Você está na página 1de 19

Acute Respiratory Distress

Syndrome
102009002

Skenario 6
Seorang laki-laki berusia 30 tahun
dibawa oleh keluarganya ke RS
Ukrida karena sesak napas.Dia baru
saja dievakuasi dari lokasi
kebakaran.

Masalah Sesak Nafas


Pada PF didapatkan :
Pasien tampak sakit berat
TD 120/80 mmHg
RR : 32x/menit
T 38,3 C
Terdapat retraksi dada
Auskultasi : Ronkhi basah kasar di
seluruh lapang paru

Pendahuluan
ARDS merupakan keadaan gagal nafas secara
akut pada seseorang tanpa adanya kelainan
paru yang mendasari sebelumnya, ditandai :
1. Onset akut
2. Oksigenasi PaO2/FiO2 <200 (hipoksemia
berat)
3. Foto thoraks terdapat infiltrat di kedua
lapang paru
4. Tekanan kapiler paru menurun (<18 mmHg)

Untuk menangani
Primary
Survey

Secondary
Survey

Pengkajian Primer
Airway : PADA KASUS TERDAPAT RONKHI BASAH KASAR
Breathing : RETRAKSI DADA
Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung,
takipneu/bradipneu,
retraksi.
Kesulitan bernafas : lapar udara, diaforesis, sianosis

Circulation : MENURUN KARENA SESAK NAFAS


Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
Gangguan tingkat kesadaran
Penurunan keluaran urine

Disability :

Kesadaran (GCS)

Exposure :

Cek AGD

Secondary Survey
Pemeriksaan fisik yang menyeluruh
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan fisik
Inspeksi :lihat dengan teliti dan menyeluruh, adakah
kelainan yang Nampak jelas (misalnya benjolan), Jalan
nafas dan warna kulit

Palpasi
Perkusi
Auskultasi

Macam-macam
pemeriksaan
Pemeriksaan
Fisik

Pemeriksaan
Penunjang
AGD
Darah rutin
Rontgen
Hasil Lab :
thoraks
PO2 30 mmHg
Tes
Fungsi
PCO2 30 mmHg
ParuPH 7,35
HCO3- 18 mmol/L

Diagnosis ARDS (Acute Respiratory Distress


Syndrome)
diagnosis ARDS ditegakkan dengan kriteria phisiologi, namun
hal ini masih kontroversi. Meskipun begitu, pemeriksaan
laboratorium dan gambaran radiologi mungkin berguna.
pemeriksaan fisik mungkin tidak banyak ditemukan kelainan,
tetapi kemudian didapatkan adanya krepitasi yang meluas
pada lapangan paru dalam waktu yang singkat.
Pemeriksaan laboratorium yang paling dini menunjukkan
kelainan dalam analisis gas darah berupa hipoksemia,
kemudian hiperkapnia dengan asidosis respiratorik pada tahap
akhir.Mula-mula tidak ada kelainan jelas pada foto dada.
Setelah 12-24 jam tampak infiltrat tanpa batas-batas yang
tegas pada seluruh lapangan paru, mirip dengan edema paru
pada gagal jantung tetapi tanpa tanda-tanda pembesaran
jantung dan tanda bendungan lainnya.

Diagnosa banding
Pneumonia : Pneumonia adalah
infeksi pada salah satu atau kedua
paru-paru , Kantung udara akan terisi
cairan atau nanah sehingga
menyebabkan sesak nafas,batuk
berdahak,demam,menggigil,dan
kesulitan bernafas.Infeksi tersebut
bisa disebabkan oleh bakteri,virus ,
ataupun jamur.

Etiologi
Pulmonar
y

Pneumonia
(Viral,Bakteri,Jamur,Pneumositik
Karinii)
Trauma (Emboli lemak,Kontusio
Paru)
Aspirasi (cairan
lambung,tenggelam,cairan
hidrokarbon)
Pulmonary vasculitis
Toxic Inhalasi
Reperfusion
Sepsis gram
Injury (Lung
transplantation)
negative,Hipotermia,Hipertermia,O
bat
Gangguan hematologi
( DIC,Transfusi masiv,Bypass
cardiopulmonal)
Eklampsia,Luka Bakar,Major
trauma,Pankreatitis,Tumor lisis

Non
Pulmonary

Manifestasi Klinis

Setelah cedera akut


distress napas ringan yang
mungkin disertai hiperventilasi.
4 sampai 24 jam berikutnya
hipoksemia dan distress
pernapasan semakin jelas (sianosis, dispnea dan takipnea
berat yang disertai ronki basah ).
bahkan tanda khas dari ARDS adalah tidak membaiknya
sianosis meskipun pasien sudah diberi oksigen

Patogenesis ARDS
Cedera pada
paru

BISA
BERAKIBAT
SISTEMIK
Penurunan
PERFUSI
HIPOKSIA
PELEPASAN
FACTORFACTOR

Kebocoran ke
interstitial
Permeabilitas
>>

Cairan ke
alveoli
menganggu
pertukaran gas

HIPOVENTILASI
ARDS

Surfaktan>
Oedema Paru
Penurunan
Fungsi paru

Komplikasi
Abnormalitas obstruktif terbatas
( keterbatasan aliran udara )
Hipoksemia selama latihan
Sepsis

Penatalaksanaan
A B C D terlebih dahulu diperbaiki
ARDS Intubasi ETT jika tidak ada
kontraindikasi
Ventilasi mekanis
PEEP
Dukungan cairan dan nutrisi
Farmakoterapi dibagi 2 golongan
1. Obat anti inflamasi
2. Obat untuk memperbaiki faal paru

Pencegahan

Tidak ada tindakan pencegahan spesifik yang ditemukan.


Manajemen cairan yang tepat pada pasien dengan risiko
tinggi membantu mencegah terjadinya ARDS karena
pneumonitis aspirasi merupakan faktor risiko untuk ARDS.
Tindakan yang tepat untuk mencegah aspirasi (misalnya,
mengangkat kepala tempat tidur).

KESIMPULAN
ARDS mengakibatkan terjadinya gangguan paru
yang progresif dan tiba-tiba ditandai dengan
sesak napas yang berat, hipoksemia dan
infiltrat yang menyebar dikedua belah paru.
ARDS menyebabkan penurunan dalam
pembentukan surfaktan, yang mengarah pada
kolaps alveolar. Komplians paru menjadi sangat
menurun atau paru-paru menjadi kaku
akibatnya adalah penurunan karakteristik dalam
kapasitas residual fungsional, hipoksia berat
dan hipokapnia

trimakasih

Você também pode gostar