Você está na página 1de 31

Pustaka;

1. Farmakope Indonesia edisi IV


2. J.Bassett, R.C. Denney, J.Mendham,.1991, Vogels Textbook
of Quantitative
inorganic Analysis Including Elementary Instrumental
Analisis, 4 ed, Longman
Group UK Limited, London.
Materi :
Asidi-alkalimetri
Kompleksometri
Titrasi bebas air
Gravimetri

Waktu : 4 x kuliah

kulia
h

pustaka

Asidialkalimetri

Titrasi

1, 2.

Asidialkalimetri

Kompleksomet Titrasi
ri

1, 2.

Titrasi bebas
air
Gravimetri

1, 2.

Titrasi
Penimbangan

Analisis Kimia :
Analisis kualitatif Apa ?
Analisis kuantitatif Berapa ?
Analisis Kuantitatif
: Volumetri
pengukuran volume
: Gravimetri
pengukuran berat
Volumetri : Analisis kuantitatif dengan mengukur volume,
analit direaksikan dengan larutan baku (standar) yaitu
larutan yang
sudah diketahui kadarnya.
titrasi analisis titrimetri
- Larutan baku
- titran
- titik ekivalen (teoritis)
- titik akhir titrasi (fakta) : indikator
instrument
- kesalahan titrasi

Reaksi-reaksi pada analisis titrimetri harus memenuhi


kondisi berikut:
1. Reaksinya sederhana, dpt dinyatakan dg reaksi kimia
yang stoikiometrik (reaksi sempurna).
2. Reaksinya berlangsung cepat, pada kasus tertentu
digunakan katalis.
3. Harus ada perubahan yang menyolok pada titik
ekuivalen.
4. Harus ada indikator bila ad 3 tak dipenuhi.
Bila tidak ada indikator untuk mengamati titik
ekivalen :
- Titrasi
potensiometri
Kelebihan
titrimetri
drpd gravimetri :
Titrasi
konduktometri
- 1 bag per 1000 bagian
- titrasidikerjakan,
amperometri
- Cepat
alat sederhana, tidak ada
pemisahan rumit
Alat yang diperlukan :
1. Alat-alat pengukur yang dikalibrasi: buret, pipet (volume,
ukur), labu takar (volumetrik, tentukur). Neraca analitik.
2. Zat baku (standar) atau baku primer untuk pembakuan
(standardisasi).
3. Indikator atau alat lain untuk menentukan titik akhir
titrasi.

Penggolongan Reaksi dalam Analisis Titrimetri


1. Reaksi penetralan (atau asidimetri dan alkalimetri),
asidialkalimetri.
2. Reaksi pembentukan komplek (kompleksometri).
3. Reaksi pengendapan (Argentometri)
4. Reaksi oksidasi-reduksi (Oksidimetri)
Cara menyatakan kadar larutan:
%
%b/b, %b/v, %v/v, %v/b
mg% ?
M = mol/dm3 = mol/L larutan
N = molekv/L larutan
F = mol/L larutan (bentuk molekul keseluruhan)
m = mol/L pelarut
ppm = bagian per sejuta
Titer = g/ml

Stoikiometri (Stokiometri)
Bobot ekivalen (BE) suatu zat yang terlibat dlm suatu reaksi,
yang digunakan sbg dasar untuk suatu titrasi, didifinisikan sbb:
1. Asam-basa. BE adalah bobot dlm gram (g)suatu zat yg
diperlukan untuk
memberikan / bereaksi (dg) 1 mol H+
2. Redoks
3. Pengendapan atau pembentukan kompleks BE adalah bobot
dlm gram (g) zat
Yg diperlukan untuk memberikan atau bereaksi dengan 1 mol
kation univalen,
BM
BE
=
mol kation divalen,
1/3 kation trivalen, dst.
n
n adalah jumlah mol ion hidrogen/elektron/kation univalen
Contoh: Asidi alkalimetri
H2SO4

HCl
H+
n=1

2 H+

kompleksometri

+ SO4-n=2

Cl-

N = mol
ekuivalen/L
Mis : lart HCl 2 N artinya lart mengandung HCL 2 mol
ekuivalen/L
HCL 2 mili
mol ekivalen/ml
Larutan NaOH 0,1 N artinya lart mengandung NaOH 0,1 mol
ekuivalen /L
= Na OH 0,1 grek/L
= 0,1 (gram) mol ekuivalen /L
= 0,1/Val=n (gram) mol/ L
= 0,1 x BM gram/ L
= 0,1 x 40 gram/ L
= 4 gram NaOH dlm 1 L larutan.
Larutan NaOH ini kmd dibakukan dg baku primer atau sekunder
Menggunakan indikator apa?

Keuntungan penggunaan sistem ekuivalen


- Perhitungan analisis titrimetri menjadi sederhana
- Pada titik akhir titrasi jumlah ekivalen zat yang
dititrasi sama
dengan jumlah ekivalen larutan standar yang dipakai.
Jumlah ekivalen zat yang dititrasi = Jumlah ekivalen
larutan baku
V1 x N1 = V2 x N2
Contoh :
Berapa ml HCl 0,2 N diperlukan untuk menetralkan 25,0 ml
NaOH 0,1 N
HCl + NaOH
NaCl
+
H2O
VHCl x NHCL = VNaOH x NNaOH
VHCL x 0,2 = 25,0 x
0,1
VHCL = 2,5/0,2 = 12,5
ml

Penyiapan larutan baku


- Baku primer baku sekunder
-Penimbangan menggunakan neraca analitik (terkalibrasi) :
: kesalahan yang diizinkan maksimum 0,1%
: Farmakope Indonesia Ed IV timbang saksama lebih kurang
-Cara penimbangan : - Langsung
- kembali
Pelarut : akuadest ( syarat : konduktivitas 10 meg ohm-1
persentimeter )
Pengukuran volume pelarut : - Labu takar (labu tentukur)
- Pipet volum, pipet ukur
- buret
- mikrosyrange (Kromatografi)
Syarat-syarat Baku primer :
1. Mudah diperoleh, mudah dimurnikan, mudah dikeringkan, mudah
dipertahankan
kemurnian .
2. Harus tak mudah berubah dalam udara (higroskopis, oksidasi,
CO2 ), tidak mudah
berubah komposisi selama penyimpanan.
3. Dapat diuji pengotornya dengan uji yg kepekaaannya diketahui
(0,01-0,02 %)
4. Harus mempunyai ekuvalen yang tinggi.

Contoh baku primer untuk reaksi asidi alkalimetri :


- natrium karbonat Na2CO3
- natrium tetra borat Na2B4O7
- kalium hidrogen ftalat KHC8H4O4
- asam benzoat C7H6O2
Beberapa pengertian : (dengan kriteria tingkat kemurnian)
-Bahan acuan bersertifikat (BAB) atau certified reference material
(CRM)
-Farmakope Indonesia : Baku pembanding
-Pro analysis (pa), pro chromatography, pro spectroscopy
-Pharmaceutical grade
-Technical grade

Netralisasi (Asidi-alkalimetri)
Ada 3 batasan/ difinisi mengenai apa yg dimaksud : asam dan basa.
1. Arrhenius : asam adalah senyawa yg jika dilartkan dlm air
terurai menjadi
ion hidrogen (H+) dan anion. Basa adalah senyawa jika
dilartkan dlm air
terurai menjadi ion hidroksida (OH-) dan kation.
2. Bronsted : asam adalah senyawa yg melepaskan proton.
Basa adalah senyawa
penerima proton.
3. Lewis : asam adalah senyawa aseptor pasangan elektron,
basa adalah
Keseimbangan asam basa
senyawa pendonor pasangan elektron.
H+ + OHH2O
Menurut hk kegiatan massa (Law of Mass Action) :
[ H+ ]
= K
[ OH- ]
[ H2O ]

[ H+] [ OH- ] =
[ H+] [ OH- ]=

K[ H2O ]
KW

Pada air murni, pada suhu kamar, [H+] = [OH-] , dan KW = 10-14
Maka : [H+] atau [OH-] = KW = 10

[H+]
asam
[ OH-]
p =log

>
>

[ H+] [ OH-]
= 10-14
[OH-]

[H+] = [OH-] = 10-7


[H+]
basa

netral

p [H+] + p [OH-] = p Kw
p [H+] + p [OH-] =

14

Menurut Sorensen : pH adalah logaritma dari kebalikan


[H+]
1
pH =
[H+
log
pH = log] 1 - log [H+]
pH = - log [H+]

Perhitungan lain mencari [H+] dari suatu asam lemah atau basa
lemah
CH3COOH
CH3COO- +
H+
a
a
1-a
Ka

Ka

[H+ ] [CH3COO=
] [CH COOH]
3
[a] [a]
=
=
[1-a]

[H+]2 Diabaikan
[asam]

a<< [asam]

[H+]2 = Ka [asam]
Asam lemah :
[asam]
Basa lemah :
Kb [basa]

[H+] =
[OH-] =

Ka

pH= - log
[H+]
pH = pKw p[OH]

Bagaimana menghitung [H+] ? pH


1. Asam kuat atau Basa kuat ( = 1)
2. Asam lemah atau Basa Lemah ( < 1)
3. Garam : - Yg berasal dari asam kuat dan basa kuat
- yg berasal dari basa kuat dan asam lemah
- Yg berasal dari asam kuat dan basa lemah
- yg berasal dari basa lemah dan asam lemah
4. Bufer
Indikator pada asidi-alkalimetri
Tujuan titrasi : adalah menetapkan jumlah asam/basa
secara kimiawi dengan tepat.
Tepat yang dimaksud : tepat ekuivalen antara asam dan
basa.
Keadaan ini disebut : titik ekuivalen = titik stoikiometri =
titik-akhir teoritis
Pada titik ekuivalen ini bila asam dan basanya, keduanya
mrpkn elektrolit kuat maka larutan yg dihasilkan pH = 7
(netral), namun bila asam atau basanya bersifat elektrolit
lemah pH larutan yang terjadi mungkin bersifat basa atau
asam.
Pada titrasi setiap akhir titrasi selalu dpt ditandai dengan

Teori Indikator

mera
h

Fenolftalein (pp)

InA = indik bentuk asam


InB = indik bentuk basa

y = koefisien
keaktifan
dianggap y = 1

Mata dpt membedakan bila : [InA] / [InB] > 10


Mata dpt membedakan bila : [InB] / [InA] > 10

Pembuatan larutan asam klorida baku lebih kurang (+)


0,1 N
Bila akan dibuat 1000,0 ml lart baku HCl 0,1 N, berapa ml HCL
kadar 37% b/b Bobot jenis 1,19 harus diambil?
Larutan asam klorida ini perlu dibakukan/standarkan dengan :
- senyawa baku primer ( Na2CO3 atau Na2B4O7 )
- larutan basa yang telah dibakukan baku sekunder.
Misalkan : bila ditimbang baku Na2CO3 seberat 0,2500 g dan
dititrasi
memerlukan larutan baku HCl + 0,1 M sebanyak
45,0 ml.
Berapakah Normalitas larutan baku HCl sebenarnya?

Kurva Penetralan

Titrasi Soda (Na2CO3) dan Bic (NaHCO3)


Porsi 1: dititrasi dengan HCL 0,1 N menggunakan indik fenolpfalein (pp)

Na2CO3 + HCl
HCl

pp

NaHCO3 + HCl

pp

NaHCO3

Porsi 2 : dititrasi dengan HCL 0,1 N menggunakan indik jingga


metil (mo)

Na2CO3 + HCl
NaHCO3 + HCl

NaCl

NaHCO3 + NaCl
H20
+ CO2

Mo ( metilorange)

NaHCO3 + HCl

NaCl

H20

+ CO2

Beberapa contoh Asidi-alkalimetri yang masih digunakan


Farmakope Indonesia IV.
1. Acidum acetylosalicylicum
2. Acidum aceticum
16. Magnesii hydroxydum
3. Acidum aceticum glaciale 17. Magnesii oxydum
4. Acidum benzoicum
18. Natrii subcarbonas
5. Acidum citricum
Dll.
6. Acidum hydrochloridum
7. Acidum fusidicum
8. Acidum nitricum
9. Acidum phosphoricum
10.Acidum salicylicum
11.Acidum sulfuricum
12.Acidum sorbicum
13.Acidum tartaricum
14.Acidum undecylenicum
15.Ammonia

Acidum acetylosalicylicum

C
O
H
C
O
N
a
C
3
+
2
N
a
O
H
+
C
H
C
O
N
a
+
H
O
3
2
O
O
O
H
a
S
O
H
O
2
N
a
O
H
+H
S
O
2
4+
2
2
4N

Hidrolisis : antar aksi ion-ion dengan ion air menghasilkan asam lemah dan
atau basa lemah

Garam yg berasal dari asam lemah dan basa kuat ( Na


asetat)
[CH3COOH] [OH-]
CH3COO +
H2O CH3COOH +
OH=
---- Kh
[CH3COO-]

H2O H+

OH-

CH3COOH CH3COO
Ka
Kw
Ka

Ka

[H+] [OH-] [CH3COOH]

=
Kw

= [H+] [OH-]Kw

[CH3

COO- ]

[CH3COO- ]

= Kh

[CH3COO-] [H+]

Kh

[H+]

[OH-] [CH3COOH]

[CH3COOH]

[OH-]2
=

[garam]

[OH-] =

[garam]

Ka
Kw
Ka

[H+] =

= Kh

Kw

pKh = pKw - pKa


[H+] =

Kw
[OH-]
Kw
[garam]

Kw
Ka

[H+]2

Kw

[garam]

Kw
Ka

Kw Ka
[H+]

=
[garam]

Garam yg berasal dari


asam lemah dan basa kuat pH = 1/2 pKw +1/2 pKa + 1/2 log [garam]
pH = 1/2 pKw +1/2 pKa - 1/2 p [garam]

Garam yg berasal dari


asam kuat dan basa lemah

Garam yg berasal dari


asam lemah dan basa
lemah

pH = 1/2 pKw - 1/2 pKb + 1/2 p[garam]

pH = 1/2 pKw + 1/2 pKa - 1/2 pKb

Bufer
Camp asam lemah dan garam
Na/K nya
CH3COOH
CH3COONa
CH3COONa
CH3COOH

Ka =

[CH3COO-] x
[H+]
[CH3COOH]

Camp basa lemah dan garamnya.


NH4OH
NH4Cl

CH3COO- + Na+
CH3COO- + H+

[H ] =
+

[CH3COOH]

Ka

[CH3COO-]

[asam]

[H+] = Ka

[garam]
[asam]

- Log [H+] = - log Ka - log

[garam]

[garam]

pH = p Ka + log

[asam]

[garam]

pOH = p Kb + log

[basa]

Você também pode gostar