Você está na página 1de 15

Analisis Kasus

Cybercrime/Cybermedia

Peretasan Situs Presiden SBY


Ringkasan
Kasus

Tgl 8 Januari 2013, website resmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
yang beralamatkan http://www.presidensby.info diretas (hacked).
Peretas yang menggunakan nama alias MJL007 mengubah tampilan laman
www.presidensby.info dengan tampilan Jemberhacker Team, sehingga situs
tidak bisa diakses selama 2 jam
Setelah dilakukan penyelidikan oleh Tim Cyber Mabes Polri diketahui
peretasnya adalah Wildan Yani Ashari.

Peretasan Situs Presiden SBY


Ringkasan
Kasus

Wildan Yani Ashari melakukan aksinya di Warnet tersebut pada pertengahan


2012 hingga 8 Januari 2013.
Wildan merupakan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Balung 2011
jurusan teknik bangunan. Pekerjaan Wildan sehari-hari adalah sebagai
penjaga sekaligus teknisi di Warnet CV Surya Infotama milik Adi Kurniawan,
saudara sepupunya.

Wildan saat
menyerahkan pledoi
kepada majelis hakim

Peretasan Situs Presiden SBY

Perkembang
an
Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo Gatot S Dewa Broto: pelaku

yang meretas situs Presiden SBY bisa dikenakan pasal 35 UU ITE No. 11/2008, karena
orang yang dimaksud telah dianggap dengan sengaja dan tanpa hak memanipulasi,
merubah, merusak, dan lainnya. "Ancamannya diatur di pasal 51 ayat 1 maksimal
penjara 12 tahun dan denda maksimal Rp 12 miliar," kata Gatot.

Hal itu selain menimbulkan pro-kontra. Anonymous hacker bereaksi dengan meng-hack
beberapa situs pemerintah, juga menjadi bahan diskusi di media sosial mengingat
ancaman hukuman yang dianggap terlalu berat. Apalagi jika dibanding-bandingkan
dengan hukuman yang diterima pelaku tindak pidana korupsi seperti Angine Sondakh
yang hanya divonis 4,5 tahun penjara.
Menkominfo Tifatul Sembiring segera merevisi romor yang beredar "Itu ancaman
hukuman, belum dijatuhkan hukuman karena masih dalaml proses penyelidikan oleh
Kepolisian," tegas Tifatul. Ditambahkannya, apa yang mengemuka bahwa ancaman
hukuman 12 tahun itu tidak tepat, karena pasal yang dipakai sebenarnya berbeda.
Dimana, jika dengan pasal 30 maka maksimum hanya 6 tahun penjara, sedangkan
pasal 32 ancaman hukumnya hingga 8 tahun.

Peretasan Situs Presiden SBY

Penyelesaia
n
Jaksa Penuntut Umum menuntut Wildan dengan hukuman penjara 10 bulan, namun

Ketua Majelis Hakim Syahrul Machmud memberikan vonis lebih rendah, yaitu vonis 6
bulan dipotong masa tahanan, artinya masa hukuman Wildan hanya tinggal sebulan
lagi. Selain itu, Wildan juga diwajibkan membayar biayar perkara Rp. 250 ribu atau
subsider 15 hari kurungan.

Menurut Majelis Hakim, Wildan terbukti melakukan peretasan dan mengganti halaman
depan situs SBY dengan Jemberhacker Team. "Terdakwa terbukti secara sah dan
meyakinkan mengubah tampilan laman www.presidensby.info dengan tampilan
Jemberhacker Team, sehingga situs tidak bisa diakses selama 2 jam
Dalam pertimbangannya, majelis hakim menilai perbuatan Wildan salah karena
meresahkan dan merugikan orang lain. Namun Majelis Hakim juga
mempertimbangkan hal-hal yang meringankan Wildan. Hakim menilai Wildan masih
muda, masih bisa dibina, dan juga ingin meneruskan pendidikannya.
Penyidik Cyber Crime Mabes Polri Inspektur Satu Grawas Sugiharto juga sudah
memberikan kesaksian akan menggunakan keahlian Wildan untuk kepentingan
negara. Hacker asal Jember itu rencananya akan dididik dan direkrut oleh Mabes Polri.

Peretasan Situs Presiden SBY


Aspek
Hukum
1. Pasal 30 UU No. 11/2008 tentang ITE
2. Pasal 32 UU No. 11/2008 tentang ITE
3. Pasal 46 UU No. 11/2008 tentang ITE (Ketentuan
pidana pasal 30)
4. Pasal 48 UU No. 11/2008 tentang ITE (Ketentuan
Pidana Pasal 32)
5. Pasal 406 KUHPtentangdefaceatauhacking

Peretasan Situs Presiden SBYAnalisis


Kasus Wildan termasuk dalam jenis cybercrimeUnauthorized Access to Computer System
and Serviceyaitu kejahatan yang dilakukan dengan memasuki/ menyusup ke dalam suatu
sistem jaringan komputer secara tidak sah (illegal), tanpa izin atau tanpa sepengetahuan
dari pemilik sistem jaringan komputer yang dimasukinya.
Hacking dalam kasus ini termasuk dalam jenis kejahatan deface. Deface adalah aktivitas
yang mengotori,menodai, merubah inti dari isi halaman suatu website dengan tulisan,
gambar, ataupun link yang membuat suatu link menjadi melenceng dari perintah
yangdibuat. Sedangkan pengertian dariweb deface adalah melakukan perubahan pada
halaman web depan pada situs-situs tertentu, dilakukan oleh para hacker atau cracker
untuk mengganggu informasi yang dimunculkan pada halaman situs yang dimaksud.
Hacking dilakukan oleh seorang hacker memasuki suatu sistem atau jaringan komputer
untuk menguji keandalan suatu sistem tersebut. Hacker biasanya memang ditugaskan
oleh pemilik sistem untuk menguji dan memperbaiki celah keamanan sistem komputer
mereka. Cracking dlakukan oleh crackerdengan memasuki sistem orang lain secara ilegal
dengan tujuan destruktif ke dalam sistem komputer tersebut.
Motifpelaku kejahatan (cracker)biasanyadengan maksud sabotase ataupun pencurian
informasi penting dan rahasia, membypass password, deface, serta menunjukkan
kelemahan keamanan sistem. Faktor yang mempengaruhi kejahatan ini adalah adanya
akses internet yang tidak terbatas, pekerjaan, kurangnya perhatian pemerintah dan
masyarakat, iseng dan unjuk kebolehan, dan lain-lain.

Nissan Motors vs Nissan


Computer

Latar
Belakang
perusahaan
otomotif

Nissan Motor Co., Ltd. adalah


terbesar kedua di Jepang dimana sebelumnya menggunakan
nama Datsun di Amerika
Serikat hingga tahun 1983
sehingga hingga saat itu produk Nissan menggunakan kedua
nama
Nissan Computer Corporation merupakan perusahaan
penjual PC, Server, dan pengembang dan hosting halaman
web. Perusahaan ini bermarkas di Raleigh, Amerika Serikat
dan didirikan oleh Uzi Nissan yang berkebangsaan Yahudi.
Nama Nissan diambil dari nama keluarga dan berarti
kerinduan akan sebuah harapan dalam bahasa Ibrani

Nissan Motors vs Nissan


Computer

Ringkasan
Kasus

Kasus dimulai ketika Nissan Computer


menggunakan domain nissan.com untuk
website komersialnya
Nissan Motor yang namanya dipatenkan
sejak
tahun
1959
merasa
Nissan
Computer menyabot hak patennya
Tahun 2000, Nissan Motors Corporation
menggugat Nissan Computer Corporation
di bawah kuasa U.S. Anticybersquatting
Consumer Protection Act dengan nominal
$10 juta dan hak eksklusif atas domain
name "nissan.com" dan "nissan.net".

Nissan Motors vs Nissan


Computer

Ringkasan
Kasus

Uzi Nissan menolak tuduhan dari Nissan motors dan berargumen di pengadilan
bahwa ia hanya menggunakan nama keluarganya dalam memilih nama dagang
tersebut, ia tidak berniat untuk mendapatkan keuntungan dari nama itu, dan
tentunya akan menimbulkan kebingungan bagi para konsumen ketika toko
komputer dan perusahaan mobil internasional memiliki nama yang sama.
Pengaduan gugatan dilakukan atas pelanggaran hukum federal dan negara
bagian atas pembajakan domain name, menunjukkan kepada alamat palsu,
dan persaingan tidak sehat yang kemudian dikabulkan. Pengadilan
memerintahkan Nissan Computer Corporation untuk tidak menggunakan kedua
domain name tersebut dengan alasan komersil yaitu dapat menimbulkan
kebingungan bagi konsumen. Nissan Computer Corporation harus mencari
domain name yang lain untuk bisnisnya.

Nissan Motors vs Nissan


Computer

Penyelesaia
federal dan negara n

Pengaduan gugatan dilakukan atas pelanggaran hukum


bagian atas pembajakan nama domain, penunjukan kepada alamat palsu, dan
persaingan tidak sehat yang kemudian dikabulkan
Nissan Computer diperintahkan untuk mengubah judul halaman utama website
nissan.com & nissan.net dan menyatakan bahwa Nissan Computer tidak
berafiliasi dengan Nissan Motor dan tidak menampilkan informasi dan iklan
otomotif lain

Nissan Motor kemudian menampilkan link pesan Nissan Motors Lawsuit


Against Nissan Computer pada halaman nissan.com dan nissan.net. Jika link
tersebut diklik maka pengunjung diarahkan pada ncchelp.org dimana pada
halaman utama dari domain tersebut menampilkan pesan We Are Being
Sued!!!
Pada perkembangan kasus terakhir, pengadilan federal pada tanggal 5 Februari
2008 memutuskan:
1. Kedua belah pihak tidak ada yang memenangkan kasus tersebut.

Nissan Motors vs Nissan


Computer

Penyelesaia
n

Nissan Motors vs Nissan


Computer

Aspek
Hukum

Jika dikaitkan dengan hukum di Indonesia, ada beberapa dasar hukum yang
bisa dijadikan rujukan dalam mengkaji kasus ini, antara lain:
Pasal 23 UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE
Pasal 24 UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE

Nissan Motors vs Nissan


Computer

Analisis

Kasus perseteruan antara Nissan Motors dengan Nissan Computers termasuk


dalam kasus Cybersquatting. Cybersquatting adalah mendaftar, menjual atau
menggunakan nama domain dengan maksud mengambil keuntungan dari
merek dagang atau nama orang lain.
Cybersquatting yang juga dikenal dengan domain squatting dan dalam hukum
federal Amerika Serikat dikenal dengan Anticybersquatting Consumer
Protection Act, merupakan penggunaan nama domain dengan itikad buruk
dengan tujuan untuk mengambil keuntungan dari nama perusahaan besar
yang diambil.
Salah satu teknik cybersquatting yang sederhana adalah ketika pemilik domain
sebenarnya tidak meregister ulang domainnya sehingga digunakan oleh orang
lain secara sengaja. Umumnya praktik cybersquatting juga dilakukan dengan
membeli nama domain yang menggunakan nama-nama bisnis yang sudah ada
atau nama orang orang terkenal dengan maksud untuk menjual nama untuk
keuntungan bagi bisnis mereka.
Penggunaan nama domain biasanya diatur oleh Uniform Domain Name
Resolution Policy (UDRP) yang dikembangkan oleh Internet Corporation for

Nissan Motors vs Nissan


Computer

Penanggula
ngan

Beberapacarayangdapatdigunakanuntukmenghindaricybersquattingadalah:
Menetapkankebijakankhususdalampengawasandanpenegakkanhukum.
Melakukanmonitoringpendaftarandomainbaru.
Membuatportfolioperlindungannamadomain.
Periksatrademarkyangdimiliki.
Perangicybersquattingyangpalingmerepotkanbagiperusahaan.
Menangkappelanggar.
Terlibat langsung dalam Intellectual Property Constituency (IPC) yang
mewakilikepentingan pemilikmerkdagangdanhakciptakeICANN atau PANDI.

Você também pode gostar