Você está na página 1de 15

ANALISIS PROKSIMAT

Analisis Proksimat

Dikembangkan di Weende Experiment Station di Jerman Barat


oleh Henneberg dan Stohmann pada tahun 1856 - 1863, yaitu cara
analisis bahan pakan berdasarkan komposisi kimia dan
kegunaannya.
Dikenal dengan Analisis Wende.
Sekarang juga dikenal analisis proksimat yaitu hasilnya hanya
mendekati hasil yang sesungguhnya.
Terdiri dari penetapan kadar :
1. Air atau Bahan Kering (BK)
2. Protein Kasar (PK)
3. Lemak Kasar (LK)
4. Serat Kasar (SK)
5. Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN)
6. Abu / Mineral / Bahan Organik (BO)

II.

PENETAPAN BAHAN ORGANIK (ABU)

Prinsip : Dengan pemansan dalam tanur pada suhu 550-600C semua BO


akan terbakar. Bahan organik anorganik yang tidak terbakar disebut
abu.
Abu : Sisa dari pembakaran sempurna suatu bahan.
Pembakaran Sempurna : adalah pembakaran sampai semua senyawa organik
menguap.

III. PENETAPAN KADAR PROTEIN KASAR (PK)


Protein kasar adalah semua zat yang mengandung nitrogen.
Metode yang sering digunakan dalam analisa protein adalah metode
Kjeldhal yang melalui proses destruksi, destialsi, titrasi dan perhitungan.
Dalam analisis ini yang dianalisis adalah unsur nitrogen bahan, sehingga
hasilnya harus dikalikan dengan faktor protein untuk memperoleh nilai
protein kasarnya.
Faktor 6,25 berasal dari 100/16 yaitu sebagian besar protein mengandung
16% N.

Prinsip : As. Sulfat pekat (H2SO4) dengan katalisator CuSO4 dapat memecah
ikatan Nitrogen organik menjadi NH4SO4, kecuali ikatan N = N, NO
dan NO2. dalam suasana alkali (NH4)2SO4 akan melepaskan NH3 yang
kemudian ditampung dalam beaker glass yang berisi H3BO3 3 % yang
telah diberi indikator campuran. Selanjutnya dititrasi dengan HCl 0,1 N
sampai titik akhir titrasi

PENETAPAN PROTEIN KASAR DGN KJELDAHL


1. PROSES DESTRUKSI (OKSIDASI)
Pengubahan N-protein menjadi amonium sulfat sampel dipanaskan
dengan H2SO4 pekat dengan katalisato CuSO4 /K2SO4 dapat memecah
semua ikatan N dlm bhn. Pkn. menjadi (NH4)2SO4, kecuali ikatan N=N.
NOdan NO2. (amonia dalam asam sulfat terdapat dalam bentuk amonium
sulfat).
CO2 dan H2O terus menguap, SO2 yang terbentuk adalah dari hasil reduksi
sebagian H2SO4 yang juga akan menguap.

N-organik + H2SO4

CO2 + H2O + (NH4)2SO4 + SO2

Katalisator Se/Hg/Cu
Campuran Selen 2,5 g SeO2, 100 g K2SO4, 30 g CuSO4 . 5H2O
Destruki dihentikan setelah larutan berwarna hijau jernih.

2.

PROSES DESTILASI (PENYULINGAN)

Larutanhijau jernih dari hasil destruksi didinginkan, kemudian


diencerkan dengan aquades (tujuan untuk mengurangi reaksi yang
hebat pada saat ditambah alkali (NaOH 40%).
Hasil destilasi yang merupakan NH3 dan air ditangkap oleh larutan
H2SO4 0,1 N + indikator ungu membentu senyawa (NH4)2SO4.

2 NH3 + 2 H2SO4
3.

(NH4)2SO4 + H2SO4

PROSES TITRASI
amoonium borat yang terbentuk dititrasi dengan HCl 0,1 N. Titrasi
dihentikan jika larutan berubah warna dari biru ke merah muda (indikator
BCG-MR).

IV. PENETAPAN KADAR LEMAK KASAR


Prinsip : Lemak dapat diekstraksi dengan menggunakan eter atau zat pelarut
lemak yang lain menurut Saxhlet.
Bila eter atau pelarutnya diuapkan maka akan tertinggal lemak
kasarnya.
Lemak Kasar :
Campuran dari berbagai senyawa yang larut di dalam pelarut lemak (eter,
chloroform, petroluem benzene) yaitu : lemak murni (trigliserida), as.
Lemak bhebas, vit. Yang larut dalam lemak, karoten, klorofil, pigmen,
sterol, fosfolipid, lili, dsb.
Ekstrak Eter : karena diekstraksi menggunakan eter.

Penetapan Kadar Lemak Metode Hidrolisis (Weibull)


Prinsip
Ekstraksi lemak dengan pelarut non polar setelah sampel dihidrolisis dalam
suasana asam untuk membebaskan lemak yang terikat.
Pereaksi
HCl 25%, n-heksana, kertas lakmus
Cara Kerja
1.
Timbang seksama 1 g - 2 g cuplikan ke dalam gelas piala;
2.
Tambah 30 ml HCl 25% dan 20 ml air serta beberapa butir batu didih;
3.
Tutup gelas kimia dengan kaca arloji dan didihkan selama 15 menit;
4.
Saring dalam keadaan panas dan cuci dengan air panas sehingga tidak
bereaksi dengan asam lagi
5.
Keringkan kertas saring berikut isinya pada suhu 100 o C - 105o C;
6.
Ekstraksi dengan heksana pelarut lemak selama 2 jam - 3 jam pada suhu
lebih kurang 80" C;
7.
Suling larutan heksana atau pelarut lemak lainnya dan keringkan ekstrak
lemak pada suhu 100o c - 105o c;
8.
Dinginkan dan timbang sampai bobot konstan

Penetapan Kadar Lemak Metode Hidrolisis (Weibull)

V. PENETAPAN SERAT KASAR


Prinsip : Semua senyawa organik akan larut dalam perebusan dengan H2SO4
1,25% dan dengan NaOH 1,25% yang masing-masing selama 30
menit, kecuali SK dan Abu. Bila ampas yang larut dibakar sempurna
maka SK-nya akan menguap menjadi gas dan sisanya Abu.
Serat Kasar : Semua senyawa organik yang tidak larut bila direbus dengan
H2SO4 1,25% dan NaOH 1,25%, masing-masing selama 30 menit.
Tujuan Penambahan H2SO4 :
Untuk menguraikan senyawa N dalam bahan pakan.
Tujuan Penambahan NaOH :
Untuk menguraikan (penyabunan) lemak dalam pakan, sehingga mudah larut.

PENETAPAN SERAT KASAR


Prinsip Ekstraksi sampel dengan asam dan basa untuk
memisahkan serat kasar dari bahan lain
Pereaksi H2SO4 1,25 %; NaOH 3,25 %; etanol 96%; kertas
saring Whatmann 54, 541 atau 41
Cara Kerja
1.Timbang seksama 2 g - 4 g cuplikan. Bebaskan lemaknya
dengan cara ekstraksi cara soxlet atau dengan cara mengaduk
mengenap tuangkan. Keringkan contoh dan masukkan ke
dalam erlenmeyer
2.Tambahkan 50 mL H2SO4 1,25 % dan didihkan selama 30
menit
3.Tambahkan 50 mL NaOH 3,25 % dan didihkan selama 30
menit

PENETAPAN SERAT KASAR


Cara Kerja
4. Saring dengan corong buchner dengan kertas saring tak
berabu
5.Cuci endapan dengan H2SO4 1,25% panas, air panas
dan etanol 96%
6.Keringkan pada suhu 105oC, dinginkan dan timbang
sampai bobot konstan
7.Bila kadar serat lebih dari 1%, abukan kertas saring dan
isinya, timbang sampai bobot konstan

Penetapan Kadar Serat Kasar


Jika < 1 %

Jika > 1 %

Você também pode gostar