Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Lokasi nyeri :
Nyeri yang berasal dari bangunan intrakranial
tidak dirasakan dalam rongga tengkorak melainkan
dirujuk kebagian lain.
Nyeri yang berasal dari dua pertiga bagian
depan kranium, fosa kranium tengah dan depan
serta diatas tentorium serebeli dirasakan didaerah
frontal,parietal dan temporal.
Nyeri yang berasal dari bangunan dibawah
tentorium serebeli, fosa posterior ( serebelum ),
diprojeksikan
ke
belakang
telinga,
diatas
persendian serviko-oksipital atau diabagian atas
kuduk.
Klasifikasi
Menurut I H S ( International Headache Society ) yang telah
dimodifikasi ;
1.Nyeri kepala karena penyakit umum
a. Menyertai pada hampir segala penyakit infeksi
b. Berkaitan dengan obat-obatan dan alcohol, MSG dll
c. Berkaitan dengan kelainan metabolic seperti
hiperkapnia dll
d. Nyeri tanpa disertai kelainan structural seperti akibat
kedinginan, dll.
2. Nyeri kepala karena kelainan pada kranium dan tengkuk
a. Pada kelainan mata, sinus paranasalis, hidung, telinga,
gigi, sendi temporo mandibuler serta nyeri rujukan dari
daerah vertebra servikalis atas
b. Nyeri kepala tipe tegang, dengan maupun tanpa kontraksi
otot yang berlebihan
Patofisiologi
Tidak ada patofisiologi yang dapat menjelaskan terjadinya
nyeri kepala tipe tegang secara tuntas; sejauh ini di duga terkait
dengan kejang berlebihan pada otot, ditemukan juga ada
hubungan yang erat dengan factor psikofisiologik.
Klasifikasi
1. NKTO Episodik
2. NKTO Kronis
3. NKTO yang tak terklasifikasikan
Gambaran klinik :
Nyeri dirasakan bilateral, seperti diikat,
ditindih barang berat atau perasaan
tidak
enak di kepala
Nyeri berlangsung 30 menit sampai 7 hari
ringan waktu bangun tidur, makin lama
makin berat dan membaik sewaktu mau
tidur
Pemeriksaan neurologis tidak menunjukkan
kelainan.
Diagnosa
NKTO Episodik :
- minimal ada 10 kali serangan
- tidak ada rasa mual dan muntah
- tidak ditemukan fonofobia dan fotofobia
NKTO Kronis :
serangan paling sedikit 15 kali / bulan dan
telah berlangsung > 6 bln
diiringi salah satu gejala mual,fotofobia, fonofobia
Penatalaksanaan
1. Pendekatan psikologik ( Psikoterapi )
2. Fisiologik ( Relaksasi )
3. Farmakologik : analgetik, sedative,
dan minor trankuliser.
Terapi Farmakologis
- Analgesik
- Asetosal 500-1000 mg / hari
- paracetamol/metampiron 1000-1500mg/hari
- asam mefenamat 1000-1500 mg/hari
- atau kombinasinya
- NSAID : naproxen sodium, dosis 275-550mg
2-3 kali/hari
- Antidepresan
- Trisikilik antidepresan
- SSRI : Fluoxetin, Sertralin, dll
- Muscle relaxan : Eperisone Hcl
- Minor tranguiliser : diasepam,
lorazepam,klobazam, dll
Migren
Batasan
Migren adalah nyeri kepala yang berulang-ulang
dan berlangsung 2 72 jam dan bebas nyeri antara
serangan, bersifat unilateral, berdenyut, umumnya
disertai anoreksia, mual dan muntah.
Dalam beberapa kasus migren didahului atau
bersamaan dengan gangguan neurologik dan
gangguan perasaan hati.
Prevalensi
Bervariasi berdasarkan umur dan jenis kelamin.
Dapat terjadi mulai masa kanak-kanak sampai dewasa,
jarang setelah usia 40 tahun.
Sekitar 65 75 % penderita adalah wanita.
Patogenesa
Migren merupakan reaksi neurovaskuler terhadap
perubahan mendadak dalam lingkungan eksternal atau
internal. Masing-masing individu mempunyai ambang
migren dengan tingkat kerentanan yang bergantung
pada keseimbangan antara eksitasi dan inhibisi pada
berbagai tingkat sistim saraf.
Mekanisme migren berujud sebagai refleks
trigeminovaskular yang tidak stabil dengan cacad
segmental pada jalur kontrol nyeri. Cacad segmental ini
mengakibatkan masukan aferen kortikobulbar yang
berlebihan. Hasil akhirnya adalah interaksi batang otak
dan pembuluh darah cranial yang menimbulkan nyeri
kepala dengan ciri berdenyut-denyut.
Klasifikasi
1. Migren tanpa aura ( migren biasa )
2. Migren dengan aura ( migren klasik )
- dengan aura yang tipikal
- dengan aura yang diperpanjang
- dengan aura hemiplegi familial
- dengan aura dari batang otak ( basilar migren )
- dengan aura tanpa nyeri kepala
- dengan awitan aura akut
3. Migren oftalmoplegik
4. Migren retinal ( serangan buta < 1 jam,
atau skotoma satu mata )
5. Migren yang berhubungan dengan
gangguan intracranial
6. Migren dengan komplikasi
- Status migren
- Infark migren
7. Gangguan seperti migren yang tak
terklasifikasikan
Gambaran klinik
Penatalaksanaan
1. Terapi medikamentosa :
Akut
: Ergometrin tartrat
Preventif : - Metisergid maleat
- Propanolol
- Amitryptilin
- Flunarisin
2. Terapi tanpa obat:
Yoga
Meditasi, hipnotis.
Terapi : Migren
Abortif ;
- Terapi non spesifik
- Analgesik, NSAID
- antihistamin
- anti emetik : metoklopramid 10 mg,
domperidon 10 mg.
- Isometheptene mucate :
simpatomimitik
vasoaktif
- Terapi spesifik :
- ergotamin tartrat, dihidroergotamin
- 5 HT1 agonis :
- sumatriptan,nasatriptan, zolmitriptan
Arteritis Temporalis
Keradangan pada arteri yang mengenai
percabangan a.carotis
Sering terjadi pada orang tua, usia > 50
th
65
% meng
pada wanita.
dapat
akibatkan kebutaan bila
menyebar ke pembuluh darah mata.
Arteritis Temporalis
Gejala klinis
Terutama usia > 50 th
Nyeri kepala unilateral, nyeri tekan,
bengkak, palpasi seakan-akan tidak
ada di daerah arteria temporalis
Laboratorium didapatkan LED
meningkat, anemia dan gejala lain
seperti pada rheuma
Penanganan :
Penanganan Umum
- Istirahat fisik dan mental
- Hindari faktor pencetus: stres fisik &
psikis
- Hindari makanan tertentu
- Migren kompres dingin
Penangan khusus
- Farmakologis
- Non farmakologis : TENS, psikoterapi,
CBT, fisioterapi, biofeedback, kognitif terap
Terapi
Ergotamin 1-2 mg sehari atau
Pizotifen 1,5 mg sehari atau
Prednison 40 mg sehari 5 hari kmd
diturunkan secara bertahap bisa
dikombinasi dengan ergotamin dan
pizotifen
HAS/Neuro/Bdg/04