Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
dan
menggunakannya
sebagai
sumber
makanan
PATOGENESIS
DERMATOFITOSIS
Perlekatan : ( 2 jam sejak terjadi kontak )
perlekatan artrokonidia pada keratinosit
Penetrasi : ( 4 - 6 jam )
penetrasi ke stratum korneum, (kolonisasi hifa atau cabangcabangnya dalam jaringan keratin yang mati)
Ketahanan pejamu & faktor imunologi menghambat kemampuan
jamur dermatofita melakukan penetrasi pada lapisan stratum
korneum yang lebih dalam (Djuanda, 2010)
ETIOLOGI
Penyebab 3 spesies :
Microsporum
Trichophyton
Epidermophyton
(Sobera, 2008)
Klasifikasi Dermatofitosis
Dermatofitosis
disebut
juga
dengan
istilah
infeksi
tinea
yang
Tinea Kapitis
Tinea Kruris
Tinea Barbae
Tinea Korporis
(Straten, 2003)
Tinea manum
Tinea pedis
Tinea unguium
(Straten, 2003)
TINEA KAPITIS
Lebih banyak diderita oleh anak anak
Manifestasi klinis :
1. Gray Patch
Papul eritematosa sekitar rambut melebar, bercak pucat
bersisik rambut jadi abu-abu, tidak berkilat, mudah
patah (Patel, 2009)
2. Kerion
pustula, nodul eritematosa, inflamasi jaringan parut
alopesia
Limfadenopati (Patel, 2009)
3. Black dot
rambut patah tepat pada muara folikel (Patel, 2009)
TINEA BARBAE
Terjadi pada janggut, jambang, kumis. Sering terjadi pada
orang yang sering kontak dengan tanah dan hewan (Patel,
2009)
Manifestasi klinis :
Gatal, rambut patah, lesi eritropapuloskuamosa tepi
polisiklis (Patel, 2009)
TINEA KORPORIS
Terjadi pada badan, tungkai, lengan, wajah
(Patel, 2009)
TINEA KRURIS
Lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita
Terjadi pada inguinal, genitalia, perineum, perianal
(Patel, 2009)
TINEA PEDIS
Terutama di sela jari dan telapak kaki
Sering pada orang dewasa yang bekerja di tempat basah / memakai
sepatu tertutup (tukang cuci, petani, tentara, olahragawan) (Patel,
2009).
(Patel, 2009)
TINEA MANUM
Manifestasi Klinis:
Pada dorsum manus (seperti T. korporis)
Pada palmar eksematoid / dishidrosis, hiperkeratotik (Patel, 2009)
TINEA UNGUIUM
Terjadi pada kuku kaki (Patel, 2009)
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan mikroskopis langsung :
Kerokan kulit / skuama, rambut, kuku; KOH 10 - 20%; Hifa
bersepta
Lampu wood :
Untuk tinea kapitis Positif : Hijau terang kekuningan.
Gambaran Tinea kruris tidak terlihat pada pemeriksaan ini
Kultur :
KOH negatif, klinis menyokong; Menentukan spesies
(Kuswadji, 2009)
Diagnosis
Anamnesis
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
rasa gatal hebat pada daerah kruris (lipat paha), lipat perineum,
bokong dan dapat ke genitalia; ruam kulit berbatas tegas,
eritematosa dan bersisik, semakin hebat jika banyak berkeringat
(Siregar, 2003).
Pemeriksaan fisik
Lokalisasi : Regio inguinalis bilateral, simetris. Meluas ke perineum,
sekitar anus, intergluteal sampai ke gluteus. Dapat pula meluas ke
suprapubis dan abdomen bagian bawah. Effloresensi/sifat-sifatnya:
Makula eritematosa numular sampai geografis, berbatas tegas
dengan tepi lebih aktif terdiri dari papula atau pustul. Jika kronik
macula menjadi hiperpigmentasi dengan skuama diatasnya (Siregar,
2003).
Pemeriksaan Penunjang
KOH, Kultur (Siregar, 2003).
PENATALAKSANAAN
TOPIKAL
GOLONGAN IMIDAZOL :
Dioleskan 2 kali sehari Klotrimazol 1%, mikonazol 2%
Dioleskan 1 kali sehari Ketokonazol, tiokonazol, bifonazol
GOLONGAN ALILAMIN :
Terbenafin 1%, naftifin 1%, butenafin 1% 1 kali sehari
(Gupta, 2008).
SISTEMIK / ORAL