Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Naomi Fineberg et al
Psychiatry Research, 2015
David Chandra
105070100111004
Pembimbing:
Dr. Happy Indah Hapsari Sp,KJ
Pendahuluan
SSRI/Clomipramin?
SSRI, dibandingkan dengan clomipramin,
memiliki akseptabilitas dan tolerabilitas yang
lebih baik secara keseluruhan dan oleh karena
alasan ini SSRI secara umum merupakan opsi
yang dipilih sebagai pengobatan lini pertama
ketika dibandingkan dengan clomipramin
SSRI yang mana?
Fluoxetin dapat dipilih untuk mereka dengan
kepatuhan pengobatan yang rendah, seperti
individu yang sangat impulsif, dikarenakan waktu
paruhnya yang panjang.
Selain itu,fluoxetin juga cenderung memiliki
efek putus obat yang ringan dan, bersama dengan
sertraline, diduga berkaitan dengan sedikitnya
penambahan dosis dari SSRI, sebaliknya efek
putus obat sangat tampak pada paroxetin
Dosis yang mana?
1. Paroxetin efektif pada dosis 40 mg/hari dan 60
mg/hari
2. Fluoxetin, dengan keuntungan terbesar
diamati pada dosis 60 mg/hari
3. Escitalopram dosis 20 mg/hari
4. Fluvoxamin dosis dari 150 hingga 300 mg/hari
5. Clomipramin dosis dari 75 mg/hari dan 125
mg/hari
Titrasi Dosis
Pedoman APA (Koran et al., 2007) menyarankan
titrasi ke atas dari dosis SSRI ke dosis maksimum
yang diakui FDA dalam 4-6 minggu, setelah itu
tunggu hingga 6 minggu untuk mengevaluasi
kemanjurannya
Kombinasi CBT dan farmakoterapi
Penelitian fase akut randomized control pada
108 orang dewasa dengan OCD dan respons
SSRI parsial (Simpson et al., 2008) menunjukkan
bahwa tambahan 17 sesi CBT dua kali seminggu
dengan paparan dan prevensi respons terhadap
SSRI jauh lebih baik dibandingkan tambahan
latihan manajemen stres
Prevensi relaps (pengobatan lanjutan dan maintenance)
American Psychiatric Association (APA) merekomendasikan kontinuasi
farmakoterapi untuk minimal 1-2 tahun pada induvidu yang berespons
terhadap pengobatan dan menekankan pentingnya pengobatan jangka
panjang dari awal.
APA menyarankan pengurangan dosis dengan penurunan 10-25%
setiap 1-2 bulan sementara mengawasi kembalinya gejala atau
eksaserbasi, dimana farmakoterapi dapat diberikan kembali sebagai
strategi penyelamatan, meskipun perbaikan dengan tingkat yang sama
tidak dapat dijamin
SSRI efektif dalam mencegah relaps dan bahwa pengobatan, selama
dilanjutkan, memberikan proteksi dari relaps. Bukti lebih lanjut juga
menyarankan dampak positif dalam maintenance pengobatan SSRI
(sebaliknya jika didiskontinuasi) pada kualitas hidup dan fungsi
psikososial
Manajemen OCD dengan resisten SSRI
Pilihan pengobatan farmakoterapi untuk OCD resisten SSRI termasuk
sebagai berikut. Opsi ini dipaparkan tanpa memandang urutan. Data
yang ada berdasarkan jumlah uji randomized control mendukung
tambahan dengan antipsikotik generasi kedua
1. SSRI dosis tinggi
Pedoman (Koran et al., 2007) menyarankan dosis yang seringkali
diresepkan dengan escitalopram hingga 60 mg/hari, fluoxetin hingga
120 mg/hari, fluvoxamin 450 mg/hari, paroxetin hingga 100 mg/hari
dan sertraline hingga 400 mg/hari
2. Uji Clomipiramin
.Dosis clomipramin melebihi maksimal yang diperbolehkan (250
mg/hari) harus diberikan dengan hati-hati, dan pemantauan EKG dan
level plasma dipertimbangkan
3. Berganti antar SRI/berganti ke SNRI
March et al. (1997) merekomendasikan beralih ke
SRI lain jika efek klinis tidak sempurna setelah 8-12
minggu pada dosis maksimal
Tidak ada penelitian dengan kontrol plasebo yang
mendemonstrasikan kemanjuran venlafaxin untuk
OCD. Terlebih, Denys et al. (2003) menunjukkan
bahwa dimana peralihan dari venlafaxin ke SSRI
meningkatkan hasil pada mereka yang tidak
berespons, sebaliknya tidak dibenarkan
4. Antipsikotik adjuvan
Pilihan adjuvan agen antipsikotik dapat bergantung pada SSRI
yang digunakan. Sebagai contoh, fluoxetin/clomipramin dapat
berinteraksi secara farmakokinetik dengan risperidon.
Penelitian untuk menemukan dosis dari antipsikotik pada OCD
sejauh ini belum dilakukan. Akan tetapi, penelitian yang
meneliti campuran ini menurut pertimbangan penulis,
cenderung menggunakan dosis antipsikotik rendah atau
sedang. Rentang dosis antipsikotik yang tercatat efektif
meliputi; haloperidol (2-4 mg/hari), risperidon (1-2 mg/hari),
quetiapine (150-600 mg/hari), olanzapine (5-10 mg/hari) dan
aripiprazol (15-30 mg/hari) (diulas dalam Fineberg et al.,
2012).
5. SSRI parenteral atau clomipiramin
Pemberian intravena dari senyawa meningkatkan
bioavailabilitas dengan memotong first pass hepatoenteric metabolism. Pilihan-pilihan termasuk infusi pelan
dari clomipramin atau citalopram intravena dalam normal
salin. Meskipun beberapa hasil positif tercatat selama 14
hari dari pengobatan harian (Fallon et al., 1998),
pengobatan intravena umumnya tidak efisien dan sulit
untuk disiapkan dengan rutin pada klinik kesehatan
mental. Dan juga harus terdapat pemantauan terus
menerus dari aktivitas jantung dan tanda vital selama
dan beberapa saat setelah infusi.
6. Kombinasi SSRI dan clomipiramin
Pada uji randomized open-label, sembilan pasien
refrakter terhadap farmakoterapi diberikan
citalopram dengan clomipramin, dan tujuh teratasi
dengan citalopram saja. Peningkatan yang lebih
besar secara signifikan pada skor Y-BOCS dilaporkan
pada mereka yang diberikan kombinasi, yang
semuanya mengalami penurunan 35% dari nilai
awal. Kombinasi ini dapat ditoleransi dengan baik
dan tidak mengubah metabolisme clomipramin
(Pallanti et al., 1999
Pengobatan Somatik
PadaOCD
1. Terapi Elektrokonvulsif (ECT)
Pedoman praktis APA untuk OCD (Koran et al.,
2007) menyimpulkan bahwa tidak terdapat
cukup bukti untuk mendasarkan rekomendasi
penggunaan ECT dalam pengobatan OCD,
terutama karena adanya potensi resiko akibat
terapi ini
2. Repetitive Transcranial Magnetic Stimulation
(rTMS)
Repetisi TMS memodulasi aktivitas neuronal
dengan menginduksi gelombang medan magnet.
Efek inhibisi dari rTMS pada peningkatan
aktivitas neuronal di sirkuit prefrontal subkortikal
diduga menguntungkan dalam pengobatan OCD
(Blom et al., 2011).
3. Stimulasi Otak Dalam (DBS)
Stimulasi otak dalam (DBS) merupakan terapi
pembedahan syaraf yang melibatkan penanaman
elektroda yang mengirim impuls listrik ke lokasi
yang spesifik dalam otak, dengan area yang
dipilih sesuai dengan tipe gejala yang dimaksud
DBS dapat memberikan efek terapeutik pada
OCD dengan memodulasi neurosirkuit kortikostriatal yang secara luas diusulkan untuk
memediasi OCD (Bourne et al., 2012)
4. Pembedahan Syaraf Ablatif
Prosedur pembedahan syaraf ablatif modern menggunakan
panduan stereotaktikal, menghasilkan lesi yang kecil dan akurat.
Hal ini biasanya didapat menggunakan stimuli termal, meskipun
terdapat penelitian yang sedang berlangsung mengenai
penggunaan teknik radiosurgikal seperti pisau gamma. Terdapat
dua prosedur yang ditawarkan oleh pusat internasional yang
berkaitan dengan ketersediaan terapi tersebut. Cingulotomi
anterior, melibatkan lesi yang diletakkan pada korteks cingulum
dorsal anterior (Sheth et al., 2013) dan anterior kapsulotomi,
melibatkan lesi yang diletakkan di dalam hubungan frontotalamik inferior dalam tungkai anterior dari kapsula interna (Ruck
et al., 2003, merupakan prosedur yang paling umum
Kesimpulan
Terima Kasih