Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PEMERIKSAAN RANGSANG
SELAPUT OTAK, SARAF
CRANIAL
Pembimbing : dr. Djati Sulastono,
Sp.S
Nur Andriana
2009730037
ANAMNESIS
-Identitas
- Keluhan utama (Sejak kapan
mulai,Sifat serta beratnya, hubungannya
dengan waktu, Lokasi serta
penjalarannya, Keluhan lain yang ada
-Keluhan
hubungannya
dengan
keluhan tersebut,
lain
Nyeri kepala
Pengobatan
sebelumnya dan bagaimana
Muntah
hasilnya)
Vertigo
Gangguan penglihatan
Gangguan pendengaran
Gangguan motorik
Fungsi luhur
Kesadaran
Motorik
Sensibilitas
Saraf otonom
Kaku kuduk
Tangan pemeriksa ditempatkan dibawah kepala
pasien yang sedang berbaring, kemudian kepala
ditekukan ( fleksi) dan diusahakan agar dagu
mencapai dada. Selama penekukan diperhatikan
adanya tahanan dan nyeri.
Kernig sign
NERVUS CRANIAL
NERVUS I OLFACTORIUS
Tujuan pemeriksaan : untuk mendeteksi adanya
gangguan menghidu, selain itu untuk mengetahui
apakah gangguan tersebut disebabkan oleh
gangguan saraf atau penyakit hidung lokal.
Sindrom foster kennedy :
Anosmia ipsilateral karena tekanan langsung pada
bulbus atau tractus olfactorius
Atrofi optik ipsilateral karena jejas pada saraf optik
ipsilateral
Sembab papil kontralateral karena peningkatan
TIK akibat tumor.
SYARAT PEMERIKSAAN
Bahan yang digunakan bersifat aromatik, tidak
merangsang mukosa hidung, dan mudah dikenal.
Misalnya: teh, kopi, tembakau, sabun, vanili, dll.
2. Bahan yang mudah menguap dan merangsang mukosa
hidung tidak dapat dipakai karena akan merangsang
juga N.V. misalnya: alkohol, amonia.
3. Sebelum pemeriksaan terlebih dulu jalan lintas
pernapasan melalui hidung harus baik, bersih, dan
lancar. Jadi tidak ada corpus alineum, rhinitis, atau
polip.
4. Mata penderita sebaiknya ditutup
1.
Kelainan penciuman:
Anosmia
hilangnya
daya penciuman
Hiposmia daya
penciuman berkurang
Hiperosmia daya
penciuman lebih
tajam dari normal
Parosmia
rangsangan bau ada
tetapi identifikasinya
salah
Halusinasi olfactorik
mencium bau sesuatu
tanpa adanya
rangsangan
NERVUS II OPTIKUS
Tujuan pemeriksaan
a. Mengukur ketajaman penglihatan ( visus ) dan
menetukan apakah kelainan pada visus
disebabkan oleh kelainan okuler lokal atau
kelainan saraf
b. Mempelajari lapang pandang
c. Memeriksa keadaan papil optik
Cara pemeriksaan
a. Ketajaman Penglihatan
b. Lapangan pandang
c. Oftalmoskopi
anopsia
hemianopsia binasal
hemianopsia bitemporal
hemianopsia homonim kontralateral
hemianopsia homonim
quadroanopsia superior homonim
kontralateral
quadroanopsia inferior
homonim kontralateral
Snellen chart
funduskopi
konfrontasi
Kelainan Papil :
Papil Edema
Papil Atrofi
Neuritis optika
Neuritis retrobilbaris
Papilitis
M. Rectus lat
(N VI ) gerak
ke lateral
abduksi
M. Rectus
med
( N III )
M. Rectus inf
( N III ) melihat ke
bawah luar
Pemeriksaan n.III
pupil
Bentuk,
diameter
kanan dan kiri,
reflekx cahaya, dan
reflex akomodasi
Nervus V Trigeminus
Pemeriksaan meliputi :
Motorik
Saraf
M. Pterigoideus
Sensorik
N.
Ophtalmicus
N. Maxillaris
N. Mandibularis
Reflex
- reflex kornea
- reflex masseter
Motorik
Reflex
Langsung
Pasien diminta melirik ke arah
laterosuperior,
kemudian
dari
arah lain kapas disentuhkan pada
kornea mata, misal pasien diminta
melirik kearah kanan atas maka
kapas disentuhkan pada kornea
mata kiri dan lakukan sebaliknya
pada mata yang lain. Kemudian
bandingkan
kekuatan
dan
kecepatan refleks tersebut kanan
dan kiri saraf aferen berasal dari
N. V tetapi eferannya (berkedip)
berasal dari N.VII.
Refleks masseter
Pemeriksaan reflex
cornea
Trauma kapitis
Penyakit sjogren
SLE
nerinoma akustikusitis
Meningitis karsinomatosa
Mengerutkan
dahi,
dibagian yang lumpuh
lipatannya tidak dalam.
Mengangkat alis
Menutup mata dengan
rapat dan coba buka
dengan tangan pemeriksa.
Moncongkan bibir atau
menyengir.
Suruh pasien bersiul,
dalam keadaan pipi
mengembung tekan kiri
dan kanan apakah sama
kuat . Bila ada
kelumpuhan maka angin
akan keluar kebagian sisi
yang lumpuh.
dengan
rasa manis, pahit,
asam, asin yang
disentuhkan pada
salah satu sisi lidah.
Bahannya
adalah:Glukosa 5 %,
Nacl 2,5 %, Asam sitrat
1 %, Kinine 0,075 %.
KELAINAN N.VII
Lesi UMN (supranuklear) :
tumor dan lesi vaskuler.
Lesi LMN :
Penyebab
pada pons,
meliputi tumor, lesi
vaskuler dan siringobulbia.
Pada fosa posterior,
meliputi neuroma akustik,
meningioma, dan
meningitis kronik.
Pada pars petrosa os
temporalis dapat terjadi
Bells palsy, fraktur,
sindroma Rumsay Hunt,
dan otitis media
Pemeriksaan N. Vestibularis
Test Romberg.
Test melangkah ditempat
( Stepping test ).
Weber
Membandingkan
hantaraan tulang
ditelinga kanan dan
kiri pasien.
Garpu tala
ditempatkan didahi
pasien, pada keadaan
normal kiri dan kanan
sama keras
Rinne
Swabach
Garpu
PEMERIKSAAN KESEIMBANGAN
Romberg test
Pasien berdiri dengan kaki yang
satu didepan kaki yang lainnya.
Tumit kaki yang satu berada
didepan jari kaki yang lainnya,
lengan dilipat pada dada dan
mata kemudian ditutup.
Orang yang normal mampu
berdiri dalam sikap Romberg yang
dipertajam selama 30 detik atau
lebih.
PEMERIKSAAN
KESEIMBANGAN
Test telunjuk hidung
Test tumit lutut.
Test diadokinesia
berupa: pronasi
supinasi, tapping jari
tangan.
Test
mempertahankan
sikap.
Test Telunjuk-Hidung
Pasien menunjuk hidungnya sendiri
Kemudian menunjuk jari pemeriksa
secara bergantian, jari telunjuk pemeriksa
berpindah-pindah posisi selama test
berlangsung , pasien diminta untuk
melakukan gerakan ini secara berlahan
kemudian makin cepat dan sebaliknya
Test dilakuakn untuk tangan kanan dan
kiri
Test hidung jari sambil tutup mata
Menerangkan tujuan pemeriksaan
Pasien disuruh menunjuk hidungnya
sendiri sambil matanya ditutup
Kemudian menunjuk jari sendiri secara
bergantian, jari telunjuk klien berpindahpindah posisi selama test berlangsung
Klien diminta untuk melakukan gerakan
ini secara berlahan kemudian makin cepat
dan sebaliknya
Test dilakuakn untuk tangan kanan dan
kiri
Test Pronasi-Supinasi
Dalam sikap duduk pasien
disuruh meletakkan tangan
di bagian atas bagian distal
paha
Mula-mula secara pronasi
(telapak tangan ke bawah),
lalu supinasi (telapak tangan
ke atas),
pasien diminta untuk
melakukan gerakan ini
secara berlahan kemudian
makin cepat dan sebaliknya,
Test dilakuakn untuk tangan
kanan dan kiri
CARA PEMERIKSAAN
Lakukan tes refleks
muntah dengan lembut
(nervus IX adalah
komponen sensorik dan
nervus X adalah
komponen motorik).
Sentuh bagian belakang
faring pada setiap sisi
dengan spatula, jangan
lupa menanyakan kepada
pasien apakah ia
merasakan sentuhan
spatula tersebut (N. IX)
setiap kali dilakukan
NERVUS XI ( ACCESORIUS )
N.XI = N. Accesorius
Hanya mempunyai komponen
motorik yang mempersarafi
a. M. Trapezius
b. M. Sternocleidomastoideus
CARA PEMERIKSAAN :
KELAINAN N.XI
N.XII = N. Hypoglossus
Bersifat motorik yang mempersarafi
otot-otot penggerak lidah
Kombinasi lesi UMN bilateral dari N. IX. X,
XII disebut kelumpuhan pseudobulbar
Cara pemeriksaan:
Penderita
KELAINAN N.XII