Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Komponen Sistem
Drainase:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Saluran
Gorong-gorong
Bangunan terjunan
Shipon
Pintu air
Trashrack (saringan
sampah)
7. Stasiun pompa
8. Kolam
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
KLASIFIKASI SALURAN MENURUT ASAL
SALURAN ALAM
SALURAN BUATAN
PENDAHULUAN
BENTUK SALURAN
1.Saluran terbuka: saluran yang
mempunyai permukaan bebas/ tekanan
permukaan sama dengan tekanan atmosfir.
Pergerakan air didorong oleh gaya gravitasi.
2.Saluran tertutup: tidak mempunyai
permukaan yang kontak langsung dengan
udara bebas.
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
2. Fungsi waktu:
a)aliran mantab (steady flow)
b)aliran tidak mantab (unsteady flow)
GEOMETRI
SALURAN
h
b
B
T
A
P
R
D
S
m
GEOMETRI
SALURAN
PERSEGI
PANJANG
T
h
B
GEOMETRI
SALURAN
TRAPESIUM
T
1
h
m
B
A = (B+mh)h
B 2h 1 m2
Keliling basah
P =
R =
B 2hh
2
B 2h 1 m
T = B + 2mh
Kedalaman hidraulik
D = B 2hh
B 2mh
GEOMETRI
SALURAN
SEGITIGA
T
1
m
1
m
A = mh2
h
P =
2
R = mh
T = 2mh
Kedalaman hidraulik
D=
2h 1 m2
Keliling basah
2 1 m2
GEOMETRI
SALURAN
LINGKARAN
1
A =
sin d
8
1
P =
d
2
1
sin
1
d
R =
4
2
T =
sin d atau2
2
D=
1 sin
sin
2
h d h
PERSAMAAN ALIRAN
SALURAN TERBUKA
1. Persamaan Chezy:
insinyur Perancis Antoine Chezy, 1769
V C RS
2. Persamaan Strickler:
2
3
V kstrR S
1
2
1 32 21
V R S
n
n
P
= koefisien Manning
= keliling basah, m
PERSAMAAN ALIRAN
SALURAN TERBUKA
Koefisien
Chezy
1. Bazin
C
2. Ganguill
et
dan
Kuetter
87
1
R
0.00155 1
S
m
C
m
0.00155
1
23
S
R
23
Hidraulik kasar
3. Colebro
ok
4. Darcy
Weisba
ch
12R
C 18 log
k 2
12R
C 18 log
Hidraulik halus
42R
C 18 log
8g
C
1
2
L V2
hf f
D 2g
S
m
hf
F
L
= Koefisien Chezy
(m1/2/det)
= Jari-jari hidraulik
(m)
= koefisien
kekasaran, harganya
tergantung dari jenis
bahan dinding
saluran
= kemiringan
energi (-)
= koefisien
kekasaran
= tebal lapisan
laminer
= kehilangan
energi akibat
geseran (m)
= faktor geseran
Darcy-Weisbach (-)
= panjang pipa
(m)
PERSAMAAN ALIRAN
SALURAN TERBUKA
Koefisien Manning
Harga n
No.
1.
2.
3.
Minimum
Normal
Maksimum
0,010
0,011
0,011
0,013
0,013
0,014
0,011
0,013
0,012
0,015
0,014
0,017
0,016
0,018
0,022
0,022
0,018
0,022
0,025
0,027
0,020
0,025
0,030
0,033
Saluran alam
Bersih lurus
Bersih, berkelok-kelok
Banyak tanaman pengganggu
Dataran banjir berumput pendek tinggi
Saluran di belukar
0,025
0,033
0,050
0,025
0,035
0,030
0,040
0,070
0,030
0,050
0,033
0,045
0,08
0,035
0,07
Beton
Gorong-gorong lurus dan bebas dari kotoran
Gorong-gorong dengan lengkungan dan sedikit
kotoran/gangguan
Beton dipoles
Saluran pembuang dengan bak kontrol
KAPASITAS
SALURAN
Q = debit atau kapasitas,
m3/s
A = luas penampang basah,
m2
V = kecepatan aliran, m/s
Q=AxV
Q A.C R.S
2
3
1
2
Q A.kstr.R .S
A 23 12
Q R .S
n
SALURAN
BERGANDA
Saluran berganda dengan nilai n yang bervariasi
Q3
Q1
Q2
Q Q1 Q2 Q3
A1 A1
Q
n1 P1
2
3
1
S2
A2 A2
n2 P2
2
3
1
S2
A3 A3
n3 P3
2
3
1
S2
BENTUK SALURAN
YANG PALING
EKONOMIS
Potongan melintang saluran yang paling ekonomis
adalah saluran yang dapat melewatkan debit
maksimum untuk luas penampang basah, kekasaran,
dan kemiringan dasar tertentu.
Berdasarkan persamaan kontinuitas, untuk luas
penampang melintang tetap, debit maksimum dicapai
jika kecepatan aliran maksimum.
Dari rumus Manning maupun Chezy, untuk kemiringan
dasar dan kekasaran tetap, kecepatan maksimum
dicapai jika jari-jari hidraulik, R, maksimum.
Untuk luas penampang tetap, jari-jari hidraulik
maksimum jika keliling basah, P, minimum
PENAMPANG YANG
PALING EKONOMIS
SECARA HIDRAULIK
Bentuk persegi panjang:
Jika lebar dasar saluran sama dengan dua kali
kedalaman air
B 2h
B
OR h
2
A Bh
P B 2h
2
2h
h
R
2h 2h 2
h
B
PENAMPANG YANG
PALING EKONOMIS
SECARA HIDRAULIK
Bentuk trapesium:
Jika lebar dasar saluran sama dengan jari-jari
lingkaran luar segi enam beraturan (hexagonal)
2
B h 3
3
A h2 3
1
P 2h 3
R
h
2
m
B
PENAMPANG YANG
PALING EKONOMIS
SECARA HIDRAULIK
Bentuk segitiga:
Jika sudut dasarnya adalah siku-siku (90o)
Ah
P 2h 2
h 2
R
4
r
1
m
PERENCANAAN
DIMENSI SALURAN
Data dan informasi (input):
1)
2)
3)
4)
5)
Debit, Q
Lebar lahan yang tersedia
Batasan kedalaman air
Kemiringan lahan
Bahan yang akan digunakan
Perhitungan (output):
1) Bentuk penampang saluran
2) Dimensi saluran: lebar dan kedalaman
3) Kemiringan dasar saluran
MENGHITUNG
DIMENSI SALURAN
Permasalahan:
Penyelesaia
n
P : 2h 3
h
A h
Q h
1 h
3x
n 2
2
3
1
2
S
r
2
h=2,16 m
1 h 3
1 2
10 h2 3 x
0.012 2 5,000
2
B h 3 B = 2.49 m
3
B=2,49
h = 2.16 m
KAPASITAS
SALURAN
Data dan informasi (input):
1) Bentuk dan dimensi saluran
2) Kemiringan dasar saluran
3) Bahan dan/atau kondisi saluran
Perhitungan (output):
1) Luas penampang saluran, A
2) Kecepatan aliran, v
3) Debit, Q
MENGHITUNG KAPASITAS
SALURAN
Informasi awal:
Saluran berbentuk persegi dengan lebar 2 meter,
tinggi 1,5 meter, terbuat dari beton precast.
Kemiringan dasar 1 : 1500. Berapa kapasitas
saluran?
Perhitungan:
Koefisien Manning
n = 0,02
Tinggi jagaan,
w diambil 0,20 meter,
sehingga kedalaman air
h = 1,30 meter.
Luas penampang basah
A= 2 x 1,30 = 2,60 m2
Keliling basah
P = 2 + 2 x 1,30 = 4,60 m.
Jari-jari hidrolik
R = 2,60/4,60 = 0,565 m
Kecepatan aliran
v=
1/0,02x0,5652/3x0,00080,5=0,97 m/s
Debit
Q = 2,6 x 0,97 = 2,51
ALIRAN KRITIS
ENERGI SPESIFIK:
Energi yang dihitung dari dasar saluran:
E h
2gh2
2
q
2
E hh
2g
v2
E h
2g
Energi
Spesifik
v12
2g
Q2
E h
2gA2
Sf
Energy Lin
e Slope
hf
v 22
2g
Sw
h1
Water Surfa
ce Slope
v2
So
Energi Total
Bottom Slop
e
z1
h2
z2
Datum
KURVA ENERGI
SPESIFIK
h
garis E = h
Kurva E-h
V12
2g
h1
h1
h2
2
45
h2
h3
V22
2g
3
KEDALAMAN KRITIS
Aliran kritis terjadi jika Energi Spesisik-nya minimum
Untuk saluran berbentuk persegi atau saluran sangat
lebar :
dE
q2
q2
1
0 hcr 3
3
dh
g
gh
Vcr
Fr
1
ghcr
1
2
E min hc hc or hcr Emin
3
2
Vcr ghcr
g
T
Vcr
Fr
1
gRcr
Vcr gRcr
MENENTUKAN
KEDALAMAN KRITIS
Saluran berbentuk persegi panjang mengalirkan debit
10 m3/s. Berapa kedalaman kritis, hcr jika:
a) Lebar saluran7, 5 meter.
b) Lebar saluran 5,0 meter.
Penyelesaian:
a)
hcr 3
hcr 3
b
)
q2
Q2 3
102
3 2
0,566m
2
g
Bg
7,5 .9,81
2
q2
Q2
10
3 2 3 2
0,742m
g
Bg
5 .9,81
MENENTUKAN
KEDALAMAN KRITIS
c) Berapa kemiringan dasar saluran sehingga
terjadi kecepatan kritis pada soal b), jika
koefisien Manning n=0,012.
Penyelesaian:
c) Vcr ghcr 9,81.0,742 2,697m/ s
2
3
1
2
RcrScr
Vcr
n
2
3
5.0,742 12
Scr
5 2.0,742
2,697
0,012
Scr =
0,00221
KASUS
PERTANYAAN?
Bagaimana profil muka air pada penyempitan saluran?
a) naik
b) turun
c) tidak berubah
ALIRAN BERUBAH
LAMBAT LAUN
V12
2g
Permuk
aan air
bebas
2
hf
V22
2g
h1
h2
Dasar salura
n
z1
z2
datum
V2
H zh
2g
Q2
atau H z h
2gA 2
ALIRAN BERUBAH
LAMBAT LAUN
Untuk rumus
Chezy:
h3 hN3
dh
So 3 3
dx
h hcr
Untuk rumus
Manning:
h hN
dh
So 3
3
dx
h hcr
10
3
10
3
Dimana:
So
= kemiringan dasar
saluran
hN
= kedalaman air
normal
hcr = kedalaman air
kritis
h
= kedalaman air
pada aliran berubah
ALIRAN BERUBAH
LAMBAT LAUN
dh
0
dx
dh
dx
Backwate
r
dh
0
dx
Drawdow
n
Saluran
Saluran
Saluran
Saluran
Saluran
hn
hn
hn
hn
> hc
= hc
< hc .
NDL
CDL
ALIRAN BERUBAH
LAMBAT LAUN
hn =
H2
H2
CDL
Zone 2
Aliran subkritis (h > hc)
CDL
Zone 3
hc
H3
H3
CDL
ALIRAN BERUBAH
LAMBAT LAUN
M1
M1
NDL
CDL
Zone 2
NDL
M2
hn
M2
CDL
CDL
M3
hc
NDL
M3
CDL
ALIRAN BERUBAH
LAMBAT LAUN
Zone 1
C1
Aliran subkritis (h > hc)
C2 = aliran kritis
Zone 3
hn = hc
So
Zone 1
Profil muka
air pada
kurva S
(Steep
channel)
CDL=NDL
C3
S1
Zone 2
S2
hcr
CDL
Zone 3
hn
S3
So
NDL
Aliran superkritis (h <
hc)
ALIRAN BERUBAH
LAMBAT LAUN
S1
S1
CDL
NDL
Zone 2
S2
hc
CDL
S2
NDL
hn
S3
NDL
CDL
S3
NDL
ALIRAN BERUBAH
LAMBAT LAUN
(Gradually Varied Flow =
GVF)
hn =
A2
Zone 1
Aliran superkritis (h <
hc)
A3
hcr
Zone 3
So
CDL
AIR BALIK
(BACK WATER)
METODE
PERHITUNGAN
Ada beberapa cara yang dapat dipakai
untuk menghitung profil muka air pada
aliran permanen tidak beraturan,
yaitu :
1. Metode tahapan langsung (Direct Step Method).
2. Metode tahapan standard (Standard Step
Method).
3. Metode integrasi grafis (Graphical Integration
Method).
4. Dll.
METODE TAHAPAN
LANGSUNG
Gambar di sebelah
menunjukkan
potongan
penampang aliran
tidak seragam
Berdasarkan
persamaan
Bernoulli,
dapat V 2
V12
2 h
h
1
2
f
ditulis :
2g
2g
E1
E2 E1
X
So S f
E2
Sf
V12
2g
Sw
h1
So
z =
SoX
X
or E1 So X E 2 S f X
Di mana
S S
S f f1 f 2
2
Sf
Q2n2
A
4
3
R
v 22
E 2 h2
2g
v12
E1 h1
2g
hf = Sf .
X
2
V2
2g
h2
CONTOH
Soal :
Suatu saluran berbentuk trapesium dengan kemiringan dinding
1: 1, lebar dasar 3,0 m dan kemiringan dasar saluran 0,0015.
Pemasangan bangunan pintu pengontrol menyebabkan
kenaikan kedalaman air di hulu pintu menjadi 4,0 m pada debit
19,0 m3/dt. Jika angka kekasaran Manning n = 0,017. Hitung
dan gambarkan profil muka air yang terjadi.
Penyelesaian :
1. Tentukan tipe profil muka air, dengan menghitung
kedalaman normal, hn, dan kedalaman kritis, hc.
Kedalaman air normal, hn dapat kita peroleh dengan rumus
Manning:
1 32 21
Q A R So
n
CONTOH
(lanjutan)
3 hh 3 hh
19
0.017 3 2h 2
2
3
1
2
0.0015
hN = 1.726 m.
19 2 3 hh 3
9.81
3h
Q2 A 3
g
T
2.
3.
E. m
E. m
Sf
Sf
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1.956
0.023
4.023
26.910
1.918
0.024
3.924
0.099
6.05E-05
3.80
25.840
1.880
0.026
3.826
0.098
3.70
24.790
1.841
0.028
3.728
0.098
h. m
A. m2
R. m
(1)
(2)
(3)
4.00
28.000
3.90
Sf
X. m
X. m
(9)
(10)
(11)
5.74E05
1.44E-03
68.86
68.86
6.74E-05
6.39E05
1.44E-03
68.23
137.09
7.52E-05
7.13E05
1.43E-03
68.43
205.53
So-
5.44E-05
PROSEDUR
PERHITUNGAN
PROSEDUR PERHITUNGAN
(lanjutan)
1. Kolom 6, E=E2 E1. Kolom ini diperoleh dengan
mengurangkan harga E pada kedalaman yang bersangkutan
dengan E untuk kedalaman sebelumnya.
Q n
2. Kolom 7, Sf. DenganS menggunakan
angka kekasaran
A R dengan persamaan
Manning, n, tertentu, maka
f
harga SfSdapat
dihitung.
3. Kolom 8,
Rata-rata Sf pada kedalaman yang
bersangkutan dan kedalaman sebelumnya. Kolom ini
S S
dibiarkan kosong untuk baris pertama, karena disini belum
ada kedalaman sebelumnya.
4. Kolom 9,
Harga pada kolom ini diperoleh dari
mengurangkan
pada kolom 8 terhadap harga So.
5. Kolom 10, X = X2-X1. Pertambahan jarak dihitung
dengan membagi kolom (6) dengan kolom (9).
6. Kolom 11, X. Merupakan jarak dari titik kontrol sampai
kedalaman yang ditinjau, dan merupakan akumulasi dari X
dari kolom 10.
f
4
3
METODE TAHAPAN
STANDARD
Metoda ini dikembangkan dari persamaan energi total dari
aliran pada saluran terbuka
V12
V22
z1 h1
z 2 h2
hf
2g
2g
E1
E1 E2 h f
E2
CONTOH
Soal :
Suatu saluran berbentuk trapesium dengan kemiringan dinding
1: 1, lebar dasar 3,0 m dan kemiringan dasar saluran 0,0015.
Pemasangan bangunan pintu pengontrol menyebabkan
kenaikan kedalaman air di hulu pintu menjadi 4,0 m pada debit
19,0 m3/dt. Jika angka kekasaran Manning n = 0,017. Hitung
dan gambarkan profil muka air yang terjadi.
Penyelesaian :
1. Tentukan tipe profil muka air, dengan menghitung
kedalaman normal, hn, dan kedalaman kritis, hc.
2. Kedalaman air normal, hn dapat kita peroleh dengan
rumus Manning:
1 32 21
Q A R So
n
CONTOH (lanjutan)
Dengan
3
1
y
h
3
h
h
2
memasukkan
19
0,0015
parameter yang
0,017 3 2h 2
sudah diketahui,
kita dapatkan:
2
Kedalaman
air kritis
dapat kita
hitung
dengan
Q2 A 3
g
B
Melalui metoda
coba-coba kita
peroleh hn =
1,726 m.
X, m
Z, m
h, m
A, m2
v, m/dtk
v2/2g,
m
E1, m
R, m
Sf
(104)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
0,00
4,00
28,00
0,679
0,023
4,023
1,956
0,544
100
0,15
3,85
26,40
0,720
0,026
4,029
1,900
200
0,30
3,71
24,85
0,765
0,030
4,036
300
0,45
3,56
23,35
0,814
0,034
400
0,60
3,41
21,91
0,867
0,038
..
..
..
..
..
..
S f (104)
hf (102)
E2
(10)
(11)
(12)
(13)
0,636
0,590
100
0,590
4,029
1,843
0,747
0,692
100
0,692
4,036
4,044
1,787
0,882
0,815
100
0,815
4,044
4,053
1,731
0,105
0,964
100
0,964
4,053
..
..
..
..
..
..
..
2100
3,15
1,74
8,27
2,296
0,269
5,163
1,043
14,4
14,3
50
7,14
5,164
2150
3,22
1,74
8,25
2,304
0,270
5,235
1,041
14,5
14,5
50
7,24
5,235
2200
3,30
1,74
8,22
2,311
0,272
5,308
1,039
14,7
14,6
50
7,30
5,308
2250
3,37
1,73
8,21
2,315
0,273
5,382
1,038
14,7
14,7
50
7,35
5,382
PROSEDUR
PERHITUNGAN
PROSEDUR PERHITUNGAN
(lanjutan)
9. Kolom 9, Sf. Kemiringan garis energi, yang dihitung berdasarkan
persamaan (3,98).
10. Kolom 10,.Rata-rata Sf pada kedalaman yang bersangkutan dan
kedalaman sebelumnya untuk jarak yang ditentukan.
11. Kolom 11, X . Jarak antara titik yang dihitung kedalaman airnya dan
lokasi yang telah dihitung kedalaman air sebelumnya.
12. Kolom 12, hf. Kehilangan tinggi energi sepanjang X dihitung dari
persamaan, ,dimana diambil dari kolom 10, dan X dari kolom 11.
13. Kolom 13, H2. Merupakan tinggi energi total, yang dihitung dari
penambahan kehilangan tinggi energi, hf, dengan tinggi energi total (H1
di kolom 7) pada perhitungan sebelumnya. Jika selisih H1 pada kolom 7
dan H2 pada kolom 13 berada pada kisaran yang dapat diterima, maka
perkiraan kedalaman air h pada kolom 3 merupakan kedalaman air yang
dicari pada titik tersebut, dan perhitungan dapat dilanjutkan pada titik
berikutnya. Sebaliknya jika selisihnya masih jauh, maka perlu diulang
dengan harga h yang baru.
KONDISI HYDRAULIK
DALAM SISTEM DRAINASE
PERKOTAAN
1. Aliran tetap dan seragam (steady uniform flow), atau yang disebut juga
aliran beraturan. Dalam hal ini luas penampang aliran tidak merubah
terhadap jarak, dan debit aliran tetap atau tidak berubah menurut
waktu.
2. Aliran tetap tidak seragam (steady non uniform flow) yaitu aliran
berubah lambat laun (gradually varied flow) dan aliran berubah dengan
cepat (rapidly varied flow). Dalam hal ini luas penampang aliran
berubah menurut tempat, sedang debit aliran tidak berubah menurut
waktu.
3. Aliran seragam tidak tetap (unsteady uniform flow). Dalam hal ini luas
penampang aliran tidak berubah menutrut jaraknya, tetapi debit aliran
berubah menurut waktu. Kondisi ini hampir tidak pernah terjadi.
4. Aliran tidak seragam dan tidak tetap (unsteady non uniform flow),
dalam hal ini luas penampang aliran berubah menurut jaraknya, dan
debit aliran berubah menurut waktu.
EGL
V22/2g
HGL
Z2
Z1
Datum
Garis Energi (Energy Grade Line) dan Garis Tekanan (Hydraulic Grade Line)
Rumus Hazen William ( dipergunakan untuk pipa q (mm ) 50
Q = 0,27853 C0,38 D
2,63
0,54
Ll
-0,54
ALIRAN PIPA
SALURAN TERBUKA
hf
V12/2g
P1=p2=0
EGL
1
V22/2g
2
HGL
Z1
Dasar Saluran
Z2
Symbul
D /(h)
Definisi
Satuan
Luas Penampang
m2
Keliling basah
Jari-jari hydraulik
Kedalaman hydraulik
dm
ALIRAN PIPA
SALURAN
TERTUTUP
ALIRAN PADA
GORONG-GORONG
Puncak tanggul
Puncak tanggul
F
yy
B
B
0,40
0,20
0,50
0,25
0,60
0,30
0,75
0,40
0,85
0,50
1,00
1/3 H1
.
penurunan
2/3H1
tinggi dasar
H1
H2
degradasi
-4.0
0
(m3/m)
aliran tenggelam
z + 0.5H1
H1
.
z
1
v1
2 H2
H1
yc
H
>2
sudut
runcing
Hu
bidang persamaan
Lj
potongan U
alternatif peralihan
1
panjang
kemiringan
diperpendek
H2
yu
panjang kemiringan
bulat r ~ 0.5H1
ambang
ujung
y2
=
=
=
=
=
y2 h2
yu
y2 h2
y2=h2
SIPHON DAN
TALANG
SIPHON DAN
TALANG
SIPHON DAN
TALANG
Kehilangan total tinggi energi
dimana :
Hmasuk, keluar
Hfr
HB
Sekian
Terima kasih
Sumber :
Ir. Anggrahini Syafii, M.Sc
Dr. Ir. Suseno Darsono, M.Sc
Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng