Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Penyakit Terminal
A. Pengertian
Penyakit kronik adalah suatu
penyakit yang perjalanan penyakit
berlangsung lama sampai bertahuntahun,bertambah berat, menetap,
dan sering kambuh (Purwaningsih
dan Karbina, 2009).
Penyakit kronis bisa menyebabkan
kematian/ kondisi terminal.
Penyakit TERMINAL:
Penyakit sudah tidak dapat
disembuhkan
Mengarah pada kematian
Diagnosa medis sudah jelas
Tidak ada obat untuk
menyembuhkan
Prognosis jelek dan bersifat progresif.
Cemas
Reaksi kecemasan merupakan sesuatu
yang umum terjadi. Beberapa pasien
merasa terkejut atas reaksi dan
perubahan yang terjadi pada dirinya
bahkan membayangkan kematian yang
akan terjadi padanya. Perubahan fisik
yang terjadi dengan cepat akan memicu
reaksi cemas pada individu dengan
penyakit kanker.
Depresi
Kurang lebih sepertiga dari individu
penderita stroke, kanker dan
penyakit jantung mengalami depresi.
Anger (Marah)
Fase marah terjadi pada saat fase denial tidak lagi bisa dipertahankan.
Kemarahan sering sulit dipahami oleh keluarga atau orang terdekat karena
dapat terpicu oleh hal-hal yang secara normal tidak menimbulkan
kemarahan. Marah terjadi karena rasa tidak berdaya, bisa terjadi kapan
saja dan kepada siapa saja tetapi umumnya terarah kepada orang-orang
yang secara emosional punya kedekatan hubungan.
Pasien yang marah akan melampiaskan kebenciannya pada orang-orang
yang sehat seperti teman, anggota keluarga, maupun staf rumah sakit.
Pasien yang tidak dapat mengekspresikan kemarahannya misalnya
melalui teriakan akan menyimpan sakit hati. Pasien yang sakit hati
menunjukkan kebenciannya melalui candaan tentang kematian,
mentertawakan penampilan atau keadaannya, atau berusaha melakukan
hal yang menyenangkan yang belum sempat dilakukannya sebelum ia
meninggal.
Kemarahan merupakan salah satu respon yang paling sulit dihadapi
keluarga dan temannya. Keluarga dapat bekerja sama dengan terapis
untuk mengerti bahwa pasien sebenarnya tidak marah kepada mereka
tapi pada nasibnya.
Depresi
Tahap di mana pasien kehilangan kontrolnya. Pasien akan
merasa jenuh, sesak nafas dan lelah, merasa kesulitan untuk
makan, perhatian, dan sulit untuk menyingkirkan rasa sakit
atau ketidaknyamanan. Ekspresi kesedihan ini verbal atau
nonverbal merupakan persiapan terhadap kehilangan atau
perpisahan abadi dengan apapun dan siapapun.
Tahap depresi dikatakan sebagai masa anticipatory grief, di
mana pasien akan menangisi kematiannya sendiri. Proses
kesedihan ini terjadi dalam dua tahap, yaitu ketika pasien
berada dalam masa kehilangan aktivitas yang dinilainya
berharga, teman dan kemudian mulai mengantisipasi
hilangnya aktivitas dan hubungan di masa depan
Penerimaan (acceptance)
Pada tahap ini pasien sudah terlalu lemah untuk merasa
marah dan memikirkan kematian. Beberapa pasien
menggunakan waktunya untuk membuat persiapan,
memutuskan kepunyaannya, dan mengucapkan selamat
tinggal pada teman lama dan anggota keluarga.
Pada tahap menerima ini, klien memahami dan
menerima keadaannya, mulai kehilangan interest dengan
lingkungannya, dapat menemukan kedamaian dengan
kondisinya, dan beristirahat untuk menyiapkan dan
memulai perjalanan panjang.
Menjelaskan Kematian
Pada Anak
Pada anak pra sekolah: anak mengartikan kematian
dengan sudah tidak ada nafas, dada dan perut
datar, tidak bergerak lagi,dan tidak bisa berjalan
seperti layaknya orang yang dapat berjalan
Kebanyakan anak-anak (anak yang menderita
penyakit terminal) membutuhkan keberanaian,
bahwa ia di cintai dan tidak akan merasa di
tinggalkan.
Tanpa memandang umur, sebagai orang tua
seharusnya sensitive dan simpati, mendukung apa
yang anak rasakan.
PALLIATIVE CARE
Menambah kualitas hidup (anak) pada kondisi
terminal.
Perawatan paliatif berfokus pada gejala rasa
sakit (nyeri, dypsnea) dan kondisi (kesendirian)
dimana pada kasus ini mengurangi kepuasan
atau kesenangan hidup anak.
Mengontrol rasa nyeri dan gejala yang lain,
masalah psikologi, sosial atau spiritualnya dari
anak dalam kondisi terminal.
Kesulitan menelan
Perubahan pola napas
Pernapasan cheynestokes. Death rattle (bunyi dada
bising karena akumulasi sekresi paru dan faring), Nadi
lemah dan lambat, penurunan tekanan darah
Kaji respon keluarga terhadap ancaman kematian.
Observasi adanya manifestasi reaksi berduka yang normal
pada anggota keluarga
Kaji sistem pendukung keluarga, mekanisme koping, dan
ketersediaan sumber.
Kaji kemampuan diri untuk memberikan perawatan efektif
pada anak yang menjelang ajal
Waspadai perasaan sendiri
Identifikasi strategi koping
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Perubahan pertumbuhan dan
perkembangan berhubungan dengan
penyakit terminal dan ancaman kematian
2.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan kehilangan nafsu
makan, tidak tertarik pada makanan.
3.Takut/ cemas berhubungan dengan
diagnosa, terapi, dan prognosis
4.Berduka antisipasi berhubungan dengan
ancaman kematian anak
INTERVENSI
Keterbatasan aktivitas :
mengurangi ketidakmampuan
mempertahankan fungsi sosial
mempertahankan sikap tubuh yang baik
mempertahankan kebebasan gerak sendi
dan kekakuan
istirahat dan aktifitas yang cermat
mempertahankan daya tahan fisik dan
ADL
SIMTOMATOLOGI BERDUKA
NORMAL
Perasaan bermusuhan
Kehilangan kehangatan terhadap orang lain
Kecenderungan untuk peka rangsang dan marah
Mengharapkan untuk tidak diganggu oleh teman
dan kerabat
Kehilangan pola berhubungan yang umum,
gelisah, tidak dapat duduk diam, gerakan tanpa
tujuan. Terus menerus mencari sesuatu untuk
dilakukan atau apa yang ia fikir harus lakukan
Kurang kapasitas untuk memulai atau
mempertahankan pola aktivitas yang teratur.