Você está na página 1de 53

ASET TETAP

PSAK 16

Hubungan PSAK 16 dan


PSAK Lain
Bunga
Pinjaman

Penurunan
Aset

PSAK
26

PSAK
48

Aset Tetap
PSAK
16

Sewa

PSAK - Terkait

PSAK
30

PSAK
13 & 19
IAS 25

PSAK
58
Aset Tidak Lancar
yang Dimiliki untuk
Dijual dan Operasi
yang Dihentikan

Investasi Properti
Aset tidak berwujud
Hak atas Tanah

Pengertian Aset Tetap


Definisi Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6)
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada
pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu
periode.

Ciri
Digunakan dalam operasi dan

tdk utk dijual kembali.


Bersifat Jangka panjang dan
biasanya disusutkan
Memiliki wujud.

Tidak
untuk

berlaku

1.

Hak
penambangan

2.

Reservasi
tambang

Pengakuan Aset Tetap


Biaya perolehan aset tetap harus diakui
sebagai aset jika dan hanya jika : (par 7)
a)Besar
kemungkinan
manfaat
ekonomis di masa depan berkenaan
dengan aset tersebut akan mengalir
ke entitas; dan
b)Biaya perolehan aset dapat diukur
secara andal.
4

Pengukuran Awal
Suatu aset tetap yang memenuhi
kualifikasi untuk diakui sebagai aset tetap
pada awalnya harus diukur sebesar biaya
perolehan. (par 15)
Harga
Harga Perolehan
Perolehan
Biaya
Biaya yang
yang dapat
dapat
diartibusikan
diartibusikan secara
secara
langsung
langsung

Biaya
Biaya pembongkaran
pembongkaran
dan
dan pemindahan
pemindahan aset
aset
tetap
tetap dan
dan restorasi
restorasi
lokasi
lokasi aset
aset
5

Komponen Biaya Perolehan


a)

Harga perolehan bea impor dan pajak pembelian


yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon
pembelian dan potongan lain;

b)

Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara


langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi
yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai
dengan keinginan dan maksud manajemen

c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan


aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas
biaya tersebut timbul
ketika aset tersebut diperoleh, atau
karena entitas menggunakan aset tersebut selama
periode
tertentu
untuk
tujuan
selain
untuk
menghasilkan persediaan.
6

Biaya Diatribusikan
Langsung
a) Biaya imbalan kerja yang timbul dari
pembangunan atau akuisisi aset
tetap.
b) Biaya penyiapan lahan untuk pabrik;
c) Biaya handling dan penyerahan awal;
d) Biaya perakitan dan instalasi
e) Biaya pengujian aset apakah aset
berfungsi
dengan
baik
(setelah
dikurangi hasil penjualan produk
tersebut)
f) Komisi profesional
7

Bukan komponen biaya


a) Biaya pembukaan fasilitas baru
b) Biaya pengenalan produk baru
c) Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru
termasuk biaya pelatihan staf
d) Administrasi dan overhead umum
e) Biaya saat alat belum beroperasi penuh
f) Kerugian awal operasi
g) Biaya relokasi dan reorganisasi operasi
entitas.
h) Hasil dari aset sebelum dimanfaatkan (hasil
parkir dari lahan yang belum digunakan).
i) Laba internal jika aset tersebut merupakan
persediaan perusahaan.
8

Pertukaran Aset
Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran
diukur sebesar nilai wajar
kecuali:
Tidak memiliki substansi
komersial, atau
Nilai wajar aset yang diterima
dan diserahkan tidak dapat
diukur secara andal

Substansi
Substansi
Komersial
Komersial
Nilai
Nilai wajar
wajar
Aset
Aset
dipertukarkan
dipertukarkan

Biaya perolehannya diukur dengan


tercatat dari aset yang diserahkan.

jumlah
9

Pengukuran setelah Pengakuan


Awal

Entitas harus memilih antara:


Cost
Cost Model
Model

Revaluation
Revaluation Model
Model

Sebagai kebijakan
akuntansinya, dan
Menerapkan kebijakan
tersebut terhadap
seluruh aset tetap
dalam kelompok yang
sama.

10

Pengukuran setelah Pengakuan


Awal
Cost
Cost Model
Model

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap


dicatat sebesar :
Biaya perolehan dikurangi
Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai
aset

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap


Revaluation
Revaluation Model
Modeldicatat sebesar :
Jumlah revaluasian, yaitu nilai
wajar pada tanggal revaluasi,
dikurangi
Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai
aset
11
yang terjadi setelah tanggal

Model Biaya
Sebagai contoh : PT Berlian membeli peralatan
dengan biaya perolehan Rp 500 juta, pada
tanggal 2 Januari 2010. Entitas mengestimasi
umur manfaat peralatan tersebut adalah 10
tahun, tanpa nilai sisa. Entitas menggunakan
metode penyusutan garis lurus. Pada tanggal
31 Desember 2010, diestimasi rugi penurunan
nilai peralatan sebesar Rp 10 juta.
2 Jan 2010
Peralatan
Rp 500.000.000
Kas
Rp 500.000.000

31 Des 2010
Beban penyusutan
50.000.000
Akumulasi Penyusutan
50.000.000
Rugi Penurunan Nilai
Rp 10.000.000
Akumulasi Rugi Penurunan Nilai Rp
10.000.000
Nilai tercatat per 31 Desember 2010 :
Biaya perolehan
500.000.000
(-) Akum Penyusutan
(50.000.000)
(-) Akum rugi penurunan nilai (10.000.000)
Peralatan-neto 440.000.000

Model Revaluasi
Setelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap
yang nilia wajarnya dapat diukur secara andal harus
dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar
pada
tanggal
revaluasi
dikurangi
akumulasi
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang
terjadi setelah tanggal revaluasi.
Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan
yang cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah
tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah
yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar
pada tanggal neraca. Standar tidak mengharuskan
revaluasi dilakukan setiap tahun. Frekuensi revaluasi
bergantung pada nilai wajar pada aset tetap.

Contoh : PT B memiliki peralatan dengan biaya


perolehan Rp 780 juta yang diperoleh pada
tanggal 2 Januari 2010. Masa manfaat peralatan
tersebut adalah 6 tahun, tanpa nilai sisa. PT B
memilih metode revaluasi untuk peralatan
tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2011 nilai
nilai wajar peralatan tersebut adalah Rp 800 juta.
2 Jan 2010
Peralatan Rp 780.000.000
Kas
Rp 780.000.000
31 Des 2010
Beban penyusutan
130.000.000
Akumulasi Penyusutan
130.000.000

31 Des 2011
Beban penyusutan
130.000.000
Akumulasi Penyusutan
130.000.000
Nilai buku peralatan per 31 Desember 2011 = Rp
780 juta (Rp 130 juta x 2 tahun) = Rp 520 juta.
Selisih Surplus Revaluasi = Rp 800juta-Rp520 juta =
Rp 280 juta.
Metode Proporsional
Peralatan Rp 420.000.000*
Akumulasi Penyusutan
Rp 140.000.000**
Surplus Revaluasi
Rp 280.000.000
*((800 juta 520 juta)/520 juta) x 780 juta
**((800 juta 520 juta)/520 juta) x 260 juta

Metode Eliminasi
Akumulasi Penyusutan
Rp 260.000.000
Peralatan
Rp
260.000.000
Peralatan
Rp 280.000.000
Surplus Revaluasi
Rp
280.000.000

Kondisi 1
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp
100.000 dan akumulasi penyusutan
Rp 55.000 dilakukan revaluasi dan
menghasilkan nilai Rp 65.000.
Akumulasi Penyusutan
Rp 55.000
Aset Tetap
Rp 55.000
Aset Tetap
Rp 20.000
Surplus Revaluasi
Rp 20.000

Kondisi 2
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp
100.000 dan akumulasi penyusutan Rp
55.000
dilakukan
revaluasi
dan
menghasilkan nilai Rp 65.000. Sebelumnya
pernah direvaluasi dengan penurunan Rp
15.000.
Akumulasi Penyusutan
Rp 55.000
Aset Tetap
Rp 55.000
Aset Tetap
Rp 20.000
Keuntungan revaluasi
Rp 15.000
Surplus Revaluasi
Rp 5.000

Kondisi 3
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp
100.000 dan akumulasi penyusutan
Rp 55.000 dilakukan revaluasi dan
menghasilkan nilai Rp 35.000.
Akumulasi Penyusutan
Rp 55.000
Aset Tetap
Rp 55.000
Kerugian penurunan nilai Rp 10.000
Aset Tetap
Rp 10.000

Kondisi 4
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp
100.000 dan akumulasi penyusutan Rp
55.000 dilakukan revaluasi dan
menghasilkan nilai Rp 35.000. Sebelumnya
pernah direvaluasi dengan surplus Rp
4.000.
Akumulasi Penyusutan
Rp 55.000
Aset Tetap
Rp 55.000
Surplus revaluasi
Rp 4.000
Kerugian penurunan nilai Rp 6.000
Aset Tetap
Rp 10.000

Tanah dan Bangunan Investasi Properti


Properti Investasi menurut PSAK 13 adalah:
properti (tanah atau bangunanatau bagian dari
bangunanatau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik
atau
lessee
melalui
sewa
pembiayaan)
untuk
menghasilkan persewaan atau untuk kenaikan nilai
(penguatan modal), atau kedua-duanya, dan tidak untuk:
1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau
2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.

Kriteria Pengakuan Sama dengan PSAK 16.


Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya
perolehan. Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran
awal tersebut.
Setelah pengukuran awal perusahaan dapat memilih
menggunakan metode biaya atau nilai wajar
22

Berikut adalah contoh properti investasi :


1. Tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk
kenaikan nilai dan bukan untuk dijual jangka pendek
dalam kegiatan usaha sehari-hari,
2. Tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaannya di
masa depan belum ditentukan.
3. Bangunan yang dimiliki oleh entitas (atau dikuasai oleh
entitas melalui sewa pembiayaan) dan disewakan
kepada pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi.
4. Bangunan yang belum terpakai tetapi tersedia untuk
disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih
sewa operasi.
5. Properti dalam proses pembangunan atau
pengembangan yang di masa depan digunakan sebagai
properti investasi.

Agar properti dapat diklasifikasikan


sebagai properti investasi, entitas harus
memastikan bahwa properti dapat
memenuhi keduanya :
1.Model kegunaan (untuk menghasilkan
persewaan dan/atau untuk penguatan
modal), dan
2.Model Kepemilikan (dimiliki dan/atau
dimiliki berdasarkan sewa pembiayaan).

Model Kegunaan
Apabila dibandingkan dengan properti
investasi yang mengandung kata untuk
menghasilkan persewaan pada
pengertian aset tetap juga mengandung
istilah yang sama dimiliki.. Untuk
disewakan. Agar dapat membedakannya,
entitas dapat mempertimbangkan properti
dari dua aspek yang saling berhubungan :
1.Penghasil arus kas; dan
2.Tambahan jasa yang signifikan.

1. Penghasil Arus Kas


IAS 40 berpendapat bahwa untuk menghasilkan
persewaan
dan/atau
untuk
menghasilkan
penguatan modal atau keduanya berarti properti
investasi harus menghasilkan arus kas secara lebih
besar dan independen daripada aset lain yang
dimiliki entitas.
IAS 40 dengan jelas menetapkan bahwa hotel yang
digunakan sendiri bukanlah properti investasi
tetapi merupakan properti yang digunakan sendiri
karena menajemen hotel membangunnya sendiri
dan dalam hotel terdapat aset lain seperti furnitur
dan lukisan.
Sebagai tambahan, hotel yang
dimiliki sendiri seharusnya juga memiliki tambahan
jasa untuk para tamu hotel.

2. Signifikansi dari Tambahan Jasa


Guna menghasilkan persewaan dari properti,
entitas mungkin menyediakan tambahan jasa
kepada penghuni properti tersebut. Untuk
mengklasifikasikan properti secara tepat, entitas
harus mengukur seberapa signifikan tambahan
jasa
yang
disediakan.
Entitas
harus
memperlakukan
properti
sebagai
properti
investasi jika jasa yang disediakan kepada
penghuni properti tidak signifikan terhadap
keseluruhannya. Pada kasus lain, jika jasa yang
disediakan kepada penghuni properti tersebut
signifikan maka entitas harus memperlakukan
properti
tersebut
sebagai
properti
yang
digunakan sendiri.

Contohnya adalah ketika pemilik bangunan


suatu kantor menyediakan jasa keamanan dan
pemeliharaan gedung bukanlah jumlah yang
signifikan
dibandingkan
uang
sewa
yang
dibayarkan penghuni bangunan. Namun dalam
kasus yang lain, jasa yang disediakan tersebut
dapat bernilai cukup signifikan. Sebagai contoh,
apabila entitas memiliki dan mengelola hotel, dan
apabila jasa yang diberikan kepada para tamu
hotel merupakan jumlah yang signifikan dari
keseluruhan biaya yang dibayarkan oleh tamu
hotel, maka properti tersebut termasuk properti
yang digunakan sendiri dan bukan properti
investasi.

2. Model Kepemilikan
Selain sesuai dengan model kegunaan
dalam definisi properti investasi, properti
juga harus dimiliki atau dikuasai oleh entitas
melalui sewa pembiayaan sebelum properti
tersebut diklasifikasikan sebagai properti
investasi. Apabila hak atas properti yang
dimiliki oleh lessee melalui sewa operasi
diklasifikasi sebagai properti investasi maka
entitas tidak mempunyai pilihan, harus
menerapkan model nilai wajar.

Pengukuran setelah Pengakuan


Example
Example
Awal
Fair value model (PSAK 13)

Revaluation model (PSAK 16)

Menggunakan
Menggunakan nilai
nilai wajar
wajar

Menggunakan
Menggunakan nilai
nilai wajar
wajar

Perubahan
Perubahan nilai
nilai wajar
wajar diakui
diakui
dalam
dalam laporan
laporan laba
laba rugi
rugi pada
pada
periode
periode terjadinya.
terjadinya.

Perubahan
Perubahan nilai
nilai wajar
wajar diakui
diakui
dalam
dalam laporan
laporan laba
laba rugi
rugi atau
atau
ekuitas.
ekuitas.

Tidak
Tidak ada
ada penyusutan.
penyusutan.

Penyusutan.
Penyusutan.

Mencerminkan
Mencerminkan kondisi
kondisi pasar
pasar
pada
pada tanggal
tanggal neraca.
neraca.

Tidak
Tidak spesifik,
spesifik, hanya
hanya
mengharuskan
mengharuskan secara
secara reguler.
reguler.

30

Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual (PSAK No.


58)

Entitas mengklasifikasikan suatu aset


tidak lancar (atau kelompok lepasan) sebagai
dimiliki untuk dijual jika jumlah tercatatnya akan
dipulihkan terutama melalui transaksi penjualan
daripada melalui pemakaian berlanjut (PSAK
58.8). Dalam hal ini, aset (atau kelompok
lepasan) harus berada dalam keadaan dapat
dijual dengan syarat-syarat yang biasa dan
umum diperlukan dalam penjualan aset (atau
kelompok lepasan) tersebut dan penjualannya
harus sangat mungkin terjadi (PSAK 58.9).

Agar penjualan sangat mungkin terjadi, kelima kondisi


berikut harus terpenuhi:
Manajemen di tingkat yang sesuai harus berkomitmen
terhadap rencana penjualan aset tidak lancar (atau
kelompok lepasan) tersebut.
Sudah memulai program aktif untuk mencari pembeli.
Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) harus
dipasarkan secara aktif pada harga yang pantas sesuai
dengan nilai wajarnya.
Penjualan aset tidak lancar (atau kelompok lepasan)
diperkirakan memenuhi ketentuan pengakuan sebagai
penjualan dalam waktu satu tahun dari tanggal klasifikasi,
kecuali diizinkan di paragraf 12.
Tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan rencana
tersebut mengindikasikan bahwa tidak mungkin terjadi
perubahan signifikan atau pembatalan atas rencana
tersebut (PSAK 58.11).

Pengukuran Aset Tidak Lancar yang


Dimiliki untuk Dijual
Entitas mengukur aset tidak lancar (atau
kelompok lepasan) yang diklasifikasikan
sebagai dimiliki untuk dijual pada nilai yang
lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai
wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual.

Jika entitas telah mengklasifikasikan suatu


aset tidak lancar (atau kelompok lepasan)
sebagai dimiliki untuk dijual, tetapi kriteria
di paragraf 9-12 tidak lagi terpenuhi, maka
entitas menghentikan pengklasifikasian
aset tidak lancar (atau kelompok lepasan)
tersebut sebagai dimiliki untuk dijual.
Untuk aset tidak lancar yang dihentikan
pengklasifikasiannya sebagai dimiliki untuk
dijual (atau dihentikan penggolongannya
dalam kelompok lepasan yang dimiliki
untuk dijual), entitas mengukur yang lebih
rendah antara:

jumlah tercatat aset tersebut sebelum aset (atau


kelompok lepasan) diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual, disesuaikan dengan
penyusutan, amortisasi, atau penilaian kembali
yang telah diakui jika aset (atau kelompok
lepasan) tersebut tidak diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual, dan
jumlah terpulihkan pada saat tanggal keputusan
untuk tidak menjual.
Jumlah terpulihkan adalah nilai tertinggi antara
nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual
dan nilai pakai dari suatu aset.

Penurunan Nilai PSAK 48


PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset, yang membahas:
1. Bagaimana entitas melakukan review atas nilai tercatat aset,
2. Bagaimana menentukan recoverable amount suatu aset, dan
3. Kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.

Penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat aset lebih tinggi


dibandingkan nilai terpulihkan (recoverable amount)
Recoverable amount adalah nilai tertinggi antara nilai wajar
dikurangi biaya penjualan dengan nilai kini penggunaan
aset.
Penurunan nilai diakui di laporan laba rugi
Review penurunan nilai dilakukan setiap pelaporan
Penurunan boleh dapat dibalikkan sebesar yang telah terjadi

36

Penurunan Nilai
Setiap tanggal pelaporan perusahaan harus menguji
apakah terdapat indikasi (external atau internal)
penurunan nilai, jika ada maka dilakukan pengujian
berikut:

37

Ilustrasi Penurunan Nilai


Contoh: Misalkan perusahaan Carita melakukan uji penurunan
nilai untuk peralatannya. Nilai buku dari peralatan tersebut
sebesar Rp200 juta sedangkan nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual sebesar Rp180 juta, dan nilai pakainya Rp205 juta.
Rp200 jt

Rp205 jt
Tdk ada
penurunan
nilai

Rp180 jt

Rp205 jt

38

Ilustrasi Penurunan Nilai


Misalkan informasi yang ada tetap sama untuk PT Carita kecuali nilai pakai
dari peralatannya menjadi Rp175 juta.
Rp20 jt Rugi penurunan nilai
Rp200 jt

Rp180 jt

Rp180 jt

Dr. Rugi penurunan nilai


Cr. Akumulasi depresiasi peralatan

Rp175 jt

Rp20 juta
Rp20 juta

39

AKTIVA TIDAK BERWUJUD


PSAK 19

Ruang Lingkup
Dikecualikan dari penerapan PSAK 19
:
Aset tidak berwujud yang diatur standar
lain (goodwill-PSAK 22)
Aset keuangan (PSAK 50)
Hak penambangan (PSAK 29) dan
sumber daya lain yang tidak dapat
diperbarui

41

1. Pengertian Aset Tidak


Berwujud
Aset non-moneter yang
dapat diidentifikasi tanpa
wujud fisik
Aset:
Adanya kontrol, dan
Keuntungan ekonomis
di masa depan

Keteridentifikasia
n

Pengendalian
Adanya
Keuntungan
Ekonomis di masa
depan

42

2. Pengertian Aset Tidak


Berwujud
Keteridentifikasian

Dapat diidentifikasi:
Dapat dipisahkan/dibedakan, atau
Timbul dari kontrak atau hak legal
lainnya

43

3. Pengertian Aset Tidak


Berwujud
Pengendalian atas Sumber
Daya
Terdapat kontrol, jika:
Mampu memperoleh manfaat ekonomis
masa depan, dan
Dapat membatasi akses pihak lain dalam
memperoleh manfaat ekonomis tersebut

44

4. Pengertian Aset Tidak


Berwujud
Adanya Keuntungan
Ekonomis di masa depan

Manfaat ekonomis yang muncul mencakup:


Pendapatan dari penjualan barang atau
jasa
Penghematan biaya, atau
Manfaat lain dari penggunaan aset
tersebut
45

Contoh
Software komputer
Paten
Copyright
Daftar pelanggan
Lisensi
Kuota Impor
franchise
Hak Pemasaran

46

Pengakuan dan Pengukuran


Prinsip Umum:
Dalam mengakui suatu item sebagai
aset tidak berwujud, entitas perlu
menunjukkan bahwa item tersebut:
Memenuhi definisi aset tidak
berwujud
Memenuhi kriteria pengakuan

47

2. Pengakuan dan
Pengukuran
Kriteria Pengakuan
Aset tidak berwujud harus diakui jika, dan hanya
jika:
Kemungkinan besar entitas akan memperoleh
manfaat ekonomis masa depan dari aset
tersebut, dan
Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur
secara andal.
Dalam menilai kemungkinan:
Menggunakan asumsi masuk akal dan dapat
dipertanggungjawabkan
Estimasi terbaik manajemen
48

3. Pengakuan dan
Pengukuran
Pengeluaran yang tidak memenuhi
kriteria pengakuan diakui sebagai
beban
Aset tidak berwujud pada awalnya
harus diakui sebesar biaya perolehan

49

4. Pengakuan dan
Pengukuran
1.
1. Perolehan
Perolehan terpisah
terpisah

Aset tidak
berwujud dapat
diperoleh dari

2.
2. Akuisisi
Akuisisi sebagai
sebagai bagian
bagian dari
dari
kombinasi
kombinasi bisnis
bisnis
3.
3. Pengakuisisian
Pengakuisisian dengan
dengan hibah
hibah
pemerintah
pemerintah
4.
4. Pertukaran
Pertukaran aset
aset
5.
5. Goodwill
Goodwill yang
yang dihasilkan
dihasilkan internal
internal
6.
6. Aset
Aset tidak
tidak berwujud
berwujud yang
yang
dihasilkan
dihasilkan internal
internal
50

5. Pengakuan dan
Pengukuran
1.
1. Perolehan
Perolehan terpisah
terpisah

Biaya perolehan = harga beli dan


segala biaya yang dapat dikaitkan
secara langsung

2.
2. Akuisisi
Akuisisi sebagai
sebagai bagian
bagian
dari
dari kombinasi
kombinasi bisnis
bisnis

Nilai wajar pada tanggal akuisisi

3.
3. Pengakuisisian
Pengakuisisian dengan
dengan
hibah
hibah pemerintah
pemerintah

Diakui pada nilai wajar atau pada


nilai nominalnya

4.
4. Pertukaran
Pertukaran aset
aset

Nilai wajar, kecuali tidak ada


substansi komersial (nilai tercatat
aset yang dilepas)

5.
5. Goodwill
Goodwill yang
yang dihasilkan
dihasilkan
internal
internal

Tidak boleh diakui sebagai aset


(tidak dapat teridentifikasi)

6.
6. Aset
Aset tidak
tidak berwujud
berwujud yang
yang
dihasilkan
internal
dihasilkan internal
51

Masa Manfaat

Pengukuran setelah pengakuan awal aset tak berwujud


didasarkan pada usia manfaatnya
Entitas harus menilai apakah masa manfaat dari aset tak
berwujud:

Terbatas
Terbatas atau

Jangka waktu atau


jumlah produksi atau
jumlah unit serupa
yang dihasilkan,
selama masa
manfaat

Diamortisasi

Tak
Tak Terbatas
Terbatas

Berdasarkan analisis seluruh faktor


relevan
Tidak ada batas yang terlihat pada
saat ini atas periode yang mana aset
diharapkan menghasilkan manfaat
Tak Terbatas berbeda dengan Tak
Terhingga

Tidak Diamortisasi
52

Amortisasi
Masa
Manfaat
Terbatas

Amortisasi

Dimulai ketika aset tersedia untuk


digunakan
Dihentikan pada waktu yang lebih dulu
antara ketika aset digolongkan sebagai
tersedia untuk dijual (PSAK 58) atau
tanggal ketika aset dihentikan
pengakuannya
Metode harus menggambarkan pola
konsumsi atas manfaat aset.
Dr. Beban Amortisasi xxx
Cr. Aset (atau akumulasi amortisasi)
xxx
53

Você também pode gostar