Você está na página 1de 24

ARTHRITIS

RHEUMATOID

RHEUMATOID
ARTHRITIS ??

Penyakit inflamasi sistemik


kronik yang menyebabkan
tulang sendi destruksi,
deformitas, dan menyebabkan
ketidakmampuan, merupakan
penyakit autoimun yang tidak
diketahui penyebabnya.

KLASIFIKASI RA, TINGKAT


KEPARAHAN
STADIUM 1hasil

STADIUM II

STADIUM III

STADIUM IV

radiografi menunjukkan tidak adanya


kerusakan pada sendi.

terjadi osteoporosis dengan atau tanpa


kerusakan tulang yang ringan disertai
penyempitan pada ruang sendi.
terjadi kerusakan pada kartilago dan
tulang tertentu dengan penyempitan
ruang sendi; sehingga terjadi perubahan
bentuk sendi.
imobilisasi menyeluruh pada sendi
karena menyatunya tulang-tulang
pada sendi.

KRITERIA DIAGNOSIS RA MENURUR ARA (American Rheumatism


Association)
No

Tanda dan gejala rheumatoid artritis

Kekakuan sendi jari- jari tangan pada pagi hari (morning stiffnes)

Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang- kurangnya pada satu
sendi

Pembengkakan ( oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan ) pada
salah satu sendi secara terus menerus sekurang- kurangnya dalam waktu 6
minggu

Pembengkakan sekurang- kurangnya pada salah satu sendi

Pembengkakan sendi yang bersifat simetris

Nodul subkutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ektensor

Gambaran foto rontgen yang khas pada artritis reumatoid

Uji aglutinasi faktor rheumatoid

Pengendapan cairan synovial

10

Perubahan karakteristik histologik cairan synovial

11

Gambaran histologik yang khas pada nodul

ETIOLOGI
Penyebab
dari RA
belum dapat
diketahui
secara pasti,
tetapi dapat
dibagi dalam
3 bagian,
yaitu :

1. Mekanisme
imunitas seperti
interaksi igG dari
imunoglobulin dengan
RF

2. Faktor
metabolik
3. Infeksi dengan
kecenderungan
virus

TANDA DAN GEJALA RA


SETEMPAT
Sakit persendian
disertai kaku terutama
pada pagi hari (morning
stiffness) selama 30
menit dan dapat
berlanjut sampai
berjam-jam dalam
sehari.
Semua sendi bisa
terserang seperti
panggul, lutut,
pergelangan
tangan, siku dan
bahu.

Lambat laun
membengkak,
panas merah
dan lemah.
Peradangan sendi
yang kronik
menyebabkan
erosi pada pinggir
tulang dan ini
dapat dilihat pada
penyinaran sinas
X.

TANDA DAN GELAJA RA


SISTEMIK

Demam, lemah, tachikardi, berat badan turun, anemia.


Bila ditinjau dari stadium, maka RA terdapat 3 stadium,
yaitu :
1. Stadium sinovisis
Terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang
ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada
saat istirahat maupun saat bergerak, bengkak dan
kekakuan.
2. Stadium destruksi
Terjadi kerusakan pada jaringan sinovial & jaringan
sekitarnya, ditandai adanya kontraksi tendon.
3. Stadium deformitas
Terjadi perubahan secara progresif & berulang kali,
deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.

TERAPI NON FARMAKOLOGI

Adapun penatalaksanaan dapat dilakukan sebagai


berikut :
Istirahat ketika merasa nyeri dan lelah
Olahraga ringan, aerobik, dan berenang
Thermotherapy (misalnya kompres hangat)
Mengurangi berat badan jika obesitas, karena
bertambahnya berat badan
dapat menambah tekanan pada sendi panggul,
lutut, dan sendi- sendi pada kaki.
Pembedahan
Arthroplasti

TERAPI FARMAKOLOGI

Algoritma terapi Arthritis Rheumatoid (Dipiro, 2008)

KASUS

Ibu Leni seorang ibu rumah tangga (58 tahun)


mengeluh nyeri di semua sendi. Lutut kiri tampak
terjadi peradangan/bengkak, dan mengalami kekakuan
setiap pagi hari. Keluhan tersebut mulai muncul dan
dirasakan 3 bulan yang lalu dan semakin parah 2
minggu terakhir. Setiap hari bu Leni merasakan letih
yang berlebihan terutama pada siang hari. Bukan
seorang perokok maupun peminum alkohol. Awal
pengobatan dokter memberikan Coditam dengan
aturan pakai 1 dd 1. Ibu Leni seorang penderita
hipertensi (10 tahun terakhir).
Riwayat pengobatan :
Hydrochlorothiazide 25 mg po sehari sekali (pagi)
Norvask 10 mg po sehari sekali
Pemeriksaan fisik :

Tangan mengalami perubahan ringan,


bengkak di beberapa bagian sendi proximal
interpalangeal, nyeri di beberapa bagian
sendi metacarpopalangeal kiri.
Lutut mengalami nyeri dan lutut kiri terjadi
udem/efusi.
Hasil pemeriksaan terhadap cairan
synovial :
WBC 23 103/mm3
DEXA : T-score -2

PENYELESAIAN
1. Analisa menggunakan SOAP

Subject
Identitas : Ny. Leni
Jenis kelamin : perempuan
Usia : 58th
BB : 65,3kg
Keluhan : nyeri di semua sendi, peradangan/bengkak pada
lutut kiri, dan kaku setiap pagi, tangan mengalami
perubahan ringan, bengkak di beberapa bagian sendi
proximal interpalangeal, nyeri di beberapa bagian sendi
metacarpopalangeal kiri, letih berlebihan pada siang hari.
Riwayat : hipertensi 10 tahun terakhir.

Assesment
1. Hct dan Hgb pasien indikator anemia. Hal ini
dapat terjadi pada pasien dengan penyakit RA,
karena terjadi kerusakan eritrosit akibat
peradangan yang menyebabkan Hct dan Hgb
pasien
2. Anti CCP pada pasien, hal ini menunjukkan
indikator RA sudah mencapai pada fase
lanjutan.
3. WBC pasien mengindikasikan adanya
inflamasi.
4. ESR pasien , ESR merupakan indikator
terjadinya infeksi akut atau kronis, TBC, RA,
kanker, infark miokard akut, penyakit tiroid,

5. DEXA pasien , parameter DEXA dilihat


berdasarkan hasil pengukuran nilai Tscore, pada pasien menunjukkan T-score
-2 yang berarti kepadatan massa tulang
dibawah normal dan berpotensi
osteoporosis.
6. Coditam (codein 30mg, parasetamol
500mg) diindikasikan untuk meredakan
rasa nyeri.
7. HCT termasuk obat diuretika golongan
thiazide digunakan untuk terapi
hipertensi.
8. Norvask (amlodipin) merupakan

Plan
1. Coditam tidak digunakan
2. HCT tetap digunakan, dengan dosis 25 mg diminum satu
kali sehari pada pagi hari secara per oral.
3. Norvask tetap digunakan, dosis yang digunakan sudah
tepat yaitu 10 mg diminum satu kali sehari pada malam hari.
4. Penambahan penggunaan MTX 7,5 mg per oral diminum
seminggu satu kali untuk terapi RA.
5. Penambahan penggunaan asam folat dengan dosis 1mg per
oral diminum satu kali sehari untuk menghindari defisiensi
asam folat karena pemakaian MTX.
6. Penambahan penggunaan NSAID topikal untuk mengatasi
nyeri yang dapat timbul sewaktu-waktu dan mengatasi
inflamasi pada nyeri sendi
7. Penambahan kortikosteroid prednison 5mg satu kali
sehari untuk mengurangi gejala dan peradangan pada sendi,
juga dapat memperlambat perkembangan penyakit RA.

2. Masalah terkait Obat


Ada indikasi tetapi tidak diterapi : Pasien
menderita rhematoid arthritis tetapi tidak
mendapatkan terapi khusus RA.
Dosis terlalu rendah : Dosis terlalu tinggi : Pemilihan obat yang tidak tepat : Coditam, karena
komposisi dari coditam adalah codein 30mg dan
parasetamol 500mg dengan indikasi nyeri berat
dan jika digunakan dalam jangka panjang akan
menyebabkan toleransi atau ketergantungan.
Pasien gagal menerima obat : Reaksi Obat yang tidak dikehendaki : Interaksi Obat : -

3. Tujuan terapi dalam kasus ini


Menghilangkan gejala peradangan/inflamasi
yang aktif baik lokal maupun sistemik.
Mengurangi rasa nyeri
Mencegah terjadinya kekakuan dan
keterbatasan gerak sendi
Mencegah terjadinya deformitas atau kelainan
bentuk sendi dan menjaga fungsi persendian
agar tetap dalam keadaan baik.
Mengembalikan kelainan fungsi persendian
yang mengalami Rheumatoid Arthritis agar
sedapat mungkin menjadi normal kembali

4. Terapi non farmakologi yang


disarankan untuk pasien

Istirahat ketika merasa nyeri dan lelah


Olahraga ringan, aerobik, dan berenang
Thermotherapy (misalnya kompres hangat)
Mengurangi berat badan jika obesitas, karena
bertambahnya berat badan
dapat menambah tekanan pada sendi
panggul, lutut, dan sendi- sendi pada kaki.
Pembedahan
Arthroplasti

5. Obat yang tepat untuk bu Leni, berapa


dosis yang diperlukan, frekuensi dan
durasi pengobatan yang tepat
HCT dosis 25 mg diminum satu kali sehari pada pagi
hari secara per oral setelah makan.
Norvask dengan dosis10 mg diminum satu kali sehari
pada malam hari setelah makan.
NSAID topikal digunakan untuk mengatasi nyeri yang
dapat timbul sewaktu-waktu dan mengatasi inflamasi
pada nyeri sendi.
Prednison , dosis 5mg digunakan satu kali sehari,
diminum setelah makan.
MTX 7,5mg per oral diminum seminggu satu kali,
diminum 1 jam sebelum makan, atau 2 jam setelah
makan.

KIE
Kompres panas dingin untuk meredakan nyeri sendi.
Istirahat sampai rasa nyeri berkurang. Jika nyeri
sudah mereda, gerakkan kembali sendi untuk
beraktivitas ringan agar tidak muncul rasa kaku.
Lakukan diet rendah garam.
Hindari konsumsi mlinjo, emping, kol, daun bayam,
dan daun ketela.
Usahakan sendi tetap hangat pada malam hari dan
waktu udara dingin, misal : gunakan baju/ kaos
lengan panjang, kaos kaki, dan selimut.
Lakukan pengecekan tekanan darah secara berkala.
Lakukan pemeriksaan fungsi hati setelah pemakaian
MTX selama 1-2 bulan untuk memonitor efek
samping dari metotreksat, karena MTX bersifat

Terima kasih

Você também pode gostar