Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENENTUAN LINGKUNGAN
PENGENDAPAN BATUBARA
STUDI KASUS CEKUNGAN
BENGKULU
Disusun oleh:
Zuna Lihardo Purba (21100112130046)
Pendahuluan
1. Batubara Pada Cekungan Bengkulu
Pendahuluan
2.
Pendahuluan
Pendahuluan
3. Maseral Dan Lingkungan Pengendapan
Batubara
a) Sifat Attribut
b) Sifat Skalar
TPI (Tissue Presevation Index)
GI (Gelification Index)
Analisis Maseral
Analisis Maseral
1. Daerah Bengkulu
Rekalkulasi Gelification Index(GI), Tissue Preservation Index (TPI), dan Diagram Segitiga
TFD(Heryanto. R dan Suyoko, 2007)
Analisis Maseral
2. Daerah Ketaun
Rekalkulasi Gelification Index(GI), Tissue Preservation Index (TPI), dan Diagram Segitiga
TFD(Heryanto. R dan Suyoko, 2007)
Analisis Maseral
3. Daerah Seluma
Rekalkulasi Gelification Index(GI), Tissue Preservation Index (TPI), dan Diagram Segitiga
TFD(Heryanto. R dan Suyoko, 2007)
LINGKUNGAN PENGENDAPAN
BATUBARA
1. Daerah Bengkulu
LINGKUNGAN PENGENDAPAN
BATUBARA
2. Daerah Ketaun
LINGKUNGAN PENGENDAPAN
BATUBARA
3. Daerah Seluma
LINGKUNGAN PENGENDAPAN
BATUBARA
LINGKUNGAN PENGENDAPAN
BATUBARA
KESIMPULAN
Peran maseral dalam penentuan lingkungan pengendapan ditentukan oleh
sifat attribute dari suatu maseral yaitu suatu sifat yang dicirikan oleh ada tidaknya
suatu maseral tertentu dan sifat skalar yaitu hubungan kuantitatif antara tiap maseral
dalam batubara. Proses dan terendapkannya suatu batubara akan membentuk
komposisi maseral yang berbeda pada setiap batubara seperti proses oksidasi dan
degradasi akan membentuk maseral dengan struktur jaringan maseral yang
terdegradasi lebih dibandingkan dengan struktur jaringan maseral yang utuh. Selain
itu juga kehadiran maseral eksinit dan inertinit juga menentukan bagaimana proses
dan kondisi terendapkannya batubara serta kerapatan pepohonan dimana
terbentuknya batubara.
KESIMPULAN
Secara umum batubara pada cekungan Bengkulu terbentuk pada fasies hutan rawa
basah (Diessel, 1982). Dari ketiga daerah diambilnya batubara yang dikorelasikan
didapatkan bahwa batubara di daerah Ketaun terbentuk di lingkungan yang relatif
lebih ke arah laut (limnik)/limited influx clastic marsh atau dataran delta bagian
bawahyang kerapatan pepohonannya berkurang. Sebaliknya batubara dari daerah
Bengkulu dan Seluma, secara umum relatif lebih ke arah darat (telmatik)atau
dataran delta bagian atasyang kerapatan pepohonannya bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
Heryanto R dan Suyoko. 2007. Karakteristik Batubara di Cekungan Bengkulu. Jurnal Geologi Indonesia vol.2
no.4. Bandung: Pusat Survey Geologi
Widodo S dan Rini A. 2012. Studi Fasies Pengendapan Batubara Berdasarkan Komposisi Maseral di
Kabupaten Barru Sulawesi Selatan. Jurnal Prosiding 2012. Makassar: Teknik Pertambangan Universitas
Hassanudin.
Diessel,C.F.K.,1992, Coal Bearing Depositional System, Springer-Verlag Berlin Heidelberg, 160-172pp.
Departemen Geosaintis Universitas de Porto. 2011. Chapter 2 Organic Petrology, Macerals, Microlithotypes,
Lithotypes, Minerals, Rank. Portugal: Universitas de Porto.
Stach, E., 1975. Coal Petrology, Second Completely Revised Edition, Gebruder Borntraeger-Berlin-Stutgart,
121-132
Parkash dan Cameron. 1983. Aplication of Coal Petrography in the Liquefaction of
Subbituminous Coals
and Lignites, Alberta Research Council.
Falisa. 2013. Fasies Batubara dan Lingkungan Pengendapan. PPT Kuliah.
Mildan D. 2014. Analisis Petrografi Maseral Dalam Penentuan Lingkungan
Pengendapan
Batubara. Seminar Teknik Geologi Universitas Diponegoro
2013 (tidak dipublikasikan).
Semarang: Teknik Geologi Universitas
Diponegoro.
Mahardika D. 2014. Identifikasi Maseral Batubara Untuk Menentukan Lingkungan
Pengendapan
Batubara Dengan Metode Petrografis. Seminar Teknik Geologi
Universitas Diponegoro 2014
(tidak dipublikasikan). Semarang:
Teknik Geologi Universitas
Diponegoro.
Terima Kasih
Thank You
Mauliate
Matursuwun