Você está na página 1de 36

DIARE AKUT

DENGAN
DEHIDRASI TIDAK
BERAT
AZDA A. FAJRI

Identitas Pasien

Nama : An. SRM

Umur : 3 bulan

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama: Islam

Suku

Alamat: Jetis, Grobogan

Nama Ayah

Pekerjaan Ayah

Nama Ibu : Ny. A

Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

Alamat: Wonoagung

No. CM: 490978

: Jawa

: Tn. BG
: swasta

Anamnesis
Alloanamnesis 21 Oct 2015

Keluhan Utama

Panas dan Mencret

Riwayat Penyakit Sekarang

3 Hari sebelum masuk RS

Pasien demam mendadak, dibawa kebidan diberi obat namun panas tidak turun dan
keluhan tidak berkurang.

1 Hari sebelum masuk RS

Kurang lebih 1 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien muntah 2x dan diare
sebanyak 10x cair, setiap mencret ganti celana karena basah, tak berampas, tidak
berbau, tak berminyak, sekitar anus memerah (+), lendir (-), berwarna kuning. Ibu
pasien mengaku hanya meminumkan ASI saja. Pada awal mencret bayi masih mau
menyusu.

Buang air kecil warna kuning jernih terakhir kurang lebih 16 jam sebelum masuk RS.

Ibu pasien mengaku anaknya muntah banyak sebelum masuk RS, 2x setelah masuk
RS, muntahan berwarna putih seperti ASI.

Saat masuk RS, ibu pasien mengaku anak menjadi lemas, tidak rewel seperti
biasanya, namun di beberapa kesempatan menyusu dengan lahap

Riwayat Penyakit Dahulu

: disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat mencret sebelumnya


Riwayat mencret pada keluarga

: disangkal

Riwayat Kesehatan Keluarga

Ayah

Ibu

: sehat
: sehat

Pemeliharaan Kehamilan dan Prenatal

G2P1A0 H39 minggu, lahir spontan di bidan. Jenis kelamin laki-laki


langsung menangis BB 3100g. Ibu teratur periksa kehamilan ke
bidan. Riwayat sakit saat kehamilan disangkal. Minum jamu,
merokok, dan minum alkohol selama hamil disangkal.

Imunisasi

Hepatitis B : (+) 0,2 bulan

DPT+HiB

: (+) 2 bulan

BCG

: (+) 1 bulan

Campak

: (-)

Polio

: (+) 0,2 bulan

Kesan

: Imunisasi dasar sesuai usia

Riwayat Keluarga Berencana :

Ibu penderita tidak mengikuti program KB.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum

Keadaan umum

: Kurang aktif, mata tampak cowong

Derajat kesadaran : apatis

Tanda vital

BB

: 6.5 kg

TB

: 61 cm

Nadi

Pernafasan : 38x/menit, tipe thorakoabdominal

Suhu

: 112 x/menit, reguler, isi tegangan cukup


: 38,2 C (per axiler)

Kulit : Warna sawo matang, kelembaban cukup, ujud kelainan kulit (-)

Kepala
: Bentuk mesocephal, rambut hitam sukar dicabut,
merata, UUB tidak cekung

Mata : Mata cekung (+/+), konjungtiva anemis (-/-),sklera ikterik (-/-),


pupil isokor (2mm/2mm), reflek cahaya (+/+)

Hidung

Mulut : Bibir sianosis (-), mukosa kering (+), bibir pecah-pecah (+)

Telinga

Tenggorok : Uvula ditengah, tonsil hiperemis (-), T1-T1 , faring


hiperemis (+)

Leher : Trakea di tengah, kelenjar getah bening tidak membesar

Lymphonodi : Retroaurikuler

distribusi

: Bentuk normal, nafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-)


: Bentuk normal, sekret (-).

Submandibuler

: tidak membesar

: tidak membesar

Thorax

Cor

Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak

Palpasi

Perkusi : redup jantung (+)

Auskultasi

: Iktus kordis tidak kuat angkat


: BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)

Pulmo

Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri, retraksi dada (-)

Palpasi

Perkusi : Sonor / Sonor di semua lapang paru

: Fremitus kanan = kiri

Batas paru-hepar

Batas paru-lambung : SIC VI kiri

Redup relatif

: SIC V kanan

Pekak

: SIC VI kanan

Auskultasi

: SIC V kanan

: SD vesikuler (+/+), RBK (-/-), RBH (-/-)

Abdomen

Inspeksi

: dinding dada setinggi dinding perut

Auskultasi : peristaltik (+) meningkat

Perkusi : tympani

Palpasi : nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, turgor
kembali agak lambat.

Ekstremitas :

Akral dingin tidak ditemukan

CRT <2

Data Antopometri

Anak laki-laki, usia 3 bulan

Berat Badan

: 6,5 kg

Tinggi Badan

: 61 cm

Pemeriksaan status gizi ( WHO Z score ) : (Median - 0 SD)

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium darah tanggal 21 Oktober 2015

Hematologi Rutin

Hb : 9.2 g/dL

Ht : 28.9%

Leukosit

: 8.800 mm3

Trombosit

: 348.000 mm3

Hitung jenis

Eosinofil : 0

Basofil

:0

Stab

:0

Segment: 21

Limfosit : 63

Monosit : 16

Kesan : Limfositosis

: Anemia Ringan

Feces Rutin 21 Oct 2015

Warna : Putih Kekuningan

Kista

Ankylostoma : Negatif

Trychomonas : Negatif

Sisa Makanan : Negatif

Ascaris

: Negatif

Oxyuris

: Negatif

Lemak : ++

Leukosit

: 2-3

Eritrosit

: 1-2

Amoeba

: Negatif

Bakteri: +

: Negatif

Daftar Masalah
Demam
BAB

3 hari

cair 10 kali dalam sehari

Muntah

2 kali

Limfositosis
Hb

9.2 g/dL

Differential Diagnosa

DADTB ex causa virus

DADTB ex causa bakteri

Pediatric Lactose Intolerance

Pediatric Malabsopsion Syndrome

Anemia Ringan

Diagnosa Kerja

DADTB ex causa virus

Anemia ringan

Penatalaksanaan

Initial diagnosis

Apusan darah tepi

Pemeriksaan MCV

Initial Terapi

CRO 487.5 cc dalam 3 jam (berupa ASI)

RL 14 tpm

Zinc Syr s.d.d. Cth 1 selama 14 hari

Probiotic (L-Bio) 1x1 sch

Paracetamol drop 0.3 cc prn

Ferrous Sulphate drop 0.5 cc s.d.d.

Vit. C 25 mg s.d.d. tab 1

Initial plan monitoring

Monitoring KU dan tanda-tanda vital

Monitoring rehidrasi

Initial plan edukasi

Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang penyakit pasien


penyebab, dan penatalaksanaan

Menjelaskan prognosis tentang penyakit pasien

Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa kemungkinan penyakit


yang dialami pasien dapat dengan mudah dicegah dengan:
pemberian asi eksklusif, kebersihan perorangan, cuci tangan
sebelum memberikan asi, dan kebersihan lingkungan rumah

PROGNOSIS

Quo Ad Vitam

Quo Ad Functionam : Dubia ad Bonam

Quo Ad Sanam

: Dubia ad Bonam
: Dubia ad Bonam

Tanggal 22
Oct 2015
Follow
Up

: Ibu Pasien masih mengeluhkan diare namun sudah berampas

Demam : (-)

Batuk

: (-)

Pilek

Minum : sudah mau sedikit-sedikit

: (-)

O: KU/KES: Aktif/CM

HR: 120 x/mnt

RR: 32 x/mnt

Suhu: 35,6o

Kepala/ leher: UUB datar, Mata cowong, bibir kering tidak ditemukan

Thoraks: cor, pulmo tidak ditemukan adanya kelainan

Abdomen: BU (+), sedikit adanya distensi, supel, timpani

Ekstermitas: akral hangat pada keempat ekstermitas, turgor kulit <2

: Diare Akut Tanpa Tanda Dehidrasi

Tanggal 23 Oct 2015

: Ibu Pasien sudah tidak mengeluhkan apapun, BAB sudah berampas

Demam : (-)

Batuk

: (-)

Pilek

Minum : sudah mau

: (-)

O : KU/KES: Aktif/CM

HR: 92 x/mnt

RR: 32 x/mnt

Suhu: 35,6o

Kepala/ leher: tidak ditemukan adanya kelainan

Thoraks: cor, pulmo tidak ditemukan adanya kelainan

Abdomen: BU (+), sedikit adanya distensi, supel, timpani

Ekstermitas: akral hangat pada keempat ekstermitas, turgor kulit <2

: Diare Akut Tanpa Tanda Dehidrasi

Tinjauan Pustaka

Definisi

Diare akut menurut Cohen adalah keluarnya buang air besar


sekali atau lebih yang berbentuk cair dalam satu hari dan
berlangsung kurang 14 hari. Menurut Noerasid diare akut ialah
diare yang terjadi secara mendakak pada bayi dan anak yang
sebelumnya sehat. Sedangkan American Academy of Pediatrics
(AAP) mendefinisikan diare dengan karakteristik peningkatan
frekuensi dan/atau perubahan konsistensi, dapat disertai atau
tanpa gejala dan tanda seperti mual, muntah, demam atau sakit
perut yang berlangsung selama 3 7 hari.

Etiologi

Penyebab diare akut pada anak secara garis besar dapat disebabkan oleh
gastroenteritis, keracunan makanan karena antibiotika dan infeksi sistemik.

Penyebab utama oleh virus yang terutama ialah Rotavirus (40 60%)
sedangkan virus lainya ialah virus Norwalk, Astrovirus, Cacivirus, Coronavirus,
Minirotavirus.

Bakteri yang dapat menyebabkan diare adalah Aeromonas hydrophilia,


Bacillus cereus, Compylobacter jejuni, Clostridium defficile, Clostridium
perfringens, E. coli, Pleisiomonas, Shigella sp., Salmonella sp., Staphylococus
aureus, Vibrio cholerae dan Yersinia enterocolitica,

Sedangkan penyebab diare oleh parasit adalah Balantidium coli, Capillaria


phiplippinensis, Cryptosporodium, Entamoba hystolitica, Giardia lambdia,
Isospora billi, Fasiolopsis buski, Sarcocystis suihominis, Strongiloides
stercorlis, dan Trichuris trichiura.

Patofisiologi

Menurut patofisiologinya diare dibedakan dalam beberapa


kategori yaitu diare osmotik, sekretorik dan diare karena
gangguan motilitas usus. Diare osmotik terjadi karena
terdapatnya bahan yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus akan
difermentasi oleh bahteri usus sehingga tekanan osmotik di
lumen usus meningkat yang akan menarik cairan. Diare
sekretorik terjadi karena toxin dari bakteri akan menstimulasi
cAMP dan cGMP yang akan menstimulasi sekresi cairan dan
elektrolit. Sedangkan diare karena gangguan motilitas usus
terjadi akibat adanya gangguan pada kontrol otonomik,misal
pada diabetik neuropati, post vagotomi, post reseksi usus serta
hipertiroid.

Manifestasi kinis
Gejala &

Keadaan

Tanda

Umum

Tanpa
Dehidrasi

Dehidrasi
Tidak Berat

Dehidrasi
Berat

Mata

Mulut/
Lidah

Estimasi
Rasa Haus

Kulit

BB %

def.
cairan

Minum Normal,

Baik, Sadar

Normal

Basah

Gelisah Rewel

Cekung

Kering Tampak Kehausan

Letargik,

Sangat

Kesadaran

cekung dan

Menurun

kering

Tidak Haus

Sangat

Sulit, tidak bisa

kering

minum

Turgor baik

Turgor
lambat

<5

50 %

5 10 50100 %

Turgor
sangat
lambat

>10

>100 %

Terapi

DATTD

Oralit/CRO

<2 tahun : 50-100cc setiap kali BAB

2 tahun lebih

: 100-200cc setiap kali BAB

DADTB

CRO Hipoosmolar 75cc/KgBB dalam 3 jam

5-10cc/KgBB setiap kali diare

Parenteral diberikan ketika pemberian CRO tidak memungkinkan

3-10 Kg

: 200cc/KgBB/hari

10-15 Kg : 175cc/KgBB/hari

>15 Kg

: 135cc/KgBB/hari

DADB

Rehidrasi Parenteral 100cc/KgBB dengan cara:

<12 bulan

: 30cc/KgBB dalam 1 jam pertama, dilanjutkan 70cc/KgBB dalam 5 jam


berikutnya

12 bulan keatas

: 30cc/KgBB dalam jam pertama, dilanjutkan 70cc/KgBB dalam 2.5 jam


berikutnya

Masukkan cairan peroral apabila pasien sudah mau minum, mulai 3cc/kgBB selama
proses rehidrasi

Zinc

Supplemental (sampai dengan 10 hari)

< 6 Bulan

: 10 mg per hari

6 Bulan lebih

: 20 mg per hari

Probiotik

Probiotik merupakan bakteri hidup yang mempunyai efek yang


menguntungkan pada host. Bakteri probiotik dapat dipakai dengan cara untuk
pencegahan dan pengobatn diare baik yang disebabkan oleh Rotavirus
maupun mikroorganisme lain, pseudomembran colitis maupun diare yang
disebabkan oleh karena pemakaian antibiotika yang tidak rasional (Antibiotic
associated diarrhea) dan travellers diarrhea.

Hasil meta analisa Van Niel dkk menyatakan lactobacillus aman dan efektif
dalam pengobatan diare akut infeksi pada anak, menurunkan lamanya diare
kira-kira 2/3 lamanya diare, dan menurunkan frekuensi diare pada hari ke dua
pemberian sebanyak 1 2 kali. Kemungkinan mekanisme efek probiotik
dalam pengobatan diare adalah: Perubahan lingkungan mikro lumen usus,
produksi bahan anti mikroba terhadap beberapa patogen, kompetisi nutrien,
mencegah adhesi patogen pada anterosit, modifikasi toksin atau reseptor
toksin, efektrofik pada mukosa usus dan imunnomodulasi.

Anemia

Menurut WHO, Anemia merupakan suatu kondisi dimana jumlah


sel darah merah atau kapasitas pengikatan oksigen lebih
rendah dari pada kebutuhan fisiologis seseorang, dimana
bervariasi menurut umur dan jenis kelamin

Keadaan gangguan klinis pada anak tidak tampak sampai dengan


adanya penurunan Hb yang nyata sekitar 9-7 g/dL. Dibawah nilai
tersebut, kepucatan dapat terlihat pada membrane mukosa

Anemia bukanlah penyakit spesifik, namun lebih sering akibat


kumpulan proses patologis yang secara tidak langsung
mempengaruhi produksi RBC

Karakteristik RBC berubah menurut umur dan sebelum diagnosis


anemia ditegakkan maka harus diketahui keadaan fisiologis
perkembangan ukuran RBC dengan menggunakan Mean
Corpuscular Volume (MCV)

Sangat penting untuk mengetahui MCV untuk perbedaan


fisiologis antara anak dan dewasa

Untuk anak dengan anemia, dilakukan pemeriksaan morfologis


dengan menggunakan apusan darah tepi

Populasi

Non
Anemia
(g/L)

Anemia
Ringan

Sedang

Berat

Bayi (6-59
bulan)

110 atau
lebih

100-109

70-99

Dibawah 70

Anak-anak
(5-11
tahun)

115 atau
lebih

110-114

80-109

Dibawah 80

Anak-anak
(12-14
tahun)

120 atau
lebih

110-109

80-109

Dibawah 80

Daftar Pustaka

Pujihadi (ed.), Pedoman Pelayanan Medis IDAI, 2010

WHO, Buku Saku Pelayanan Kesehatan anak di RS, 2008

Coken MB Evaluation of the child with acute diarrhea dalam:Rudolp AM,Hofman JIE,Ed Rudolps
pediatrics: edisi ke 20 USA 1994 : prstice Hall international,inc hal 1034-36

Lung E. Acute diarrheal Diseases dalam Current diagnosis abd treatment in


gastroenterology.Ed.Friedman S ; edisi ke 2 New Tork 2003 :McGraw Hill,hal 131-49

Firmansyah A. Terapi probiotik dan prebiotik pada penyakit saluran cerna. dalam Sari pediatric
Vol 2,No. 4 maret 2001

Dwipoerwantoro PG.Pengembangan rehidrasi perenteral pada tatalaksana diare akut dalam


kumpulan makalah Kongres Nasional II BKGAI Juli 2003

Ditjen PPM dan PLP, 1999, Tatalaksana Kasus Diare Departemen Kesehatan RI hal 24-25

Sinuhaji AB Peranan obat antidiare pada tatalaksana diare akut dalam kumpulan makalah
Kongres Nasional II BKGAI juli 2003

Rohim A, Soebijanto MS. Probiotik dan flora normal usus dalam Ilmu penyakit anak diagnosa dan
penatalaksanaan . Ed Soegijanto S. Edisi ke 1 Jakarta 2002 Selemba Medika hal 93-103

Suharyono.Terapi nutrisi diare kronik Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan ilmu Kesehatan Anak
ke XXXI, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1994

Você também pode gostar