Você está na página 1de 17

Asthma

Kelompok 3
1.
2.

Lungit Fika Fauzia FA/09686


Ruth Michelle E. O. W.
FA/09688

3.

Dian Ika Avianty FA/09694

4.

Pentaresi Tito G. FA/09695

Asma
Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang
melibatkan banyak sel dan elemennya.
Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan
napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi,
sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama
malam dan atau dini hari.
Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas
yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan
atau tanpa pengobatan.

Terapi Farmakologi

Tujuan Penatalaksanaan Asma:

1. Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma


2. Mencegah eksaserbasi akut
3. Meningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal
mungkin
4. Mengupayakan aktiviti normal termasuk exercise
5. Menghindari efek samping obat
6. Mencegah terjadi keterbatasan aliran udara (airflow limitation)
ireversibel
7. Mencegah kematian karena asma

Kasus
Bapak JK, 60 tahun, masuk rumah sakit karena serangan asma
akut, bahkan harus masuk ke ICU. Nafasnya sesak dengan suara
mengi yang terdengar jelas. Hasil uji fungsi paru pada saat itu
menunjukkan FEV1 : 55%. Dia cukup sering mendapat serangan
asma, bisa lebih dari 2 kali seminggu. Tidak ada riwayat alergi.
Hasil skin test negatif. Serangan asma mulai muncul sejak Bapak JK
pensiun dari pekerjaannya. Selain itu, informasi dari keluarga
mengatakan bahwa Bapak JK juga kerap menderita sakit kepala
migrain. Dua minggu yang lalu, dokter meresepkan Inderal untuk
hipertensinya.

Analisis SOAP
Subjektif : - Sesak nafas
- Sakit kepala migrain
Objektif

: - FEV1 55%

Assestment : - 2 minggu sebelumnya mendapat Inderal


(propanolol)
- Inderal kontraindikasi dengan penyakit asma

Analisis SOAP
Plan
: - Albuterol secara nebulisasi dengan dosis 5mg/2,5ml tiap
20 menit
selama 1 jam
- Diberikan oksigen melalui canul nasal 4 6 L per menit
sampai
tingkat saturasi 90%
- Jika kondisi pasien tidak mengalami perbaikan, dapat
diberikan
hirokortison 100 200 mg melalui intravena
sesuai

- Penggunaan Inderal diganti dengan antihipertensi lain yang


dengan indikasi asma
- Rekomendasi dengan hidroklorotiazid 25 mg sekali sehari

- Untuk terapi maintenance, dapat diberikan Symbicort


turbuhaler,
setiap pemakaian 2 semprotan setiap 12 jam

SABA/ Agonis beta-2 kerja singkat

Mempunyai waktu mulai kerja (onset) yang cepat


relaksasi otot polos saluran napas
meningkatkan bersihan mukosilier
menurunkan permeabiliti pembuluh darah
modulasi penglepasan mediator dari sel mast.
Efek sampingnya: rangsangan kardiovaskular, tremor otot rangka
dan hipokalemia
Pemberian secara inhalasi jauh lebih sedikit menimbulkan efek
samping daripada oral

LABA/ Agonis beta-2 kerja lama

waktu kerja lama (> 12 jam).


efek relaksasi otot polos
meningkatkan pembersihan mukosilier
menurunkan permeabiliti pembuluh darah
memodulasi penglepasan mediator dari sel mast dan basofil.
jangka lama mempunyai efek protektif terhadap rangsang bronkokonstriktor.
Pemberian inhalasi agonis beta-2 kerja lama, menghasilkan efek
bronkodilatasi lebih baik dibandingkan preparat oral. Efek samping sistemik
(rangsangan kardiovaskular, tremor otot rangka dan hipokalemia) yang lebih
sedikit.

Glukokortikosteroid inhalasi
medikasi jangka panjang yang paling efektif untuk mengontrol
asma
menghasilkan perbaikan faal paru
menurunkan hiperesponsif jalan napas
mengurangi gejal

mengurangi frekuensi dan berat serangan

memperbaiki kualiti hidup


Efek samping: efek samping lokal seperti kandidiasis orofaring,
disfonia dan batuk karena iritasi saluran napas atas.

LABA + Kortikosteroid inhalasi


inhalasi agonis beta-2 kerja lama sebaiknya diberikan ketika dosis standar
glukokortikosteroid inhalasi gagal mengontrol dan, sebelum meningkatkan dosis
glukokortikosteroid inhalasi tersebut (bukti A).
Karena pengobatan jangka lama dengan agonis beta-2 kerja lama tidak mengubah
inflamasi yang sudah ada, maka sebaiknya selalu dikombinasikan dengan
glukokortikosteroid inhalasi (bukti A).
memperbaiki gejala, menurunkan asma malam, memperbaiki faal paru, menurunkan
kebutuhan agonis beta-2 kerja singkat (pelega) dan menurunkan frekuensi serangan
asma (bukti A).
Berbagai studi menunjukkan bahwa penambahan agonis beta-2 kerja lama inhalasi
(salmeterol atau formoterol) pada asma yang tidak terkontrol dengan
glukokortikosteroid inhalasi dosis rendah atau tinggi, akan memperbaiki faal paru
dan gejala serta mengontrol asma lebih baik daripada meningkatkan dosis

Obat

Indikasi

Efek Samping
Obat
Tremor, mual
muntah, demam

Dosis dan
Jumlah Obat

Harga Obat

Albuterol Nebul

Pertolongan
pertama pada
asma akut (SABA)

5 mg / 2,5 mL tiap Rp. 55.500,20 menit selama 1


jam

Oksigen

Meningkatkan
saturasi FEV1
sampai 90%

Albuterol MDI

Serangan akut
asma (SABA)

Tremor, mual
muntah, demam

90 mcg tiap puff, 2 Rp. 108.755,puff setiap 4 6


jam

Symbicort
turbuhaler
(Budesonid 160
mcg + Formoterol
4,5 mcg)

Terapi
pemeliharaan
asma (LABA +
kortikosteroid
inhalasi)

Infeksi saluran
kemih, sakit
kepala,
nasofrangitis,
candidiasis oral

2 puff setiap 12
jam

Hidroklorotiazid

Diuretik,
menurunkan
tekanan darah

Gangguan
metabolik,
anoreksia,
ketidakseimbanga
n elektrolit

25 mg tiap tablet, Rp. 4.800,1 kali sehari setiap


pagi bersama
makan

Pemberian 4 6 L
oksigen melalui
canul nasal

Rp. 364.000,-

Monitoring dan KIE terhadap


Pasien
Gejala asma yang muncul, minimal atau tidak ada.
Kebutuhan bronkodilator menjadi minimal
Variasi harian APE kurang dari 20%
Nilai normal FEV1 antara 75% sampai 80%
Pasien diedukasi pemahamannya terkait penyakit asma dan
kepatuhan terhadap terapi yang sedang dijalani
Diajarkan cara penggunaan obat yang tepat, terutama Symbicort
turbuhaler
Pasien dianjurkan untuk berkumur setelah penggunaan
Symbicort untuk mencegah efek samping candidiasis

Monitoring dan KIE terhadap


Pasien
Jika terjadi efek samping sakit kepala, dapat diberikan
paracetamol 500 mg PRN
Penggunaan Ventolin inhaler sebaiknya diminimalisasi
Edukasi tentang pola hidup sehat. Pasien dianjurkan melakukan
kegiatan fisik ringan untuk memperkuat kapasitas paru-paru.
Mengajak keluarga pasien untuk senantiasa mendukung dan
melakukan follow up kepada pasien
Pemeriksaan spirometri berkala

Referensi
Weinberger, Steven, Treatment of hypertension in asthma and
COPD
Morales DR, Jackson C, Lipworth BJ, et al. Adverse respiratory
effect of acute -blocker exposure in asthma: a systematic
review and meta-analysis of randomized controlled trials. Chest
2014; 145:779.
Phipps, P., & Garrard, C. S. (2003). The pulmonary physician in
critical care . 12: Acute severe asthma in the intensive care unit.
Thorax, 58, 8188.

Você também pode gostar