Você está na página 1de 92

1

Mycobacterium leprae atau basil Hansen


Ditemukan th 1873 oleh G.H.A Hansen, Norwegia
Basil tahan asam, batang, p. 1-8 & l. 0,2-0,5
Berkelompok (globus) atau tersebar satu-satu, sifat
parasit obligat intraseluler (jaringan dengan suhu
dingin)
Tidak dapat dibiakan dalam media buatan, dpt
menyebabkan infeksi sistemik pd armadillo

15 20 juta penderita di dunia


Penyakit endemis tropis dan subtropis
(Asia, Afrika, Brasil, Chili)
4 juta penduduk di India
200.000 penderita di Indonesia (Irian &
SulSel, Maluku, NTT, NTB, KalBar, Sumatra,
Jawa & Bali)
Sosial ekonomi, higiene dan lingkungan hidup
buruk
Usia 25 35 tahun (13% anak < 14 tahun; tak
pernah bayi < 1 tahun)

Sumber penularan

penderita MB (multibasiler) sebagai kontak (+) melalui:


Kontak langsung erat dan lama
Droplet infection (aerogen)
Dapat ditularkan melalui tempat tidur,

pakaian, dll o.k diyakini M.leprae dapat


bertahan hidup beberapa hari di luar tubuh

1. Anestesi/hipoestesi pada lesi kulit


2. Pembesaran syaraf tepi disertai
penurunan/hilangnya sensasi pada area
yang dipersyarafi
3. BTA pada sediaan apusan kulit

1. Anamnesa ( 80%)
Keluhan utama/ tambahan
Riw kontak dengan penderita
Latar belakang keluarga, asal/ sosekonomi

2. Pemeriksaan fisik (klinis):


Bercak kulit: makula hipopigmentasi/
eritematosa + ggn rasa sentuh, suhu & nyeri
Penebalan saraf dan atau nyeri disertai
dengan :

Gangguan sensoris rasa nyeri sampai dengan


mati rasa
Gangguan motoris paresis & paralisis
Gangguan otonom kulit kering & retak, edema
& alopesia

1.

Kelainan kulit

Makula, papula, nodula


Infiltrat ulkus

2. Kelainan Saraf
a. Penebalan saraf perifer
N. radialis: raba lateral lengan atas
N.ulnaris: raba dorsal epicondilus
medial
N.peroneus lateral: raba dorsal
capitulum fibulae
N.tibialis posterior: raba dorsal maleolus
medialis

b. Fungsi saraf (gangguan sensibilitas & kekuatan


otot)
1. mata: fungsi motorik n. fasialis
2. tangan:
fungsi sensorik (n. Ulnaris & n.
Medianus)
Fungsi motorik (n. Ulnaris, n. Medianus
& n. Radialis)
3. kaki
fungsi sensorik n. Tibialis posterior
fungsi motorik n. Peroneus communis

Saraf

Fungsi
Motorik/Kekuatan

Auricularis magnus

Sensorik/Raba

Otonom

area belakang
telinga

Facialis

kelopak mata untuk


menutup

Ulnaris

jari manis &


kelingking

Medianus

ibu jari telunjuk &


jari tengah

Radialis

Kekuatan
pergelangan tangan

Peroneus Comm

Kekuatan
pergelangan kaki

Tibilais posterior

Jari-jari kaki

telapak tangan: jari


kelingking& separuh
jari manis
Mempersarafi
kelenjar minyak,
telapak tangan: ibu
kelenjar keringat
jari, telunjuk, jari
dan pembuluh
tengah, separuh jari
darah
manis

telapak kaki

11

Lakukan pemeriksaan:

rasa suhu (panas & dingin)


rasa sakit (tajam & tumpul)
rasa raba (sentuhan kapas)
rasa nyeri dalam

12

13

Kekuatan

otot

14

Pembesaran n. Auricularis magnus


15

Perabaan

n.
Ulnaris

16

Pembesaran

n. Ulnaris

17

Pemeriksaan

motorik/keku
atan otot yg
dipersarafi n.
ulnaris

18

Perabaan

n.

radialis

19

Pembesaran

n. radialis

20

Pembesaran

n.

medianus

21

Pemeriksaan

motorik n.
medianus

22

Perabaan

n.

Popliteus
lateralis

23

Pemeriksaa

n motorik n.
Poplitea
lateralis (n.
Peroneus
Communis)

24

Perabaan

n.
Tibialis
posterior

25

26

C.

Gangguan Saraf Autonom

D.

Alopesia (alis mata/ madarosis, bulu mata)


Anhidrosis (tes potlot Gunawan, tes histamin)

Gangguan Saraf Motorik


Atrofi otot thenar, hipothenar & interphalangeal
Claw Hand & Drop Wrist
Drop Foot & Claw Toes

28

3. Pemeriksaan Bakteriologi
Pew Ziehl Neelsen/ Kinyoun
Gabet/ Tan Thiam Hok
Bahan dari 6 lokasi lesi kulit
(2), cuping telinga (2)

30

Untuk menentukan klasifikasi penyakit


Lepra, dengan melihat kepadatan BTA tanpa
melihat kuman hidup (solid) atau mati
(fragmented/ granular)
0

BTA -

1 10/ 100 L.P

+1

1 10/ 10 L.P

+2

1 10/ 1 L.P

+3

10 100/ 1 L.P

+4

100 1000/ 1 L.P

+5

> 1000/ 1 L.P

+6

Untuk menentukan persentasi BTA hidup atau


mati

Rumus:
Jumlah BTA solid
x 100 % = X %
Jumlah BTA solid + non solid
Guna:

Untuk melihat keberhasilan terapi


Untuk melihat resistensi kuman BTA
Untuk melihat infeksiositas penyakit

Pada tipe TT ditemukan Tuberkel


(Giant cell, limfosit)
Pada tipe LL ditemukan sel busa
(Virchow cell/ sel lepra), subepidermal
clear zone

TT

BT

BB

BL

Pausibasiler (PB)
(MB)

LL

Multibasiler

Cell Mediated Immune


Bakterioskopik

Klasifikasi Ridley-Joping, 1992

Satu

atau beberapa makula


hipopigmentasi/eritem, batas tidak tegas,
anestesi ringan
70% sembuh spontan
30% berkembang ke spektrum lainnya

35

36

37

38

a. Tipe plak
b. Tipe makula

39

Single atau 2 atau 3


Eritem, kering, tanpa
rambut
Permukaan meninggi dan
bagian sentral cendenrung
datar
Sensasi (raba ,suhu, nyeri) :
absen
Penebalan saraf tepi
BTA (-)
Tes Lepromin: +++

40

41

42

43

44

45

Lesi tunggal berbagai


ukuran
Eritem atau
hipopigmentasi
Batas tegas
Kering, tidak ada
rambut, anestesi
Penebalan saraf tepi
BTA (-)
Tes Lepromin :+++

46

47

BT
BB
BL

Tipe :
Makula, plak atau anular

48

Lesi beberapa, ukuran


bervariasi , asimetris,
berbatas tegas
Lesi satelit
Macular, or plaque or
annular
Permukaan kering Dry
surface
Sensory loss: ringansedang Penebalan saraf
tepi
BTA : 0 atau 1+
Tes Lepromin: + atau ++
49

50

51

52

53

Lesi beberapa, bilateral,


asimetris
Ukuran bervariasi , area sentral
punched out
Sensasi : sedikit berkurang
Sedikit mengkilat
Penebalan saraf (+) asimetris
BTA : 2+ sd 3+
Tes Lepromin: (-)

54

55

56

Lesi lebih banyak,


bilateral, asimetris, lebih
mengkilat, batas tidak
tegas, hilangnya sensory
loss, infiltrat difus
Kerusakan saraf lebih
banyak, asimetris
BTA : 4+
Tes Lepromin: (-)

57

58

59

60

Makula eritem, bilateral, simetris, sangat


banyak, batas tidak tegas, permukaaan halus
mengkilat
No loss of sensation
Tes Lepromin: (-)
BTA : 4+ sd 6+

61

62

63

Infiltrative stage follows the macular stage


Diffuse redness of the face, ear lobes, extensor
aspects of extremities, lower part of the back
may be the initial presentation
Initial fine infiltration leads to course infiltration
Course infiltration leads to papules, plaques and
nodules development due to marked
aggregation of the infiltrate

64

65

66

Memutus rantai

penularan penyakit

dengan cara a.l:


Menurunkan insiden penyakit (deteksi
dini & pencegahan)
Mengobati dan menyembuhkan
penderita
Mencegah timbulnya cacat
Rehabilitasi medik, psikologis & sosial

PB Dewasa
(6 blister packs)

Rifampisin 600 mg sekali sebulan


Dapson 100 mg per hari

MB Adult

(12 blister packs)

Rifampisin 600 mg sekali sebulan


Klofazimin 300 mg sekali sebulan
Klofazimin 50 mg dan dapson 100 mg per hari

69

70

Bersifat bakteriostatik
Menghambat enzim dihidrofolat sintetase, bekerja sbg

antimetabolit PABA
Dosis tunggal (sampai 6 bulan):
50 100 mg/ hari utk dewasa
2 mg/ kgBB untuk anak-anak
Efek samping
Insomnia, neuropatia
Erupsi obat nekrolisis epidermal toksika !!
Hepatitis
Leukopenia,anemia hemolitik, methemoglobinemia

bakteriostatik kuat utk BTA


bekerja menghambat enzim polimerase RNA

dengan ikatan ireversibel


Dosis:

600 mg/ hari (5 15 mg/ kgBB/hari)


900 1200 mg/ minggu flu like syndrome
600 atau 1200/ bulan efek & toleransi baik

Efek samping
Ggn Gastrointestinal
Erupsi kulit
Hepatotoksik & nefrotoksik

bakteriostatik
Efek anti-inflamasi berguna utk reaksi lepra
Dosis:

50 mg/ hari atau 100 mg/ 3x seminggu (1 mg/ kgBB


sehari)
300 mg/ bulan utk cegah reaksi lepra
Efek samping
Pigmentasi kulit keringat & air mata merah
Gangguan GIT anorexia, vomitus, diare, kadangkadang nyeri abdomen

OFLOKSASIN

Merupakan obat turunan fluorokuinolon

yang paling efektif thd M.leprae


Kerja melalui hambatan thdp enzim
girase DNA mikobakterium
Dosis percobaan: 400 mg/ hari selama 1
bulan

MINOSIKLIN
Merupakan turunan tetrasiklin yang aktif thdp

M.lepra karena sifat lipofiliknya mampu


menembus dinding sel kuman
Cara kerjanya menghambat sintesis protein
Obat ini dapat menembus kulit dan mencapai
jaringan saraf yang mengandung banyak
kuman
Dosis uji klinis: 100 mg/ hari selama 2 bulan

KLARITROMISIN

Merupakan obat golongan makrolid (spt

eritromisin & roksitromisin)


Mempunyai efek bakterisidal setara
dengan ofloksasin & minosiklin pada
mencit
Bekerja dengan menghambat sintesis
protein
Dosis uji klinis: 500 mg/ hari

Reaksi

Lepra

Efek samping
Disabilitas

obat

Episode inflamasi akut

atau subakut pada


kulit, saraf dan membran mukosa yang
diperantarai imun
Deformitas dan disabilitas bila terapi
tidak adekuat

78

Tanda dan gejala :


Kulit : lesi merah dan bengkak; kadang
nodul yg nyeri
Saraf : nyeri pada saraf/sendi; hilangnya
sensasi dan kelemahan otot (tangan, kaki
dan mata)
Keadaan umum : demam, malaise, udem
pada tangan/kaki

Faktor Pencetus:
Setelah terapi intensif
Stress fisik/ mental
Infeksi
Pembedahan
Imunisasi
Kehamilan & saat setelah melahirkan

2 tipe
Reaksi Tipe 1 (Reaksi Reversal)
pada BT, BB & BL
Reaksi tipe 2 atau ENL terjadi
pada BL/LL

81

82

83

84

85

86

87

88

Diagnosis cepat dan terapi yang sesuai


Setiap pasien mendapat informasi ttg tanda dan gejala

reaksi
Informasikan utk segera berobat secepatnya
Yakinkan pasien bahwa :
Reaksi dapat diobato
Bukan efek samping MDT
Bukan berarti MDT tidak efektif

Istirahat (sangat penting)


Terapi utk demam dan nyeri
Aspirin atau parasetamol

Lanjutkan

MDT

Reaksi hanya terbatas pada kulit :


Istirahat dan analgetik
Terapi spesifik

Reaksi yang melibatkan saraf


Steroid

92

Você também pode gostar