Você está na página 1de 47

PERITONITIS

Kelompok 8B

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Definisi, klasifikasi, dan etiologi peritonitis
2. Patogenesis dan patofisiologi peritonitis
3. Manifestasi klinik peritonitis
4. Penegakan diagnosis peritonitis dan pemeriksaan colok dubur
5. Diagnosa banding peritonitis
6. Pemeriksaan penunjang
7. Tatalaksana kegawatdaruratan
8. Merencanakan tatalaksana tumor pada saluran pencernaan

Manifestasi Klinik Peritonitis


PERITONITIS

Peradangan pada
peritonium

PERFORASI

INFLAMASI

Hasil akhir dari


suatu
peradangan
pada abdomen

Apendisitis
Obstruksi
Intestinal
Pankreatitis

Manifestasi Klinik Peritonitis


Demam
Konstipasi yang juga disertai dengan muntah
Defense Musculaire
Peristaltik usus melemah bahkan sampai menghilang
Lokasi dari defense musculaire mendukung ke arah etiologi. MIsal : terdapat
defense muscular pada daerah epigastrium -> gastritis kronik

TP 1

Etiologi
Penyebaran infeksi dari organ perut
yang terinfeksi

Peritonitis
Infeksi dari rahim dan
saluran telur yang
disebabkan oleh beberapa
jenis kuman (termasuk yang
menyebabkan gonorrhoe dan
infeksi chlamidia).

Kelainan hati atau gagal jantung,


dimana cairan bisa berkumpul di perut
(asites) dan mengalami infeksi
Peritonitis dapat terjadi setelah suatu
pembedahan.
Luka tusuk karena bakteri dari pisau
atau benda tajam yang masuk ke
rongga abdomen.

Patofisiologi Peritonitis

TP 3

PENEGAKAN DIAGNOSIS

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Rectal Toucher
Penjelasan prosedur & Informed Consent
Pemeriksaan fisik abdomen untuk kasus gastrointestinal, urologi, dan ginekologi
Inspeksi dan palpasi
Posisi Pasien :
Lithotomy
Sims Position (Miring ke kiri)
Knee Chest Position

Rectal Toucher

Inspeksi
Perianal dan perineum dibawah penerangan yang baik
Merengganggkan anus oleh 2 jari tangan/menarik bokong pasien ke atas
Adanya hemoroid eksterna/interna, fisura ani, atau tumor dapat terlihat dengan
baik

Palpasi
Telunjuk tangan kanan yang telah memakai sarung tangan diolesi jeli/vaseline
1) Bagian
palmar ujung
jari telunjuk
pada tepi anus

2) secara perlahan
tekan agak
memutar sehingga
jari tangan masuk
ke dalam lumen
anus

3) Nilai tonus
sfingter ani
(kuat/tidak)

4) Masuk lebih dalam, raba dinding anus (spasme anus? tumor? nyeri? keras?)
5) Raba ampula (rektum bagian distal)
6) Raba lagi ke arah jam 12

terjadi kolaps atau tidak

pembesaran prostat atau tidak

7)Tarik keluardarah? lendir? feses?

DIAGNOSIS BANDING PERITONITIS


&
PEMERIKSAAN REKTAL TOUCHER
( COLOK DUBUR )
TP 5

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PERITONITIS ET CAUSA
TB

ULTRASONOGRAFI

CAIRAN DALAM RONGGA


PERITONIUM YANG BEBAS
DAN TERFIKSASI

CT-SCAN
Tidak ada suatu gambaran
yang khas, secara umum
hanya ditemukan gambaran
peritoneum yang berpasir.

Peritonoskopi (Laparoskopi)
Tuberkel dengan ukuran yang bervariasi pada dinding peritoneum dan usus,
dapat pula dijumpai permukaan hati. Tuberkel dapat bergabung dan
merupakan sebagai nodul.
Adanya perlengketan yang dapat merubah letak anatomi yang normal.
Perlengketan diantara usus mesenterium dan peritoneum
Peritoneum sering mengalami perubahan dengan permukaan yang sangat
kasar yang kadang-kadang berubah gambarannya menyerupai nodul.
Cairan esites sering dujumpai berwarna kuning jernih, kadang-kadang cairan
tidak jernih lagi tetapi menjadi keruh

PEMERIKSAAN LAB
Pemeriksaan Darah Tepi
- LED meningkat
- Tes tuberculin (-)
Analisa Cairan Asites
- Exudat dengan protein > 3 gr/dl jumlah sel diatas 100-3000sel/ml
- Persentase kultur BTA (+) meningkat bila cairan asites disentrifugasi

INTERPRESTASI RECTAL TOUCHER

BELUM SELESAI JANGAN DI COPY DULU YA :)

TATALAKSANA GAWAT DARURAT


peritonitis primer

peritonitis

peritonitis sekunder

peritonitis primer

gawat darurat non bedah, dengan pemberian antibiotika broad spectrum bila
diagnosa telah ditegakkan.
pasien peritonitis primer umumnya mengalami perbaikan gejala dalam 72 jam
pemberian antibiotik yang tepat
peritonitis sekunder :
terapi bergantung pada penyakit dasarnya memerlukan tindakan bedah
(laparatomi). sifat peritonitis sekunder ini life-saving

pengobatan peritonitis
mengistirahatkan gastrointestinal dengan puasa dan pemasangan selang
nasogastrik tube (NGT)
atasi syok, koreksi cairan elektrolit
antibiotika berspektrum luas
obat-obat yang menstimulasi aktivitas usus tidak boleh diberikan
penyakit yang berhubungan dan akibat umum peritonitis harus di obati
lakukan pembedahan (laparatomi)

tujuan utama tindakan pembedahan


mengeleminasi sumber infeksi
menguurangi kontaminasi bakteri pada cavum peritoneal
mencegah sepsis

pencegahan peritonitis
Mengurangi minum alkohol dan obat yang dapat menyebabkan sirosis
Menghindari appendicitis dan diverticulitis (memakan makanan banyak serat
dan makan-makanan yang bersih)
Menghindari salpingitis dengan cara berhubungan badan yang sehat
Menghindari peritonitis dan abses yang disebabkan pascaoperasi dengan
memakai alat-alat operasi yang bersih dan septis, tidak meninggalkan sisa
pada operasi

Pernecanaan Tatalaksana Tumor pada


Saluran Pencernaan

Tumor rongga mulut


Terapi utama karsinoma rongga mulut ialah pembedahan dengan melakukan
eksisi luas dengan batas 1 cm dari jaringan sehat
Pada eksisi karsinoma bibir:
<30% bibir dibuang jahit primer
>30% bibir dibuang transposisi bibir

karsinoma mulut yang <2cm, bisa dilakukan melalui mulut, sedangkan tumor
yang lebih besar memerlukan eksisi dengan membuat sayatan
Defek luas pada operasi rekonstruksi
Terapi alternatif pada tumor berukuran kecil dapat digunakan radioterapi.

Tumor Orofaring
Tumor T1 dan T2 pembedahan / radioterapi
tumor T3 dan T4 terapi dengan kemoradiasi, jikalau gagal dilakukan
pembedahan

tumor esofagus
Pemilihan cara penanganan karsinoma esofagus sangat bergantung pada
stadium
letak tumor.
Pembedahan dapat berupa :
reseksi
pembedahan bersifat paliatif.
Cara lain pengobatan karsinoma esofagus ialah dengan penyinaran. Jenis
karsinoma epidermoid cukup radiosensitif, berbeda dengan jenis
adenokarsinoma yang radioresisten.

tumor lambung
polip kecil dikeluarkan sewaktu endoskopi
jika ada tanda gasterektomi
Karsinoma lambung:
pembedahan dilakukan dengan maksud:
kuratif
palatif
kemoterapijika terdapat kasus tidak dapat direseksi

tumor Usus halus


terapi pengangkatan tumor
pada tumor jinak bedah ditujukan untuk memulihkan pasase usus
pada tumor ganas dilakukan reseksi radikal
tumor karsinoid pengangkatan metastasis secara berulang.

tumor apendiks
Karena tumor apendiks bisa metastase ke kelenjar limfe regional, dianjurkan
hemikolektomi kanan yang akan memberikan harapan hidup yang jauh lebih baik
dibandingkan hanya apendektomi.
pada karsinoid apendiks, jikalau karsinoidnya bermetastasis dan berulang maka
diperlukan operasi radikal.
Apabila spesimen patologik apendiks menunjukan karsinoid dan pangkal tidak
bebas tumor, dilakukan operasi ulang reseksi ileosekal atau hemikolektomi kanan.

tumor kolon dan rektum


Tumor kolon asenden hemikolektomi kanan lalu anstomose ujung ke ujung.
Tumor di fleksura hepatika hemikolektomi.
Tumor kolon transversum reseksi kolon troansversum, lalu anastomosis
ujung ke ujung
Tumor kolon desendenhemikolektomi kiri.
Tumor sigmoid reseksi sigmoid dan pada tumor rektum sepertiga proksimal
dilakukan reseksi anterior.
Tumor rektum sepertiga tengahreseksi dengan mempertahankan sfingter anus
Tumor rektum sepertiga distal amputasi rektum melalui reseksi

tumor anus
Tumor lokal dan kecil dapat ditangani dengan eksisi lokal. Terapi radiasi dapat
berguna sebagai upaya paliatif bila tumor bersifat radiosensitif. Pembedahan
radikal harus dilanjutkan untuk tumor invasif tanpa penyebaran di luar daerah
lokoregional.

DAFTAR PUSTAKA
http://drianhuang.com/informasi-kesehatan/tenaga-medis/peritonitis/
Buku Ajar Ilmu Bedah, shamsuhidajat-de jong. edisi3.Jakarta.Penerbit buku
kedokteran EGC.2010
Gearhart SL, Silen W. Acute appendisitis and peritonitis. Dalam: Fauci A,
Braunwald E, Kasper D, Hauser S, Longo D, Jameson J, et al, editor
(penyunting). Harrisons principal of internal medicine. Edisi ke-17 Volume II.
USA: McGrawHill; 2008. hlm. 1916-7

Você também pode gostar