari aktivitas yang dapat
menimbulkan trauma berulang
6. Anjurkan untuk melakukan ROM sesuai yang
dianjurkan terapis
Kontusio (memar)
Kontusio merupakan suatu istilah yang digunakan
untuk cedera pada jaringan lunak yang diakibatkan
oleh kekerasan atau trauma tumpul yang langsung
mengenai jaringan, seperti pukulan, tendangan, atau
jatuh (Arif Muttaqin,2008)
Kontusio adalah cedera jaringan lunak, akibat
kekerasan tumpul,mis : pukulan, tendangan atau
jatuh (Brunner & Suddart,2001)
Kontusio adalah cedera yang disebabkan oleh
benturan atau pukulan pada kulit. Jaringan di bawah
permukaan kulit rusak dan pembuluh darah kecil
pecah, sehingga darah dan cairan seluler merembes
ke jaringan sekitarnya
Etiologi
Benturan benda keras.
Pukulan
Manifestasi klinik
- Perdarahan pada daerah injury (ecchymosis) karena
rupture pembuluh darah kecil, juga berhubungan
dengan fraktur.
-Nyeri,
- Bengkak
- perubahan warna.
-Hiperkalemia mungkin terjadi pada kerusakan jaringan
yang luas dan kehilangan darah yang banyak (Brunner &
Suddart,2001)
Patofisiologi
Kontusio terjadi akibat perdarahan di dalam jaringan
kulit, tanpa ada kerusakan kulit. Kontusio dapat juga
terjadi di mana pembuluh darah lebih rentan rusak
dibanding orang lain.
Saat pembuluh darah pecah darah akan keluar dari
pembuluhnya ke jaringan kemudian
menggumpalmenjadi Kontusio atau biru.
Endapan sel darah pada jaringan kemudian mengalami
fagositosis dan didaur ulang oleh makrofag. Warna
biru atau ungu yang terdapat pada kontusio merupakan
hasil reaksi konversi dari hemoglobin menjadi
bilirubin. Lebih lanjut bilirubin akan dikonversi
menjadi hemosiderin yang berwarna kecoklatan.
Patofisilogi
Tubuh harus mempertahankan agar darah tetap
berbentuk cairan dan tetap mengalir dalam sirkulasi
darah. Hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi
pembuluh darah, jumlah dan kondisi sel darah
trombosit, serta mekanisme pembekuan darah yang
harus baik.
Penatalaksanaan
1. Tinggikan daerah injury
2. Berikan kompres dingin selama 24 jam pertama (20-30
menit setiap pemberian) untuk vasokonstriksi,
menurunkan edema, dan menurunkan rasa tidak nyaman
3. Berikan kompres hangat disekitar area injury setelah
24 jam prtama (20-30 menit) 4 kali sehari
melancarkan sirkulasi dan absorpsi
4. lakukan pembalutan untuk mengontrol perdarahan dan
bengkak
5. Istirahat untuk mencegah cedera lebih lanjut dan
mempercepat pemulihan jaringan-jaringan lunak yang
rusak.
6. kaji status neurovaskuler pada daerah extremitas
setiap 4 jam bila ada indikasi
Thank you