Você está na página 1de 25

ABLASIO RETINA

RHEGMATOGENOSA

Oleh : Cindy Alvina Hendryan (406151033)


Pembimbing : dr. Irastri A. , Sp. M
Ilmu Penyakit Mata
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Anatomi Mata

Retina

ABLASIO RETINA
RHEGMATOGENOSA

Definisi
Ablasio retina (retinal detachment)
Terpisahnya neurosensory retina (NSR) dari
retinal pigment epithelium (RPE)

Epidemiologi
Menurut penelitian, di Amerika Serikat insiden ablasio retina 1 :
15.000 populasi
Faktor resiko miopia tinggi, pasca retinitis, afakia, pseudoafakia,
trauma, dan retina yang memperlihatkan degenerasi di bagian
perifer.
Sekitar 40-50% dengan ablasio adalah miopia tinggi 25-45 tahun
30-40% mengalami pengangkatan katarak
10-20% telah mengalami trauma okuli pada usia muda
Insidens ablasio retina meningkat seiring bertambahnya umur dan
mencapai maksimum pada kelompok usia 50-60 tahun

Klasifikasi
Ablasio Retina
Rhegmatogenosa

Non - Rhegmatogenosa

Ablasio Retina Eksudatif

Ablasio Retina Traksi

Ablasio Retina Rhegmatogenosa


Ablasio Retina Rhegmatogenosa terjadi robekan
pada retina atau lubang retina yang biasanya
terjadi pada retina bagian perifer, jarang pada
makula.
Robekan Cairan vitreus masuk ke rongga
subretina antara sel pigmen epitel dengan
retina Pendorongan retina.

Ablasio Retina Rhegmatogenosa

Faktor Predisposisi
Miopia
Afakia
Trauma
Fenile Posterior Vitreous Detachment (PVD).
Pasca sindrom nekrosis akut retina dan sitomegalovirus
(CMV).
Retina yang memperlihatkan degenerasi di bagian
perifer seperti Lattice degeneration.

Anamnesis
Floaters
Kekeruhan di vitreus karena adanya darah, pigmen retina yang lepas
atau degenerasi vitreus sendiri. Penderita merasa adanya tabir atau
bayangan yang datang dari perifer (biasanya dari nasal) meluas dalam
lapngan pandang. Tabir ini bergerak bersama dengan gerakan mata .
Fotopsia
Terlihat pijaran api. Umumnya terjadi saat mata berkedip dalam
keadaan gelap atau kurang cahaya.
Penurunan tajam penglihatan
Selain gejala diatas dapat juga ditanyakan adanya riwayat trauma,
pembedahan (ekstraksi katarak), riwayat keluarga dengan penyakit
mata serta penyakit sistemik yang berhubungan dengan ablasio retina
(diabetes melitus, tumor, sickle cell leukimia)

Pemeriksaan Oftalmologi
Pemeriksaan visus penurunan tajam penglihatan
terutama jika makula ikut terangkat
Pemeriksaan pupil Dilatasi pupil yang menetap
mengindikasikan adanya trauma.
Pemeriksaan lapangan pandang defek lapangan
pandang seperti tertutup tabir
Pemeriksaan slit lamp Anterior segmen biasanya
normal, pemeriksaan vitreous untuk mencari tanda pigmen
atau tobacco dust
Pemeriksaan funduskopi (pupil dilatasi) tampak
sebagai membran abu-abu merah muda yang menutupi
gambaran vaskuler koroid.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan USG. Dilakukan bila retina tidak
dapat tervisualisasi oleh karena perubahan
kornea, katarak, atau perdarahan.

Diagnosis Banding
Retinoskisis senil dimana pada penyakit ini
retina terlihat terlihat lebih transparan
Tumor koroid atau melanoma maligna perlu
pemeriksaan USG untuk mengetahui adanya
tumor tersebut.

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada ablasio retina adalah
pembedahan.
Tujuan utama pembedahan pada ablasi retina
adalah untuk melekatkan kembali bagian retina
yang lepas.
Pembedahan dilakukan secepat mungkin dan
sebaiknya 1-2 hari.

Scleral Buckling

Retinopeksi pneumatik

Pars Plana Vitrectomy

Komplikasi Pasca Pembedahan

Glaukoma
Iskemia segmen anterior
Infeksi
Pelepasan koroid
Diplopia pasca bedah
Kegagal penempelan retina

Prognosis
Pasien dengan ablasio retina yang melibatkan makula
dan berlangsung kurang dari 1 minggu, memiliki
kemungkinan sembuh post operasi sekitar 75%
sedangkan yang berlangsung 1-8 minggu memiliki
kemungkinan 50 %.
Jika makula melekat dan pembedahan berhasil
melekatkan kembali retina perifer, maka hasil
penglihatan sangat baik. Jika makula lepas lebih dari 24
jam sebelum pembedahan, maka tajam penglihatan
sebelumnya mungkin tidak dapat pulih sepenuhnya.

Você também pode gostar