Você está na página 1de 30

Analisa Kualitatif

Anion dan
Kation
1

Analisa kualitatif bertujuan untuk mengenali komposisi atau struktur


bahan, sesuai dengan jenis bahan kimia yang terdapat di sampel.
Langkah-langkah analisa kation dan anion dapat dilakukan secara
sistematis melalui diagram alir, yang sampai saat ini menjadi standar
Ion-ion
Endapan
yang
Endapan
untuk kajian analisa kualitatif
bahan
anorganik.

Skema Umum
Diagram Alir
Analisa Anion
dan Kation

Pereaksi,
kondisi

Pereaksi,
kondisi

Unsur logam dalam larutannya akan membentuk ion positif atau


kation, sedangkan unsur non logam akan membentuk ion negatif
atau anion. Ion-ion dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisika dan
kimianya.
Sifat fisika diamati langsung seperti warna, bau, terbentuknya
gelembung gas atau pun endapan merupakan informasi awal yang
berguna untuk analisis selanjutnya.
Berdasarkan warna larutan
Jenis ion

Warna

Cu2+

Biru

Mn2+

Merah muda

Cr 3+

Hijau

Ni2+

Hijau

Fe2+

Hijau

CrO42-

Kuning

Kuning

MnO4

Fe

3+

Jenis ion

2-

Warna

Ungu

Berdasarkan warna uji nyala


Logam

Warna

Logam

Warna

Na+

Kuning

Ba2+

Hijau
kekuningan

K+

Ungu

Ca2+

Merah
kekuningan

Li+

Merah

kecoklatan

Sr2+

Merah tua

Analisis kualitatif berdasarkan sifat kimia melibatkan beberapa reaksi


kimia seperti reaksi asam basa, redoks, kompleks, dan pengendapan.
1. Kesetimbangan
. Hukum kesetimbangan massa sangat berguna untuk menentukan ke
arah mana reaksi berjalan.
Tetapan kesetimbangan untuk reaksi berikut:
aA + bB cC + dD
adalah : K = [C]c + [D]d
[A]a + [B]b
Nilai K tersebut konstan pada suhu dan tekanan tertentu.
. Dalam analisis kualitatif nilai K tersebut dapat digunakan untuk
menggeser kesetimbangan ke arah reaksi yang dikehendaki.
. Kesetimbangan kimia dapat digeser ke arah pembentukan hasil reaksi
dengan menambahkan lebih banyak pereaksi atau dengan
mengeluarkan salah satu hasil reaksi dari sistem kesetimbangan.
. Pergeseran kesetimbangan juga dapat dilakukan dengan cara merubah
suhu atau pun tekanan.
4

2. Reaksi Pengendapan
. Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting
dalam analisa kualitatif. Endapan tersebut terbentuk jika larutan
menjadi terlalu jenuh.
. Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari
larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti
tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut.
. Perubahan kelarutan dengan perubahan tekanan tidak mempunyai arti
penting dalam analisa kualitatif.
. Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan
kecuali pada beberapa endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku
sebaliknya.
. Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi bahan lain (ion
sekutu dan ion asing) yang ada dalam campuran larutan itu.

Umumnya kelarutan endapan berkurang dengan adanya ion sekutu


yang berlebih. Tetapi penambahan pereaksi berlebih ini pada
beberapa senyawa memberikan efek yang sebaliknya yaitu
melarutkan endapan karena adanya pembentukan kompleks yang
dapat larut dengan ion sekutu tersebut.
Sedangkan adanya ion asing menyebabkan kelarutan endapan
menjadi sedikit bertambah, kecuali jika terjadi reaksi kimia antara
endapan dengan ion asing.
Ni(OH)2(s) + 2H+ Ni2+ + 2H2 O
AgCl(s) + 2NH3 Ag(NH3)2 + Cl Hasil kali kelarutan suatu endapan yang dipangkatkan dengan
bilangan yang sama dengan jumlah masing-masing ion bersangkutan
menghasilkan tetapan yang dikenal dengan Ksp.
Berdasarkan nilai Ksp ini maka kation-kation dapat dipisahkan
menjadi beberapa kelompok kecil yang selanjutnya dapat
memudahkan identifikasi masing-masing kation.
6

Misalnya endapan perak klorida dalam kesetimbangan dengan


larutan jenuhnya:
AgCl Ag+ + Cl Maka Ksp = [Ag + ] [Cl-]
Tetapan ini dalam analisis kualitatif mempunyai nilai yang
berarti, karena tidak saja dapat menerangkan, tetapi juga dapat
membantu meramalkan reaksi-reaksi pengendapan.
3. Asam dan Basa
. Asam secara sederhana didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan
dalam air mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen,
sedangkan basa mengalami disosiasi dengan pembentukan ion
hidroksil.
. Dalam analisa kualitatif H2S digunakan untuk mengendapkan
sejumlah kation menjadi garam sulfidanya, H2S merupakan asam
diprotik yang mengalani disosiasi dalam dua tahap, yaitu:
H2S H+ + HS- Ka1= 8,9 x 10-8
HS- H+ + S2- Ka2 = 1,2 x 10-13
7

Ka1 = [H+] [HS-] dan Ka2 = [H+] [S2-]


[H2S]
[HS-]
Ka1Ka2 = [H+] [HS-] [H+] [S2-] = [H+]2 [S2-] = 1,1 x 10-20
[H2S]

[HS-]

[H2S]

maka [S2-] = 1,1 x 10-20


[H+]2 [H2S]
jika digunakan konsentrasi H2S jenuh yaitu sekitar 0,1 M pada suhu
24oC,
maka diperoleh : [S2-] = 1,1 x 10-21
[H+]2
jika kation,M, diendapkan sebagai garam sulfida,MS, maka dari
persamaan di atas dapat dilihat pH atau konsentrasi hidrogen akan
mempengaruhi konsentrasi S2- yang kemudian akan mempengaruhi
hasil kali kelarutan ion.
Pada pH rendah atau konsentrasi hidrogen tinggi, konsentrasi S 2sangat rendah sehingga hanya kation dengan Ksp rendah yang dapat
mengendap.
8

Sedangkan pada pH netral atau pun tinggi yang berarti konsentrasi


hidrogen rendah maka konsentrasi S2- relatif tinggi sehingga kation
yang tidak terendapkan pada pH rendah akan terendapkan pada
kondisi ini.
Dalam analisa kualitatif sering kita perlu mempertahankan konsentrasi
hidrogen pada nilai tertentu. Cara yang tepat untuk mempertahankan
kondisi larutan yang sedikit asam atau sedikit basa adalah dengan
penambahan larutan Buffer yang sering digunakan dapat dibuat
dengan melarutkan asam lemah dan garamnya atau basa lemah dan
garamnya.
4. Redoks
. Banyak reaksi oksidasi dan reduksi yang digunakan untuk analisa
kualitatif, baik sebagai pengoksidasi atau pun pereduksi.
. Beberapa reaksi oksidasi reduksi yang ditunjukkan dengan adanya
perubahan fisik seperti perubahan warna sangat berguna dalam
membantu identifkasi ion.
9

Berikut ini beberapa zat yang digunakan dalam analisa kualitatif:


a. Kalium permanganat, KMNO4
Zat padat coklat tua yang menghasilkan larutan ungu bila dilarutkan
dengan air, merupakan pengoksidasi kuat yang dipengaruhi oleh pH
dari mediumnya.
dalam asam;
MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ (warna merah muda) + 4H2O
dalam larutan netral
MnO4- + 4H+ + 3e MnO2 (endapan coklat) + 2H2O
dalam larutan basa
MnO4- + e MnO42- ( warna hijau)
b. Kalium kromat, K2CrO4, dan kalium dikromat, K2Cr2O7
Kalium kromat merupakan zat padat berwarna yang menghasilkan
larutan kuning dalam air.

10

Reaksi-reaksi yang terjadi sebagai berikut:


2CrO42- (kuning) + 2H+ Cr2O72- (jingga) + H2O
Cr2O72- (jingga) + 2OH- 2CrO42- (kuning) + H2O
Cr2O72- + 14H+ + 6e 2Cr3+ (hijau) + 7H2O
c. Asam nitrat, HNO3
Asam nitrat merupakan jenis asam mineral yang bersifat oksidator dan
tergantung pada konsentrasi asam.
HNO3 + 3H+ + 3e NO + 2H2O
Gas NO tak berwarna tetapi mudah bereaksi dengan oksigen di
udara menghasilkan nitrogen dioksida yang berwarna coklat
kemerahan.
2NO + O2 2NO2
d. Hidrogen peroksida, H2O2
Zat ini dapat bersifat sebagai oksidator atau pun reduktor
tergantung kekuatan pasangan reaksinya.
11

sebagai oksidator
H2O2 + 2H+ + 2e 2H2O
sebagai reduktor
H2O2 O2 + 2H+ + 2e
5. Reaksi Pembentukan Kompleks
Dalam pelaksanaan analisis kualitatif anorganik banyak digunakan
reaksi-reaksi yang melibatkan pembentukan ion kompleks. Suatu ion
atau molekul kompleks terdiri dari satu atom pusat dan sejumlah ligan
yang terikat dengan atom pusat tersebut.
Pembentukan kompleks dalam analisa kualitatif digunakan untuk :
a. uji-uji spesifik
Beberapa reaksi pembentukan kompleks yang sangat peka dan spesifik
dapat digunakan untuk identifikasi ion.
Berikut ini beberapa reaksi pembentukan kompleks yang sering
digunakan dalam analisis kualitatif:
12

Cu2+(biru) + 4NH3 [Cu(NH3)4]2+(biru tua)


Fe3+ + SCN- [Fe(SCN-)6]3Ni2+ + dimetilglioksim(DMG) 1 Ni-DMG(endapan merah)
b. penutupan (masking)
Ketika menguji suatu ion spesifik dengan suatu pereaksi, mungkin
akan muncul gangguan karena adanya ion lain yang ada dalam larutan.
Gangguan ini dapat dicegah dengan menambahkan pereaksi yang
disebut zat penutup, yang membentuk kompleks yang stabil dengan
ion pengganggu. Ion yang akan diidentifikasi tidak perlu lagi
dipisahkan secara fisika.
Misalnya, pada uji Cd dengan H2S dengan adanya tembaga. Ion
tembaga dapat bereaksi dengan H2S juga, karena itu perlu ditutupi
dengan cara pembentukan kompleks dengan CN- menjadi
[Cu(CN)4]2-, sedangkan kompleks [Cd(CN)4]2- tetap dapat
membentuk endapan kadmium sulfida.
13

Analisa Anion
Analisa anion diawali dengan uji pendahuluan untuk
memperoleh gambaran ada tidaknya anion tertentu
atau kelompok anion yang memiliki sifat yang sama.
Selanjutnya diikuti dengan proses analisa ulang
merupakan uji spesifik dari anion tertentu.
Beberapa uji pendahuluan dan uji identifikasi atau
spesifik dapat dilakukan dalam fasa padatan, tetapi
untuk memperoleh validitas pengujian yang tinggi
biasanya dilakukan dalam keadaan larutan.
14

Jika zat yang tidak diketahui tidak larut dalam


air, maka harus diperlakukan tertentu dengan
pereaksi kimia agar menjadi larut.
Beberapa anion tidak stabil dalam larutan
asam atau bereaksi satu sama lain dalam
suasana asam.
Penyediaan sampel dari padatan yang tidak
larut untuk analisa anion, lakukan dengan
mendidihkan padatan dalam larutan jenuh
natrium karbonat.
15

Perlakuan ini digunakan untuk mengubah


anion ke dalam bentuk garam natrium yang
larut dan menyisakan kationnya sebagai
karbonat yang tidak larut.
Rx :
MA(s) + CO32- MCO3(s) + A2MA(s) + CO32- + H2O(l) M(OH)2(s) + CO2 + A2-

16

Sifat-sifat Anion
Analisa kualitatif sebagian besar didasarkan
pada kesetimbangan untuk memisahkan dan
mengidentifikasi ion yang sejenis.
Kesetimbangan asam basa, kesetimbangan
heterogen, kesetimbangan redoks dan
kesetimbangan ion komples merupakan
jenis-jenis kesetimbangan yang sering
digunakan dalam anlisa kualitatif anion.
17

Sifat Redoks
Kelompok anion sebagian bersifat sebagai
oksidator, sebagian reduktor dan sebagian
lainnya
sifat
oksidator
reduktornya
tergantung dalam suasana larutannya.
Anion NO3- dan CrO42- merupakan
oksidator kuat dalam suasana larutan asam.
Anion I-, S2- dan SO32- merupakan
reduktor kuat alam suasana asam.
18

Sifat-sifat Asam Basa


Garam-garam larut dalam air mengadung
kation basa kuat bila berkombinasi dengan
anion dari asam lemah menghasilkan
larutan yang bersifat basa.
Garam anion dengan kation yang bersifat
asamlemah akan menghasilkan larutan
garam yang bersifat basa yang lebih lemah.
19

Uji Pendahuluan untuk Anion


Uji pendahuluan anion dimaksudkan untuk memisahkan
anion pengoksidasi dan anion pereduksi ke dalam empat
golongan yang didasarkan pada reaksi terhadap larutan
asam perklorat, HClO4 encer dan ion perak, Ag+.
Informasi tambahan diperoleh dari reaksinya terhadap
asam sulfat pekat pada sampel yang tidak diketahui
komposisinya.
Uji pendahuluan ini dapat dideteksi dari terjadinya
perubahan warna, timbulnya gas dan terbentuk endapan.

20

Diagram Alir Uji Pendahuluan Anion


Anion
Warna

MnCl2(aq)
HCl(aq)

H2SO4
pekat
FeCl3(aq), H+
K3[Fe(CN)6](aq)

21

Deteksi Adanya Ion Pengoksidasi


Terjadinya warna merah-coklat samapi hitam bila
beberapa tetes larutan sampel atau analit ditambahkn
ke dalam larutan MnCl2, dalam larutan HCl pekat
menunjukkan adanya anion pengoksidasi.
Munculnya
warna
karena
anion
mampu
mengoksidasi
Mn2+
menjadi
Mn3+
dan
membentuknya ion kompleks dari Mn3+ seperti
[MnCl5]2-.
Contoh anion pengoksidasi : NO2-, NO3-, CrO42- dll.
22

Deteksi Adanya Ion Pereduksi


Timbulnya suspensi atau endapan biru gelap bila larutan
sampel ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung
FeCl3, K3[Fe(CN)6] dan HCl encer menunjukkan adanya
anion pereduksi.
Endapan biru timbul karena terbentuk KFe[Fe(CN) 6]
sebagai hasil reduksinya.
Contoh anion pereduksi : S2-, SO32-, I- , NO2, dll.
Rx :
2K+ + 2Fe3+ + 2[Fe(CN)6] + 2I- 2KFe[Fe(CN)6](s) + I2(aq)
23

Deteksi Dari Kelompok Anion


Karakteristik asam basa dan reaksi kesetimbangan
dalam larutan dari anion yang mengikuti
klasifikasi dalam empat kelompok didasarkan
pada sifat-sifatnya terhadap asam perklorat dan
ion perak.
Klasifikasi anion ke dalam 4 kelompok dirancang
untuk memberikan informasi awal tentang ada
tidaknya ion-ion itu sendiri.
24

Pengujian untuk keempat golongan atau kelompok ini dapat


dikerjakan dengan urutan sebagai berikut :
Tambahkan larutan HClO4, 6M ke dalam sampel, hangatkan
dan catat ada tidaknya gas yang dihasilkan.
Dinginkan larutan bersuasana asam dari langkah 1,
tambahkan larutan perak nitrat, catat warna endapan yang
terbentuk.
Pisahkan endapan hasil langkah 2 dari larutannya, buat
larutan menjadi bersuasana basa dengan menambahkan
larutan NH4OH, 6M.
Tambahkan lebih banyak larutan perak nitrat jika perlu, catat
warna endapan yang terbentuk.
25

Penggolongan Anion
Golongan I
Anion yang terurai dalam larutan
asam
kuat
(HClO4
encer)
membebaskan gas bila larutannya
dipanaskan .
Cth :
S2- : H2S (gas tak berwarna, berbau
seperti telur busuk)
SO32- : SO2 ( gas tak berwarna,
berbau seperti belerang dibakar)
CO32- : CO2 (gas tak berwarna dan
tak berbau)
NO2- : NO2 + NO (gas tak berwarna
coklat dan berbau menyengat)

Golongan II
Anion yang stabil dalam HClO4,
tetapi mengendap sebagai garam
perak bila larutannya dinetralkan.
Cth :
CO32- : Ag2CO3 (kuning pucat)
NO2
: AgNO2 (kuning pucat,
konsentrasi NO2- harus relatif tinggi)
PO43- : Ag3PO4 (kuning)
CrO42- : Ag2CrO4 (coklat kemerahan)
SO42- : Ag2SO4 (putih, konsentrasi
SO42- harus relatif tinggi)

26

Golongan III
Anion yang stabil dalam HClO4 encer
dan mengendap sebagai gram perak.
Cth :
I- : AgI (kuning pucat)
S2- : AG2S (hitam)
Br- : AgBr (kuning coklat)
Cl- : AgCl (putih)

Golongan IV
Aniom yang stabil dalam HClO4
encer, tetapi menghasilkan garan
perak yang larut dalam suasana asam
atau netral.
Cth :
SO42- : Ag2SO4
NO3-

27

Diagram Alir Pengelompokkan Anion


Anion
Gol
HClO4 encer

Ag+

NH3

28

Sifat-sifat Anion terhadap H2SO4


Penggunaan larutan asam sulfat pekat (18M) dalam
analisis anion tergantung pada kemampuan anion
sebagai bahan pengoksidasi dan sifat keasamannya.
Jika sampel yang diuji adalah campuran dari garam,
hasil uji tidak selalu mudah untuk diinterpretasi,
karena gas yang terbentuk mungkin terperangkap.
Garam yang sulit larut (perak halida) dan garam
yang mengandung karakter kovalen yang hanya
bereaksi lambat dengan asam.
29

Interpretasi
Pengamatan

Interpretasi
Keadaan dingin

Keadaan panas

Tak ada perubahan

PO43-, NO3-,SO42-

PO43-,SO42-

Perubahan warna

CrO43-(kuning ) Cr2O72-(orange)
Cr2O72-(orange ) CrO3(merah)

Sama

Membebaskan gas tak CO32- CO2


berwarna, tak berbau

Sama

Membebaskan
berwarna,
menyengat

Sama

Membebaskan
berwarna

gas tak S2- H2S


berbau SO32- SO2
Cl- HCl
gas NO2- NO2 (coklat)
Br- Br2 (merah-coklat)
I- I2 (ungu)

NO2- NO2
sama (dari uap
panas)
30

Você também pode gostar