Você está na página 1de 23

ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN ENDOKRIN PADA LANSIA


DENGAN PENDEKATAN NANDA NIC NOC

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
Hesty Silvani

Budi Setiawan
Istikomahati
Devi Regina Putri
Halidasia
Zakaria Ahmad Dahlan

M. Makin
Idha Hariyani

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROGRAM B


STIKES MUHAMMADIYAH SAMARINDA TAHUN
AKADEMIK 2015/2016

Perubahan Anatomi dan Fisiologi


Sistem Endokrin pada Lansia
Efek dan usia pada sistem endokrin sedikit lebih
sulit untuk mendeteksi dengan organ tubuh lain.
Walaupun demikian gangguan endokrin lebih
banyak pada usia 40 tahun. Pada wanita, produksi
hormon meningkat dibanding dengan menopause.
Dari pria dan wanita, output anterior pituitary
mengalami penurunan.

Dalam Stockslager (2007),


perubahan fungsi sistem
endokrin secara khusus yaitu :

Penurunan kemampuan mentoleransi stress.

Konsentrasi glukosa darah meningkat dan tetap naik lebih


lama dibandingkan orang yang lebih muda.

Penurunan kadar ekstrogen dan peningkatan kadar FSH


selama menopouse, yang menyebabkan trombosis dan
osteoporosis.

Penurunan produksi progeteron.

Penurunan kadar aldosteron serum sebanyak 50%.

Penurunan laju sekresi kortisol sebanyak 25%.

Masalah-Masalah Dalam
Perubahan Sistem Endokrin Pada
Lansia
Menopouse
a. Konsep
Dalam Boedhi-Darmojo dan Hadi Martono (1999),
menopouse adalah berhentinya haid.
Periode mendahului menopouse ditandai oleh perubahan
somatif dan psikologik. Hal tersebut mencerminkan
perubahan normal yang terjadi di ovarium. Meskipun ada
gejala atau keluhan, periode ini sering dilupakan oleh pasien
maupun dokter. Gejala yang paling sering terjadi pada masa
transisi pra-menopouse ini adalah haid yang tidak teratur.

Menopause dibagi menjadi 4, yaitu :

Menopause dini
Menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun

Menopause Alamiah
Terjadi secara bertahap di usia antara 45 dan 55
tahun

Menopause Terlambat
Terjadi diatas usia 52 tahun.

Menopause buatan
Merupakan akibat dari campur tangan medis yang
menyebabkan berkurangnya atau berhentinya
pelepasan hormone oleh ovarium

PATOFISIOLOGI

Pramenopause : Kekacauan siklus haid,


perubahan psikologis/kejiwaan, perubahan
fisik, perdarahan memanjang dan relative
banyak, terkadang disertai nyeri haid
(dismenorea), usia antara 48-55 tahun,
berlangsung selama 4-5 tahun

Perimenopause : merupakan masa peralihan


dengan siklus haid yang tidak teratur, mulai
mengalami keluhan klimateris, kadar FSH, LH,
dan estrogen bervariasi, kadar progesterone
rendah.

Menopause : Haid berhenti, kadar


estrogen berkurang, perubahan serta
keluhan psikologik dan fisik makin
menonjol, usia antara 56 60 tahun,
berlangsung 3 4 tahun.

Pasca menopause : adaptasi perubahan


psikologik dan fisik, ovarium sudah tidak
berfungsi, hormone gonadotropin
meningkat, keluhan makin berkurang.
Usia 60 65 tahun.

Gejala-Gejala yang sering timbul

Gangguan pada haid: haid menjadi tidak teratur, kadangkadang terjadi perdarahan yang terlalu banyak atau terlalu
sedikit.

Gelombang rasa panas (Hot Flush). Kadang-kadang timbul rasa


panas pada muka, leher dan dada bagian atas, disusul dengan
keluarnya keringat yang banyak. Peasaan panas ini bisa
berlangsung beberapa detik saja, namun bisa berlangsung
sampai 1 jam.

Rasa lelah hebat (Fatigue).

Rasa gatal-gatal pada genitalia disebabkan kulit yang menjadi


kering dan keriput.

Sakit-sakit bisa dirasakan seluruh badan atau pada


bagian tubuh tersebut.

Pusing atau sakit kepala. Keluhan ini bisa


disebabkan oleh banyak hal, misalnya karena
meningginya tekanan darah, adanya gangguan
penglihatan atau bisa juga oleh adanya stres mental.

Insomnia atau keluhan susah tidur, hal ini bisa


disebabkan oleh penyebab fisik maupun psikis.

Palpitasi dan perubahan gerak seksual. Hal ini


disebabkan oleh pengaruh hormonal maupun
pengaruh psikis.

Andropouse
Konsep
Dalam Baziad (2003), pada laki-laki tua, testis masih berfungsi
memproduksi sperma dan hormon testosteron meskipun
jumlahnya tidak sebanyak usia muda. Pada wanita produksi
estrogen berhenti mendadak, sedangkan pada laki-laki dengan
meningkatnya usia produksi testosteron turun perlahan-lahan,
sehingga membuat definisi andropouse pada laki-laki sedikit
sulit. Kadar hormon testosteron sampai dengan usia 55-60
tahun relatif stabil dan baru setelah usia 60 tahun terjadi
penurunan yang berarti.

Meskipun kadar testosteron darah turun, keluhan tidak segera


muncul. Keluhan dapat muncul setelah beberapa tahun
kemudian. Oleh karena itu, para ahli berpendapat bahwa
tidak ada hubungan langsung antara keluhan dengan kadar
hormon. Meskipun sudah lanjut usia, orang laki-laki masih saja
aktif baik secara fisik maupun seksual, bahakan tidak jarang
masih dapat mendapatkan keturunan.

GEJALA KLINIS ANDROPAUSE


1.

Gejala vasomotorik, berupa gejolak panas, berkeringat, susah


tidur, gelisah, dan takut.

2.

Gejala yang berkaitan dengan aspek virilitas, berupa kurang


tenaga, berkurangnya massa otot, bulu-bulu rambut seksual
berkurang, penumpukan lemak di perut, dan osteoporosis.

3.

Gejala yang berhubungan dengan fungsi kognitif dan suasana


hati, berupa mudah lelah, menurunnya aktivitas tubuh,
rendahnya motivasi, berkurangnya ketajaman mental/intuisi,
depresi hilangnya rasa percaya diri dan menghargai dirinya
sendiri.

4.

Gejala yang berhubungan dengan masalah seksual, berupa


turunnya libido, menurunnya aktivitas seksual, kualitas
orgasme menurun, berkurangnya kemampuan ereksi, dan
berkurangnya volume ejakulasi.

Diabetes Mellitus
Konsep
Pada diabetes tipe 2 terdapat dua masalah utama yang
berhubungan dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan
reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya
insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi
dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada
diabetes mellitus tipe 2 disertai dengan penurunan reaksi
intrasel.
Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk
menstimulasi pengambilan glukosa.

Seiring pertambahan usia, sel-sel tubuh menjadi lebih resistant


terhadap insulin, yang mengurangi kemampuan lansia untuk
memetabolisme glukosa. Selain itu, pelepasan insulin dari sel
beta pankreas berkurang dan melambat. Hasil dari kombinasi
proses ini adalah hiperglikemia.
Pada lansia, konsentrasi glukosa yang mendadak dapat
meningkatkan dan lebih memperpanjang hiperglikemia

Diabetes tipe 2 pada lansia disebabkan oleh sekresi insulin


yang tidak normal, resistansi terhadap kerja insulin pada
jaringan target, dan kegagalan glukoneogenesis hepatic.
Penyebab utama hiperglikemia pada lansia adalah
peningkatan resistansi insulin pada jaringan perifer.
Meskipun jumlah reseptor insulin sebenarnya sedikit menurun
seiring pertambahan usia, resistansi dipercaya terjadi setelah
insulin berikatan dengan reseptor tersebut. Selain itu, sel-sel
beta pulau Langerhans kurang sensitif terhadap kadar glukosa
yang tinggi, yang memperlambat produksi glukosa di hati

Tanda dan Gejala


1.

Penurunan berat badan dan kelelahan.

2.

Kehilangan selera makan.

3.

Inkontinensia.

4.

Penurunan penglihatan.

5.

Konfusi atau derajat delirium.

6.

Konstipasi atau kembung abdomen.

7.

Retinopati atau pembentukan katarak.

8.

Perubahan kulit; penurunan nadi perifer, kulit dingin,


penurunan refleks, dan kemungkinan nyeri perifer atau
kebas.

9.

Hipotensi ortostatik.

ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN PENDEKATAN NANDA NIC NOC
PENGKAJIAN
1.

Health Perception - Health Management

2.

Metabolik Nutrisi

3.

Eliminasi

4.

Aktivitas Latihan

5.

Tidur Istirahat

6.

Kognitif Persepsi

7.

Konsep Diri

8.

Role - Relationship (Peran - Hubungan)

9.

Sexuality - Reproduktif (Seksual - Reproduksi)

10. Koping
11. Value

Stress

- Belief (Keyakinan/Kepercayaan)

Diagnosa Keperawatan
1.

Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan


struktur tubuh dan fungsi, perubahan biopsikososial
seksualitas.

2.

Gangguan pola tidur berhubungan dengan cemas,


takut, stres psikologis.

3.

Perubahan proses pikir berhubungan dengan


perubahan fisiologis proses penuaan.

4.

Gangguan harga diri berhubungan dengan gangguan


psikologis; malu, cemas.

Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan


struktur tubuh dan fungsi, perubahan biopsikososial
seksualitas.
Tujuan
NOC : Fungsi Seksual
a. Mengekspresikan kenyamanan
b. Mengekspresikan kepercayaan diri
NIC : Konseling Seksual
1. Bantu pasien untuk mengekspresikan perubahan
fungsi tubuh termasuk organ seksual seiring dengan
bertambahnya usia.
2. Diskusikan beberapa pilihan agar dicapai
kenyamanan

Gangguan pola tidur berhubungan dengan cemas, takut, stres


psikologis.
NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam pasien
diharapkan dapat memperbaiki pola tidurnya dengan criteria :
1. Mengatur jumlah jam tidurnya
2. Tidur secara rutin
3. Meningkatkan pola tidur
4. Meningkatkan kualitas tidur
5. Tidak ada gangguan tidur
NIC : Peningkatan Tidur
1. Tetapkan pola kegiatan dan tidur pasien
2. Monitor pola tidur pasien dan jumlah jam tidurnya
3. Jelaskan pentingnya tidur selama sakit dan stress fisik
4. Bantu pasien untuk menghilangkan situasi stress sebelum jam tidurnya.

Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan


fisiologis proses penuaan.
NOC : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2 x 24 jam pasien
diharapkan dapat meningkatkan daya ingat dengan criteria :
1. Mengingat dengan segera informasi yang tepat
2. Mengingat informasi yang baru saja disampaikan
3. Mengingat informasi yang sudah lalu

NIC : Latihan Daya Ingat


1. Diskusi dengan pasien dan keluarga beberapa masalah ingatan
2. Rangsang ingatan dengan mengulang pemikiran pasien kemarin dengan
cepat
3. Mengenangkan tentang pengalaman di masa lalu dengan pasien

Gangguan harga diri berhubungan dengan gangguan psikologis;


malu, cemas.
NOC : Setelah dilakukan tindakan intervensi keperawatan selama 2 x 24 jam
pasien diharapkan akan bisa memperbaiki konsep diri dengan kriteria :
1. Mengindentifikasi pola koping terdahulu yang efektif dan pada saat ini
tidak mungkin lagi digunakan akibat penyakit dan penanganan(pemakaian
alcohol dan obat-obatan; penggunaan tenaga yang berlebihan)
2. Pasien dan keluarga mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaan dan
reaksinya terhadap penyakit dan perubahan hidup yang diperlukan
3. Mencari konseling professional, jika perlu untuk menghadapi perubahan
akibat penyakitnya
NIC : Peningkatan harga diri
1. Kuatkan rasa percaya diri terhadap kemampuan pasien mengendalikan
situasi
2. Menguatkan tenaga pribadi dalam mengenal dirinya
3. Bantu pasien untuk memeriksa kembali persepsi negative tentang dirinya.

TERIMA
KASIH

Você também pode gostar