Você está na página 1de 57

Anemia Defisiensi Besi

Oleh:
Hartanto
Chandra Wirawan
Rahmi Permata Sury Lubis
Yuri Shabrina Susani
Chindy Tania

COW Pembimbing:
dr. Zulfahmi dan dr. Rahmawati
Pimpinan Sidang:
dr. Melati Silvanni Nst, M. Ked (PD), Sp.PD

Latar Belakang
Anemia didefinisikan sebagai
penurunan jumlah eritrosit,
kadar hemoglobin dan
hematokrit sehingga tidak dapat
memenuhi fungsinya untuk
mencukupi kebutuhan oksigen
perifer.

Organisasi Kesehatan Dunia


(WHO), 42% dari wanita hamil,
30% nonpregnant perempuan
(umur 15 sampai 50 tahun),
47% dari anak-anak prasekolah
(umur 0 sampai 5 tahun), dan
12.7% laki-laki usia diatas 15
tahun menderita anemia.

WHO memperkirakan bahwa


pada tahun 2004, Anemia
Defisiensi Besi (ADB)
mengakibatkan kematian 273
000: 45% di Asia Tenggara,
dengan 97% terjadi di negara
berpenghasilan rendah dan
menengah.

ADB merupakan penyakit


anemia yang sering dijumpai
baik di klinik maupun
masyarakat. Diperkirakan ADB
di Indonesia berdasarkan jenis
kelamin yaitu laki-laki 16-50%
dan 25-84% pada perempuan
tidak hamil. Ras tidak
berpengaruh akan tetapi
dipengaruhi oleh makanan dan
sosial ekonomi.

Epidemiologi ADB

25-84%

16-50%

Epidemiologi ADB

Epidemiologi ADB

Epidemiologi ADB

Gejala Klinis ADB


Gejala Umum Anemia :
Lemah
Lesu
Cepat lelah
Pucat
Mata berkunang-kunang
Sulit berkonsentrasi

Gejala Klinis ADB


Gejala Khas Defisiensi Besi
Koilonikia
Atrofi Papil Lidah
Stomatitis Angularis
Disfagia

Patofisiologi
Pembentukan Hb
Kurang gizi, gangguan absorbsi besi, kebutuhan besi meningkat

Transferin darah menurun

Gangguan ikatan besi

Eritrosit dengan sitoplasma kecil


(Mikrositer) (hipokrom)

Konsentrasi Hb berkurang

Patofisiologi
Metabolisme Besi
Besi dalam makanan
di lambung

terikat pada molekul


yang lebih besar
ion ferri
oleh pengaruh alkali

ion ferro
Diabsorbsi oleh
mukosa usus

Ferritin Transferrin

Penegakan Diagnosis ADB


Anamnesis : dijumpai gejala umum
anemia
Pemeriksaan Fisik :
Vital Sign
Tanda-tanda anemis / ikterik
Palpasi hepar
Dijumpai gejala khas defisiensi besi

Penegakan Diagnosa ADB


Pemeriksaan Penunjang
Hb
Ht
Apusan Darah Tepi
MCV
MCH
MCHC
Serum Iron
Serum Ferritin
Serum Transferrin
TIBC

Diagnosis Banding

Defisiensi besi
Thalassemia
Anemia sideroblastik
Anemia karena penyakit kronis
Keracunan

Penatalaksanaan
Terapi pemberian suplemen zat besi
Sulfas Ferrosus 325mg terdapat 65 mg
besi
Indikasi dari penggunaan besi
intravena termasuk perdarahan kronis,
malabsorsi intestinal, intoleransi besi
oral, haemoglobin kurang dari 6 g/dL
dengan tanda perfusi yang buruk

Komplikasi

Penurunan produktivitas kerja


Hipoksemia dan insufisiensi koroner
Fungsi dan struktur epitel terganggu
Menurunkan sistem imun

Pencegahan
Penyuluhan mengenai kesehatan
lingkungan
Penyuluhan gizi
Pemberantasan infeksi cacing
tambang
Suplementasi besi
Fortifikasi bahan makanan dengan
besi

Prognosis
Mudah diobati prognosis baik
Jarang menyebabkan kematian
secara langsung
Anemia defisiensi sedang-berat
hipoksia

Status Orang Sakit


ANAMNESA PRIBADI
Nama : Ngatinem
Umur : 64 tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Status Perkawinan: Sudah Menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Jalan Dwi Kora No. 31

ANAMNESA PENYAKIT
Keluhan Utama : Perut membesar
Telaah : Hal ini dialami os sejak 1 bulan SMRS. Perut membesar
dialami oleh OS tanpa diikuti bengkak seluruh badan. Riwayat kaki
bengkak tidak dijumpai. Riwayat konsumsi alkohol disangkal. Riwayat
sakit kuning tidak dijumpai. Riwayat penggunaan jarum suntik atau
transfusi tidak dijumpai. Selain itu, OS mengeluhkan lemas. Keluhan
ini disertai dengan muka pucat. OS mengaku nafsu makan menurun
disertai dengan penurunan berat badan 3 kg dalam satu bulan
terakhir. Riwayat perdarahan spontan seperti mimisan (-), gusi
berdarah (-), muntah darah (-), BAB hitam (-), lebam di kulit (+).
Riwayat batuk tidak dijumpai. Riwayat mual dan muntah dijumpai.
Riwayat demam SMRS dijumpai. Riwayat sesak nafas tidak dijumpai.
BAB normal, BAK normal. Riwayat sakit darah tinggi (-). Riwayat sakit
gula (+) sejak 10 tahun yang lalu dan terkontrol. Riwayat penyakit
cacingan disangkal. OS lebih menyukai makan sayur daripada daging.
Menurut pengakuan OS, frekuensi makan daging kurang lebih sekali
dalam sebulan.
RPT : Diabetes mellitus tipe II
RPO : Glibenclamide

ANAMNESA ORGAN
Jantung Sesak Nafas : - Edema : Angina Pektoris : - Palpitasi : Lain-lain : Saluran Batuk-batuk :- Asma, bronchitis : PernafasanDahak :- Lain-lain :

Saluran Nafsu Makan : Penurunan BB : +


Pencernaan Keluhan menelan : -Keluhan Defekasi :Keluhan perut : - Lain-lain :
Saluran Sakit BAK : - BAK tersendat : Urogenital Mengandung batu
: - Keadaan urin :normal
Haid : - Lain-lain
:-

Sendi dan
Sakit pinggang : - Keterbatasan Gerak :Tulang
Keluhan Persendiaan:- Lain-lain : Endokrin Haus/Polidipsi :- Gugup
:Poliuri
:Perubahan suara :Polifagi
:Lain-lain
: Saraf Pusat Sakit Kepala :- Hoyong
Lain-lain
:-

:-

Darah dan Pucat : + Perdarahan :Pembuluh Darah


Petechiae
:Purpura
:Lain-lain
: Sirkulasi Perifer Claudicatio Intermitten : - Lain-lain :-

ANAMNESA FAMILI
hal serupa

: Tidak ada keluarga yang mengalami

PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK


STATUS PRESENS

Keadaan Umum Sedang


Sensorium : Compos Mentis
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 80x/i, regular, t/v: cukup
Pernafasan : 17x/i
Temperatur : 36,3C (axilla)
VAS : 3
Anemia (+/+), Ikterus (-/-),
Dispnoe (-/-)
Sianosis (-/-), Edema (-/-),
Purpura (-/-)
Turgor Kulit : Baik

Keadaan Penyakit
Pancaran wajah :
lemah
Sikap paksa
: Refleks fisiologis :
+
Refleks patologis :
-

Keadaan gizi :
Normal
BW = 68 x
100%152-100
= 130,76 %
IMT : BB / (TB)2
: 68/(1,52)2
: 29,4 (obesitas)

KEPALA
Mata: Konjungtiva palp. inf.
pucat (+/+), ikterus (-/-),
pupil isokor ki=ka, diameter
3mm, reflex cahaya direk
(+/+) / indirek (+/+), kesan:
anemis.
Telinga : Dalam batas
normal
Hidung
: Dalam batas
normal
Mulut : Lidah
: Dalam
batas normal
Gigi geligi : Dalam batas
normal
Tonsil/faring : Dalam batas
normal

LEHER
Struma tidak
membesar , tingkat :
(-)
Pembesaran kelenjar
limfa (-), lokasi (-),
jumlah (-), konsistensi
(-),mobilitas (-), nyeri
tekan (-)
Posisi trakea : medial,
TVJ: R-2 cm H2O
Kaku kuduk (-), lainlain (-)

THORAKS DEPAN
Inspeksi
Bentuk
: Simetris fusiformis, Spider
naevi (-)
Pergerakan : Tidak ada ketinggalan
bernafas

Palpasi
Nyeri tekan : tidak dijumpai
Fremitus suara: stem fremitus kanan =
kiri
Iktus : tidak terlihat
Auskultasi
Paru
Suara pernafasan : vesikuler
Suara tambahan : tidak ada
Jantung
M1>M2, P2>P1, T1>T2, A2>A1, desah
sistolis (-), desah diastolis (-), lain-lain (-),
HR : 80x/menit, regular, intensitas : cukup

Perkusi
Paru
Batas Paru Hati R/A :
relatif ICS V
LMCD/Absolut ICS VI
LMCD
Peranjakan
: 1 cm
Jantung
Batas atas jantung : ICS
II-III LMCS
Batas kiri jantung : ICS
V 1 cm medial LMCS
Batas kanan jantung :
ICS V LPS dextra

THORAX BELAKANG
Inspeksi : Simetris fusiformis
Palpasi : Stem fremitus pada seluruh lap.
paru kanan = kiri
Perkusi
: Sonor
Auskultasi : SP: vesikule
ST: ABDOMEN
Inspeksi
Bentuk : Simetris membesar
Gerakan Lambung/usus :
Normoperistaltik
Vena kolateral : Caput medusa : Palpasi
Dinding Abdomen
HATI
Pembesaran
Permukaan
Pinggir : Nyeri Tekan

: Soepel

: Sulit dinilai
::-

LIMFA
Pembesaran

: Sulit dinilai

GINJAL
Ballotement : Sulit dinilai
UTERUS/OVARIUM
TUMOR : (-)
Perkusi
Pekak hati : Pekak beralih : +
Undulasi : +

: (-)

Auskultasi
Peristaltik usus : Normoperistaltik
Lain-lain : PINGGANG : INGUINAL
: GENITAL LUAR : -

PEMERIKSAAN COLOK
DUBUR (RT)
Perineum : Tidak
dilakukan pemeriksaan
Spincter Ani : Tidak
dilakukan pemeriksaan
Ampula: Tidak
dilakukan pemeriksaan
Mukosa: Tidak
dilakukan pemeriksaan
Sarung tangan : Tidak
dilakukan pemeriksaan

ANGGOTA GERAK
ATAS
Deformitas sendi : Lokasi
:Jari tabuh
:Tremor ujung jari : +
Telapak tangan
sembab: Sianosis
:Eritma Palmaris : +
Lain-lain : + (kuku
jari-jari tampak
anemis)

ANGGOTA GERAK BAWAH Kiri


Edema Arteri femoralis +
+
Arteri tibialis posterior +
+
Arteri dorsalis pedis
+
+
Refleks APR +
+
Reflex KPR +
+
Refleks Fisiologis +
+
Refleks Patologis Lain-lain
-

Kanan

Darah

Kemih

Tinja

Hb: 7,9 g/dL

Warna: kuning jernih

Warna: Cokelat

Eritrosit: 3,39 x 106/mm3

Protein: -

Konsistensi: Padat

Leukosit: 4,60 x 103/mm3

Reduksi: -

Eritrosit: -

Bilirubin: -

Leukosit: -

Urobilinogen: -

Amoeba/Kista: -

Sedimen

Telur Cacing

Eritrosit: 0-3 /lpb

Ascaris: -

Eosinofil: 2,3 %

Leukosit: 25-30 /lpb

Ankylostoma: -

Basofil: 0,4 %

Epitel: 0-2 /lpb

T. Trichiura: -

Neutrofil: 55,6 %

Silinder: + /lpb

Kremi: -

Trombosit: 96 x 103/mm3
Ht: 27 %
MCV: 79 fl
MCH: 23,3 pg
MCHC: 29,5 g/dl
LED: 55 mm/jam

Limfosit: 28,70%
Monosit: 13,00 %

ANAMNESA

Keluhan utama: Perut membesar


Telaah

: Hal ini dialami os sejak 1

bulan SMRS. Perut membesar dialami oleh


OS tanpa diikuti bengkak seluruh badan.
Selain itu, OS mengeluhkan lemas. Keluhan
ini disertai dengan muka pucat. OS
mengaku nafsu makan menurun disertai
dengan penurunan berat badan 3 kg
dalam satu bulan terakhir. Riwayat
perdarahan spontan seperti mimisan (-),
gusi berdarah (-), muntah darah (-), BAB
hitam (-), lebam di kulit (+). Riwayat mual
dan muntah dijumpai. Riwayat demam
SMRS dijumpai Riwayat sakit gula (+) sejak
10 tahun yang lalu dan terkontrol. Riwayat
penyakit cacingan disangkal. OS lebih
menyukai makan sayur daripada daging.
Menurut pengakuan OS, frekuensi makan
daging kurang lebih sekali dalam sebulan.

STATUS PRESENS

Keadaan Umum

: Sedang

Keadaan Penyakit : Sedang


Keadaan Gizi
PEMERIKSAAN FISIK

: Normal

Sensorium

: Compos Mentis

Tekanan darah

: 120/80 mmHg

Nadi

: 80x/i

Pernafasan

: 17x/I

Temperatur

: 36,3C

Kepala:
Konjungtiva palp. inf. pucat (+/+), kesan:
anemis

Abdomen:
Bentuk

: Simetris membesar

Ekstremitas Superior:
kuku jari-jari tampak anemis

LABORATORIUM RUTIN

Darah : kesan anemia hipositer hipokromik


dan trombositopenia
Kemih: Kesan normal
Tinja : Kesan normal

DIAGNOSA BANDING

Asites non Sirotik + Anemia e.c.


Defisiensi

Besi

DM

tipe

II

Hipoalbuminemia

Asites non Sirotik e.c. Tb Peritoneal

Asites non Sirotik e.c. Malignancy

DIAGNOSA SEMENTARA

Sirosis Hepatis Std DC + Anemia e.c.


Penyakit Kronis dd/ Defisiensi Besi + DM

PENATALAKSANAAN

tipe II
Aktivitas : Tirah baring
Diet : Diet Hati II + Diet DM 1600 kKal
Tindakan suportif : IVFD NaCl 0,9% 20 gtt/i
Medikamentosa :

Inj. Cefotaxim 1gr/8jam

Ranitidine 50 mg/12 jam

Furosemide 20mg/12jam

Spironolacton 1x100mg

Sistenol 3x500 mg

Lactulac 3x CII

SF 3x200mg

Rencana Penjajakan Diagnostik/Tindakan Lanjutan

1. Darah lengkap

7. LFT (Albumin, Globulin)

2. Feses rutin, urinalisa

8. Viral Marker (HbsAg, Anti HCV)

3. Status zat besi (Serum Iron, TIBC, Ferritin,

9. USG Abdomen

Reticulocyte Count)
4. EKG

10. Gastroscopy

5. Foto Thorax

11. BMP

6. Morfologi darah tepi

12. KGD Puasa, KGD 2 jam PP, Lipid Profile

Follow Up
Tanggal
21 Juli 2016

S
Perut membesar (+),
Muka pucat (+), Lemas
(+)

O
Compos mentis
TD: 120/70 mmHg
HR : 76x/i
RR: 16x/i
T:35,8
Mata
Anemis (+/+)
Ikterik (-/-)
Thoraks
SP : Vesikuler
ST : Abdomen
Asites, Shifting dullness
(+)
Ekstremitas
Oedem

Sirosis Hepatis Std DC Tirah baring


+ Anemia e.c. Penyakit
Kronis dd/ Defisiensi Diet Hati II + Diet DM
Besi + DM tipe II
1600 kKal
IVFD NaCl 0,9% 20
gtt/i
Inj.Cefotaxim 1gr/8jam
Ranitidine

50

mg/12

jam
Furosemide
20mg/12jam
Spironolacton 1x100mg
Sistenol 3x500 mg
Lactulac 3x CII
SF 3x200mg

22 Juli 2016

Perut membesar (+),


Muka pucat (+),
Lemas (+)

Compos mentis
TD: 120/70 mmHg
HR : 76x/i
RR: 16x/i
T:35,8 C
Mata
Anemis (+/+)
Ikterik (-/-)
Thoraks
SP : Vesikuler
ST : -

Sirosis Hepatis Std


DC + Anemia e.c.
Penyakit Kronis dd/
Defisiensi Besi + DM
tipe II

Tirah baring
Diet Hati II + Diet DM
1600 kKal
IVFD NaCl 0,9% 20
gtt/i
Inj.Cefotaxim
1gr/8jam
Ranitidine 50 mg/12

Abdomen
Asites, Shifting
dullness (+)

jam

Ekstremitas
Oedem Inferior

20mg/12jam

Hb/WBC/Plt:
6,2/5790/113.000

1x100mg

MCV/MCH/MCHC:

70/19,4/27,7
Ferritin/ Iron/TIBC:
114,26/22/267
Saturasi transferin:
8,23%

Furosemide

Spironolacton

Sistenol 3x500 mg
Lactulac 3x CII
SF 3x200mg

23 Juli 2016

Perut membesar (+),


Muka pucat (+),
Lemas (+)

Compos mentis
TD: 140/70 mmHg
HR : 78x/i
RR: 20x/i
T:35,0 C
Mata
Anemis (+/+)
Ikterik (-/-)
Thoraks
SP : Vesikuler
ST : Abdomen
Asites, Shifting
dullness (+)
Ekstremitas
Oedem Inferior

Sirosis Hepatis
DC + Anemia
Penyakit Kronis
Defisiensi Besi +
tipe II

Std Tirah baring


e.c.
dd/ Diet Hati II + Diet DM
DM
1600 kKal
IVFD NaCl 0,9% 20
gtt/i
Inj.Cefotaxim
1gr/8jam
Ranitidine 50 mg/12
jam

Furosemide
20mg/12jam
Spironolacton
1x100mg
Sistenol 3x500 mg
Lactulac 3x CII
SF 3x200mg

24 Juli 2016

Perut membesar (+),


Muka pucat (+),
Lemas (+)

Compos mentis
TD: 140/70 mmHg
HR : 80x/i
RR: 20x/i
T:35,8 C
Mata
Anemis (+/+)
Ikterik (-/-)
Thoraks
SP : Vesikuler
ST : Abdomen
Asites, Shifting
dullness (+)

Sirosis Hepatis Std DC Tirah baring


+ Anemia e.c. Penyakit
Kronis dd/ Defisiensi Diet Hati II + Diet DM
Besi + DM tipe II
1600 kKal
IVFD NaCl 0,9% 20
gtt/i
Inj.Cefotaxim
1gr/8jam
Ranitidine 50 mg/12
jam
Furosemide
20mg/12jam

Hb/WBC/Plt:
5,2/5620/108.000

Spironolacton

MCV/MCH/MCHC:

1x100mg

71/18,9/26,7
Ferritin/ Iron/TIBC:
60,50/19/248
Saturasi transferin:
7,66%

Sistenol 3x500 mg
Lactulac 3x CII
SF 3x200mg

25 Juli 2016

Perut membesar (+),


Muka pucat (+),
Lemas (+)

Compos mentis
TD: 140/80 mmHg
HR : 100x/i
RR: 20x/i
T:35,5 C
Mata
Anemis (+/+)
Ikterik (-/-)

Sirosis Hepatis Std DC Tirah baring


+ Anemia e.c. Penyakit
Kronis dd/ Defisiensi Diet Hati II + Diet DM
Besi + DM tipe II
1600 kKal
IVFD NaCl 0,9% 20
gtt/i
Inj.Cefotaxim

Thoraks
SP : Vesikuler
ST : -

1gr/8jam
Ranitidine 50 mg/12

Abdomen
Asites,
dullness (+)
Ekstremitas
Oedem

Shifting

jam
Furosemide
20mg/12jam
Spironolacton
1x100mg
Sistenol 3x500 mg
Lactulac 3x CII
SF 3x200mg

26 Juli 2016

Perut membesar (+),


Muka pucat (+),
Lemas (+)

Compos mentis
TD: 130/70 mmHg
HR : 84x/i
RR: 20x/i
T:35,6 C
Mata
Anemis (+/+)
Ikterik (-/-)
Thoraks
SP : Vesikuler
ST : Abdomen
Asites,
Shifting
dullness (+)
Ekstremitas
Oedem Inferior
Hb/WBC/Plt:
4,7/5140/96.000
MCV/MCH/MCHC:

74/19,8/26,7

Sirosis Hepatis Std DC Tirah baring


+ Anemia e.c. Penyakit
Kronis dd/ Defisiensi Diet Hati II + Diet DM
Besi + DM tipe II
1600 kKal
IVFD NaCl 0,9% 20
gtt/i
Inj.Cefotaxim
1gr/8jam
Ranitidine 50 mg/12
jam
Furosemide
20mg/12jam
Spironolacton
1x100mg
Sistenol 3x500 mg
Lactulac 3x CII
SF 3x200mg

27 Juli 2016

Perut membesar (+),


Muka pucat (+),
Lemas (+)

Compos mentis
TD: 130/70 mmHg
HR: 92x/i
RR: 20x/i
T:36,7 C
LPB: 102
LPD: 107
Mata
Anemis (+/+)
Ikterik (-/-)
Thoraks
SP : Vesikuler
ST : Abdomen
Asites,
dullness (+)

Sirosis Hepatis
DC + Anemia
Penyakit Kronis
Defisiensi Besi +
tipe II

Std Tirah baring


e.c.
dd/ Diet Hati II + Diet DM
DM
1600 kKal
IVFD NaCl 0,9% 20
gtt/i
Inj.Cefotaxim
1gr/8jam
Ranitidine 50 mg/12
jam

Shifting

Ekstremitas
Oedem Inferior

Furosemide
20mg/12jam
Spironolacton
1x100mg
Sistenol 3x500 mg
Lactulac 3x CII
SF 3x200mg

28 Juli 2016

Perut membesar (+),


Muka pucat (+),
Lemas (+)

Compos mentis
TD: 140/80 mmHg
HR: 88x/i
RR: 20x/i
T:35,8 C
LPB: 104
LPD: 106
UOP: 250cc

Sirosis Hepatis
DC + Anemia
Penyakit Kronis
Defisiensi Besi +
tipe II

Std Tirah baring


e.c.
dd/ Diet Hati II + Diet DM
DM
1600 kKal
IVFD NaCl 0,9% 20
gtt/i
Inj.Cefotaxim

Mata
Anemis (+/+)
Ikterik (-/-)

1gr/8jam
Ranitidine 50 mg/12

Thoraks
SP : Vesikuler
ST : -

jam

Abdomen
Asites,
dullness (+)

20mg/12jam

Ekstremitas
Oedem

Furosemide
Shifting

Spironolacton
1x100mg
Sistenol 3x500 mg
Lactulac 3x CII
SF 3x200mg

29 Juli 2016

Perut membesar (+),


Muka pucat (+),
Lemas (+)

Compos mentis
TD: 140/90 mmHg
HR: 80x/i
RR: 20x/i
T:36,9 C
LPB: 101
LPD: 105
Mata
Anemis (+/+)
Ikterik (-/-)

Std Tirah baring


e.c.
dd/ Diet Hati II + Diet DM
DM
1600 kKal
IVFD NaCl 0,9% 20
gtt/i
Inj.Cefotaxim
1gr/8jam
Ranitidine 50 mg/12

Thoraks
SP : Vesikuler
ST : Abdomen
Asites,
dullness (+)

Sirosis Hepatis
DC + Anemia
Penyakit Kronis
Defisiensi Besi +
tipe II

jam
Furosemide
Shifting

20mg/12jam
Spironolacton

Ekstremitas
Oedem Inferior

1x100mg

Hb/WBC/Plt:
7,9/5210/97.800

Sistenol 3x500 mg

MCV/MCH/MCHC:

Lactulac 3x CII

79/23,3/29,5
SF 3x200mg

01 Agustus 2016

Perut membesar (+),


Muka pucat (+),
Lemas (+)

Compos mentis
TD: 120/80 mmHg
HR: 76x/i
RR: 16x/i
T:36,3 C
LPB: 101
LPD: 106
Mata
Anemis (+/+)
Ikterik (-/-)
Thoraks
SP : Vesikuler
ST : Abdomen
Asites,
Shifting
dullness (+)
Ekstremitas
Oedem Inferior (+/+)

Sirosis Hepatis
DC + Anemia
Penyakit Kronis
Defisiensi Besi +
tipe II

Std Tirah baring


e.c.
dd/ Diet Hati II + Diet DM
DM
1600 kKal
IVFD NaCl 0,9% 20
gtt/i
Inj.Cefotaxim
1gr/8jam
Ranitidine 50 mg/12
jam
Furosemide
20mg/12jam
Spironolacton
1x100mg
Sistenol 3x500 mg
Lactulac 3x CII
SF 3x200mg

02 Agustus 2016

Perut membesar (+),


Muka pucat (+),
Lemas (+)

Compos mentis
TD: 125/80 mmHg
HR: 72x/i
RR: 16x/i
T:35,8 C
KGD: 183
Mata
Anemis (+/+)
Ikterik (-/-)
Thoraks
SP : Vesikuler
ST : Abdomen
Asites,
Shifting
dullness (+)
Ekstremitas
Oedem Inferior

Sirosis Hepatis
DC + Anemia
Penyakit Kronis
Defisiensi Besi +
tipe II

Std Tirah baring


e.c.
dd/ Diet Hati II + Diet DM
DM
1600 kKal
IVFD NaCl 0,9% 20
gtt/i
Inj.Cefotaxim
1gr/8jam
Ranitidine 50 mg/12
jam
Furosemide
20mg/12jam
Spironolacton
1x100mg
Sistenol 3x500 mg
Lactulac 3x CII
SF 3x200mg

03 Agustus 2016

Baik

Compos mentis
TD: 135/80 mmHg
HR: 80x/i
RR: 18x/i
T:35,6 C
KGD: 145
Mata
Anemis (+/+)
Ikterik (-/-)
Thoraks
SP : Vesikuler
ST : Abdomen
Asites, Shifting dullness
(+)
Ekstremitas
Oedem

Sirosis Hepatis Std DC Tirah baring


+ Anemia e.c. Penyakit
Kronis dd/ Defisiensi Diet Hati II + Diet DM
Besi + DM tipe II
1600 kKal
IVFD NaCl 0,9% 20
gtt/i
Inj.Cefotaxim 1gr/8jam
Ranitidine

50

mg/12

jam
Furosemide
20mg/12jam
Spironolacton 1x100mg

Sistenol 3x500 mg
Lactulac 3x CII
SF 3x200mg

04 Agustus 2016

Baik

Compos mentis
TD: 130/80 mmHg
HR: 80x/i
RR: 17x/i
T:36,3 C
KGD: 88
Mata
Anemis (+/+)
Ikterik (-/-)
Thoraks
SP : Vesikuler
ST : Abdomen
Asites,
Shifting
dullness (+)
Ekstremitas
Oedem

Sirosis Hepatis
DC + Anemia
Penyakit Kronis
Defisiensi Besi +
tipe II

Std Tirah baring


e.c.
dd/ Diet Hati II + Diet DM
DM
1600 kKal
IVFD NaCl 0,9% 20
gtt/i
Inj.Cefotaxim
1gr/8jam
Ranitidine 50 mg/12
jam
Furosemide
20mg/12jam
Spironolacton
1x100mg
Sistenol 3x500 mg
Lactulac 3x CII
SF 3x200mg

Diskusi
TEORI

KASUS

Epidemiologi dan Faktor Risiko

Diperkirakan ADB di Indonesia berdasarkan jenis


kelamin yaitu laki-laki 16-50% dan 25-84% pada
perempuan tidak hamil. ADB jarang diderita oleh lakilaki

dan

wanita

post-menopause

jika

bukan

Seorang wanita, usia 64 tahun datang


dengan

keluhan

lemas.

pengakuan OS, lebih suka mengkonsumsi

penyebabnya pendarahan.

sayur

Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh faktor

perdarahan tidak dijumpai.

nutrisi akibat kurangnya jumlah besi total dalam


makanan, atau kualitas besi (bioavailabilitas) besi yang
tidak baik (makanan banyak serat, rendah vitamin C,
dan rendah daging)

Menurut

dibandingkan

daging.

Riwayat

Gejala Klinis
Gejala ini berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata Keluhan lemas dialami sejak 1 bulan SMRS. Lemas
berkunang-kunang, serta telinga berdenging. Pada
pemeriksaan fisik dijumpai pasien yang pucat, terutama
pada konjungtiva dan jaringan di bawah kuku. Pada

dialami oleh OS sepanjang waktu. OS juga merasa


mudah lelah jika beraktivitas. OS juga

umumnya sudah disepakati bahwa bila kadar Hb<7g/dL mengeluhkan wajah pucat. Riwayat perdarahan
maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas.

spontan seperti mimisan (-), gusi berdarah (-), BAB

Gejala khas yang dijumpai pada defisiensi besi namun hitam (-), lebam di kulit (-). BAB normal, BAK
tidak dijumpai pada anemia lain adalah
normal. Riwayat sakit darah tinggi (-). Riwayat
Koilonikia,
Atrofi papil lidah
Stomatitis angularis
Disfagia

sakit gula (-). Riwayat penyakit cacingan disangkal.

Diagnosis
Ada beberapa tahap dalam menentukan diagnosis anemia

Hasil pemeriksaan Laboratorium OS:

defisiensi besi. Tahap pertama adalah menentukan adanya

Hb: 7,9
anemia dengan mengukur kadar hemoglobin atau hematokrit. WBC: 5210
Plt: 97.800
Tahap kedua adalah memastikan adanya defisiensi besi dan tahap
terakhir adalah menentukan penyebab dari terjadinya anemia
defisiensi besi tersebut.
Selain anamnesis dan pemeriksaan fisik, juga dilakukan

MCV: 79
MCH: 23,3
MCHC: 29,5

pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis


anemia defisiensi besi. Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara

Ferritin: 60,50

lain:

Iron: 19
TIBC: 248
Saturasi transferin: 7,66%

a. Hemoglobin (Hb)
b. Penentuan Indeks Eritrosit
c. Mean Corpuscular Volume (MCV)
d. Mean Corpuscle Haemoglobin (MCH)
e.

Mean

Corpuscular

Haemoglobin

Concentration

(MCHC)
i. Besi Serum (Serum Iron)
j. Serum Transferrin (Tf)
k.Transferrin Saturation (Jenuh Transferrin)
l. Serum Ferritin (SF)

Penatalaksanaan

Aktivitas :

Sulfas Ferrosus 325mg

Tirah baring

Non medikamentosa:
Meningkatkan asupan tinggi hem hewani.
Mengkonsumsi makanan yang membantu penyerapan

Diet :
Diet Hati II + Diet DM 1600 kKal

zat besi seperti vit C


Mengurangi makanan yang menghambat penyerapan Tindakan suportif :
besi seperti Makanan yang kaya tannates seperti teh, IVFD NaCl 0,9% 20 gtt/i
atau obat-obat yang meningkatkan pH lambung seperti
antasida, proton pump inhibitor, histamine H2

Medikamentosa:
Inj.Cefotaxim 1gr/8jam
Ranitidine 50 mg/12 jam
Furosemide 20mg/12jam
Spironolacton 1x100mg
Sistenol 3x500 mg
Lactulac 3x CII
SF 3x200mg

KESIMPULAN
Ngatinem, Perempuan, 64 tahun berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang didiagnosis dengan Sirosis Hepatis Std
DC + Anemia e.c. Penyakit Kronis dd/ Defisiensi
Besi + DM tipe II, dianjurkan untuk dirawat inap.
Pasien diberikan IVFD NaCl 0,9% 20 gtt/i makro,
Tirah baring, Diet Hati II + Diet DM 1600 kKal,
Inj.Cefotaxim 1gr/8jam, Ranitidine 50 mg/12 jam,
Furosemide 20mg/12jam, Spironolacton 1x100mg,
Sistenol 3x500 mg, Lactulac 3x CII, SF 3x200mg.
Pasien dirawat sejak tanggal 20 Juli 2016. Pasien
Pulang Berobat jalan (PBJ) tanggal 4 Agustus 2016.

Você também pode gostar