Você está na página 1de 18

STUDI KASUS

HIPERTENSI

Data Subjektif
Pasien kulit putih, wanita, umur 65 tahun
Postmenopause, tidak merokok, tidak
pernah minum alkohol
Telah melakukan terapi nonfarmakologis :
diet dan aerobik rutin sehingga dalam 18
bulan berat badannya turun 10 kg
Pasien mengalami osteoporosis
Pasien mengkonsumsi suplemen kalsium
dan vitamin D.

Data Objektif Awal


Tekanan darah awalnya 158/94 mmHg,
setelah melalukan terpai
nonfarmakologis menjadi 152/94 mmHg
Tidak ada tanda retinopati dan LVH (Left
Ventrikel Hypertrophy)
pasien tidak
mengalami diabetes dan resiko gagal
jantung
Urinalisis negatif untuk protein
tidak
ada gangguan ginjal
Tingginya 65 inci (165 cm)

Penggolongan Penyakit
Klasifikasi Tekanan
Darah

Tekanan darah
(mmHg)

Normal

120 mmHg/ 80
mmHg

Prehipertensi

120-139 mmHg/80-89
mmHg

Hipertensi Stage 1

140-159 mmHg/90-99
mmHg

Hipertensi Stage 2

160 mmHg/ 100


mmHg

Kenapa lebih dipilih diuretik tiazid


dibandingkan diuretik lengkungan
Penderita mengalami osteoporosis;
sehingga lebih cocok diberikan Tiazid
daripada diuretik lengkungan (mis:
furosemid). Furosemid menyebabkan
eksresi kalsium meningkat.
Pilihan obat pertama obat hipertensi
adalah diuretik dan ACE inhibitor. Pada
pasien lansia tidak dianjurkan penggunaan
obat-obat AHT yang mempengaruhi
pembuluh darah karena elastisitas
pembuluh darahnya sudah menurun
Diuretik Tiazid cocok digunakan pada

Mekanisme Kerja Tiazid Dibandingkan


Dengan Diuretik Lengkungan
Golongan tiazid bekerja pada bagian awal
tubulus distal dengan cara memperbanyak
eksresi Na+ dan Cl Golongan diuretik lengkungan bekerja di
lengkung Henle. Obat golongan ini
menghambat transpor Cl- dan demikian
reabsorbsi Na+. Pengeluaran K+ dan air
juga diperbanyak
Waktu paruh : tiazid (6-15 jam), furosemid
(4-6 jam)

Bagaimana seharusnya BA dikonseling


berhubungan
dengan
dosis
yang
diberikan sebanyak 25 mg
Dosis tiazid yang diberikan pada pasien BA
tinggi.
Dosis umum yang diberikan pada pasien
HT ringan adalah 12,5 mg dalam dosis
tunggal
Pada pasien yang diterapi dengan Tiazid
harus sering dimonitoring kadar elektrolit
yang berhubungan, glukosa dan asam urat

Efek samping Tiazid


Tiazid

Penurunan volume
ekstraseluler
Hipotensi
Hipokalemia
Hiponatremia
Hipokloremia
Alkalosis metabolik
Hipomagnesemia
Hiperkalsemia
Hiperuresemia
Menurunkan toleransi
glukosa

Furosemid

Hiperurisemia
Hiperglikemia
Peningkatan LDL

Peningkatan
trigliserida
Peningkatan HDL
Hipomagnesemia
Hipokalsemia

Setelah 4 minggu dilakukan terpai


diperoleh data objektif sbb:
Terjadi penurunan tekanan darah;
lengan kiri 142/90 mmHg, sedangkan
lengan kanan 144/90 mmHg.
Terjadi penurunan kadar Kalium dari 4,1
mEq/L menjadi 3,8 mEq/L
Terjadi peningkatan kadar asam urat 6,8
mg/dL menjadi 7,3 mg/dL
Glukosa puasa meningkat (95 mg/dL
menjadi 100 mg/dL)

Nilai Normal untuk Pemeriksaan


Laboratorium yang Terkait
Data

Nilai Normal

Sebelum
terapi

Sesudah terapi

Keterangan

TD

120/80
mmHg

152/94
mmHg

Left : 142/90
mmHg
Right : 144/90
mmHg

Penurunan

K+

3.55.0
mEq/L

4,1 mEq/L

3,8 mEq/L

Penurunan

Asam
urat

1.56.0
mg/dL

6,8 mg/dL

7,3 mg/dL

Peningkatan

Glukosa
puasa

75115
mg/dL

95 mg/dL

100 mg/dL

Peningkatan

Apa yang terjadi jika kadar naik


atau turun???
Glukosa :
Penurunan kadar : hipoglikemik, kanker hepar/paru,
hipofungsi kelenjar adrenal, malnutrisi, alkoholisme,
sirosis hepatis.
Peningkatan kadar : Diabetes mellitus, stress, luka
bakar, infeksi, akromegali, GJK.
Kalium :
Penurunan kadar : Hipokalemia (spironolakton,
amiloride, triamteren)
Peningkatan kadar : Hiperkalemia (Aldosteron, tiazid )
Asam urat :
Penurunan kadar : asidosis tubulus proximal ginjal,
anemia asam folat, luka bakar.
Peningkatan kadar : Gout, leukemia, ekslamsia berat,
hiperlipoprotenia, DM, gagal ginjal, GJK, stress, limfoma,
anemia hemolitik, keracunan timah hitam.

Kolesterol :
Penurunan kadar : hipertensi, kelaparan,
malabsorbsi
Peningkatan kadar : hiperkolesterolemia,
aterosklerosis, hipertiroidisme, sirosis bilier, strees
berat, sindrom nefrotik.
Kalsium :
Penurunan kadar : malabsorbsi kalsium,
hipotiroid, gagal ginjal, infeksi, luka bakar,
pancreatitis, alkoholik, diare.
Peningkatan kadar : hiperparatiroid, neoplasma
maligna pada tulang, imobilisasi lama, batu ginjal,
sindroma milk alkali

Apakah penurunan Kalium ini


perlu dipertimbangkan atau tidak?
Tidak perlu

Kapan suplemen kalium perlu


diberikan untuk mengatasi
hipokalemia yang diinduksi oleh
diuretik?

Pada saat kadar kalium di bawah 3,5


mEq/L
Dapat diatasi dengan pemberian
suplemen kalium atau menkombinasi
tiazid dengan diuretik hemat
kalium/antagonis aldosteron
(spironolakton)
Dalam kasus hipokalemia yang
diinduksi oleh diuretik, pemberian
suplemen kalium tidak terlalu

Glukosa dan asam urat mengalami


peningkatan. Apakah peningkatan
ini signifikan? Haruskah efek
samping
ini
diterapi?
Terjadi peningkatan glukosa darah (95
mg/dL menjadi 100 mg/dL) tetapi
peningkatan kadar ini belum melampaui
kadar normal glukosa darah puasa (75110 mg/dL). Tidak perlu dilakukan terapi.
Peningkatan kadar asam uratnya
signifikan (melampaui batas normal kadar
asam urat), tetapi dari awal kadar asam
urat pasien tinggi (6,8 mg/dL) tetapi tidak
ada keluhan nyeri pada pasien.

Pengobatan pasien tidak


dimodifikasi. Setelah sebulan
diperoleh data objektif:
TD

142/92 mmHg

Kalium

3,8 mEq/L

Kreatinin serum

0,9 mg/dL

Asam urat

7,2 mg/dL

Mengapa tekanan darah BP


tidak mencapai normal?

Classification of LDL, Total, and


HDL Cholesterol
LDL cholesterol
<100 Optimal
100129 Near or above normal
130159 Borderline high
160189 High
190 Very high
Total cholesterol
<200 Desirable
200239 Borderline high
240 High
HDL cholesterol
<40 Low
60 High

Você também pode gostar