Você está na página 1de 54

BST, MINI CEX

Rinaldy Alexander / 1015051


Pembimbing : dr. H. Bambang Hernowo, Sp.A., M.Kes

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
KRISTEN MARANATHA
RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG

1. Identitas Pasien

Nama : An. Ririn Triwulansari


Usia : 6 tahun 10 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Ruang rawat : Abednego 18.5
Tempat Tinggal : Bandung
Agama : Islam

2.Anamnesis (heteroanamnesis)
Tanggal 16/8/2016 : Pasien masuk dari IGD
Keluhan utama : Mencret
Mencret sejak 3 hari yang lalu, cair, warna kuning
kecoklatan, ampas +, 3-4x/hari lendir - , darah Keluhan disertai demam 2 hari yang lalu, muncul
bertahap, terus menerus, siang dan malam sama.
Semenjak sakit pasien jadi sulit makan dan minum,
minum hanya 2 gelas perhari
Mual - , muntah - , batuk -, pilek - , nyeri perut - ,BAK
tidak ada keluhan
Pasien suka jajan dan minum-minuman manis yang di
jual di pedagang kaki lima

Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya memang


berbicaranya masih kurang lancar, seringnya
hanya seperti meracau, namun aktivitas lainnya
normal.
Pendapatan orang tua pasien <50.000 sehari.
pasien makan hanya 2x sehari, makan biasanya
nasi dengan tempe tahu dan sayur kangkung/
bayam. Daging biasanya 1-2 minggu sekali
karena masalah finansial. Pasien suka tidak mau
makan dan akhirnya makan mie instan dengan
telur hampir tiap malam.

Riwayat penyakit keluarga : tidak ada yang sakit


seperti ini
Riwayat penyakit dahulu : kurang lebih 6 bulan
yang lalu pernah dirawat dengan keluhan serupa
Riwayat lingkungan : tidak ada teman sekolah
pasien yang menderita sakit seperti ini
Kebiasaan : jajan es, makan mie instan tiap
malam
Usaha berobat : Riwayat alergi : tidak ada

Tumbuh kembang anak :

Berbalik
Duduk
Berdiri
Berjalan
Bicara
Membaca
Menulis
Sekolah

:
:
:
:
:
:
:
:

6
8
8
9
-

bulan
bulan
bulan
bulan

Riwayat kehamilan dan persalinan :


Pasien Umur
anak ke-6Persalinan
dari 6 bersaudara
Anak ke
Penolong
Berat
Panjang
kehamilan
badan
Lahir prematur,
spontan, ditolongbadan
oleh dokter
lahir
lahir
Berat badan lahir : 2800 gram, panjang
badan
lahir : lupa

Jenis

Dasar

Ulangan

BCG

DPT
Polio
Hep. B
Campak

Anjuran
HiB

MMR

Hep. A

Cacar air

Makanan :
ASI sampai 18 bulan.
Bubur, nasi, mie jarang makan sayur dan daging

3.Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum sedang


Kesadaran : Compos mentis
BB : 19 kg
TB : 120 cm
BMI : 13,19
Status gizi : Z score BMI/usia -2 s/d -3
Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70mmHg
Nadi : 120x/menit, reguler, equal, isi cukup
Respirasi : 26x/menit
Suhu : 37,8oC

Kepala :
o Mata : conjuctivs anemia +/+, sklera ikterik -/-, tidak hiperemis, kelopak mata
cekung +
o Hidung : sekret -/-, PCH -/o THT : otorrhea /- , Membran timpani auricula dextra perforasi.
o Mulut : mukosa bibir kering, lidah basah,

Leher :

Trakea central, KGB tidak teraba membesar, retraksi

suprasternal -

Thorax :

bentuk dan pergerakan simetris, retraksi intercostal -

o Pulmo : VBS +/+, Ronkhi -/-, Wheezing -/o Cor : BJ s1=s2, murni, reguler, murmur

Abdomen :

datar, BU + meningkat, soepel, nyeri tekan -, retraksi


epigastrium -, hepar dan lien tidak teraba

Ekstremitas :
akrosianosis -/-, oedem -/-

Kulit :

turgor kurang

Nyeri sendi -, Akral hangat, CRT <3 detik,

4.Resume
Keluhan utama : Mencret
Mencret sejak 3 hari yang lalu, cair, kuning
kecoklatan ampas + 3-4x sehari
Demam + 2 hari yang lalu, muncul bertahap,
terus menerus.
Pasien tidak mau makan dan minum.
Asupan makanan pasien kurang
Masih belum bisa berbicara lancar

Riwayat penyakit keluarga : tidak ada di keluarga


yang sakit seperti ini
Riwayat penyakit dahulu : pernah dirawat karena
keluhan serupa
Riwayat lingkungan : tidak ada teman sekolah
pasien yang menderita sakit seperti ini
Kebiasaan : jajan es, tiap malam hanya makan mi
Usaha berobat : Riwayat alergi : tidak ada

5. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal/ jam

16/8 02.35

normal

Hb

8.9

11-16 mg/dL

Ht

30

31-45%

7.010

4.000-12.000
sel/mm3

Tc

75.000

150.000-450.000
sel/ mm3

Eritrosit

6.0

3,6-4,8
juta/mm3

MCV

59

82-92 f

MCH

18

27-31 pg

MCHC

30

32-37 %

Tanggal/ jam

17/08 09.21

Nilai normal

Protein total

4.6

6,2-8,0 gr/dL

Albumin

2.0

3,5-5,6 gr/dL

Na

125

134-143 mEq/L

2.7

3,3-4,6 mEq/L

GDS

99

100-200 mg/dL

6. Diagnosis
Diagnosis Banding :
o Diare akut non disentriform e.c. virus
o Diare akut disentriform e.c. bakterial
o Diare akut disentriform e.c. parasit

Diagnosis Tambahan :
o
o
o
o

Dehidrasi Sedang
Malnutrisi
Cerebral Palsy
Anemia

Diagnosis Kerja :
Diare akut non disentriform e.c. virus + Dehidrasi sedang +
Malnutrisi + Cerebral Palsy + Anemia

7. Usulan Pemeriksaan
Analisa Feses
NS-1 anti dengue

16

8. Penatalaksanaan
Rawat Inap (indikasi rawat : intake sulit +
dehidrasi)
Observasi TTV
Cek laboratorium : Paket A, Protein total, albumin
globulin serum, Na, K, Analisa Feses, NS-1 Anti
dengue
Infus RL : 1000cc/24jam
Paracetamol syrup 1 X 250mg (1cth)

Nutrisi
Jadwal makan :
o Pagi 06.00
o Siang 12.00
o Sore 18.00

Pemberian nutrisi :
o
o
o
o
o
o

Nasi lembek 100 gr


Hewani 50 gr
Nabati 50 gr
Sayur 100 gr
Minum air secukupnya
Susu 2x 150 cc

9. Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia
Quo ad sanationam : dubia

10.Pencegahan
Umum:
o
o
o
o

Cuci tangan sehabis BAB dan sebelum makan


Ketersediaan air bersih
Septic tank yang baik
Jamban yang bersih dan higienis

Khusus :
o Pemberian ASI eksklusif
o Makanan bergizi

Definisi
Cerebral Palsy

Istilah diagnostik untuk mendeskripsikan kelompok kelainan


permanen gerak dan postur yang menyebabkan
keterbatasan aktivitas
Merupakan kelainan dalam otak yang kekal dan
nonprogresif saat perkembangan otak fetal atau bayi.
Kelainan motorik biasa disertai gangguan persepsi, sensasi,
kognisi, komunikasi, dan tingkah laku juga epilepi dan
gangguan muskuloskeletal sekunder.
Bagian dari Encepalopathy Statis

Epidemiologi

Angka kejadian 3,6/1000 kelahiran hidup


Pria banding wanita 1,4 : 1.
The Collaborative Perinatal Project :
o Anak dengan CP umumnya lahir cukup bulan tanpa
faktor penyulit
o 80% berasal dari perkembangan abnormal otak saat
antenatal.
o Kedua terbanyak adalah akibat asphyxia intrapartum.
o Eksposur intrauteri oleh infeksi maternal meningkatkan
risiko CP pada bayi yang lahir dengan berat badan
normal.

Etiologi
Kerusakan otak saat neonatal
o
o
o
o

Hipoksia-iskemia
Stroke neonatal
Trauma
Perdarahan intrakranial

Kerusakan otak yang berhubungan


dengan prematuritas
o Leukomalacia perventrikuler
o Perdarahan intraventrikuler

Abnormalitas perkembangan
o Malformasi otak
o Genetik
o Gangguan metabolik

Kerusakan otak post natal


o Kern ikterus
o Infeksi SSP

Faktor risiko prenatal


o
o
o
o

Korioamnionitis pada ibu


IUGR
Paparan racun (alkohol, metil merkuri)
Infeksi TORCH

Manifestasi Klinis

Diagnosis

Riwayat prenatal, neonatal, dan postnatal.


Keterlambatan perkembangan sering.
Kelainan metabolik
Pemeriksaan status neurologis
o Mencari tanda-tanda upper motor neuron :
klonus, peningkatan refleks fisiologis, refleks
patologis, refleks primitif yang menetap atau
belum hilang.
MRI (89%) dan CT-scan kepala (77%) dapat
mengetahui kelainan struktur otak.

Penalaksanaan
1. Fisioterapi, Terapi Okupasi, dan Terapi Wicara
2. Obat Pelemas Otot
3. Operasi
4. Edukasi
5. Terapi di rumah

Prognosis
CP tipe spastik diplegia 50% dapat berjalan di
usia 3 tahun tetapi sering tidak normal
Anak dengan spastik kuadriplegia 25%
memerlukan perawatan total, 33% dapat
berjalan.
Faktor yang mempengaruhi prognosis CP :
o
o
o
o

Tipe klinis CP
Beratnya keterlambatan perkembangan
Refleks patologis
Derajat kecerdasan

Diare
Buang air besar >3 kali/hari disertai perubahan
konsistensi tinja menjadi cair dengan/tanpa lendir
dan darah pada bayi/anak yang berlangsung
kurang dari 14 hari.
CARA PENULARAN
Diare menular dengan cara fekal-oral melalui 4F
(finger, flies, fluid, field)

Etiologi
Infeksi
o Bakteri : Escherichia coli, Aeromonas, Bacillus cereus, Campylobacter
jejuni, Clostridium perfringens, Clostridium defficile, Salmonella,
Shigella, Staphylococcus aureus, Vibrio cholera, Yersinia enterocolitica
o Virus : Rotavirus, Norwalk virus, Enteric adenovirus, Cytomegalovirus,
Coronavirus Herpes simplex virus
o Parasit : Entamoeba hystolitica, Giardia lamblia, Trichuris trichura,
Cryptosporidium parvum, Strongyloides stercoralis, Isospora belli,
Balantidium coli, Blastocystis homonis.

Alergi : alergi protein susu sapi


Intoleransi : karbohidrat
Malabsorbsi (defisiensi disakaridase, malabsorbsi
glukosa-galaktosa)

Faktor risiko
Tidak memberikan ASI pada 4-6 bulan pertama
Tidak tersedia air bersih, pencemaran air oleh
tinja
Penyiapan makanan tidak higienis
Faktor penderita: gizi buruk, imunodefisiensi,
asam lambung berkurang, motilitas usus
menurun, menderita campak 4 minggu terakhir,
faktor genetik
Faktor umur: sebagian besar pada 2 tahun
pertama (insidensi tertingi 6-11 bulan saat
diberikan makanan pendamping ASI)

Intoksikasi makanan (logam berat)


Imunodefisiensi
Gangguan motilitas usus
Defek anatomis (Hirchsprung, atrofi mikrovili

Klasifikasi
o akut : berlangsung < 14 hari
o kronik : berlangsung > 14 hari
dengan etiologi non-infeksi
o persisten : berlangsung >14 hari
dengan etiologi infeksi

Patogenesis Patofisiolgi
Virus
Virus lapisan epitelium menghancurkan sel-sel
ujung villus enterosit baru berbentuk kuboid yang
belum matangfungsinya belum baik absorbsi
cairan dan makanan kurang Cairan dan makanan
tidak tercerna meningkatkan tekanan koloid
osmotik usus dan terjadi hiperperistaltik usus
diare osmotik.

Bakteri
Bakteri toksin peningkatan sekresi elektrolit
terutama NaCl aktivitas enzim adeniil siklase.
peningkatan cAMP atau cGMP sekresi klorida,
natrium, dan air dari dalam sel ke lumen
gangguan penyerapan pada puncak vili
peningkatan tekanan osmotik dan hiperperistaltik

Gejala

Rotavirus

Shigella

Salmonella

ETEC

EIEC

KHOLERA

MasaTunas

12-27jam

24-48 jam

6-72 jam

6-72 jam

6-72 jam

48-72 jam

Panas

++

++

++

Sering

Jarang

Sering

Sering

Tenesmus

Tenesmus,

, kolik

kolik

Mual,
Muntah

Tenesmus

Lamasakit

5-7 hari

>7hari

3-7 hari

2-3hari

Variasi

3hari

Sedang

Sedikit

Sedikit

Banyak

Sedikit

banyak

Frekuensi

5-10x/hr

>10x/hr

Sering

Sering

Sering

Konsistensi

Cair

Lembek

Lembek

Cair

Lembek

Cair

Lendir

Darah

Sering

Kadang

Bau

Langu

Busuk

Amis

Kuning-

Merah-

Tak

Merah-

hijau

hijau

warna

hijau

Lekosit

Lain- lain

Anoreksia

Kejang

Sepsis

Infeksi

Sifattinja
Volume

Warna

Kehijauan

Tenesmus,

Nyeri perut

meteoris
mus

kramp

Kramp

Terusterusan

Cucian beras

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Darah rutin
Pemeriksaan feses (makroskopis, mikroskopis,
kultur bakteri dan tes sensitifitas antibiotik, dan
pH feces)
Elektrolit (natrium, kalium, analisa gas darah)
Fungsi ginjal (ureum dan kreatinin)

KOMPLIKASI
Dehidrasi
Gangguan keseimbangan asam basa dan
elektrolit (hipernatremia, hiponatremia,
hiperkalemia, hipokalemia)
Gangguan sirkulasi darah
Hipoglikemi
Gangguan gizi
Kejang

Gejaladan Tanda

Keadaan umum

Baik, sadar

*Gelisah, rewel

*Letargi,
kesadaran turun

Mata

Normal

Cekung

Sangat cekung

Air mata

Basah

Kering

Sangat kering

Mulut/ lidah

Basah

Kering

Sangat kering

Rasahaus

Minum

normal, Tampakkehausan*

tidak haus
Kulit

Derajat dehidrasi

Turgor

Sulit, tidak dapat


minum*

kembali Turgor

kembali Turgor

kembali

cepat

lambat*

sangat lambat*

Tanpadehidrasi

Dehidrasi

Dehidrasi

berat

ringan/sedang(bila (bila ada 1 tanda


ada 1 tanda * * ditambah 1 atau
ditambah 1 atau lebih tandalain)
lebih tandalain)
Terapi

Rencanaterapi A

Defisit cairan

<5% atau
mL/kgBB

Rencanaterapi B

Rencanaterapi C

<50 5-10% atau 50-100 >10% atau >100


mL/kgBB

mL/kgBB

Penatalaksanaan
Lima pilar penatalaksanaan diare menurut
Departemen Kesehatan:
Rehidrasi dengan menggunakan oralit
Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
(10mg/hari untuk anak di bawah 6 bulan dan
20mg/hari untuk anak diatas 6 bulan)
Asi dan makanan tetap diteruskan
Antibiotik selektif (diberikan pada diare berdarah
atau kolera)
Nasihat kepada orang tua

Diare tanpa dehidrasi


Berikan cairan tambahan
Berikan zinc
Teruskan pemberian makanan
Usia

J umlah Oralit yangDiberikan Tiap BAB

J umlah Oralit yangDisediakan di Rumah

(tahun)

(mL)

(mL/hari)

<1

50-100

400 (2 bungkus)

1-4

100-200

600-800 (3-4 bungkus)

>5

200-300

800-1000 (4-5 bungkus)

Dewasa

300-400

1200-2800

Berikan sesendok the tiap 1-2 menit untuk anak


usia < 2 tahun.
Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak lebih
tua.
Bila anak muntah, tunggulah 10 menit, kemudian
berikanlah cairan lebih sedikit (misalnya sesendok
setiap 1-2 menit).
Bila diare berlanjut sesudah bungkus oralit habis,
beritahu ibu untuk memberikan cairan lain seperti
dijelaskan dalam cara pertama atau kembali
kepada petugas kesehatan untuk mendapatkan
tambahan oralit.

Diare dengan dehidrasi


ringan sedang
Terapi rehidrasi oral 75 ml/kgBB
Amati anak dengan seksama dan bantu ibu
memberikan oralit
Tunjukkan jumlah cairan yang harus diberikan.
Tunjukkan cara pemberian cairan sesendok teh tiap
1-2 menit untuk anak usia < 2 tahun, beberapa
teguk dari cangkir untuk anak yang lebih tua.
Periksa dari waktu ke waktu bila ada masalah.
Bila anak muntah tunggu 10 menit. Teruskan
pemberian oralit tetapi lebih lambat, misalnya
sesendok tiap 2-3 menit

Dehidrasi berat
Terapi rehidrasi oral
o oralit 5ml/kgBB/jam selama 3-4 jam (bayi) atau
1-2 jam (anak yang lebih besar)
Terapi rehidrasi parenteral:
o RL 100ml/kgBB
o <1 tahun : 1 jam pertama 30cc/kgBB, 5 jam
berikutnya 70cc/kgBB
o >1 tahun : jam pertama 30cc/kgBB, 2
jam berikutnya 70cc/kgBB

Antibiotik

Penyebab
Kolera

Shigella

Antibiotik Pilihan

Tetrasiklin 50 mg/kgBB/hari

Eritromisin 50 mg/kgBB/hari

dibagi 4 dosis

dibagi 4 dosis

selama 2-3 hari

selama 3 hari

dysentriae
-

Siprofloksasin 30 mg/kgBB/hari

Pivmecillinam20 mg/kgBB/hari

dibagi 2 dosis

dibagi 4 dosis

selama 3 hari

selama 5 hari

Kotrimoksazol 50 mg/kgBB/hari

Sefiksim 10 mg/kgBB/hari

dibagi 2 dosis

dibagi 2 dosis

selama 5 hari

selama 5 hari

Tiamfenikol 50 mg/kgBB/hari
dibagi 3 dosis

Amebiasis

Antibiotik Alternatif

Metronidazole 30-50 mg/kgBB/hari


Dibagi 3 dosis
Selama 5-10 hari

Menurut WHO
Pemberian cairan secara oral sedini mungkin
Upaya Rehidrasi Oral untuk mencegah /
mengobati diare
Pemberian makanan dan ASI diteruskan selama
diare dan masa penyembuhan
Edukasi yang efektif pada ibu atau pengasuh
tentang cara merawat anak diare di rumah,
kapan harus membawa anak berobat, dan upaya
pencegahan diare berulang.

Obat lain
Zinc: Mikronutrien zinc mempunyai fungsi
fisiologis yang beragam antara lain dalam sistem
imunologis dan integritas mukosa usus bayi usia
< 6 bulan diberikan dosis 10 mg/hari dan usia 6
bulan diberikan 20 mg/hari selama 10-14 hari
Probiotik: Lactobacillus GG, Lactobacillus
acidophilus, Bifidobacterium bifidum, dan
Enterococcus faecium

Edukasi
Orangtua diminta untuk membawa kembali
anaknya ke Pusat Pelayanan Kesehatan bila
ditemukan hal sebagai berikut: demam, tinja
berdarah, makan atau minum sedikit, sangat
haus, diare makin sering, atau belum membaik
dalam 3 hari

Diet
Bayi di bawah usia 6 bulan
Mempromosikan ASI eksklusif. Membantu ibu yang tidak
menyusui secara eksklusif untuk relaktasi.
Jika susu hewani harus diberikan, ganti susu hewani
dengan yoghurt (diberikan dengan sendok). Jika tidak
memungkinkan, berikan susu formula bebas laktosa
(diberikan dari cangkir).
Bayi di atas usia 6 bulan dan anak-anak
Diet standar yang dibuat dari bahan-bahan lokal. Dua jenis
diet dijelaskan di bawah ini. Diet pertama rendah laktosa.
Diet kedua, untuk anak yang tidak membaik dengan jenis
pertama, tidak mengandung laktosa dan rendah pati

Pencegahan
Mencegah penyebaran kuman penyebab diare
o
o
o
o

Pemberian ASI dengan benar


Memperbaiki penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping ASI
Penggunaan air bersih yang cukup
Membudayakan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sehabis
buang air besar dan sebelum makan
o Penggunaan jamban yang bersih dan higienis
o Membuang tinja bayi dengan benar

Memperbaiki daya tahan tubuh host


o Memberi ASI paling tidak sampai usia 2 tahun
o Meningkatkan nilai gizi makanan pendamping ASI dan memberi makan
dalam jumlah cukup

Thank You

Você também pode gostar