Você está na página 1de 49

INFEKSI HIV- AIDS PADA ANAK

dr Yustina Rosanti SpA


SMF ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD SIDOARJO

EPIDEMIOLOGI
Dunia Desember 2005

Jumlah ODHA 2005


Total
40,3 Juta (36,7 45,3 Juta)
Dewasa
38,0 Juta (34,5 42,6 Juta)
Perempuan
17,5 Juta (16,2 19,3 Juta)
Anak <15th
2,3 Juta (2,1 2,8 Juta)
Orang yang baru terinfeksi 2005
Total
4,9 Juta (4,3 6,6 Juta)
Anak <15th
700.000 (630.000 820.000)
Kematian akibat AIDS 2005
Total
3,1 Juta (2,8 3,6 Juta)
Dewasa
2,6 Juta (2,3 2,9 Juta)
Anak <15 th 570.000 (510.000 670.000)
Setiap hari di dunia orang muda terinfeksi HIV setiap 15 detik
Hampir 1.800 bayi per hari lahir telah terinfeksi HIV

DEFINISI

HIV dan AIDS

Acquired ImmunoDeficiency Syndrome

A
I
D
S

= Acquired, bukan turunan


= Melemahkan sistem kekebalan
Pengurangan sel darah putih tertentu di
=
dalam sistem kekebalan.
Sindrom, kelompok gejala atau sakit yang
=
diakibatkan oleh infeksi HIV

DEFINISI
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)
= Sindrom defisiensi imun yang didapat
= Kumpulan gejala yang merupakan akibat
menurunnya sistem kekebalan tubuh yang
disebabkan terinfeksi HIV
Etiologi : Human immunodeficiency virus (HIV)
Reseptor sapesifik : molekul CD4

SEJARAH ALAMI INFEKSI HIV


HIV dapat ditularkan selama tahah-tahap berikut ini:
Eroconversion
Infeksi HIV, antibody berkembang
Asymptomatic
Tidak ada tanda-tanda HIV, sistem kekebalan mengontrol
produksi virus.
Symptomatic
Tanda-tanda fisik terinfeksi HIV, beberapa supresi kekebalan.
AIDS
Infeksi oportunistik, tahap akhir penyakit.

Struktur HIV
Famili Retrovirus
Jenis virus RNA
Struktur :
Selubung (envelope)
capsid
Inti (core)

Target

HIV didapatkan di

darah
cairan sperma, vagina
air susu ibu

Transmisi pada anak

Jarum suntik yang


tercemar, transfusi
darah dan
komponenenya

Ibu ke bayi, infeksi


perinatal (intrauterin,
plasenta, ASI)

Penularan HIV pada Bayi


Melalui mother to child
transmission (MTCT)

Persalinan
10%
10-5%

ARV

10-15%

Mekanisme Penularan HIV


dari ibu ke Anak/bayi
Infeksi melewati plasenta

Persalinan
ASI

Sumber Infeksi
Darah Ibu
Placenta
Cairan Amnion
Sekresi Cervicovaginal
ASI

Rute Infeksi
Sirkulasi Umbilikal
Kulit
Mukosa membran
- Sal. Pencernaan
- Sal. Pernafasan

Waktu & Risiko Penularan HIV


dari ibu ke anak

Persalinan

Masa Kehamilan
0-14 mg
1%

14-36mg
4%

Semua tanpa ASI

36 mg
Selama
kelahiran persalinan
12 %

8%

Post partum melalui ASI


0-6 bln

6-24 bln

7%

3%

15-25 %

Semua dengan pemberian ASI sampai 6 bulan

25-3

Semua dengan pemberian ASI sampai 18-24 bulan 30-45 %

Penularan HIV melalui ASI


SERING TERJADI:
VL ibu yang tinggi
Penyakit tingkat lanjut
Defesiensi imun
Lama pemberian ASI
Adanya infeksi payudara
Adanya fissura pada putting susu
JARANG TERJADI
Ibu yang malnutrisi
ASI dicampur dengan susu formula
Luka pada mulut bayi

Resiko dan waktu penularan


7 bayi
tertular
selama
kehamilan

15 bayi
tertular
selama
persalinan

13 bayi tertular
selama menyusui
terutama pada
minggu minggu
awal

HIV/AIDS:
epidemi yang tersembunyi
Orang dengan AIDS

Orang dengan
penyakit terkait HIV

Orang dengan
inf HIV yang
tanpa gejala

BAGAIMANA HIV MENJADI AIDS

TRANSMISI VIRUS
2-3 MINGGU

INFEKSI AKUT
2-3 MINGGU

SEROKONVERSI (RECOVERY)
2-4 MINGGU

ASIMPTOMATIK
3-10 TAHUN

SIMPTOMATIK ( AIDS)
1-3 TAHUN TANPA TERAPI

AIDS LANJUT MATI

GEJALA NON SPESIFIK INFEKSI HIV PADA


ANAK

Demam

Limfadenopati (diameter > 0,5 cm pada 2


tempat/lebih)
Gangguan pertumbuhan
Kehilangan BB (10% atau lebih)
Diare
Hepatomegali
Splenomegali
Parotitis

INFEKSI OPORTUNISTIK HIV PADA ANAK

Pneumonia
(PCP=Pneumocystic carinii pneumonia)

Tuberkulosis
Kandidiasis
Infeksi cryptococcus
Infeksi mikrobakteria atipik

Infeksi Oportunistik yang tersering

Division Epidemiology, Department of Communicable Diseases Control, MOPH, Thailand

KLASIFIKASI KLINIS HIV


ANAK MENURUT WHO
Stadium

klinis I
Stadium klinis II
Stadium klinis III
Stadium klinis IV

STADIUM KLINIS I

Asimtomatik
Limfadenopati

generalisata
Hepatosplenomegali

STADIUM KLINIS II

Infeksi sal. napas atas kronis atau kambuh (otitis


media, otorhoea, sinusitis > 2 episode dalam 6 bln)
Pruritic papular eruption
Herpes zoster (> 1 episode dalam 6 bulan)
Ulkus oral rekurens (> 2 episode dlm 6 bln)
Lineal gingiva erythema (LGE)
Keilitis angularis
Pembesaran parotis
Dermatitis seboroika
Infeksi Human papilomavirus yang luas atau infeksi
moluskum (>5% tubuh)
Infeksi jamur kuku

STADIUM KLINIS III

Malnutrisi sedang tanpa etiologi jelas yang tidak membaik


dengan terapi standar
Diare persisten tanpa etiologi yang jelas (>14 hari)
Demam tanpa etiologi jelas (intermiten atau konstan, >1bl)
Kandidiasis oral (di luar masa neonatus)
Oral hairy leukoplakia (OHL)
TBC paru
Dugaan pneumonia bakteri kambuhan berat (>2 episode/6 bl)
Necrotizing ulcerative gingivitis/peridontitis akut
Pneumonitis limfoid interstitialis (LIP)
Anemia (<8 g/dL), neutropenia (<1.000/mm3), atau
trombositopenia (<30.000/mm3) >1 bulan
Penyakit paru terkait HIV kronis, termasuk bronkiektasis
Kardiomiopati atau nefropati terkait HIV

STADIUM KLINIS IV

Dugaan diagnosis dapat dibuat berdasarkan tanda


klinis atau investigasi sederhana

Malnutrisi berat atau wasting berat tanpa etiologi


jelas yang tidak membaik dengan terapi standar
Pneumonia pneumosistis
Dugaan infeksi bakteri berulang yang berat (>2
episode dalam 1 tahun, mis: empiema, piomiositis,
infeksi tulang atau sendi, atau meningitis selain
pneumonia)
Infeksi Herpes simpleks orolabial atau kulit yg
kronis (lamanya >1 bulan)
TB ekstra paru
Sarkoma Kaposi
Kandidiasis esofageal
Toksoplasmosis SSP
Ensefalopati HIV

STADIUM KLINIS IV

Dugaan diagnosis dapat dibuat berdasarkan tanda


klinis ataui investigasi sederhana

Infeksi CMV (retinitis atau infeksi organ lain selain


hati,limpa, atau kel. limfe dengan onset pd umur > 1
bulan)
Meningitis Cryptococcus (atau penyakit ekstra paru lain)
Setiap mikosis endemis diseminata (Histoplasma,
Koksidioidomikosis atau Penisiliosis ekstra paru)
Kriptosporidiosis
Isosporiasis
Infeksi Mikobakteria non-TB diseminata
Kandidiasis trakea, bronkus, atau paru
Fistula rekto-vesiko yang terkait HIV
Limfoma non Hodgkin serebral atau sel B
Progressive Multifocal Leukoencephalopathy (PML)

KLASIFIKASI KLINIS
MENURUT CDC
Kategori

E:
Kategori N:
Kategori A:
Kategori B:
Kategori C:

Terpajan melalui perinatal


Asimptomatis
Simptomatis ringan
Simptomatis sedang
Simptomatis berat

The Working Group on ARV and Medical Management of


HIV-infected children

Kategori E

Anak yang lahir dari ibu HIV (+)

Status infeksi HIV belum diketahui

Kategori N
Anak yang tidak mempunyai gejala dan
tanda sebagai akibat infeksi HIV atau
yang haya ada satu keadaan seperti
terdapat pada kategori A

Kategori A (simptomatis ringan)


Anak dengan >2 keadaan berikut ini tetapi tidak terdapat
keadaan seperti terdapat pada kategori B dan C
1. Limfadenopati
(>0.5 cm pada > 2 tempat; bilateral = 1 tempat)
2. Hepatomegali
3. Splenomegali
4. Dermatitis
5. Parotitis
6. Infeksi saluran pernapasan atas, sinusitis atau otitis
media yang kambuh atau menetap

Kategori B (simptomatis sedang)


Anak yg mempunyai keadaan bergejala di luar dari kategori A atau C. Contoh:
1. Anemi, netropeni, atau trombositopeni yg menetap >30 hari
2. Meningitis bakterial, pneumonia, atau sepsis (satu episode)
3. Kandidiasis orofarings yg menetap >2 bulan pd umur >6 bulan
4. Kardiomiopati
5. Infeksi Cytomegalovirus dengan onset pada usia <1 bulan
6. Diare yg berulang atau kronis 7. Hepatitis
8. Stomatitis Herpes simplex virus (HSV) yg kambuh >2 episode dlm waktu 1 thn
9. Bronkitis HSV, pneumonitis, atau esofagitis dgn onset pd usia <1 bulan
10. Herpes zoster >2 episode berbeda atau >1 dermatom
11. Leiomiosarkoma
12. Lymphoid interstitial pneumonia (LIP) atau pulmonary lymphoid hyperplasia
13. Nefropati
14. Nokardiosis
15. Demam berlangsung >1 bulan
16. Toksoplasmosis dengan onset pd usia <1 bulan 17. Varicella disseminata

Kategori C (simptomatis berat)


Anak yg menderita keadaan seperti tertera dalam surveilans definisi
kasus AIDS th 1987, kecuali LIP (yg termasuk kategori B)
1. Infeksi bakteri yg berbahaya, multipel atau berulang
2. Kandidiasis esofagus atau paru
3. Coccidioidomycosis disseminata
4. Cryptococcosis ekstra paru
5. Cryptosporidiosis atau isosporiais dgn diare menetap >1 bulan
6. Cytomegalovirus dgn onset pd usia >1 bulan
7. Ensefalopati
8. Infeksi virus Herpes simplex, ulkus mukokutan yg menetap
>1bulan, atau bronkitis, pneumonitis, atau esofagitis pd anak
berusia >1 bulan
9. Histoplasmosis disseminata
10. Sarkoma Kaposi

Kategori C (simptomatis berat)


11. Limfoma, primer di otak
12. Lymphoma, Burkitt, immunoblastic, B-cell, atau unknown
phenotype
13. Mycobacterium tuberculosis, disseminata atau ekstra paru
14. Mycobacterium, atau spesies lain, atau yg tdk dikenal,
disseminata atau ekstra paru
15. Mycobacterium avium complex, atau M. kansasii, disseminata
16. Pneumonia Pnemocystis
17. Progressive multifocal leukoencephalopathy
18. Toksoplasmosis pd otak dgn onset pd usia >1 bulan
19. Sindroma Wasting jika tidak ada penyakit yang terjadi secara
bersamaan yg dapat menjelaskan penyebabnya selain HIV

Perjalanan penyakit
HIV/AIDS
Infeksi HIV

beresiko

Tidak
Terinfeksi

Mulainya AIDS

HIV

AIDS

Terminal

Masing-masing kelompok mempunyai karakter


dan membutuhkan pelayanan dan dukungan
yang berbeda

Infeksi HIV
Serokonversi
Gejala seperti flu

Infeksi Laten
Tanpa Gejala

Peny. terkait HIV


Berhubungan dengan mulai menurunnya
sistim kekebalan tubuh

Berhubungan langsung dengan infeksi HIV

- Kelainan neurologis:
Demensia; radang otak; radang selaput
otak aseptik; nyeri pada kaki
- Kelainan saluran pencenaan:
Wasting dan diare lebih dari sebulan

Pembesaran kelenjar (PGL)


Panas lebih sebulan; keringat waktu malam
Diare lebih sebulan
Batuk
Ruam kulit yang gatal
Infeksi opportunistik yang ringan

AIDS
Ditandai oleh infeksi opportunistik dan keganasan tertentu

Tes HIV
anti

body

Simple/rapid
EIA (Elisa)
Western

Blot

antigen

test

P24
PCR-RNA

PMTCT
Wanita usia
subur
ODHA
wanita
usia subur

ODHA
wanita,
anak-anak
dan
keluarganya

I. Mencegah infeksi HIV


II. Mencegah kehamilan yang
tidak dikehendaki
III. Mencegah penularan dari Ibu ke
Anak (mencegah penularan
perinatal)
IV. Menyediakan perawatan dan
dukungan
(MTCT Plus)

Pemberian terapi anti virus


(ARV)
Hanya

dilakukan oleh yang telah


mendapat pelatihan (kompeten)
Mampu melakukan pengawasan
dan mensuport pasien untuk
patuh minum obat
Menyiapkan ketersediaan obat

PEMBERIAN ARV

Di

bawah pengawasan dokter


Jelaskan efek samping yang dapat terjadi
Post partum, ARV dilanjutkan untuk
meningkatkan kualitas hidup ibu
Sebaiknya ada pendamping minum ARV,
karena tingkat kepatuhan sangat menentukan
efektivitas hasil penggunaan ARV

Ibu memerlukan bantuan untuk memutuskan


keuntungan dan kerugian menyusi bayinya

Resiko terkena
HIV bila
menyusu ASI

Resiko diare dan


kurang gizi bila
diberi susu
formula

Pengobatan antiretrovirus
Indikasi
Infeksi HIV (+)
Gejala klinis kategori A, B, C
Imunosupresi (kategori 2 atau 3)
Semua bayi (< 12 bl)
Usia >1 th: opsi 1) beri terapi
opsi 2) beri terapi bila risiko
progresifitas klinis tinggi
Risiko progresivitas klinis infeksi HIV
Jumlah kopi RNA HIV tinggi / meningkat
Jumlah atau rasio CD4 cepat menurun
Perkembangan gejala klinis

ARV lini pertama Depkes


D4T
atau
ZDV

NVP
+ 3TC +

atau
EFZ

2 NRTI merupakan tulang punggung dari kombinasi ARV

ARV lini kedua Depkes


TDF
atau
(ABC)

Lop/r
+ ddI +

atau
(SQV/r)

2 NRTI merupakan tulang punggung dari kombinasi ARV

Perawatan segera bayi yang


terpajan HIV
LAKUKAN
Potong tali pusat dengan perlindungan kain
kasa.
Tentukan makanan bayi sesuai pilihan ibunya.
Berikan Vitamin K.
Gunakan salep mata gentamisin bila terbukti
terdapat infeksi gonore (diplokokus)
Berikan BCG sesuai protokol pemerintah.

Perawatan segera bayi yang


terpajan HIV
JANGANLAH

Melakukan suction kecuali jika terdapat cairan


mekonium.

Menggunakan suction melalui mulut.

Menggunakan suction mekanik dengan


tekanan lebih besar dari 100 mmHg.

Profilaksis bayi
Untuk semua bayi lahir dari ibu HIV (+)
ZDV mulai hari pertama (umur 12 jam) selama 6 minggu
NVP 1x/hari dalam masa 48-72 jam pertama

Dosis zidovudin
Bayi cukup bulan: 2 mg/kgBB 4x/h
Bayi prematur (<34 mgg): 1,5 mg/kgBB 2x/hari
selama 2 minggu, kemudian 2 mg/kgBB 3x/hari, 2
minggu, diikuti 2 mg/kgBB/hari, 2 minggu terakhir
Dosis nevirapin
2 mg/kgBB
Modifikasi PHPT-2 Thai 2004 pada non-breastfed baby, Jourdain et al,
N Engl J Med 2004;351:229-40

PMTCT

Protokol Pokdisus 2005


mg 28-36

Ibu

6 minggu

AP

IP
PP

bayi

ZDV 2x300 mg

ZDV 300
mg/3 jam
NVP 200 mg

ZDV 2mg/kg/6jam
bayi
NVP dosis tunggal 2
mg/kg pada usia
48-72 jam
ASI (-)

SC sangat
dianjurkan

Monitor
Laboratorium
Darah tepi
Kimia darah (LFT,RFT)
CD4: bila uji d/HIV (+), kemudian tiap 3 bl
Hitung kopi RNA HIV: bila uji d/HIV (+)
Gejala klinis
Kriteria klinis CDC 1987 dan 1994
Pengobatan
Efek samping ARV
Infeksi oportunistik

Pemberian ASI

Tidak dianjurkan memberi ASI


bila terdapat alternatif yang
lebih aman

Terima Kasih

Você também pode gostar