Você está na página 1de 34

ASUHAN KEPERAWATAN

pada KLIEN dengan


ANSIETAS
Trimeilia S
STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYAH
CILACAP

PENDAHULUAN
ansietas / cemas : istilah yg sangat akrab
dg kehidupan sehari2 yg menggambarkan
keadaan khawatir, gelisah yg tdk menentu,
tdk tentram, kadang2 disertai berbagai
keluhan fisik.
ansietas dpt merupakan suatu sumber
kekuatan, & energi yg dihasilkannya dpt
digunakan utk menghasilkan tindakan yg
konstruktif atau destruktif.

PENGERTIAN
takut : penilaian intelektual dari stimulus yg
mengancam & objeknya jelas
Ansietas atau kecemasan adalah respons emosi
tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif
dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal
(Suliswati, 2005).
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas
dan tidak didukung oleh situasi (Videbeck, 2008).
ansietas : reaksi emosional thd penilaian individu
yg subyektif, yg dipengaruhi oleh alam bawah
sadar & tdk diketahui secara khusus penyebabnya
atau obyeknya tdk jelas

RENTANG RESPONS ANSIETAS


R. Adaptif

antisipasi
panik

R. Maladaptif

ringan

sedang

berat

1. ANSIETAS RINGAN
berhubungan dg ketegangan akan peristiwa
kehidupan sehari-hari
lapang persepsi me, individu akan berhati2
& waspada
individu termotivasi utk belajar
menghasilkan kreatifitas
respons fisiologis : se2kali nafas pendek, nadi
& td me, gejala ringan pd lambung, muka
berkerut, bibir bergetar
respons kognitif : lapang persepsi meluas,
mampu menerima rangsangan yg meluas,
konsentrasi pd masalah, menyelesaikan
masalah secara efektif
respons perilaku & emosi : tdk dpt duduk
tenang, tremor halus pd tangan, suara
kadang2 meninggi

2. ANSIETAS SEDANG
lapang persepsi thd lingkungan menurun
memfokuskan pd hal penting saat ini &
mengesampingkan hal lain
perhatian individu lbh selektif & dpt melakukan
sesuatu lbh terarah
respons fisiologis : sering nafas pendek, nadi &
TD me, gelisah, mulut kering, anoreksia,
diare / konstipasi
respons kognitif : lapang persepsi menyempit,
rangsang dari luar tdk mampu diterima, fokus pd
apa yg menjadi perhatiannya.
respons perilaku & emosi : gerakan tersentak2
(meremas tangan), bicara banyak & cepat,
susah tidur, perasaan tdk aman

3. ANSIETAS BERAT
lapang persepsi menjadi sangat me
cenderung memikirkan hal yg specifik &
mengabaikan hal lain
semua perilaku ditujukan utk mengurangi
ketegangan
individu tdk mampu berpikir realistis &
membutuhkan banyak perhatian & pengarahan
memusatkan pd area lain
respons fisiologis : nafas pendek, nadi & TD
me, berkeringat banyak, sakit kepala,
penglihatan kabur, tegang.
respons kognitif : lapang persepsi sangat
menyempit, tdk mampu menyelesaikan masalah
respons perilaku &emosi : perasaan ancaman
me, verbalisasi cepat, blocking

4. PANIK
terjadi peningkatan aktifitas motorik
penurunan kemampuan berhubungan dg orang
lain
kehilangan pemikiran yg rasional
lapang persepsi sangat sempit individu tdk
dpt mengendalikan diri lagi
tdk dpt melakukan apa-apa walau sudah diberi
pengarahan
respons fisiologis : nafas pendek, rasa tercekik,
palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi
respons kognitif : lapang persepsi sangat sempit,
tdk dpt berpikir logis
respons perilaku & emosi : agitasi, marah,
mengamuk, berteriak2, blocking, ketakutan,
persepsi kacau, kehilangan kendali/kontrol diri

PENGKAJIAN
1. faktor predisposisi
a.teori psikoanalitik
ansietas konflik emosional yg terjadi antara 2
elemen kepribadian : `id` & `super ego`
id : melambangkan dorongan insting & impuls primitif
super ego : mencerminkan hati nurani se2orang & di
kendalikan oleh norma2 budaya
ego : mediator antara tuntutan dari `id` & `super ego`
ansietas berfungsi utk memperingatkan ego ttg suatu
bahaya yg perlu diatasi

b. teori interpersonal
ansietas : terjadi dari ketakutan akan
penolakan interpersonal
dihubungkan dg trauma pd masa
perkembangan : kehilangan, perpisahan
individu hdr rentan mengalami ansietas
c. teori perilaku
ansietas merupakan produk frustasi
segala sesuatu yg mengganggu
kemampuan se2orang utk mencapai tujuan
yg diinginkan
d. kajian biologis
otak mengandung reseptor spesifik utk
benzodiazepines membantu mengatur
ansietas

2. faktor presipitasi
ancaman thd integritas diri & sistem diri yg dpt
membahayakan identitas, harga diri &
integritas fungsi sosial
3. perilaku
a. respons fisiologis thd ansietas
sistem kardiovaskuler : palpitasi, jantung
berdebar, TD me, nadi me, rasa mau
pingsan, pingsan
sistem saluran pernafasan : nafas cepat,
pernafasan dangkal, rasa tertekan pd dada,
rasa tercekik, terengah-engah, pembengkakan
pd tenggorokan

sistem neuromuskuler : peningkatan reflek, reaksi


kejutan, insomnia, ketakutan, gelisah, wajah
tegang, kelemahan secara umum, gerakan lambat
sistem gastrointestinal : kehilangan nafsu makan,
menolak makan, rasa tdk nyaman pd perut, rasa
terbakar, nausea, diare
sistem saluran kemih : tdk dpt menahan bak &
sering kencing
sistem kulit : rasa terbakar pd muka, berkeringat
banyak, gatal2, perasaan panas/dingin pd kulit,
muka pucat

b. respons perilaku kognitif


perilaku : gelisah, ketegangan fisik,
tremor, gugup, bicara cepat, tdk ada
koordinasi, menarik diri, menghindar,
terhambat melakukan aktifitas
kognitif : gangguan perhatian,
konsentrasi hilang, pelupa,
menurunnya lapang persepsi,
blocking, bingung, khawatir yg
berlebihan, hilang menilai objektifitas,
takut berlebihan

Manifestasi Klinis
Keluhan-keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang
mengalami ansietas (Hawari, 2008), sebagai berikut :
khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri,
mudah tersinggung.
Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot
dan tulang, pendengaran berdenging (tinitus), berdebardebar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan
perkemihan, sakit kepala dan sebagainya.

4. mekanisme koping
setiap individu mempunyai pengalaman
berbeda dlm menggunakan mekanisme
koping.
dlm bentuk ringan mekanisme koping yg
digunakan : menangis, tidur, tertawa
olah raga, melamun
bentuk lebih berat spt panik ketdk
mampuan mengatasi ansietas secara
konstruktif awal penyebab perilaku
patologis yg mengancam ego dimana
individu menggunakan energi yg lbh
besar utk mengatasi ancaman tsb.

Mekanisme koping yg digunakan utk mengatasi


ansietas
ada 2 :
1. reaksi yg berorientasi pd tugas (task oriented
reaction) pemecahan masalah secara sadar
utk menanggulangi ancaman stresor secara
realistis :
a. perilaku menyerang (agresif) : mengatasi
rintangan agar memenuhi kebutuhan
b. perilaku menarik diri : menghilangkan
sumber ancaman baik secara fisik maupun
psikologis
c. perilaku kompromi : merubah tujuan2 yg
akan dilakukan atau mengorbankan
kebutuhan personal utk mencapai tujuan

2. mekanisme pertahanan ego ( ego oriented


reaction) membantu mengatasi ansietas ringan &
sedang utk melindungi diri & dilakukan secara tdk
sadar utk mempertahankan keseimbangan
a. kompensasi : proses dimana individu
memperbaiki penurunan citra diri dg secara
tegas menonjolkan kelebihan yg dimilikinya.
cth : Tn. A (42 th) seorg pengusaha merasa
fisiknya pendek sbg sesuatu kekurangan
mencoba mengatasi hal ini dg bertindak agresif
menonjolkan kekuasaannya
b. penyangkalan (denial) : menyatakan
ketdksetujuan
thd realitas tsb paling
sederhana & primitf
cth : Ny. P diberitahu hasil biopsi mamaenya
menunjukan tanda keganasan bertanya
apakah hasil biopsinya tdk keliru dg hasil org lain

c. pemindahan (displacement) : pengalihan emosi yg


semula ditujukan pd individu / benda yg netral /
kurang mengancam thd dirinya.
cth : D (8 th) marah krn baru saja mendpt hukuman
dari ibunya bermain perang-perangan dg
teman2nya
d. disosiasi : pemisahan dari setiap proses
mental/perilaku dari kesadaran atau identitasnya
cth : seorg laki2 yg dibawa ke IGD krn mengamuk,
ternyata tdk mampu menjelaskan kembali kejadian
tsb (lupa sama sekali)
e. identifikasi (identification) : proses dimana individu
mencoba menjadi org yg dikagumi dg mengambil/
menirukan pikiran2, perilaku & selera org tsb
cth : anak S (15 th) mengubah gaya rambutnya
meniru artis yg dikaguminya

f. intelektualisasi (intelectualization): penggunaan


logika & alasan yg berlebihan utk menghindari
pengalaman yg mengganggu perasaannya
cth : seorg wanita menghindari kecemasan thd
pusat perbelanjaan dg mengemukakan alasan bhw
tanpa pergi ke tpt tsb, dia menghemat wkt & uang
g.

introjeksi (introjection) : suatu jenis identifikasi yg


kuat, dimana individu mengambil & melebur nilai2 &
kualitas individu/kelompok kedlm struktur egonya
sendiri, berupa hati nurani
cth : rasa benci/kecewa thd kematian org yg dicintai
dialihkan dg cara menyalahkan diri sendiri

h. isolasi : pemisahan unsur emosional dari suatu


pikiran yg mengganggu dpt bersifat
sementara/berjangka lama
cth : mhs kedokteran membedah mayat pd kls
anatomi tanpa merasa terganggu oleh pikiran ttg
kematian
i. proyeksi : pengalihan pikiran/impuls pd diri sendiri
kpd org lain terutama keinginan, perasaan
emosional & motivasi yg tdk dpt ditoleransi
cth : seorg wanita menyangkal bhw ia mempunyai
perasaan cinta thd temannya berbalik menuduh
bhw temannya tsb mencoba merayunya

j. rasionalisasi : mengemukakan alasan yg logis & dpt


diterima utk membenarkan impuls, perasaan,
prilaku & motif yg tdk dpt diterima
cth : mhs A gagal dlm ujian & mengeluh bhw
penyajian kuliah tdk terorganisir & tdk jelas
k. reaksi formasi : pengembangan sikap & pola
prilaku yg disadari & bertentangan dg apa yg
sebenarnya dirasakan / diinginkan
cth : seorg wanita yg tertarik kpd temannya, ttp
memperlakukan org tsb dg kasar
l. regresi : kemunduran akibat stress thd prilaku &
merupakan ciri khas dari suatu tarap
perkembangan yg lebih dini
cth : nina (6 th) mulai mengompol lagi sejak
adiknya yg baru lahir dibawa pulang dari RS

m. represi : pengesampingan secara tdk sadar ttg


pikiran, impuls/ingatan yg menyakitkan atau
bertentangan
cth : seorg anak yg sangat sedih di tinggal
ibunya, tdk merasakan kesedihan tsb
n. pemisahan (splitting) : sikap mengelompokan org
dianggap semuanya baik/jelek, kegagalan utk
memadukan nilai2 positif & negatif didlm
cth : seorg teman mengatakan kpd anda bhw
anda adl org yg paling hebat, pd hari berikutnya
mengatakan betapa ia membenci anda

o. sublimasi : penerimaan suatu sasaran pengganti


yg mulia
cth : individu gagal mencapai cita2nya utk menjadi
seorg dokter, maka mengalihkannya menjadi seorg
perawat
p. supresi : pengesampingan yg disengaja ttg sesuatu
dari kesadaran individu, kadang2 mengarah pd
represi yg berikutnya
cth : mhs D menyadari bhw pd saat kuliah ia terus
memikirkan kencannya shg mengganggu
perkuliahannya memutuskan utk menghapuskan
pikiran tsb sampai perkuliahan selesai
q. undoing : tindakan yg menghapuskan sebagian
dari tindakan seblmnya
cth : seorg ibu menyesal telah memukul anaknya
memperlakukan anaknya dg penuh kasih sayang

Diagnosa keperawatan
Gangguan pola tidur
Koping individu tdk efektif
Panik
Ansietas berat
Ansietas sedang

INTERVENSI
tujuan : menurunkan tingkat kecemasan & klien
menunjukan cara konstruktif dlm mengatasi
ansietas
prinsip :
ansietas ringan sedang :
reedukatif : melibatkan klien dlm penyelesaian
masalah sadar & konstruktif
ansietas berat panik : melindungi klien dari
bahaya fisik & memberikan rasa aman

intervensi pd klien ansietas berat & panik


tuk 1 : klien dpt membina hubungan saling
percaya
& terhindar dari bahaya
1.1 perkenalkan diri & temani klien
1.2 bersikap terbuka & selalu siap menerima klien
1.3 dorong & dengarkan klien mengungkapkan
perasaannya
1.4 langsung jawab pertanyaan klien
1.5 kaji penyebab ansietasnya
1.6 terima perasaan negatif & positif, termasuk
perkembangan ansietasnya

tuk 2 : klien dpt mengidentifikasi & berusaha


menurunkan situasi yg dpt menimbulkan
ansietas
2.1 tunjukan sikap yg tenang
2.2 ciptakan situasi lingkungan yg tenang
2.3 batasi interaksi klien dg lingkungan
mengurangi impuls yg dpt menimbulkan
ansietas
2.4 identifikasi & modifikasi situasi yg dpt
menyebabkan ansietas
2.5 berikan bantuan terapi fisik (mandi air hangat,
masage)

tuk 3 : klien dpt meyakini ttg mamfaat


mekansme koping
3.1 terima klien apa adanya & jangan menentang
keyakinannya
3.2 kenalkan realitas yg berhubungan dg
mekanisme koping klien dg tdk memfokuskan pd
rasa cemas, takut & keluhan fisik lainnya
3.3 beri klien umpan balik ttg perilaku, stresor,
penilaian stresor & sumber koping
3.4 kuatkan ide2 bhw kesehatan fisik
berhubungan dg kesehatan emosional
3.5 (pd saat yg tepat) beri batasan perilaku yg
maladaptif

tuk 4 : klien dpt melakukan kegiatan yg menarik &


aktifitas yg terjadual
4.1 beri klien aktifitas yg mendukung & menguatkan
perilaku sosial yg produktif
4.2 beri klien latihan fisik sesuai dg minatnya
4.3 bersama klien buat jadual aktifitas yg dpt
dilakukan sehari-hari
4.4 libatkan anggota keluarga & sistem pendukung
lainnya
tuk 5 : klien dpt meningkatkan kesehatan fisik &
psikologis
5.1 beri obat yg membantu menurunkan ansietas
(kolaborasi)
5.2 monitor efek samping obat & berikan pendkes

intervensi pd klien ansietas sedang


tuk 1 : klien dpt menjalin & mempertahankan
hubungan saling percaya
1.1 jadilah pendengar yg hangat & responsif
1.2 beri wkt yg cukup pd klien utk berespon
1.3 beri dukungan pd klien utk
mengekspresikan persaannya
1.4 identifikasi pola perilaku klien atau
pendekatan yg dpt menimbulkan perasaan
negatif
1.5 bersama klien mengkaji perilaku & respons
shg dpt belajar & berkembang

tuk 2 : klien dpt mengenal ansietasnya


2.1 bantu utk mengidentifikasi & menguraikan
perasaannya
2.2 hubungkan perilaku dg persaannya
2.3 validasi kesimpulan & asumsi thd klien
2.4 gunakan pertanyaan terbuka utk mengalihkan dari
topik yg mengancam
2.5 gunakan konfrontasi positif
tuk 3 : klien dpt memperluas kesadarannya thd
perkembangan ansietas
3.1 bantu klien menjlskan situasi & interaksi yg dpt
menimbulkan ansietas
3.2 bersama klien meninjau kembali penilaian klien thd
stresor yg dirasakan mengancam & menimbulkan konflik
3.3 kaitkan pengalaman yg baru terjadi dg pengalaman
masa lalu klien dg relevan

tuk 4 : klien dpt menggunakan mekanisme koping yg


adaptif
4.1 ganti cara klien mengurangi ansietas di masa lalu
4.2 tunjukan akibat maladaptif & destruktif dari respons
koping yg digunakan
4.3 dorong klien utk menggunakan respons koping
adaptif yg dimilikinya
4.4 bantu klien utk menyusun kembali tujuan hidup,
memodifikasi tujuan, menggunakan sumber & mencoba
koping yg baru
4.5 latih klien dg menghadapi ansietas ringan
4.6 beri aktifitas fisik utk menyalurkan energinya
4.7 libatkan pihak yg berkepentingan sbg sumber
& dukungan sosial dlm membantu klien menggunakan
koping adaptif yg baru

tuk 5 : klien dpt menggunakan teknik


relaksasi
5.1 ajarkan klien teknik relaksasi utk
meningkatkan kontrol & rasa percaya diri
5.2 dorong klien utk menggunakan relaksasi
dlm
menurunkan tingkat ansietas

EVALUASI
1. sudahkah ancaman thd integritas fisik/sistem
diri
klien berkurang?
2. apakah perilaku klien mencerminkan
penurunan tingkat ansietas?
3. sudahkah sumber koping klien dikaji &
dikerahkan dg adekuat?
4. apakah klien mengenal ansietasnya sendiri &
mempunyai pandangan thd perasaan tsb?
5. sudahkan klien menggunakan respons koping
adaptif?
6. sudahkan klien belajar strategi adaptif baru utk
mengurangi ansietasnya?
7. apakah klien menggunakan ansietas ringan utk
meningkatkan pertumbuhan atau perubahan
personal?

Você também pode gostar