Você está na página 1de 32

Fakultas Kedokteran

Limfoma
By : Pandu Dian Wicaksono

Universitas Pembangunan Nasional


Veteran Jakarta

Definisi
Limfoma merupakan kelainan
neoplastic yang terjadi pada
jaringan limfoid (system limfatik).
Pada
umumnya
penyebabnya
tidak diketahui, tetapi factor risiko
yang
diidentifikasi
mencakup
keadaan
immunodefisiensi
(kongenital atau didapat), serta
pajanan herbisida, pestisida dan
pelarut organic seperti benzene.

Klasifikasi
Berdasarkan jenis sel yang
mencolok serta gambaran
histopatologis
1. Limfoma Hodgkin
2. Limfoma Non-Hodgkin

Hodgkins Disease
Merupakan tipe limfoma yang dimulai dari sel
darah putih (leukosit) lebih tepatnya limfosit.
Limfoma tipe ini merupakan limfoma yang memiliki
kemungkinan potensi untuk disembuhkan.

Etiologi
Pada Umumnya penyebab pasti dari Hodgkins
disease belum diketahui lebih lanjut, namun salah
satu yang paling dicurigai adalah EBV.berdasarkan
data didapatkan bahwa 30% kasus Hodgkins
Disease didapatkan hasil positif dari adanya protein
EBV. Meskipun begitu mekanisme bagaimana bisa
EBV memicu terjadinya Hodgkins Disease masih
belum diketahui.

Epidemiologi
Di USA terdapat 7.500 kasus baru
Hodgkins Disease setiap tahunnya, rasio
kekerapan antara laki-laki dan perempuan
adalah 1.3-1.4 berbanding 1. terdapat
distribusi umur bimodal, yaitu pada usia 1534 tahun dan usia diatas 55 tahun.

Gambaran Histopatologis
Pada Hodgkins Disease Klasik, sel neoplastik yagn
ditemukan adalah Reed-Sternberg Cell. Sel ini
meliputi 1-2% total massa tumor, sisanya terdiri dari
berbagai respon reaktif, mixed inflammatory cells
consisting of lymphocytes, plasma cells, neutrophils,
and histiocytes.
Pada umunya RSC berasal dari folikel sel B,
diturunkan dari sentrum germinativum limfonodus
tetapi tidak lagi memiliki kemampuan untuk
memproduksi antibodi.
RSC terus-menerus mengekspresikan antigen
CD30 (Ki-1) dan CD15(Leu-M1).

Klasifikasi
1. Classical Hidgkin Lymphoma
a. Nodular Sclerosing Hodgkin Lymphoma (NSHL)
b. Mixed-cellularity Hodgkin Lymphoma (MCHL)
c. Lymphocyte-depleted Hodgkin Lymphoma (LDHL)
d. Lymphocyte-rich Classical Hodgkin Lymphoma
(LRHL)
2. Nodular lymphocyte-predominant Hodgkin
Lymphoma

Klasifikasi

Nodular Sclerosing Hodgkin Lymphoma


Dari semua kasus Hodgkins Disease 60-80%
diantaranya merupakan NSHL, secara morfologi
menunjukkan tampilan nodular area yang luas
dari fibrosis, dimana terdapat penebalan kapsul.
Karakteristik dari sel yang ditemukan adalah :
a.Lacunar-type Reed-Sternberg cell
b.Monolobated or multilobated nucleus
c.Small Nucleolus
d.Abundant pale cytoplasma
NSHL kerap ditemukan pada usia dewasa yang
biasanya melibatkan mediastinum dan daerah
supradiaphragmatic lainnya.

Klasifikasi

Mixed-cellularity Hodgkin Lymphoma


Dari semua kasus limfoma 1530% diantaranya dikategorikan
kedalam MCHL. MCHL biasanya
menyerang daerah abdominal
lymph nodes dan Lien. MCHL
banyak ditemukan pada pasien
dengan infeksi HIV

Klasifikasi

Lymphocyte-depleted Hodgkin Lymphoma


Dari semua kasus limfoma kurang dari
1% diantaranya dikategorikan sebagai
LDHL. Dapat ditemui sejumlah besar
Reed-Sternberg
Cell
dan
Bizzare
Sarcomatous Variant.
LDHL berhubungan dengan usia tua
dan status infeksi HIV, selain itu juga
dapat ditemukan protein EBV pada
banyak kasus tumor LDHL.

Klasifikasi

Lymphocyte-rich Classical Hodgkin Lymphoma


Dari semua kasus Limfoma
5% diantaranya merupakan
LRHL.
Untuk
penegakan
diagnosis
dibutuhkan
pemeriksaan
mmunohistochemical. Secara
klinis
tampilannya
mirip
dengan penderita MCHL

Klasifikasi

Nodular Lymphocyte-predominant Hodgkin Lymphoma


Dari keseluruhan kasus limfoma
5% diantaranya merupakan NLPHL.
NLPHL sendiri merupakan bentuk
yang berbeda dari CHL. Tipikal ReedSternberg Cell yang ditemukan pada
NLPHL memiliki formasi jarang-jarang.
Limfositik dan Histiositik sell (L&H)
tampak dengan latar belakang sel
yang mengalami inflamasi yang
didominasi oleh limfosit jinak.
Berbeda halnya dengan ReedSternberg Cell, pada sel L&H

Gejala Klinis
1. Demam tanpa sebab yang
jelas
2. Berkeringat pada malam
hari
3. Mudah lelah (Gejala
Anemia)
4. Rasa nyeri di perut
5. Kehilangan berat badan
secara misterius

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan darah :
a. Anemi
b. Eusinofilia
c. peningkatan laju endap darah (LED)
d. Terdeteksi limfosit abnormal/ limfositosis
2. Obstruksi Biliaris Ekstrahepatik
3. Peningkatan kreatinin dan ureum
4. Peningkatan kadar LDH

Pemeriksaan Penunjang

Biopsi Sumsum Tulang & Radiologis


Biopsi sumsum tulang dilakukan pada
stadium lanjut untuk keperluan staging,
keterlibatan sumsum tulang pada Hodgkins
Disease sulit didiagnosis dengan aspirasi
sumsum tulang.
Pemeriksaan foto torak untuk melihat
limfadenopati hilar dan mediastinal, efusi
pleura atau lesi parenkim paru-paru.
Obstruksi aliran limfotik mediastinal dapat
menyebabkan efusi chylous.

Staging
I. Menyerang hanya satu region KGB (stadia I) atau
satu lokasi ektranodal (stadia IE)

II. Menyerang dua atau lebih region KGB di satu sisi


diafragma (stadia II) atau satu lokasi ekstranodal
ditambah 2 atau lebih region kelenjar sekitar di
satu sisi diafragma (stadia IIE)

III. Menyerang regio-region kelenjar di dua sisi


diafragma (stadia III). Jika disertai satu lokasi
ekstranodal (stadia IIIE)

IV. Menyebar luas dan menyerang satu atau lebih

Pengobatan
Stadium I dan II : Terapi
radioterapi lapangan luas

menggunakan

Stadium IIIA, IIIB atau IV : rekomendasi


menggunakan
kemoterapi
sistemik.
Transplantasi sumsum tulang dapat digunakan
pada kasus-kasus relaps.

Prognosis
Jenis Kelamin
Usia >45 tahun
Stadium IV
Hb <10 gr/ml
Leukosit >15.000
Limfosit <600 atau <8% leukosit
Serum albumin <4 gr/ ml

Non-Hodgkin Lymphoma
Pada umumnya kasus limfoma
adalah
tipe
limfoma
nonHodgkin. Limfoma non-Hodgkin
sendiri
merupakan
kelompok
keganasan yang dapat berasal
dari limfosit B, limfosit T dan
kadang berasa dari sel NK ; yang
sangat heterogen, baik tipe
histologis,
gejala,
perjalanan
klinis,
respon
terhadap

Etiologi
Translokasi Kromosomal
Translokasi kromosomal memiliki peran penting
dalam pathogenesis berbagai limfoma dan
berhubungan dengan gambaran histologis dan
immunophenotype. T(14;18)(q32;q21) merupakan
kelainan kromosomal yang banyak terjadi pada
kasus NHL. Translokasi ini terjadi pada 85% limfoma
folikular dan 28% pada NHL kelas tinggi. Translokasi
ini menghasilkan juxtaposition pada BCL-2 apoptotic
inhibitor oncogene pada kromosom.

Etiologi
Infeksi
Beberapa virus turut terlibat pada proses
pathogenesis dari NHL, kemungkinan disebabkan
oleh kemampuan mereka untuk menyebabkan
stimulasi antigen kronik dan disregulasi sitokin, yang
pada akhirnya berujung pada stimulasi, proliferasi,
limfanomagenesis , serta sel B dan sel T yang tidak
terkontrol
HTLV-1 menyebabkan infeksi laten melalui reverse
transcription yang mengaktifkan sel T-Helper. HCV
berhubungan dengan perkembangan penyebaran sel

Etiologi
Faktor lingkungan
Faktor lingkungan dikaitkan dengan
perkembangan NHL termasuk karena paparan
bahan kimia (pestisida, herbisida, bahan kimia
organic, debu dll.), kemoterapi dan paparan
radiasi.
Keadaan Immunodefisiensi
Keadaan immunodefisiensi kongenital, keadaan
immunodefisiensi didapat dan keadaan
immunodefisiensi buatan memiliki hubungan

Etiologi
Inflamasi Kronik
Inflamasi kronik ditemukan pada pasien
dengan kelainan autoimun seperti syndrome
sjorgen dan Hashimoto Thyroiditis, menjadi
factor predisposisi pada penderita NHL untuk
berubah menjadi fase yang lebih ganas.

Epidemiologi
American Cancer Society memperkirakan kurang
lebih terdapat 72.580 kasus baru yang akan terjadi di
tahun 2016. NHL merupakan neoplasma hematopoetik
yang paling umum ditemukan, hamper 4% dari seluruh
diagnose kanker dan menempati posisi ketujuh dari
semua jenis kanker. NHL 5 kali lebih banyak terjadi
dibandingkan dengan Hodgkins Disease.
orang dengan kulit putih memiliki risiko lebih tinggi
untuk menderita NHL dibandingkan dengan orang
berkulit gelap. Selain itu laki-laki memiliki peluang lebih
besar untuk menderita NHL dibandingkan dengan
wanita. Pada golongan usia >50 tahun memiliki peluang

Klasifikasi
1. B-cell Neoplasms
a. Precursor B-Cell neoplasm: precursor Bacute
Lymphoblastic Lymphoma

b. Peripheral B-cell neoplasms


B-cell chronic lymphocytic leukemia
B-cell prolymphocytic leukemia
Lymphoplasmacytic lymphoma
Mantle cell lymphoma
Follicular lymphoma
Extranodal marginal zone B-cell lymphoma
Nodal Marginal B-cell Lymphoma
Splenic marginal zone lymphoma
Hairy cell leukemia
Plasmacytoma
Diffuse Large B-cell Lymphoma
Burkitts lymphoma

2. T-cell and putative NK-cell Neoplasm


a. Precursor T-Cell neoplasm: precursor Tacute
Lymphoblastic leukemia

b. Peripheral T-cell and NK-cell neoplasms


T-cell chronic lymphocytic leukemia
T-cell granular lymphocytic leukemia
Mycosis fungoides
Peripheral T-cell Lymphoma
Hepatosplenic gamma
Subcutaneus Panniculitis-like T-cell lymphoma
Angiommunoblastic T-cell lymphoma
Extranodal T-/ NK- cell lymphoma
Enteropathy-type intestinal T-cell lymphoma
Adult T-cell lymphoma
Anaplastic large cell lymphoma
Aggressive NK-cell leukemia

Working Formulation
Low
a.
b.
c.

Grade Lymphomas
Small lymphocytic, consistent with CLL plasmacytoid
Follicular, predominantly small cleaved cell
Follicular, mixed small cleaved and large cell

Intermediate grade lymphomas


a. Follicular, large cell
b. Diffuse, small cleaved cell
c. Diffuse, mixed small and large cell
d. Diffuse large cell
High
a.
b.
c.

grade Lymphomas
Large cell, immunoblastic
Lymphoblastic
Small, non-cleaved cell Burkitts, Non- Burkitts

Staging
I. Menyerang hanya satu region KGB (stadia I) atau
satu lokasi ektranodal (stadia IE)

II. Menyerang dua atau lebih region KGB di satu sisi


diafragma (stadia II) atau satu lokasi ekstranodal
ditambah 2 atau lebih region kelenjar sekitar di
satu sisi diafragma (stadia IIE)

III. Menyerang regio-region kelenjar di dua sisi


diafragma (stadia III). Jika disertai satu lokasi
ekstranodal (stadia IIIE)

IV. Menyebar luas dan menyerang satu atau lebih

Gejala Klinis
1. Demam tanpa sebab yang
jelas
2. Berkeringat pada malam
hari
3. Mudah lelah (Gejala
Anemia)
4. Rasa nyeri di perut
5. Kehilangan berat badan
secara misterius

Pengobatan
1. NHL Indolen (stages I & II)
a.
b.
c.
d.
e.

Iradiais
Kemoterapi
Extended (regional) irradiasi
Kemoterapi saja/ wait and see jika terapi radiasi tidak dapat dilakukan
Subtotal/ total iradiasi lymphoid

2. NHL Indolen (stages III & IV)


a.
b.
c.
d.

Wait and see


Rituximab (antibodi Monoklonal)
Purine Nucleoside Analogs
Kemoterapi Kombinasi

Pengobatan
1. NHL Intermediate/ High Grade terlokalisir
a. Regimen yang mengandung doxorubicin
b. Kemoterapi Dikombinasi dengan radioterapi

2. NHL Intermediate/ High Grade refrakter


a. Kemoterapi dengan transplantasi stem cell
b. Allogenic BMT
c. Kombinasi Radioterapi dan Kemoterapi

Referensi
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Interna Publishing. Jilid II Edisi V
Kapita Selekta Kedokteran. FKUI. Edisi ketiga
Ptofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Sylvia A. Price
http://emedicine.medscape.com/article/203399-overview#a2
http://emedicine.medscape.com/article/201886-overview#a2
http://www.cancer.org/cancer/non-hodgkinlymphoma/detailedguide/n
on-hodgkin-lymphoma-what-is-non-hodgkin-lymphoma
http://www.cancer.org/cancer/hodgkindisease/

Você também pode gostar