Você está na página 1de 13

Adab Berpakian Bagi Lakilaki Menurut Ajaran

Agama Islam

Dalil




Artinya : Hai anak Adam, Sesungguhnya kami Telah menurunkan


kepada kalian Pakaian untuk menutup aurat kalian dan
Pakaian indah untuk perhiasan. dan Pakaian takwa Itulah
yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari
tanda-tanda kekuasaan Alloh, Mudah-mudahan mereka selalu
ingat.(QS. Al Araaf [7]: 26)

Tafsir
Allah memberikan kegembiraan kepada bani
Adam dengan mengnugerahkan pakaian sebagai kebutuhan
sandang yang fital maupun pakaian keindahan seperti
masalah makanan, minuman dan kebutuhan-kebutuhan
lainnya. Dan Alloh pun menjelaskan penganugerahan nikmatNya tersebut bukan sebagai sarana pelengkap semata-mata,
bahkan ada tujuan lain yang lebih besar yaitu sebagai media
untuk menunjang ibadah dan ketaatan. Oleh karena itu,
pakaian yang paling baik adalah pakaian taqwa yang berupa
kebaikan hati dan jiwa ( Tafsir Taisir Kairir Rohman )

Dalil



Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaian kalian
yang indah di setiap (memasuki) mesjid,
makan dan minumlah, dan janganlah
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Alloh tidak
menyukai
orang-orang
yang
berlebihlebihan.(QS. Al Araaf [7]: 31)

Tafsir
Setelah Allah menganugerahkan pakaian untuk
menutup aurat dan pakaian indah untuk perhiasan, maka
Alloh pun memerintahkan bani Adam untuk menutup aurat
mereka disaat sholat, baik sholat wajib maupun sholat
sunnah. Menutup aurat dengan pakaian berarti menghiasi
badan tersebut sebagaimana jika aurat terbuka (bahkan
dipajang) yang merupakan tindak pelecehan dan
keburukan. Dari ayat diatas dapat diambil hukum lainya
seperti:
1)Perintah menutup aurat di saat sholat.
2)Perintah memperbagus pakaian sholat (bersih dan rapi).
3)Perintah menjaga kebersihan pakaian dari kotoran dan
Najis.

Adab Berpakian laki-laki


1.Bagi laki-laki di larang memakai sutra dan emas secara mutlak

Janganlah memakai sutra, karena siapa saja yang memakainya didunia, maka
diakhirat dia tidak akan memakai-nya lagi.(HR. Bukhori: 5834 dan Muslim: 2069)
Alasannya ilmiah kenapa bagi kaum laki laki tidak diperbolehkan
memakai emas :
para ahli fisika telah menyimpulkan bahwa atom pada emas mampu menembus ke dalam
kulit dan masuk ke dalam darah manusia, dan jika lelaki mengenakan emas dalam jumlah
tertentu dan dalam jangka waktu yang lama, maka dampak yang ditimbulkan yaitu di dalam
darah dan urine akan mengandung atom emas dalam prosentase yang melebihi batas.
Peristiwa ini juga dikenal dengan sebutan migrasi emas. Apabila hal ini terjadi, maka
akan mengakibatkan penyakit Alzheimer yang menyebabkan PIKUN dan mengurangi kinerja
otak sebelem usia nya. Penyakit ini belum ada obatnya.

2. Lebih utama memakai pakaian yang berwarna putih, meskipun


warna yang lainnya diperbolehkan. Dan bukan transparan

Rosulullahsholallahu alaihi wa sallambersabda:

Pakailah pakaian putih, karena dia lebih suci dan lebih bagus.
Dan kafanilah mayit kalian dengan kain putih tersebut.(HR.
Ahmad: 20239 dan Tirmidzi: 2819, ia berkata: ini hadits hasan
shohih)
3.Tidak boleh memakai pakaian lawan jenis seperti laki-laki
memakai pakaian wanita atau sebaliknya.
Rosulullahsholallahu alaihi wa sallambersabda:

Allah melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita


yang memakai pakaian laki-laki.(HR. Adu Duad: 4/157, An-Nasai:
371)

4. Memulai memakai pakaian dari kanan.


Aisyahrodhiallohu anhaberkata:

Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam menyenangi memakai sesuatu dari


bagian kanan dalam setiap perbuatan, baik dalam bersandal, berjalan maupun
bersuci.(HR. Muslim: 67 atau 268)

5.Berdoa disaat berpakaian:


(
)







Segala puji bagi Alloh yang menganugerahkan pakaian ini kepadaku


sebagai rizeki-Nya, tanpa daya dan kekuatan dariku.

Isbal ( memanjangkan pakaian )



Isbal (
) bermaksud: Melabuhkan pakaian (seperti seluar, jubah, kain
sarung dan semua jenis pakaian) sehingga menutup buku lali (mata kaki). Atau
pakaian labuh yang menyentuh bumi (mencecah tanah) sehinggga diseret.
Rosulullohsholallohu alaihi wa sallambersabda:

(Kain yang melebihi mata kaki tempatnya dineraka.(HR. Bukhori: 5787)

Alloh tidak akan melihat orang yang memanjangkan bagian (melebihi mata
kaki) karena sombong.(HR. Bukhori: 5788 dan Muslim: 48, 2087)
Sedangkan bagi wanita muslimah diperintahkan untuk memanjangkan pakaian
hingga menutup kedua kakinya dan mengulurkan jilbab (kerudungnya) hingga
menutupi kepala, tengkuk, leher, dan dadanya

Ber-Isbal Adalah Sebahagian Daripada Kesombongan


Berkata Ibnu Hajar rahimahullah:

Sesungguhnya isbal itu ialah melabuhkan pakaian, melabuhkan


pakaian itu adalah suatu kesombongan walaupun tidak bermaksud
(berniat) untuk sombong. (Rujuk: Fathul Bari, 10/264)
Rasulullah sallallahu alaihi wa-sallam bersabda:


Berjaga-jagalah kamu dari berisbal, sesungguhnya isbal itu perbuatan


sombong. (Dikeluarkan oleh Ahmad 5/63-64. Isnadnya sahih)

Ber-Isbal Kerana Lupa, Tidak Sengaja Dan Kerana Terlalu Marah


Jika bersolat dalam keadaan isbal (berpakaian labuh) kerana lupa (tidak
disedari), tidak disengajakan atau dalam keadaan marah, maka tidak ada
hukum baginya (sah solatnya). Ini berdasarkan beberapa hadis Rasulullah
terutamanya tentang cara pakaian baginda dalam solat semasa kesiangan:

Sesungguhnya setelah didapati matahari telah kelihatan, Rasulullah sallallahu


alaihi wa-sallam keluar (solat) tanpa disengajakan (tidak disedarinya) baginda
berpakaian labuh. (H/R Bukhari 2/526, 547 dan 10/355. An-Nasaii 3/127, 146
dan 152. No. 1464, 1491, 1492 dan 1502)

Dari Imran bin Husin dalam kisah sujud sahwi bahawasanya baginda sallallahu
alaihi wa-sallam keluar (solat) dalam keadaan marah dan dalam keadaan labuh
pakaiannya. (Dikeluarkan oleh Muslim 1/99, 404. No. 101, 574. Abu Daud
1/618. No. 1018. An-Nasaii 3/26. No. 1237. Ibn Majah 1/384. No. 1215.)

Had Isbal


















.

.

:




!







.



:








Dari Abdullah bin Umar radiallahu anhuma berkata: Aku pernah melintas
(di hadapan) Rasulullah sallallahu alaihi wa-sallam dan dengan
mengenakan pakaian labuh. Maka baginda bersabda: Wahai Abdullah!
Naikkan/ tinggikan kainmu. Maka aku menaikkannya. Baginda bersabda
lagi: Tambahkan (naikkan) lagi. Maka aku tambah lagi. Kemudian saya
terus tidak meninggalkan cara berpakaian yang seperti selepas itu.
Beberapa kaum yang bersama bertanya: Sampai ke paras mana? Baginda
bersabda lagi: Pertengahan betis (Hadis Riwayat Muslim dalam Sahihnya,
3/1650, No. 2086. Imam Baihaqi dalam Sunan al-Kubra. 2/43)

TERIMAKASIH

Você também pode gostar